Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

“Benda Asing”

Oleh:

Gusti Khalida Rizma Rosa’dy

2018790053

Pembimbing: dr. Rini Febrianti, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK STASE TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas referat dengan judul “Benda Asing” ini
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Referat ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik ilmu
penyakit THT dan juga untuk memperdalam pemahaman tinjauan pustaka yang telah
dipelajari sebelumnya.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Dr. Rini Febrianti, Sp.THT-KL selaku dokter
pembimbing atas ilmu dan pengalamanya yang telah diberikan di stase THT ini. Terima
kasih juga pada semua pihak yang telah membantu dalam tahap pengumpulan referensi
dan penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan tugas referat ini. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan penyusunan laporan selanjutnya. Semoga
laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Banjar, 10 Agustus 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

PEMBAHASAN

A. Definisi Benda asing................................................................................................... 4


B. Etiologi dan Faktor Predisposisi ................................................................................ 4
C. Jenis-Jenis Benda Asing ............................................................................................. 4

1. Benda Asing di Telinga ....................................................................................... 5


Gejala ................................................................................................................... 6
Diagnosa ............................................................................................................... 6
Penatalaksanaan .................................................................................................... 6
2. Benda Asing di Hidung ....................................................................................... 7
Gejala ................................................................................................................... 8
Diagnosa ............................................................................................................... 9
Penatalaksanaan ………………………………………………………………..10
3. Benda Asing di Laring, Trakea , dan Bronkus ………………………………...10
Gejala ………………………………………..………………………....………10
Diagnosa ……………………………………………………………………... 12
Penatalaksanaan ………………...…………………………………………….. 12
4. Benda Asing di Faring dan Esofagus ………………………………………....15
Gejala …………………………………………………………………………. 16
Diagnosa ……………………………………………………………………… 17
Penatalaksanaan ………………………………………………………………. 17

DAFTAR PUSTAKA

2
PENDAHULUAN

Corpus alienum atau benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok (THT)
biasanya terjadi pada anak-anak. Bahan- bahan asing yang sering ditemukan biasanya
merupakan makanan, mainan, dan peralatan rumah tangga yang kecil.

Di Amerika Serikat, angka kematian dari aspirasi benda asing di antara semua
kelompok umur tetap sekitar 3000 per tahun selama 20 tahun terakhir. Sebaliknya,
kejadian asfiksia pada populasi anak menunjukkan penurunan progresif. Di antara anak-
anak berusia dua belas tahun dan berusia 4 tahun, 650 meninggal karena konsumsi benda
asing pada tahun 1968; Namun, pada tahun 1997, jumlah ini telah menurun menjadi 140
dihasilkan dari peningkatan publik dari pengembangan tim paramedis respon cepat, dan
dari pengenalan manuver Heimlich. Memang, dalam hambatan pada tersedak anak-anak,
jalan napas sebelumnya sampai kedatangan personel Layanan Medis Darurat dalam 85%.

Epidemiologi Dalam kelompok usia anak, sebagian besar kasus aspirasi benda
asing dari dekade terakhir, anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun merupakan sekitar
84% dari kasus (kisaran, 74-96%), dan anak-anak kurang dari 3 tahun 74% dari kasus
yang lebih banyak terinfeksi adalah bayi dan balita. Anak laki-laki lebih sering daripada
anak perempuan, dengan perbandingan sekitar 2: 1. 1

3
PEMBAHASAN

A. Definisi

Corpus alienum adalah benda asing yang berasal dari luar atau dalam tubuh yang

dalam keadaan normal tidak ada pada tubuh.

B. Etiologi dan Faktor Predisposisi

Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing kedealam saluran

nafas antara lain, faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat

tinggal), kegagalan mekanisme proteksi yang normal (keadaan tidur, kesadaran menurun,

alkoholisme, dan epilepsi), faktor fisik (kelainan penyakit neurologik), proses menelan

yangbelum sempurna pada anak, faktor dental, medikal dan surgical (tindakan bedah,

ekstraksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak yang berumur kurang dari 4 tahun),

faktor kejiwaan (emosi dan gangguan psikis), ukuran dan bentuk serta sifat benda asing,

faktor kecerobohan (meletakkan benda asing dimulut, persiapan makan yang kurang baik,

makan atau minum tergesa-gesa, makan sambil bermain, memberikan kacang atau

permen pada anak yang gigi molarnya belum lengkap).1

C. Jenis-jenis

Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen, biasanya

masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang berasal dari dalam tubuh disebut

benda asing endogen. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik seperti kacang-

kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang berasal dari kerangka

binatang) dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, dan lain-lain. Benda asing

eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda

4
cair non-iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4. Benda asing endogen dapat berupa secret

kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, perkijuan, membran difteri, bronkolit.

