Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang sebagai suatu istilah yang berkaitan dengan bidang yang dipengaruhi oleh pendidikan, kemampuan, dan keahlian. Tetapi keahlian yang diperoleh dari pendidikan saja tidak cukup untuk menjadikan seseorang besikap profesional pada profesi yang diambilnya. Dalam menjadi seorang yang profesional, diperlukan pemahaman secara teori yang mendalam mengenai hal yang akan dikerjakan di bidang profesi yang diambil dan juga penguasaan akan tindakan-tindakan (praktek) yang akan dilakukan dalam bidang profesi yang akan dikerjakan. Sejalan dengan itu, menurut De George, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standart perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat. Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis. Empat asas etis, yaitu : Menghargai harkat dan martabat, Peduli dan bertanggung jawab, Integritas dalam hubungan , dan Tanggung jawab terhadap masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Etika Profesi Dan Kode Etik Profesi? 2. Apa Saja Macam Organisasi Profesi Di Indonesia? 3. Bagaimana Contoh Pelanggaran Kode Etik Profesi Di Indonesia Dan Bagaimana Cara Menanganinya? 1.3 Tujuan Kode Etik Profesi 1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. 2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota. 3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. 4. Untuk meningkatkan mutu profesi. 5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. 6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi. 7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. 8. Menentukan baku standarnya sendiri. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika Profesi Dan Kode Etik Profesi
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang bearti adat istiadat/ kebiasaan yang baik. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Etika juga dapat diartikan sebagai kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat. Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik- teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian yang diperoleh dari lembaga pendidikan khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan. Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu disebut professional, sedangkan professional sendiri mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya. Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Terdapat beberapa prinsip dasar yang menjadi landasan dalam pelaksanaan kode etik profesi. Adapaun prinsip-prinsip etika profesi adalah sebagai berikut: 1. Prinsip Tanggung Jawab Setiap profesional harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan dan juga terhadap hasilnya. Selain itu, profesional juga memiliki tanggungjawab terhadap dampak yang mungkin terjadi dari profesinya bagi kehidupan orang lain atau masyarakat umum. 2. Prinsip Keadilan Pada prinsip ini, setiap profesional dituntut untuk mengedepankan keadilan dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam hal ini, keadilan harus diberikan kepada siapa saja yang berhak. 3. Prinsip Otonomi Setiap profesional memiliki wewenang dan kebebasan dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Artinya, seorang profesional memiliki hak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dengan mempertimbangkan kode etik profesi. 4. Prinsip Integritas Moral Integritas moral adalah kualitas kejujuran dan prinsip moral dalam diri seseorang yang dilakukan secara konsisten dalam menjalankan profesinya. Artinya, seorang profesional harus memiliki komitmen pribadi untuk menjaga kepentingan profesinya, dirinya, dan masyarakat. Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional. Etika profesi atau kode etik profesi sangat berhubungan dengan bidang pekerjaan tertentu yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau konsumen. Konsep etika tersebut harus disepakati bersama oleh pihak- pihak yang berada di lingkup kerja tertentu, misalnya; dokter, jurnalistik dan pers, guru, engineering (rekayasa), ilmuwan, dan profesi lainnya. Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi: 1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. 2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial). 3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan. 2.2 Organisasi Profesi Di Indonesia Organisasi profesional adalah suatu organisasi, yang biasanya bersifat nirlaba, yang ditujukan untuk suatu profesi tertentu dan bertujuan melindungi kepentingan publik maupun profesional pada bidang tersebut. Organisasi profesional dapat memelihara atau menerapkan suatu standar pelatihan dan etika pada profesi mereka untuk melindungi kepentingan publik. Banyak organisasi memberikan sertifikasi profesional untuk menunjukkan bahwa seseorang memiliki kualifikasi pada suatu bidang tertentu. Kadang, walaupun tidak selalu, keanggotaan pada suatu organisasi sinonim dengan sertifikasi. NO PROFESI ORGANISASI 1 DOKTER IDI (IKATAN DOKTER INDONESIA) 2 GURU PGRI ( PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA ) 3 AKUNTAN IAI ( IKATAN AKUNTAN INDONESIA ) 4 INSINYUR PII ( PERSATUAN INSINYUR INDONESIA ) 5 WARTAWAN PWI ( PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA ) 6 ADVOKAT PERADI (PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA) 7 ARKEOLOGI IAAI (IKATAN AHLI ARKEOLOGI INDONESIA ) 8 PUSTAKAWAN IPI ( IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA ) 9 DLL
2.3 Pelanggaran Kode Etik Profesi Di Indonesia
1. Wartawan Contoh kasus adalah wartawan kerap kali menyebarkan berita tanpa dikonfirmasi dulu kebenaran berita yang disebarkan (HOAX). Selain itu berita diperlengkap dengan menampilkan ilustrasi gambar- gambar yang keterangannya tidak lengkap (tanggal,sumber,dll). Contoh kasusnya adalah penyebaran berita mengenai virus corona yang banyak tidak terbukti kebenarannya. Efek dari penyebaran berita-berita ini adalah terpengaruhnya masyarakat dan dapat menciptakan perpecahan antar masyarakat. jadi solusi dari hal ini adalah sebaik nya wartawan sebelum menyiarkan berita atau memposting berita harus di pastikan dulu kebenarannya dengan menanyakan pendapat para ahli dan survei langsung ke tempat kejadian perkara. Selain itu masyarakat juga harus pandai memilih dan mempercayai berita dengan mencari tahu dulu kebenarannya. 2. Dokter Contoh kasus adalah melakukan perbuatan yang bertujuan untuk menghentikan kehamilan seseorang yang tidak sesuai dengan UU yang berlaku ( aborsi ). Efek yang ditimbulkan dari hal ini adalah adanya kemungkinan hilangnya nyawa bayi ataupun pasien yang ingin melakukan aborsi tersebut. Seharusnya dokter tersebut memberikan konseling/bimbingan kepada pasien tentang bahaya aborsi. Dan seharusnya bagi dokter yang melakukan hal ini harus di berikan hukuman sesuai dengan UU yang berlaku seperti penjara ataupun mencabyut gelar/lisensi dokternya. 3. Akuntansi Contoh kasusnya adalah seorang akuntan seringkali membuat data hasil pelaporan yang tidak sesuai. Dalam hal ini adalah penulisan jurnal untuk pemasukan dan pengeluaran yang tidak sinkron dan sesuai dengan data. Hal ini jika terus berlanjut dapat membuat perusahaan menjadi bangkrut. Untuk mencegah hal ini solusinya adalah setiap data pemasukan atau pengeluaran yang diajukan harus memiliki bukti ( setiap transaksi harus ada bukti kwitansi yang mendukung ) agar laporan tersebut dapat di pertanggungjawabkan keasliannya. 4. Advokat Contoh kasusnya adalah pengacara seringkali melakukan penyuapan, pemutarbalikan fakta, jual beli perkara hanya agar dapat memenangkan suatu kasus. Pengacara yang harusnya bersikap jujur malah melakukan hal-hal yang melanggar sumpah kode etik profesinya. Hal ini jika dibiarkan akan membuat citra advokat di mata masyarakat semakin menurun ditambah lagi ketidakpercayaan masyarakat terhadap para advokat. Pengacara yang melakukan kasus ini harus ditindak lanjuti secara tegas sesuai UU yang berlaku dan menarik hak lisensi advokatnya.