Disusun oleh :
1. Lia Kusmita, M.Si. , selaku dosen mata kuliah Bahan Alam Laut
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materi maupun non materi.
3. Teman–teman serta semua pihak yang telah membantu.
Penyusunan makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin, namun
tidak lepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Mohon ibu
dosen dapat memberi saran maupun kritikan yang bersifat membangun demi
memperbaiki proposal ini. Semoga proposal usaha ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca.Terimakasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
C. Prosedur Penelitian.......................................................................................4
Partisi cair-cair..................................................................................................5
D. Prosedur Analisis...........................................................................................7
Rendemen.........................................................................................................7
1 Uji alkaloid................................................................................................7
2 Uji flavonoid..............................................................................................7
3
5 Uji tanin.....................................................................................................8
6 Uji saponin................................................................................................8
Persiapan alat....................................................................................................8
Uji MTT pada sel kanker HeLa dan sel MCF-7 (CCRC 2013)........................9
E. Analisis Data...............................................................................................10
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teripang merupakan komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi.
Data produksi teripang menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia pada tahun 2013 sebesar 4 390 ton dan meningkat pada tahun 2014
menjadi sebesar 5 428 ton (KKP 2015). Teripang terdiri dari 650 jenis didunia dan
10% berada di Indonesia dan dari jumlah tersebut 7 jenis yang tergolong
mempunyai nilai jual tinggi yakni teripang pasir (Holothuria scabra), teripang
hitam (Holothuria edulis), teripang coklat (Holothuria marmorata), teripang
merah (Holothuria vatiensis), teripang koro (Holothuria nobilis), teripang nanas
(Holothuroidea ananas), teripang keling (Holothuria atra) dan teripang gama
(Stichopus variegatus) (Yusuf 2008).
Teripang memiliki manfaat sebagai sumber bahan obat. Alhana et al. (2015)
melaporkan bahwa teripang gamma (Stichopus variegatus) mengandung air
93.84%, protein 24.75%, abu 2.66% dan lemak 0.18%. Hasil penelitian Rasyid
(2012) menunjukkan bahwa teripang Stichopus hermanii yang diekstraksi
menggunakan pelarut metanol mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50
sebesar 65.08 µg/mL. Janakiram (2015) menyebutkan bahwa ekstrak teripang
Cucumaria frondosa mengandung senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas
sebagai antioksidan diantaranya triterpen glikosida yang dapat meredam radikal
bebas sehingga dapat mencegah beberapa penyakit degeneratif misalnya penyakit
jantung dan kanker.
Kanker merupakan suatu penyakit yang kompleks yang diakibatkan oleh
banyak faktor. Secara fisiologis, sistem pertumbuhan sel dalam individu diatur
oleh suatu sistem keseimbangan, yaitu apoptosis dan proliferasi. Apabila terjadi
apoptosis yang berlebih, maka akan mengalami kemunduran fungsi dari suatu
sistem organ yang dapat menyebabkan pengecilan otot (Hipotrofi). Sebaliknya,
apabila terjadi proliferasi yang berlebih, maka akan membentuk suatu massa
1
tumor (malignancy) yang akan mengarah pada kanker (Ilhami et al. 2013). Jenis
kanker yang paling sering dijumpai pada wanita adalah kanker payudara (43.3%)
dan kanker serviks (14%) pada tahun 2012 (WHO 2015).
Pengobatan penyakit kanker yang selama ini dilakukan adalah pembedahan,
radioterapi, kemoterapi dan imunoterapi (Van de velde 1999). Mahalnya
kemoterapi dan pengobatan kanker lainnya serta tingkat keberhasilan terapi yang
belum memuaskan mendorong banyak peneliti untuk mengkaji dan menemukan
obat baru yang lebih efektif dan selektif. Pemanfaatan organisme laut sebagai
sumber obat antikanker alami masih jarang dilakukan. Salah satu organisme laut
yang berpotensi sebagai antikanker adalah teripang (Holothuria atra).
Holothuria atra merupakan salah satu jenis teripang yang relatif murah
namun pemanfaatannya belum dioptimalkan karena memiliki rasa pahit sehingga
membuat jenis teripang ini kurang diminati oleh masyarakat. Dyck et al. (2010)
menyebutkan bahwa H. atra diketahui mengandung saponin (triterpen glikosida)
jenis holothurin A, holothurin A2, holothurin B, holothurin B1 dan holothurin B2.