Cairan amnion, mekonium dapat masuk ke dalam saluran napas bayi pada saat proses

persalinan.1

1. Benda Asing di Telinga

Liang telinga luar terdiri dari cartilago dan tulang yang dilapisi oleh periosteum

dan kulit. Bagian tulang merupakan bagian yang sangat sensitive. Karena itulah

percobaan mengeluarkan benda asing di telinga terasa sangat sakit. Liang telinga luar

menyempit pada bagian persambungan antara cartilago dan tulang. Benda asing dapat

terjepit disini sehingga membuat semakin sulit pada pengangkatan benda asing.

Percobaan mengambil benda asing dapat membuat benda tersebut semakin masuk

kedalam dan tersangkut pada tempat penyempitan tersebut. Maka dari itu perlu

pencahayaan yang kuat dan alat yang memadai. Biasanya alat yang digunakan adalah alat

yang masuk ke telinga, magnet untuk bahan dari logam, irigasi telinga, dan mesin dengan

alat hisap.2

5
Gambar 1. Letak predileksi benda asing di telinga

Gejala

Pada beberapa kasus pasien dengan benda asing di telinga adalah tanpa gejala,

dan pada anak-anak ditemukan secara kebetulan. Pasien yang lain mungkin merasa sakit

dengan gejala seperti otitis media, pendengaran berkurang, atau rasa penuh ditelinga,

edema kulit dinding kanal, otorrhea, dan jika peradangannya parah terdapat jaringan

granulasi.1

Benda asing yang sering terdapat pada telinga adalah manik-manik, mainan

plastik, kelereng, biji jagung. Serangga lebih sering pada pasien berumur lebih dari 10

tahun. Terkadang pada anak-anak umur kurang dari 10 tahun pengambilan benda asing

perlu dilakukan anestesi umum.1

Diagnosa

Benda asing dalam telinga dapat dilihat oleh dokter yang kompeten dengan

langsung melihat ke dalam telinga menggunakan otoskop. Pada anak-anak perlu

dicurigai adanya benda asing yang jumlahnya lebih dari satu ataupun lubang lain yang

juga terlibat (mulut, dan hidung) yang juga harus diperiksa.1

Penatalaksanaan

Pada benda yang sangat kecil dapat dicoba untuk mengoyangkan secara hati-hati.

Menarik pinna telinga kearah posterior meluruskan liang telinga dan benda asing dapat

keluar dengan goncangan lembut pada telinga. Tidak dianjurkan untuk mengorek telinga

6
sendiri karena dapat mendorong lebih kedalam dan menyebabkan ruptur membran

timpani atau dapat melukai liang telinga.

Beberapa tehnik di klinik pada pengeluaran benda asing di telinga:

 Forceps yang sudah dimodifikasi dapat digunakan untuk mengambil benda


dengan bantuan otoskop

 Suction dapat digunakan untuk menghisap benda

 Irigasi liang telinga dengan air hangat dengan pipa kecil dapat membuat benda-
benda keluar dari liang telinga dan membersihkan debris.

 Penggunaan alat seperti magnet dapat digunakan untuk benda dari logam

 Serangga dalam liang telinga biasanya diberikan lidocain atau minyak, lalu
diirigasi dengan air hangat.

 Setelah benda asing keluar, diberikan antibiotik tetes selama lima hari sampai
seminggu untuk mencegah infeksi dari trauma liang telinga.

2. Benda Asing di Hidung

Benda asing sebagai penyebab sumbatan hidung hampir selalu ditemukan pada

anak-anak. Anak-anak cenderung memasukan benda-benda kecil dalam hidung. Benda

asing yang lazim ditemukan adalah manik-manik, kancing, kacang, kelereng, dan karet

