Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN PUSTAKA

ORKITIS

Disusun oleh:
Nama : Ariadini Cintya Nurrachmah
NIM : 2015730015

Pembimbing:
dr. Aries R. Darajat

PUSKESMAS BANJAR II
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
ORKITIS
A. Definisi
Orkitis adalah reaksi inflamasi akut pada testis akibat infeksi
sekunder. Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus
gondong tetapi virus dan bakteri lain juga dapat menyebabkan orkitis.
Untuk menegakkan diagnosis orchitis diperlukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang baik.1

B. Epidemiologi
Insidensi orkitis umumnya ditemukan pada pria prepubertas
terutama pasien yang mengalami penyakit gondong. Sekitar 20% dari
pasien prepubertas (lebih muda dari 10 tahun) yang terkena penyakit
gondong kemudian menderita penyakit orkitis.1
Kejadian diperkirakan 1 diantara 1000 laki-laki. Dalam orkitis
yang disebabkan karena penyaki gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-
laki prepubertas. Pada orkitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan
dengan epididimitis (epididimo-orkitis) dan terjadi pula pada laki-laki
yang aktif secara seksual lebih tua dari 15 tahun atau pada pria yang lebih
tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).2
Orkitis paling sering terjadi dengan epididimitis. Epididimitis
biasanya berasal dari bakteri; patogen yang paling umum adalah Neisseria
gonorrhoeae pada pria berusia 14-35 tahun, dan Escherichia coli adalah
penyebab paling umum pada anak laki-laki yang lebih muda dari 14 tahun
dan pada pria yang lebih tua dari 35 tahun.1

C. Etiologi
 Virus : mumps (paling umum)
 Infeksi bakteri dan piogenik: Escherichia coli, Klebsiella,
Pseudomonas, Staphylococcus, dan Steptococcus.
 Bakteri penyebab yang biasanya menyebar dari epididimitis terkait
dalam seksual pria aktif atau laki-laki dengan yaitu termasuk
bakteri Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus, Streptococcus.
 Granulomatous: Treponema pallidum, Mycobacterium
tuberculosis, Mycobacterium leprae, Actinomycetes.3
 Trauma sekitar testis
 Virus lain meliputi coxsackievirus , varicella , dan echovirus.2

D. Faktor Risiko
 Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan faktor risiko
yang umum untuk epididimis akut.
 Uretritis
 Prostatitis
 Refluks urin terinfeksi dari uretra prostatik ke epididimis melalui
saluran sperma dan vas deferens.2

E. Patofisiologi
Hipprocrates pertama kali melaporkan orkitis pada abad ke-5 SM.
Radang pada testis dapat disebabkan oleh berbagai virus ataupun
bakteri. Hal ini akan menimbulkan proses inflamasi pada testis yang
meliputi kalor, rubor, dolor, tumor, dan fungsiolesa.4

F. Diagnosis
a. Anamnesis
 Ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan.
 Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
yang hebat.
 Kelelahan / myalgia
 Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan
 Demam dan menggigil
 Mual
 Sakit kepala2,4
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan testis dapat ditemukan:
 Pembesaran testis dan skrotum
 Indurasi testis
 Nyeri tekan
 Kulit skrotum eritematosa
 Kulit skrotum edematosa
 Epididimis membesar yang berhubungan dengan
epididimo-orkitis.
 Pada pemeriksaan dubur, ada prostat bertekstur lunak
(prostatitis) yang sering dikaitkan dengan epididymo-
orchitis.
 Atrofi testis unilateral terjadi pada 60% pasien dengan
orkitis.2
 Pembengkakan KGB inguinal4
Gejala orkitis biasanya timbul beberapa hari setelah
parotitis. Orkitis bakteri yang terisolasi bahkan lebih jarang dan
biasanya dikaitkan dengan epididimitis bersamaan; itu terjadi pada
pria yang aktif secara seksual lebih tua dari 15 tahun atau pada pria
yang lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).
Gejala orkitis terisolasi biasanya sembuh secara spontan dalam
waktu sekitar 3-10 hari, sedangkan epididimitis biasanya akan
sembuh dalam jangka waktu yang sama setelah dimulainya
pengobatan antibiotik.1

