Anda di halaman 1dari 110

No.432, 2014 ANRI. Tata Naskah Dinas. Pedoman.

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 2 TAHUN 2014
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH DINAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 32 ayat (3)


Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan, perlu menetapkan Peraturan Kepala
Arsip Nasional Republik Indonesia tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5071);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5286);
3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013;
2014, No.432 2

4. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia


Nomor 03 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana
telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 05
Tahun 2010;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS.

Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan:
1. Tata Naskah Dinas adalah pengaturan tentang jenis, format,
penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan media yang
digunakan dalam komunikasi kedinasan.
2. Naskah Dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi
kedinasan yang dibuat oleh pejabat yang berwenang di lingkungan
lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri,
BUMN/BUMD dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan
dan pembangunan.
3. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk
dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara,
pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Arsip Dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam
kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu.
5. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan
tata letak dan redaksional, serta penggunaan lambang negara, logo
dan cap dinas.
6. Lembaga Negara adalah lembaga yang menjalankan cabang-cabang
kekuasaan negara meliputi eksekutif, legislatif, yudikatif, dan lembaga
lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan Republik
3 2014, No.432

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
8. Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya disingkat PTN adalah
Perguruan Tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh
Pemerintah.
9. Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disingkat BUMN adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
10. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh
pemerintahan daerah melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan pemerintahan daerah yang dipisahkan.
11. Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas adalah hak dan
kewajiban yang ada pada pejabat untuk menandatangani naskah
dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan pada
jabatannya.
12. Kop Surat Dinas adalah kepala surat yang menunjukan jabatan atau
nama lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri,
BUMN/BUMD tertentu yang ditempatkan dibagian atas kertas.
13. Kop Amplop Surat Dinas adalah kepala sampul surat yang
menunjukan jabatan atau nama lembaga negara, pemerintahan
daerah, perguruan tinggi negeri, BUMN/BUMD tertentu yang
ditempatkan dibagian atas sampul surat.
14. Lambang Negara adalah simbol negara yang dituangkan dalam
gambar burung garuda sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
15. Logo adalah gambar/huruf sebagai identitas lembaga negara,
pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, dan BUMN/BUMD.
16. Kertas Permanen adalah kertas yang bebas asam (acid free) atau
memiliki tingkat keasaman rendah, memiliki keawetan dan daya
tahan tinggi dalam jangka waktu lama.

Pasal 2
(1) Pedoman Tata Naskah Dinas merupakan acuan bagi lembaga negara,
pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, dan/atau
BUMN/BUMD dalam penyusunan tata naskah dinas.
(2) Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Dinas meliputi:
a. jenis dan format naskah dinas;
b. pembuatan naskah dinas;
2014, No.432 4

c. pengamanan naskah dinas;


d. kewenangan penandatanganan; dan
e. pengendalian naskah dinas.

Pasal 3
Ketentuan mengenai Pedoman Tata Naskah Dinas sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Kepala ini.

Pasal 4
Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta,
pada tanggal 28 Maret 2014
KEPALA ARSIP NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,

MUSTARI IRAWAN

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 April 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN
5 2014, No.432
2014, No.432 6
7 2014, No.432
2014, No.432 8
9 2014, No.432
2014, No.432 10
11 2014, No.432
2014, No.432 12
13 2014, No.432
2014, No.432 14
15 2014, No.432
2014, No.432 16
17 2014, No.432
2014, No.432 18
19 2014, No.432
2014, No.432 20
21 2014, No.432
2014, No.432 22
23 2014, No.432
2014, No.432 24
25 2014, No.432
2014, No.432 26
27 2014, No.432
2014, No.432 28
29 2014, No.432
2014, No.432 30
31 2014, No.432
2014, No.432 32
33 2014, No.432
2014, No.432 34
35 2014, No.432
2014, No.432 36
37 2014, No.432
2014, No.432 38
39 2014, No.432
2014, No.432 40
41 2014, No.432
2014, No.432 42
43 2014, No.432
2014, No.432 44
45 2014, No.432
2014, No.432 46
47 2014, No.432
2014, No.432 48
49 2014, No.432
2014, No.432 50
51 2014, No.432
2014, No.432 52
53 2014, No.432
2014, No.432 54
55 2014, No.432
2014, No.432 56
57 2014, No.432
2014, No.432 58
59 2014, No.432
2014, No.432 60
61 2014, No.432
2014, No.432 62
63 2014, No.432
2014, No.432 64
65 2014, No.432
2014, No.432 66
67 2014, No.432
2014, No.432 68
69 2014, No.432
2014, No.432 70
71 2014, No.432
2014, No.432 72
73 2014, No.432
2014, No.432 74
75 2014, No.432
2014, No.432 76
77 2014, No.432
2014, No.432 78
79 2014, No.432
2014, No.432 80
81 2014, No.432
2014, No.432 82
83 2014, No.432
2014, No.432 84
85 2014, No.432
2014, No.432 86
87 2014, No.432
2014, No.432 88
89 2014, No.432
2014, No.432 90
91 2014, No.432
2014, No.432 92
93 2014, No.432
2014, No.432 94
95 2014, No.432
2014, No.432 96
97 2014, No.432
2014, No.432 98
99 2014, No.432
2014, No.432 100
101 2014, No.432
2014, No.432 102
103 2014, No.432
2014, No.432 104
105 2014, No.432
2014, No.432 106
107 2014, No.432
2014, No.432 108
109 2014, No.432
2014, No.432 110

Anda mungkin juga menyukai