7
penghapus. Bila benda tersebut belum lama dimasukan, maka tidak atau hanya sedikit

mengganggu, kecuali bila benda tersebut tajam atau sangat besar.2

Gejala

Gejala yang lazim adalah obstruksi unilateral, hidung tersumbat dan secret yang

berbau. Hipertrofi jaringan limfoid sebagai respons terhadap infeksi dan inflamasi, dan

rinore nasal posterior purulen yang memproduksi dapat berkontribusi terhadap inflamasi

dan pembesaran adenoid. Epistaksis juga dapat terjadi sebagai akibat dari peradangan

mukosa. Gejala Benda asing umumnya ditemukan di anterior vestibulum atau pada

meatus inferior sepanjang dasar hidung. Tidak satupun benda asing boleh dibiarkan dalam

hidung oleh karena bahaya nekrosis dan infeksi sekunder yang mukin timbul, dan

kemungkinan aspirasi kedalam saluran pernapasan bawah.1,2

Gambar 2. Letak predileksi benda asing di hidung

8
Diagnosa

Untuk memeriksa hidung bagian dalam dapat digunakan speculum hidung dan

penlight. Pada inspeksi akan telihat benda asing yang terjepit dalam hidung.1

Gambar 3. Pemeriksaan rhinoskopi anterior

9
Gambar 4. Benda asing dalam hidung

Penatalaksanaan

Pengangkatan dapat dilakukan di klinik pada anak yang kooperatif, setelah

sebelumnya dioleskan suatu anastetik topikal dan vasokonstriktor misalnya kokain. Suatu

kait buntu yang diselipkan di belakang benda tersebut atau suatu forsep alligator yang

kecil. 1,2

3. Benda Asing di Laring, Trakea, dan Bronkus

Setelah benda asing teraspirasi, maka benda asing tersebut dapat tersangkut pada 3

tempat anatomis yaitu, laring, trakea atau bronkus.Dari semua aspirasi benda asing, 80–

90% diantaranya terperangkap di bronkus dan cabang-cabangnya. Pada orang dewasa,

benda asing bronkus cenderung tersangkut di bronkus utama kanan, karena sudut

konvergensinya yang lebih kecil dibandingkan bronkus utama kiri. Benda asing yang

lebih besar lebih banyak tersangkut di laring atau trakea.1

Gejala

Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada lokasi benda

asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk dan ukuran benda asing. Benda

asing yang masuk melalui hidung dapat tersangkut di hidung, nasofaring, laring, trakea

dan bronkus. Benda yang masuk melalui mulut dapat tersangkut di orofaring, hipofaring,

tonsil, dasar lidah, sinus piriformis, esofagus atau dapat juga tersedak masuk ke dalam

laring, trakea dan bronkus. Gejala yang timbul bervariasi, dari tanpa gejala hingga

kematian sebelum diberikan pertolongan akibat sumbatan total. Seseorang yang

10
mengalami aspirasi benda asing saluran napas akan mengalami 3 stadium.

Stadium pertama merupakan gejala permulaan yaitu batuk-batuk hebat secara tiba-

tiba (violent paroxysms of coughing), rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di

tenggorok (gagging) dan obstruksi jalan napas yang terjadi dengan segera.

Pada stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh interval asimtomatis.

Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks-refleks akan melemah dan gejala

rangsangan akut menghilang. Stadium ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan

diagnosis atau cenderung mengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing karena gejala

dan tanda yang tidak jelas.

Pada stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau

infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-batuk,

hemoptisis, pneumonia dan abses paru. Benda asing di laring dapat menutup laring,

tersangkut di antara pita suara atau berada di subglotis. Gejala sumbatan laring tergantung

pada besar, bentuk dan letak (posisi) benda asing. Sumbatan total di laring akan

menimbulkan keadaan yang gawat biasanya kematian mendadak karena terjadi asfiksia

dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan oleh timbulnya spasme laring dengan gejala

antara lain disfonia sampai afonia, apnea dan sianosis. Sumbatan tidak total di laring dapat

menyebabkan disfonia sampai afonia, batuk yang disertai serak (croupy cough),

odinofagia, mengi, sianosis, hemoptisis, dan rasa subjektif dari benda asing (penderita

akan menunjuk lehernya sesuai dengan letak benda asing tersebut tersangkut) dan dispnea

dengan derajat bervariasi. Gejala ini jelas bila benda asing masih tersangkut di laring,

dapat juga benda asing sudah turun ke trakea, tetapi masih menyisakan reaksi laring oleh

