Gambaran Umum
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP Unsoed) berlokasi di Jl. dr.
Soeparno, komplek Unsoed Karang Wangkal, Grendeng, Purwokerto, Banyumas. Pada 3
September 2012 diresmikanlah Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jenderal Soedirman
(RSGM Unsoed) Atas jerih payah drg. Arwita Mulyawati, MH.Kes dilantik menjadi Direktur
RSGM Unsoed pada tanggal 23 Mei 2012 untuk periode jabatan 2012-2016. RSGM
ditetapkan sebagai Rumah Sakit tipe B, dan untuk operasionalnya telah dikeluarkan Izin
Operasional Tetap RSGM Unsoed melalui SK Kepala Badan Penanaman Modal Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor : 445/4932/2015 pada tanggal 02 November 2015 (RSGM,
2015). Keunggulan dari RSGM Unsoed adalah pelayanan kesehatan gigi yang terpadu dan
paripurna. Setiap keluhan yang dihadapi pasien akan ditangani secara tuntas dan menyangkut
semua aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. falsafah RSGM Unsoed yaitu
“melayani dengan sepenuh hati”. Selain itu, RSGM Unsoed adalah Rumah Sakit milik
Pemerintah dalam hal ini Universitas Jenderal Soedirman dengan sisitem pengelolaan
keuangannya adalah Badan Layanan Umum (BLU).
Struktur organisasi Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Jenderal Soedirman
(ada di slide)
Instalasi Pelayanan Umum atau sering disebut UPU (unit pelayanan umum) adalah
unit pelayanan yang dipimpin oleh seorang Penanggungjawab. Kepala instalasi bertanggung
jawab kepada wakil direktur bidang pelayanan medik, keperawatan dan penunjang serta
dibawah pengawasan komite medik. Layanan UPU dilaksanakan oleh dokter gigi. Adapun
Jumlah tenaga medis yang tersedia di Instalasi Klinik Pelayanan Umum adalah 12 Dokter
Gigi dan 5 Perawat Gigi. Pelayanan gigi di bagian UPU sudah bekerjasama dengan Instalasi
Radiologi sehingga sewaktu dokter gigi membutuhkan rontgen foto untuk membantu
menegakan diagnosis, pasien tidak perlu menunggu atau menunda perawatan. Selain
bekerjasama dengan Instalasi Radiologi, bagian pelayanan gigi di UPU juga bekerjasama
dengan Instalasi Laboratorium Gigi. Struktur organisasi klinik UPU RSGM adalah sebagai
berikut (Ada di slide).
B. Manajemen Sumber Daya
1. Planning dan organizing
Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) memberikan pelayanan selama 24 jam 7 hari
dalam bentuk pelayanan Instalasi Gawat Darurat. Pada salah satu unit khususnya yaitu Unit
Pelayanan Umum (UPU) memberikan pelayanan pada hari senin hingga sabtu. Sesuai
dengan aturan ketenagakerjaan, dokter gigi UPU memberikan pelayanan selama 37 jam
selama 1 minggu. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di UPU dilaksanakan
dengan adanya pembagian shift pagi dan sore. Setiap shift dijalankan selama 7 jam,
sehingga pelayanan UPU mulai dari jam 7.00 hingga pukul 22.00 . Pelayanan UPU pada
hari senin hingga jumat diberikan oleh dokter gigi PNS dan kontrak UPU, sedangkan pada
hari sabtu pelayanan diberikan oleh dokter gigi UPU dan bantuan dari dokter gigi sukarela.
Pengaturan dan pembagian beban kerja pada SDM UPU dilakukan berdasarkan shift yang
ada. Adapun perhitungannya yaitu sebagai berikut :
Total kunjungan selama 3 bulan
Jumlah kunjungan rata – rata = jumlah hari
Jumlah kunjungan rata−rata
Beban kerja = jumlah tenaga kerja
C. Manajemen Keuangan
1. Planning
UPU tidak melakukan tindakan apapun dalam memanajemen keuangannya sebab
pasien membayar ke kasir lalu kasir member ke wadir III lalu wakil direktur III memberi
langsung ke rektorat per hari dengan melalui badan khusus yang mengelola keuangan.
UPU termasuk RSGM bertanggung jawab atas pendapatannya kepada Unsoed. Apabila
RSGM ingin meminta sejumlah uang maka meminta dengan membuat perencanaan
terlebih dahulu.
2. Organizing
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh UPU adalah umum dan spesialis dan
pennetuan tarif nya ditentukan setiap tahun namun sudah 2 tahun ini tarif RSGM tidak
berubah dan penentuan tarif RSGM sendiri menggunakan perhitungan unit cost, yaitu total
biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung 30% persen dari biaya
langsung. Kemudian, dibandingkan dengan pihak fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
RSGM sampai saat ini belum bekerja sama dengan badan asuransi, tetapi saat ini sedang
dalam proses pengurusan asuransi. Pada bulan Agustus 2018, RSGM akan mendapat
bantuan dana, yaitu kontribusi universitas dikarenakan RSGM akan melakukan akreditasi
menjadi RS Pendidikan.