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang tidak terlalu membantu untuk
menegakkan diagnosis orkitis. USG dapat membantu
menyingkirkan diagnosis lainnya seperti torsio testis. Pada pria
yang aktif secara seksual, kultur uretra dan pewarnaan gram harus
dilakukan untuk pemeriksaan bakteri Chlamydia trachomatis dan
Neisseria gonorrhoeae. Urinalisis dan kultur urin juga harus
dilakukan untuk mengecek insiden infeksi.1
H. Diagnosis Banding
 Epididimitis
 Hernia scrotalis
 Torsio testis: kemungkinan besar jika nyeri memiliki onset tiba-tiba
dan parah. Lebih umum pada pria di bawah 20 tahun
 Tumor testis
 Hidrokel1,2

I. Terapi
Penatalaksanaan dari orkitis terutama bersifat suportif karena
biasanya sebagian besar pasien orkitis akan sembuh spontan dalam 3-10
hari, kecuali bila penyebabnya bakteri, perlu diberikan antibiotik.2
Pengobatan suportif yaitu bed rest, analgetik, dan elevasi skrotum.
Yang paling penting adalah membedakan orkitis dengan torsio testis
karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan
untuk pengobatan orkitis karena virus. Pada pasien dengan kecurigaan
bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat diberikan antibiotik
untuk penyakit menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan
ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik golongan
fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrhea karena sudah
resisten.
Contoh antibiotik:
1) Ceftriakson
Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas gram-
negatif; efikasi lebih rendah terhadap organisme gram-positif.
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat satu atau
lebih penicillin-binding proteins. Dosis untuk dewasa IM 125-250
mg sekali, anak IV: 25-50 mg/kg/hari. Tidak melebihi 125 mg/hari.
2) Doksisiklin
Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan cara
mengikat 30S dan kemungkinan 50S subunit ribosom bakteri.
Digunakan dalam kombinasi dengan ceftriakson untuk pengobatan
gonore. Dewasa cap 100 mg selama 7 hari, Anak: 2-5 mg / kg /
hari PO dalam 1-2 dosis terbagi, tidak melebihi 200 mg/hari.
3) Azitromisin
Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh
strain rentan mikroorganisme. Diindikasikan untuk klamidia dan
infeksi gonorrheal pada saluran kelamin. Dewasa 1 g sekali untuk
infeksi klamidia dan 2 g sekali untuk infeksi klamidia dan
gonokokus. Anak: 10 mg/kg PO sekali, tidak melebihi 250
mg/hari.
4) Trimetoprim-sulfametoksazol
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis
asam dihydrofolic.Umumnya digunakan pada pasien > 35 tahun
dengan orchitis.Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20
mg / kg / hari, berdasarkan TMP, PO tid / qid selama 14
hari5.CiprofloxacinFluorokuinolon dengan aktivitas terhadap
pseudomonas, streptococci, MRSA, S epidermidis, dan gram
negatif sebagian besar organisme, namun tidak ada aktivitas
terhadap anaerob.Menghambat sintesis DNA bakteri dan akibatnya
pertumbuhan bakteri terhambat.Dewasa tab 500 mg PO selama 14
hari. Anak tidak dianjurkan

 Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan


beberapa derajat atrofi testis
 Abses pada kantong testis
 Infertilitas (sulit memiliki keturunan), terutama jika orkitis terjadi
pada kedua testis. Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orkitis
unilateral. Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
 Hidrokel communican atau piokel mungkin memerlukan drainase
bedah untuk mengurangi tekanan dari tunika.
 Infark testis
 Rekurensi
 Epididimitis kronis
 Gangguan kualitas sperma sementara

Anda mungkin juga menyukai