Oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, dengan kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Tim penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .....................................................................................................….10
B. Saran .............................................................................................................….. 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu.
Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi.
Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu
tugas atau pekerjaan.
Menurut Dr. Thomas Amstrong, setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi
yang memungkinkan mereka untuk menjadi cerdas. Sifat yang menjadi bawaan itu antara lain
: keingintahuan, daya eksplorasi terhadap lingkungan, spontanitas, Teori kecerdasan ganda
(multiple intelligences) memandang kecerdasan tidak hanya berdasarkan kemampuan logika
atau bahasa saja, namun memiliki kecerdasan-kecerdasan lain yang selama ini tidak menjadi
perhatian. Kecerdasan tidak dilihat sebagai berhasil dengan baik mengerjakan tes atau
mengingat sejumlah tugas tertentu, namun sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah
dan menghasilkan sesuatu yang berharga dalam lingkungannya. Hal ini terjadi karena seperti
yang diungkapkan oleh Kuhn (1962) bahwa : (a) inteligensi bukanlah harga mati atau secara
statis terberi saat lahir; (b) inteligensi dapat dipelajari, diajarkan, dan ditingkatkan; serta (c)
inteligensi merupakan suatu fenomena yang bersifat multidimensional dan dapat muncul
dalam berbagai tingkat dalam otak/ pikiran/system kebutuhan kita
B . Rumusan Masalah
C . Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Inteligensi berasal dari bahasa latin yaitu “intelligere” yang artinya menghubungkan
atau menyatukan antara yang satu dengan yang lainnya. Inteligensi atau kecerdasan
merupakan kata benda yang menerangkan kata kerja atau kata keterangan. Seseorang
menunjukkan inteligensinya ketika ia bertindak atau berbuat dalam suatu situasi secara
inteligent/cerdas atau bodoh, inteligensi seseorang dapat dilihat dalam caranya orang tersebut
berbuat atau bertindak
Masyarakat umum mengenal Intelligences sebagai istilah yang menggambarkan
kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang atau kemampuan untuk memecahkan
problem yang dihadapi. Kecerdasan anak dapat diperlihatkan lewat banyak cara baik itu
melalui kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisik (kemampuan motorik) atau lewat
cara sosial-emosional.
Multiple Intellegences adalah teori kecerdasan majemuk yang dipaparkan oleh
Howard Gardner. Multiple Intellegences pada dasarnya adlaah sebuah konsep yang
menujukan pada kita bahwa potensi anak-anak khususnya jika dikaitkan dengan kecerdasan,
ternyata banyak sekali.
2
3
perasaan yang ada pada diri sendiri, seperti perasaan senang ataupun sedih, apa yang dapat ia
lakukan, apa yang ingin ia lakukan, bagaimana ia bereaksi terhadap hal-hal tertentu, hal-hal
yang mana perlu dihindari, dan hal-hal yang mana yang didekati.
7. Kecerdasan Interpersonal (Naturalis Intelligence)
Kecerdasan nterpersnal merupakan kemampuan melihat dan memaham perbedaan
mood, temperamen, motivasi, dan hasrat rang lan dan bekerjasama dengan mereka. Orang
yang memiliki jenis kecerdasan berinteraksi dan bekerjasama juga senang bertindak sebagai
mediator perselisihan baik di sekolah maupun dirumah dan lingkungannya orang yang
memiliki kecerdasan interpersonal yang kuat lebih suka bekerja dalam berbagai situasi
dimana mereka dapat menjadi sosial, merencanakan secara bersama, dan bekerja dengan
orang lain demi keuntungan timbal-balik.
8. Kecerdasan Naturalis (Naturalis Intellegence)
Kecerdasan ini dikenal dengan istilah Nature Smart .Gardner (1983) mengemukakan
bahwa kecerdasan naturalis merupakan kemampuan memahami alam sekitar , mengenali
binatang dan tumbuhan di lingkungan ,sensitive terhadap corak yang berkaitan dengan dunia
alami seperti awan ,formasi batu untuk mengenali dan mengklasifikasi sejumlah spesies flora
dan fauna serta lingkungan.
Kecerdasan naturalis meliputi kemampuan seseorang untuk membedakan dam
mengelompokkam benda atau fenomena alam . Kemampuan yang mereka miliki adalah
meneliti , mengklasifikasi ,dan mengidentifikasi gejala-gejala alam (Slavin,2000).
9. Kecerdasan Eksistensial (Existential Intellegence)
Kecerdasan ini juga dikenal dengan istilah Existent smart. Gadner merumuskan nti
intellegensi eksistensial kedalam dua bagian yakni menempatkan diri sendiri dalam jangkauan
wilayah kosmos yang terjauh (yang tak terbatas maupun yang amat kecil dan menempatkan
diri sendiri dalam ciri manusiawi yang paling eksistensial) , maknahidup ,makna kematian ,
keberadaan akhir dari dunia jasmani dan psikologi pengalaman batin seperti kasih kepada
manusia lain atau terjun secara total kedalam suatu karya seni ( Amstrong ,2002 ).
Amstrong (dalam Putrayasa,2012) seorang psikologi pendidik Ameriak serikat,
hubungan antarkecerdasan tersebut .Dia memberikan tiga gambaran atas hubungan
kecerdasan-kecerdasan tersebut
1. Setiap orang memiliki kecerdasan-kecerdasan itu .Ada satu atau beberapa kecerdsan
yang menonjol ,yang lain biasanya.
2. Setiap orang dapat atau berpeluang mengembangkan kecerdasan –kecerdasan itu
sampai pada tatarn tertentu.