Hasil penelitian Dhinakaran dan Lipton (2014) menunjukkan nilai IC50 ekstrak
H. atra terhadap sel HeLa sebesar 468 mg/mL dan 352 mg/mL terhadap sel MCF-
7.
Wijaya (2015) melaporkan bahwa teripang H. atra yang berasal dari
Lampung diekstrak menggunakan pelarut metanol memiliki rendemen sebesar
0.90% dan nilai IC50 sebesar 21.39 dan 21.05 μg/mL terhadap sel T47D dan sel
WiDr. Hasil penelitian Dinda (2016) menunjukkan H. atra yang berasal dari
Halmahera yang diekstrak dengan pelarut etanol memiliki rendemen sebesar
1.53% dan nilai IC50 sebesar 12.99 μg/mL terhadap sel WiDr, 13.42 μg/mL pada
sel MCF-7 dan 44.51 μg/mL pada sel Vero. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak
etanol teripang (H. atra) bersifat toksik dan tidak selektif terhadap sel normal
karena ekstrak yang digunakan masih dalam bentuk ekstrak kasar. Berdasarkan
hal tersebut dilakukan isolasi dan identifikasi untuk mendapatkan senyawa aktif
dan menentukan karakteristik senyawa yang bertanggung jawab sebagai
antikanker.
2
B. Rumusan Masalah
Teripang H. atra merupakan salah satu jenis teripang yang relatif murah
namun pemanfaatannya belum dioptimalkan karena memiliki rasa pahit sehingga
kurang diminati oleh masyarakat. Teripang H. atra memiliki senyawa bioaktif
diantaranya holothurin A, holothurin A2, holothurin B, holothurin B dan
holothurin B2 yang diketahui memiliki aktivitas antikanker. Oleh karena itu, perlu
dilakukan isolasi dan identifikasi untuk mendapatkan dan menentukan senyawa
bioaktif teripang (H.atra) yang memiliki aktivitas antikanker.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Menentukan fraksi aktif teripang (H. atra) yang memiliki aktivitas
antikanker dengan menggunakan Fourier transform infrared (FTIR) dan
liquid chromatography mass spectra (LC-MS).
2) Menentukan senyawa aktif holothurin yang dihasilkan oleh teripang (H.
atra)
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah terhadap teripang
keling (H. atra) serta mengetahui senyawa aktif teripang (H. atra) yang berperan
sebagai antikanker.
BAB II
METODOLOGI
3
A. Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada November 2019 sampai dengan Juni 2020.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP), Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
F. Prosedur Penelitian
Preparasi dan Ekstraksi Teripang (Holothuria atra) (Roihanah et al. 2012,
Nursid et al. 2013)
Sampel teripang beku dilelehkan, selanjutnya ditimbang 20 kg dan
dibersihkan dengan air mengalir lalu ditiriskan. Sampel dipotong-potong (2-3
cm2) dan dimaserasi dalam etanol 96% selama 6 kali 24 jam pada suhu ruang.
Filtrat yang didapat kemudian disaring menggunakan kertas saring Whatman no.1,
4
selanjutnya diuapkan menggunakan rotary vacuum evaporator pada suhu 40 oC
dan kecepatan 90 rpm hingga mengental menjadi ekstrak kasar. Ekstrak kasar
dikeringbekukan menggunakan freeze dryer pada suhu -46oC selama 4 hari,
sehingga didapatkan serbuk ekstrak kasar. Ekstrak kasar dihitung rendemen, uji
komponen aktif, dan uji sitotoksik MTT.
Partisi cair-cair
Ekstrak kasar teripang (H. atra) dipartisi dalam corong pisah dengan pelarut
metanol : air : n-heksana : etil asetat (3:1:1:1). Sampel kemudian dikocok dan
dibiarkan memisah hingga diperoleh cairan jernih yang disebut fraksi n-heksana,
etil asetat dan metanol-air. Fraksi diuapkan menggunakan rotary vacuum
evaporator hingga kering dan sampel siap untuk penghitungan rendemen dan uji
sitotoksik MTT, sehingga diperoleh fraksi aktif.