3. Actuating
Penghasilan RSGM tidak semata-mata hanya dari UPU saja tapi juga dari farmasi,
IGD, dental lab, dan lain-lain. Sejauh ini pemasukan RSGM masih lebih tinggi dibanding
pengeluaran dan belum pernah terjadi defisit.
4. Controlling
Hambatan yang pernah dialami RSGM dalam manajemen keuangan sejauh ini tidak
ada karena penyetoran dilakukan setiap hari. Hambatannya mungkin saat butuh dana atau
tambahan SDM tidak bisa langsung disetujui oleh pihak universitas. Sistem pencatatan
RSGM setiap hari kemudian setiap bulan dilakukan perekapan ulang. Pemeriksaan
keuangan dan evaluasi keuangan dilakukan setiap tahun.
D. Manajemen Sarana Prasaran
Tim K3 (kesehatan keamanan keselamatan kerja) koordinator ibu Nurulfah dari jurusan
Kesehatan Masyarakat. K3 terdiri dari 10 orang ( 5 orang teknisi) merupakan unit dari
MFK (Manajemen Fasiltas Kesehatan) koordintor drg Yon Triono. MKF selalu
memberikan pelatihan rutin khususnya untuk teknisi agar meningkatkan kualitas. Dalam
menjalankan manajemen sarana prasarana, RSGM tidak menjalin kerjasama dengan
pihak lain. Dalam pengaturan air, telpon, dan listrik di RSGM diatur dan dibayar oleh
pihak pusat atau rektor. RSGM melakukan penghematan berupa pematian listrik pada
malam hari atau saat peralatan tidak digunakan. Terdapat ruang tunggu pasien, ruang
tunggu disamakan dengan lansia, anak-anak maupun penyandang cacat. Unit Pelayanan
Umum memiliki 8 ruang tindakan dan 8 dental unit yang terdiri dari 4 ruangan tindakan
dokter gigi umum dan 4 ruang tindakan dokter gigi spesialis. Perbedaan fasilitas hanya
terdapat pada alat –alat penunjang medis yang berada di dalam lemari ruang tindakan.
Alat-alat penunjang medis yang berada di dalam lemari disesuaikan dengan bidangnya
masing-masing. Sistem pensterilan alat di RSGM dilakukan di satu pusat yaitu ruangan
CSSD yang merupakan tempat sterilisasi pusat yang terletak di lantai 3 RSGM. Di jam-
jam ertentu, petugas akan mengambil peralatan yang telah digunakan untuk disterilkan
dan kemudian akan dikembalikan setelah peralatan telah steril.
Dalam pengajuan Bahan Habis Pakai dilakukan ketika terdapat laporan dari
dokter gigi. Dokter gigi kan melapor kepada perawat gigi kemudian perawat gigi akan
menulis di buku bahan habis pakai. Setelah itu bagian administrasi akan menghubungi
ruang penyimpanan obat atau bagian logistik. Apabila bahan tersebut tersedia di ruang
obat maka bahan tersebut langsung diberikan kepada ruang Unit Pelayanan Umum.
Apabila tidak ada maka bahan yang dibutuhkan akan dibuat laporan pengajuan kepada
bagian keuangan. Bahan Habis Pakai pengajuan dapat dilakukan segera dan dilakukan
pemantauan setiap saat. Sedangkan pemeriksaan
kerusakan alat dilakukan ketika terdapat laporan kerusakan dari dokter gigi. Di
RSGM terdapat kartu Maintainen yang dipegang oleh dokter gigi yang berpraktek di
ruang tindakan. Terdapat tiga simbol yang biasanya dilaporkan oleh dokter gigi yaitu “X”
apabila alat rusak total dan tidak dapat digunakan kembali, “O” Apabila terdapat
kerusakan namun masih bisa digunakan sedangkan “V” untuk apabila alat dalam kondisi
baik-baik saja. Ketika terdapat kerusakan dokter gigi akan memberikan simbol kerusakan
dan teknisi akan segera melakukan pemeriksaan apakah alat tersebut masih bisa
diperbaiki atau tidak. Pelaporan kerusakan akan dilakukan oleh K3. K3 juga memiliki
kartu perbaikan pelaporan yang berguna untuk melaporkan hasil perbaikan yang
dilakukan. Pelaporan perbaikan terdapat 2 bentuk pelaporan yaitu “OKE” dan
“MENUNGGU”. “OKE” akan dipilih ketika alat telah diperbaiki, sedangkan
“MENUNGGU” akan dipilih ketika kerusakan lumayan parah dan membutuhkan biaya
dalam perbaikan.