5
3. Kecerdasan-kecerdsan itu bekerja sama atau simultan dengan cara yang kompleks dan
unik.
Cara-cara penyampaian materi pelajaran yang dapat digunakan oleh guru sebagai
berikut :
Kecerdasan ganda sebenarnya merupakan teori yang bersifat filosofis. Hal ini tampak
pada sikapnya terhadap belajar dan pandangannya terhadapa pendidikan atau pembelajaran.
Pendidikan/pembelajaran ditinjau dari sudut pandang kecerdasan ganda lebih mengarah
kepada hakekat dari pendidikan itu sendiri, yaitu yang secara langsung berhubungan dengan
eksistensi, kebenaran, dan pengetahuan. Gambarannya tentang pendidikan diwarnai oleh
semangat Dewey yang mendasarkan diri pada pendidikan yang bersifat progresif.
Kategori-kategori yang banyak digunakan orang selama ini adalah kategori music,
pengamatan ruang, dan body-kinestetik (Amstrong, 1994). Adalah hal yang baru ketika
Garnerd memasukkan kategori-kategori itu semua ke dalam pengertian kecerdasan dan
bukannya talenta atau bakat. Garnerd menyadari bahwa banyak orang telah terbiasa
mengatakan atau mendengarkan ungkapan seperti “Ia tidak begitu cerdas, tetapi ia memiliki
bakat music yang sangat hebat”. Sebagaimana orang-orang mengatakan bahwa sesuatu
adalah bakat, oleh Garnerd bakat-bakat atau kategoro-kategori tersebut dikatakan sebagai
kecerdasan.
Untuk memberi dasar terhadap teori yang dikemukakannya, Gardner merancang
dasar-dasar “tes” tertentu, dimana setiap kecerdasan harus dipertimbangkan sebagai
inteligensi yang terlatih dan memiliki banyak pengalaman, yang tidak disebut sebagai talenta
atau bakat. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam teori kecerdasan ganda, yaitu:
Apabila ingin mengetahui arah kecerdasan siswa di kelas, dapat diketahui melalui
indicator-indikator tertentu. Misalnya, apa yang dikerjakan siswa ketika mereka mempunyai
waktu luang. Setiap guru dapat menggunakan catatan-catatan kecil praktis yang dapat
digunakan untuk memantau kecenderungan perkembangan kecerdasan siswa di kelas. Guru
juga dapat menyusun checklist yang berisi tentang kecerdasan-kecerdasan tersebut. Cheklist
dapat digunakan untuk memantau kecerdasan siswa. Selain checklist ada cara lain yang dapat
digunakan yaitu mengumpulkan dokumen berupa photo, rekaman-rekaman lain yang
berhubungan dengan aktifitas siswa, dan catatan-catatan di sekolah yang berhubungan
dengan peringkat nilai semua mata pelajaran.
Ada satu alternative lain yang juga dapat digunakan dalam rangka memantau
perkembangan kecerdasan siswa di kelas, yaitu dengan memberdayakan siswa sendiri.
Artinya, checklist yang mencakup kecerdasan-kecerdasan tadi yang mengisi bukannya guru,
tetapi pengisian dilakukan oleh para siswa. Kegiatan di kelas pada saat-saat tertentu adalah
pengisian checklist tentang kecerdasan-kecerdasan masing-masing anak. Mereka saling
memberikan penilaian antar teman.Selain anak diberi kesempatan untuk menilai kecerdasan
9
temannya, ia juga diberi kesempatan untuk self-monitoring, dengan cara mengisi checklist
tentang kecerdasan-kecerdasan yang dimilikinya sendiri.
Pendekatan ini sangat tepat digunakan untuk anak-anak SMP dan SMA, mengingat pada
dasarnya mereka lebih suka berbicara dan bergaul dengan teman sebayanya dari pada
gurunya. Di samping itu, model konseling sebaya atau tutor sebaya dalam pembelajaran
kecerdasan ganda memungkinkan berbagai aspek dalm diri anak dapat berkembang selaras
dan optimal. Kelompok belajar semacam ini sangat potensial untuk mengembangkan
kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Guru dituntut untuk mampu
mendeteksi anak-anak yang memiliki kecerdasa-kecerdasan unggul, dan membentuk
kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan.
A. Kesimpulan
Setiap orang adalah unik, Setiap orang perlu menyadari dan mengembangkan ragam
kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai
kombinasi kecerdasan yang berlainan.
Ada tiga syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar dapat
digolongkan kedalam kecerdasan majemuk menurut Gardner.
Ada 10 jenis-jenis kecerdasan majemuk menurut Gardner, yaitu: Kecerdasan
Linguistik, Kecerdasan Matematis-Logis, Kecerdasan Spasial, Kecerdasan Kinetis-Jasmani,
Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan
Naturalis, Kecerdasan Eksistensial, dan Spiritual.
Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, perlu memberikan dukungan
yang optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil. Orang tua,
dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada
anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan
kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
B. Saran
Sebaiknya guru lebih mengetahui tentang keadaan peserta didik nya, karena setiap
manusia memang diciptakan unik, dan oleh karena itu peserta didik harus memperoleh layanan
pendidikan yang sesusai dengan tipe kecerdasannya. Dengan keunikan tersebut setiap guru
harus mengetahui metode belajar apa yang cocok untuk anak tersebut. Demikian juga dengan
metode ceramah, yang dewasa ini memang masih amat mendominasi metode dan pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh para pendidik di negeri ini.
10
DAFTAR PUSTAKA