11
karena adanya edema.1

Diagnosa

Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan radiologis

dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis. Benda asing yang bersifat

radioopak dapat dibuat rongent foto segera setelah kejadian, benda asing radiolusen

dibuatkan rongent foto setelah 24 jam kejadian, karena sebelum 24 jam kejadian belum

menunjukkan gambaran radiologis yang berarti. Biasanya setelah 24 jam baru tampak

tanda-tanda atelektasis atau emfisema.Video fluoroskopi merupakan cara terbaik untuk

melihat saluran napas secara keseluruhan, dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan

inspirasi dan adanya obstruksi parsial. Pemeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk

mengetahui adanya gangguan keseimbangan asam basa, serta tanda-tanda infeksi saluran

napas.1

Penatalaksanaan

Untuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing dengan cepat dan tepat,

perlu diketahui dengan baik lokasi tersangkutnya benda asing tersebut. Secara prinsip

benda asing di saluran napas dapat ditangani dengan pengangkatan segera secara

endoskopik dengan trauma minimum. Pada anak dengan sumbatan total laring, dapat

dicoba menolongnya dengan dengan memegang anak dalam posisi terbalik, kepala di

bawah, kemudian daerah punggung/tengkuk dipukul, sehingga diharapkan benda asing

dapat dibatukkan keluar. Umumnya penderita dengan aspirasi benda asing datang ke

rumah sakit setelah melalui fase akut, sehingga pengangkatan secara endoskopik harus

dipersiapkan seoptimal mungkin, baik dari segi alat maupun personal yang telah terlatih.

12
Penderita dengan benda asing di laring harus mendapat pertolongan segera, karena

asfiksia dapat terjadi dalam waktu hanya beberapa menit.

Drainase postural (terapi fisik dada) dan terapi bronkodilator sebagai alternatif

pengangkatan bronkoskopik benda asing. Teknik ini dimaksudkan untuk menghilangkan

benda asing untuk memfasilitasi pengeluaran oleh refleks batuk pasien sendiri. Namun,

kontrol objek hilang, dan obstruksi total jalan nafas dapat terjadi. dari 52 pasien pertama

yang diobati dengan menggunakan techiqur, 4 menderita serangan pernapasan mendadak,

1 di antaranya juga mengalami kebutaan kortikal sementara. Sebagai akibat dari

komplikasi ini penulis menghentikan penggunaan drainase postural dalam perawatan

benda asing pada bronkus utama, dan membatasi penggunaannya pada benda asing yang

terletak di perifer. Dari 28 kasus tersebut, hanya 18 yang berhasil diobati dengan terapi

ini; pengangkatan bronkoskopik menyelamatkan 8 dari 10 kegagalan. Oleh karena itu

drainase postural merupakan ekstraksi bronkoskopik tetap menjadi terapi lini pertama

untuk semua kasus benda asing trakeobronkial. prosedur yang harus dihindari, dan

ekstraksi bronkoskopik tetap menjadi terapi lini pertama untuk semua benda asing

trakeobronkial.1

13
Gambar 5. Benda asing di laring pada pemeriksaan foto Rontgen

Gambar 6. Duri ikan pada laring tampak pada endoskopi

14
Gambar 7. Benda asing pada bronkus principalis dekstra

4. Benda Asing di faring dan Esofagus

Benda asing dapat masuk ke saluran cerna bagian atas. Orofaring terinervasi maka
pasien dapat menunjukan benda asing pada orofaring. Luka gores atau lecet pada mukosa
orofaring dapat menimbulkan sensasi benda asing. Benda asing yang terlalu lama dapat
menyebabkan infeksi jaringan lunak sekitar dari tenggorokan dan leher. 1

Esofagus merupakan struktur berbentuk tabung sepanjang 20-25cm. pasien


biasanya dapat menunjukan benda asing jika berada pada esofagus bagian atas tapi akan
sulit jika berada pada esophagus bagiah bawah. Esophagus memiliki 3 tempat
penyempitan dimana biasanya benda asing terperangkap yaitu: upper esophageal
sphincter(UES), crossover aorta, lower esophageal sphincter(LES). benda asing esofagus
menunjukkan bahwa sekitar 65% pasien yang terlihat dalam perawatan kesehatan kurang
dari usia 3 tahun, 75% dari yang disaksikan, dan hingga 40% dari peristiwa pasien tidak
menunjukkan gejala. 60% hingga 70% pasien terlihat dalam waktu kurang dari 24 jam,
dan 5% terlihat lebih dari 1 minggu setelah konsumsi. 1

15
Gambar 8. Anatomi esofagus

Gejala

Gejala faring biasanya terdapat sensasi benda asing terutama setelah memakan

ayam ataupun ikan. Rasa tidak nyaman dari ringan sampai berat. Pasien biasanya

mengeluh sulit menelan atau tidak dapat mengontrol air liur. Biasanya pasien dapat

melokalisir benda asing tersebut.

