Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Kritis berjudul “Asuhan Keperawatan Tn.
K dengan Oedema Cerebri akibat Cedera Kepala Berat di Ruang ICU RSAM ”. Dalam
penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ns. Tiara. Mns selaku dosen pembimbing akadmik.


2. Ibu Ns, Hotmaida S.Kep selaku pembimbing lahan praktik.
3. Seluruh staf Ruang ICU RSAM yang selalu memberikan bantuan dan dorongan baik materiil
maupun spiritual.
4. Teman-teman seperjuangan Program Profesi STIKes Muhamadiyah yang kami cintai.
5. Semua pihak yng tidak mungkin kami sebutkan satu per satu.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi sempurnanya makalah. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi kami maupun bagi pembaca.

Bandar Lampung, Mei 2019

Kelompok III
BAB I
A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen masih menduduki peringkat
yang tinggi sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Kebutuhan oksegen merupakan
kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan fisiologis. Pemenuhan kebutuhan oksigen ditunjukkan
untuk menjaga kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan kehidupanya, dan
melakukann aktivitas bagi berbagai organ dan sel (Iqbal, 2008).

Sumbatan jalan nafas merupakan salah satu gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen
penyebab kematian utama yang kemungkinan masih dapat diatasi. Penolong harus dapat
mengenal tanda-tanda dan gejala-gejala sumbatan jalan nafas dan menanganinya dengan cepat
walaupun tanpa menggunakan alat yang canggih (Rieja, 2010).

Masalah yang muncul dalam pemenuhan kebutuhan oksigen bisa dikarenakan adanya gangguan

pada fungsi pernafasan yang menyebabkan masalah gangguan perukaran gas dan perubahan pola

napasserta bersihan jalan nafas tidak efektif banyak (Brunner & Suddarth, 2008).

Bersihan jalan nafas merupakan kondisi pernafasan yang tidak normal akibat ketidak mampuan
batuk secara efektif dapat disebabkn oleh secret yang kental atau berlebihan akibat penyakit
infeksi, imobolisasi, dan batuk tidak efektif. Karena penyakit persarafan seperti cerebro vaskuler
accident (CVA), efek pengobatan sedative dan lain-lain. Bersihan jalan nafas mempunyai tanda-
tanda seperti batuk tidak efektif, tidak mampu mengeluarkan sekresi di jalan nafas, suara nafas
menunjukan adanya sumbatan dan jumlah irama,dan kedalaman pernafasan tidak normal (
Hidayat A, 2009 )

Menurut WHO setiap tahun di Amerika Serikat hampir 1.500.000 kasus cedera kepala.
Saat ini di Amerika terdapat sekitar 5.300.000 orang dengan kecacatan akibat cedera
kepala (Moore & Argur, 2007). Di Indonesia, cedera kepala berdasarkan hasil Riskesdas
2013 menunjukkan insiden cedera kepala dengan CFR sebanyak 100.000 jiwa meninggal
dunia (Depkes RI, 2013).

Cedera kepala merupakan permasalahan kesehatan global sebagai penyebab kematian,


disabilitas, dan defisit mental. Penderita cedera kepala seringkali mengalami edema serebri
yaitu akumulasi kelebihan cairan di intraseluler atau ekstraseluler ruang otak yang
mengakibatkan meningkatnya tekanan intra kranial. (Kumar, 2013).

Di Provinsi Lampung terdapat kasus cedera kepala yang sebagian besar disebabkan
oleh kecelakaan lalulintas selama tiga tahun (2008-2010) dengan jumlah kasus 3.578 Depkes
RI, 2010).

Berdasarkan data rekam medis dari Ruang ICU Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar
Lampung untuk bulan Mei 2019 terdapat 13 pasien yang mengalami cedera kepala. Lima
diantaranya yang mengalami cedera kepala dilakukan operasi kraniotomi . (Rekam Medik
Ruang ICU,2019)

Pada pasien post operasi kraniotomi membutuhkan perawatan yang lebih intensif untuk
mengurangi komplikasi akibat pembedahan. Komplikasi pasca bedah yang sering terjadi
yaitu peningkatan tekanan intrakranial,perdarahan,syok hipovolemik,ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit,infeksi dan kejang ,(Brunner dan Suddarth, 2002).

Pada pasien post kraniotomi akan mengalami penurunan kesadaran sehingga pasien tidak
mampu untuk mengsekresi secret, dari ketidak mampuan mengsekresi secret,akan mengalami
penumpukan pada saluran pernafasan sehingga muncul masalah Ketidak Efektifan bersihan
jalan nafas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan data yang didapatkan, kami tertarik untuk membuat
karya tulis ilmiah mengenai ‘Laporan Kasus Pasien dengan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Pada Pasien Post Kraniotomi atas indikasi Cidera Kepala Berat Di Ruang Intensive Care Unit
Rumah Sakit Abdul Moeleok”
C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum
Diperolehnya pengetahuan pelaksanaan asuhan keperawatan pada kasus gangguan
sistem pernafasan dengan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif.

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan data subyektif dan data obyektif
pada pasien di ruang ICU.
b. Menganalisa data yang diperoleh
c. Merumuskan diagnosa keperawatan kritis pada pasien di ruang ICU.
d. Membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan perawatan kritis
di ruang ICU.
e. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang tentukan.
f. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
g. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien.

A. Tempat Dan Waktu


a. Tempat
Asuhan keperawatan ini di lakukan di ruang ICU RSUD.Dr.Hj Abdul Moelok
Tahun 2019
b. Waktu
Asuhan Keperawatan ini di lakukan pada tanggal 10-15 mei 2019

B. Manfaat
1. Bagi RSUD Dr Hj Abdul Moeluk .
Dapat memberikan informasi dan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan Asuhan
keperawatan gawat darurat pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan : post
kraniotomin atas indikasi Cedera Kepala Berat di ruang ICU RSUD Dr Hj Abdul
Moloek.
2. Bagi STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Laporan kasus ini diharapkan menjadi referensi tambahan yang bermanfaat
khususnya bagi mahasiswa keperawatan profesi ners serta dapat dijadikan sumber
rujukan bagi penulis yang akan datang, tentang asuhan keperawatan terhadap pasien
post kraniotomi atas indikasi cedera kepeala berat.
3. Bagi Penulis
a) Penulis memahami tentang Asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien
dengan gangguan sistem pernafasan : post kraniotomin atas indikasi Cedera
Kepala Berat baik secara teoritis maupun secara klinis
b) Penulis dapat memperluas ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang
Asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan gangguan sistem
pernafasan : post kraniotomin atas indikasi Cedera Kepala Berat
c) Penulis dapat mengaplikasikan kemampuan tindakan kegawatdaruratan terhadap
pasien dengan Asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan : post kraniotomin atas indikasi Cedera Kepala Berat

Anda mungkin juga menyukai