Anggaran belanja untuk bahan atau alat di Unit Pelayanan Umum memerlukan
laporan yang ditujukan kepada pemegang keuangan. Apabila alat atau bahan yang
dibutuhkan tidak melebihi satu juta maka akan diproses menggunakan uang kas RSGM.
Sedangkan apabila pembelian melebihi 1 juta maka sebelumnya harus diajukan dan
dibuat laporan perencanaan terlebih dahulu kepada direktur yang akan dilaporkan juga
kepada pusat atu rektorat.
E. Manajemen Kunjungan
1. Planning
Pelayanan kesehatan yang baik, memiliki manajemen pada setiap bidangnya,
termasuk manajemen kunjungan. Manajemen kunjungan UPU bertanggung jawab
langsung kepada direktur rumah sakit. Rencana strategi manajemen UPU di bidang
kunjungan sangat banyak, tetapi tidak terealisasi karena terbentur oleh biaya.
2. Organizing
Kunjungan pasien di klinik UPU RSGM diatur dengan diberikannya tugas pada setiap
tenaga kerja. Rencana untuk meningkatkan kualitas kinerja manajemen kunjungan
dengan mengatasi antrian pasien yang terlalu lama akan dibuat sistem pendaftaran
perlantai
3. Actuating
Klinik UPU RSGM memiliki waktu operasional jam 07.00-21.00, waktu opersional
tersebut terbagi menjadi dua sift yaitu pagi dan siang. Pasien yang akan melakukan
perawatan di klinik UPU RSGM dapat memilih dokter sesuai dengan keinginannya. Klinik
UPU RSGM ini belum bekerja sama dengan pihak asuransi sosial maupun komersial.
Setiap dokter yang bertugas di klinik UPU RSGM tidak dibatasi jumlah pasiennya, tetapi
hanya dibatasi jam kerja.
Alur kunjungan pasien yang membutuhkan pelayanan di klinik UPU RSGM yaitu,
pasien datang langsung mendaftarkan diri di loket pendaftaran. Bagi yang belum pernah
berkunjung, langsung mendaftarkan diri dengan menyampaikan data nama, umur, alamat
sesuai kartu identitas, selain itu menyampaikan keperluan yang diinginkan ke petugas
loket, sementara petugas loket mencetak kartu berobat pasien. Bagi pasien yang sudah
terdaftar sebagai pasien lama hanya menyodorkan kartu berobat untuk mendaftarkan diri di
loket pendaftaran. Kemudian pasien masuk ruang pelayanan rawat jalan. Pasien menuju
ruang tunggu, menanti giliran panggilan pelayanan yang diperlukan sembari rekam medis
di terima dari bagian rekam medis. Setelah mendapatkan giliran sesuai nomor antrian,
pasien diarahkan langsung menuju tempat pemeriksaan dokter gigi sesuai keluhan yang
dialaminya. apabila perawatan rujuk dilakukan surat rujukan, dan apabila tidak langsung
dilakukan perawatan. Setelah pasien mendapatkan pemeriksaan, pengobatan dan konseling,
pasien menuju ke kasir dan kemudian ke apotek untuk mengambil obat dan setelah itu
pasien dapat pulang.
Sistem rujukan klinik UPU RSGM yang pernah dilakukan yaitu merujuk ke fasilitas
kesehatan yang setingkat atau horizontal dan lebih tinggi atau vertikal. Rujukan horizontal
atau setingkat yang merujuk pasien ke fasilitas kesehatan setingkat dilakukan apabila,
klinik UPU RSGM tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien
karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau
menetap. Selain itu, pemahaman masyarakat yang cenderung mengakses pelayanan
kesehatan terdekat tanpa memperhatikan kompetensi suatu rumah sakit. Contohnya RSGM
merujuk ke RS Margono. Penerimaan rujukan dari fasilitas kesehatan yang lebih rendah
atau setingkat juga pernah dilakukan. Hal ini terjadi apabila perujuk tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan
sarana, prasarana, peralatan dan/atau ketenagaan.
Persentase kunjungan terbesar berdasarkan usia yaitu kangan mahasiswa dengan
rentang usia 18-30 tahun. Berdasarkan perawatan, persentase terbesar yaitu pulpitis. Klinik
UPU RSGM ini tidak memiliki target untuk kunjungan pasien dalam waktu satu bulan atau
satu tahun.
4. Controlling
Hambatan dalam pengelolaan kunjungan klinik UPU RSGM yaitu sumber saya
manusianya yang masih kurang, biaya, stakeholder atau birokrasi. Kendala sistem birokrasi
ini terjadi karena setiap pengajuan rumah sakit harus disetujui oleh rektorat Unsoed. Untuk
proses evaluasi, setiap tenaga kerja melakukan pengawasan atau evaluasi terhadap
manajemen kunjungan di UPU, karena tidak adanya dewan khusus yang melakukan hal
tersebut. Perekapan data kunjungan klinik UPU RSGM dilakukan perbulan dan laporannya
persemester.