Gejala esophagus biasanya akut dengan riwayat mencerna. Ketidaknyamanan

pada epigastrium menandakan bahwa benda asing terperangkap pada LES. Disfagia biasa

dikeluhkan oleh pasien dewasa dengan ketidakmampuan mengendalikan sekresi air liur.

Pada pasien anak biasanya tidak terdapat gejala yang khas. Orang tua biasanya yang

memberitahu kepada dokter bahwa anaknya telah menelan sesuatu. Rasa tersumbat

ditenggorok, muntah, dan sakit tenggorokan biasanya muncul. Jika benda asing

16
berlangsung lama maka biasanya anak menjadi tidak ingin makan, rewel, gagal tumbuh,

demam, stridor, gejala pulmonal seperti pneumonia yang berulang yang berasal dari

aspirasi. Benda asing esophagus yang besar pada UES dapat mendesak trakea sehingga

menyebabkan stidor dan membahayakan pernafasan. Seperti yang ditunjukkan oleh

Chevalier Jackson, yang paling rumit sering kali tidak pernah dianggap sampai terlambat

dalam perjalanan benda asing lama dengan kasus benda asing kerongkongan, pengaturan

manajemen pasien. 63% untuk 84% benda asing dipertahankan pada tingkat otot

cricopharyngeus (perfingter esofagus atas), 10% hingga 17% pada tingkat crossover aorta

di midesophagus, dan 5% hingga 20% pada sphincter esofagus bagian bawah. 37

perempat (24 mm) tidak dapat dihindari terletak di cricopharyngeus, sedangkan dime (17

mm) dan uang logam (18 mm) dapat muncul lebih banyak. Tiga persen hingga 5% dari

pasien memiliki benda asing kedua (atau berlipat-lipat) yang dipasangkan, kadang-

kadang koin yang patuh 0,34 secara distal. 1,2

Diagnosis

Benda asing pada faring biasanya dapat terlihat dan mudah diambil. Pada pasien

yang kooperatif dapat dilakukan laringoskopi indirect atau nasofaringoskopi serat optik.

Foto Rontgen polos esophagus servikal dan torakal anteroposterior dan lateral dilakukan

pada pasien yang menelan benda asing terutama logam. Sehingga dapat diketahui letak

dari benda asing di esophagus. Endoscopi dilakukan pada pasien dimana jalan nafas ikut

terlibat dan sudah timbul komplikasi. Jika belum jelas maka dapat dilakukan CT scan

sebelum endoskopi.1,3

Penatalaksanaan

17
Benda asing di esophagus dikeluarkan dengan esofagoskopi menggunakan cunam

yang sesuai dengan benda asing tersebut. Bila benda asing telah berhasil dikeluarkan

harus dilakukan esofagoskopi ulang untuk melihat adanya kelainan-kelainan esophagus

yang telah ada sebelumnya. Benda asing tajam yang tidak berhasil dikeluarkan dengan

esofagoskopi harus dikeluarkan dengan pembedahan yaitu servikotomi, torakotomi, atau

esofagotomi, tergantung lokasi benda asing. Bila dicurigai adanya perforasi yang kecil

segera dipasang pipa nasogaster agar pasien tidak menelan makanan ataupun ludah dan

diberikan antibiotika bersprektm luas selama 7-10 hari untuk mencegah timbulnya

sepsis.1,3

Gambar 9. Koin dalam esophagus pada foto Rontgen AP

18
Gambar 10. Koin dalam esophagus pada foto Rontgen lateral

Gambar 11. Koin dalam esophagus pada pemeriksaan endoskopi

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Bluestone, Stool, Alper, Arjmand, Yellon, dkk. Pediatric Otolaryngology.Fourth


Edition: Sauders.p.830-831,1032-1036,1324-1336,1546-1548
2. George, Adam L,. Boise R Lawrence, And Hilder A. Peter. 1997. Boiese Buku
Ajar Penyakit THT. Alih bahasa oleh Caroline Wijaya, Jakarta : EGC.p.238-239
3. Johnson JT, Ronsen CA. Bailey’s Head and Neck Surgery Otolaryngology. Fifth
Edit.Lippincott Williams and Wilkins: Phyladelphia, 2014.p1404-1405

20

Anda mungkin juga menyukai