5
1.5 cm. Penotolan dilakukan pada jarak ±1 cm dari bawah plat KLT menggunakan
pipa kapiler. Plat dielusi dengan cara meletakkannya di dalam bejana pengembang
atau gelas kaca. Proses elusi dihentikan apabila eluen telah mencapai ¾ plat KLT.
Plat hasil pemisahan diamati dengan menyemprotkan pereaksi anisaldehid asam
sulfat.
6
G. Prosedur Analisis
Rendemen
Rendemen ekstrak adalah perbandingan antara bobot ekstrak yang dihasilkan
dengan bobot sampel awal sebelum diekstraksi. Rendemen ekstrak digunakan
untuk menentukan berapa persen kandungan bioaktif yang terdapat pada suatu
bahan. Persentase rendemen ekstrak dihitung dengan rumus berikut :
Rendemen (%) = Bobot ekstrak x 100 %
Bobot awal sampel
Analisis komponen aktif ekstrak kasar dari H. atra meliputi analisis senyawa
alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, fenol hidrokuinon, tanin, dan saponin.
7
5 Uji tanin : ekstrak kasar 5 mg dimasukkan kedalam plat tetes, selanjutnya
ditambahkan 0.1 mL NaCl 10% dan 0.5 mL FeCl3 1%. Hasil uji tanin positif
bila terbentuk warna hitam kehijauan.
6 Uji saponin : ekstrak 10 mg ditambah dengan 10 mL H2O panas, kemudian
dipanaskan kembali hingga mendidih. Larutan dikocok kuat secara vertikal
selama 10-15 detik. Saponin ditunjukkan dengan terbentuknya busa yang
stabil setinggi 1-10 cm selama 10 menit dan tidak hilang pada saat
ditambahkan 1 tetes HCl 2 N.
Uji Aktivitas Antikanker terhadap Sel Kanker HeLa dan sel kanker MCF-7
Persiapan alat
Alat-alat yang digunakan disterilkan terlebih dahulu dengan pemanasan pada
suhu 121oC selama 15 menit. Semua pengerjaan dilakukan dalam biosafety
cabinet yang telah dibersihkan dengan alkohol 70% dan disterilkan dengan lampu
ultraviolet.
8
yang mengandung FBS 10%. Suspensi sel dipipet dan dimasukkan dalam labu
kultur lalu diinkubasi pada suhu 37oC dalam inkubator CO2.
Uji MTT pada sel kanker HeLa dan sel MCF-7 (CCRC 2013)
Uji ekstrak terhadap sel kanker HeLa dan sel MCF-7 dilakukan dengan
metode MTT. Prinsip kerja metode MTT adalah terjadinya reduksi garam kuning
tetrazolium MTT (3-(4,5- dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium bromid) oleh
sistem reduktase. Suksinat tetrazolium yang termasuk dalam rantai respirasi dalam
mitokondria sel-sel yang hidup membentuk kristal formazan berwarna ungu dan
tidak larut air. Uji dilakukan menggunakan deret konsentrasi ekstrak 5, 10, 20, 40
dan 80 µg/mL secara triplo. Larutan ekstrak sebanyak 100 µL dimasukkan ke
dalam mikroplat 96 sumuran kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator
CO2, selanjutnya ditambahkan 100 µL MTT ke dalam tiap sumuran mikroplat dan
diinkubasi selama 4 jam dalam inkubator CO2. Sodium dodesil sulfat (SDS) 10%
sebanyak 100 µL ditambahkan, selanjutnya mikroplat kembali diinkubasi selama
12 jam dalam ruang gelap. Absorbansi tiap sumur dibaca dengan spektrofotometri
microplate reader pada panjang gelombang 570 nm.
9
Jumlah sel yang mati dinyatakan dalam % dihitung berdasarkan rumus:
Keterangan :
Data persen penghambatan sel digunakan untuk mencari nilai IC50. Nilai
IC50 diperoleh berdasarkan hasil analisis regresi probit.
H. Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk
gambar, grafik, dan tabel. Data IC50 pada uji sitotoksik diperoleh berdasarkan
hasil analisis regresi probit.
10