F. Manajemen Limbah
1. Planning
Pak Bambang selaku koordinator tim manajemen limbah dibawah tim K3. Tim Manajmen
Limbah dibawah Tim K3 yang berperan dalam mengelola limbah tersenut. Pengelola
limbah di RSGM secara keseluruhan ada dua orang, yaitu Pak Yadi dan Pak Bambang
yang merangkap sebagai penanggungjawab sistem pengelola limbah. Pengelolaan limbah
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu limbah cair, limbah benda tajam dan limbah
infeksius. Kemudian, limbah ini dikelola masing-masing sesuai dengan jenisnya. Limbah
cair dikelola oleh pihak RSGM secara mandiri. Limbah benda tajam dan limbah infeksius
yang berupa sampah medik diangkut oleh PT. Tenang Jaya. Manajemen khusus mengenai
sistem pengelolaan limbbah yaitu berupa perlakuan limbah cair dan pemrosesan data
dengan sistem kubikasi. Hingga saat ini, sampah non medis yang berasal dari RSGM
belum dimanfaatkan dan di daur ulang. Jadi sampah non medis ini langsung diangkat ke
TPA terdekat. Menurut Pak Bambang, rencana strategis untuk memanajemen limbah dari
RSGM yaitu dibentuknya tim khusus dengan SDM yang sesuai dan fasilitas yang
memadai
2. Organizing
Tidak ada sistem khusus yang mengatur dan membaagi beban kerja dalam tim tersebut
karena sedikitnya anggota tim berwenang mengintervensi direktur saat limbah mengalami
masalah serius. Tugas dan tanggungjawab tim manajemen limbah ini tentusaja mengelola
dan mengawasi limbah di RSGM. Hak yang didapat tentu saja adalah menerima gaji. Tidak
ada sistem khusus yang mengatur dan membaagi beban kerja dalam tim tersebut karena
sedikitnya anggota tim. Dalam pengelolaan limbah medis berupa limbah benda tajam dan
limbah infeksius, RSGM bekerja sama dengan PT. Tenang Jaya untuk pengangkutan
limbah.
3. Actuating
Cara mengatur limbah medis dan non medis di RSGM yaitu dengan cara
mengelompokkan jenis limbah, apabila limbah padat dapat dipilah di rumah limbah sesuai
jenis limbahnya seperti sampah infeksius, sampah non infeksius dan sampah benda tajam.
Untuk limbah cair diolah dengan proses yang bertahap menggunakan mesin pengolah
limbah yang dibantu dengan blower sampai air limbah aman untuk dialirkan ke sungai.
Proses pengolahan limbah cair yang berupa tinja dan zat kimia yang pertama kali
dilakukan yaitu penampungan limbah tersebut di bak kontrol kemudian menuju bak filtrasi,
ada 3 macam bak filtrasi yang pertama yaitu filtrasi 1 dimana limbah cair difiltrasi kasar,
kemudian berlanjut ke bak filtrasi 2 dimana limbah cair difiltrasi menengah, kemudian
berlanjut ke filtrasi 3 dimana limbah cair difiltrasi halus. Setelah melewati bak filtrasi
kemudian limbah cair masuk ke bak ekualisasi dimana pada bak ini apabila ada endapan
limbah maka dibiarkan mengendap selanjutnya air limbah yang sudah jernih berlanjut
menuju ke mesin pengolah limbah, dengan bantuan mesin blower air limbah diolah
sedemikian rupa hingga tidak lagi berbau dan berwarna jernih. Setelah melewati tahap ini
kemudian limbah cair lenjut ke tahap kolam indikator, dimana pada kolam ini terdapat ikan
yang dijadikan indikator, apabila ikan mati maka artinya air tersebut tidak aman untuk
dialirkan ke sungai, apabila ikan di kolam indikator tidak mati maka air tersebut sudah
aman untuk dialirkan ke sungai. Kendala yang ditemukan saat pengolahan limbah ini yaitu
SDM yang sangat minim karena hanya ada 2 petugas pengolahan limbah dan biaya yang
dapat dikatakan mahal.
4. Controlling
Untuk memastikan hasil pengolahan limbah di RSGM sudah aman disalurkan ke sungai
yaitu dengan pengujian menggunakan ikan lele, apabila ikan tersebut tidak mati maka
dapat dikatakan bahwa air pengolahan limbah tersebut sudah aman untuk disalurkan di
sungai. Manajemen khusus mengenai sistem pengelolaan limbbah yaitu berupa perlakuan
limbah cair dan pemrosesan data dengan sistem kubikasi.