LIPID II
Kelompok 2
Aisyah Nurmafajah J3L118065
Antonietha Sheilla M R J3L118045
Fahmi Aminur Rijaal J3L218183
Firstly Azzahra J3L218185
Ida Ayu Indrayani J3L218189
Tania Putri Purwanti J3L218180
Yesica Ardhani Simanjuntak J3L218162
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Kolesterol terdiri dari 2 macam yaitu kolesterol LDL dan HDL. Kolesterol
LDL adalah kolesterol jahat, yang bila jumlahnya berlebih di dalam darah akan
diendapkan pada dinding pembuluh darah membentuk bekuan yang dapat
menyumbat pembuluh darah. Kolesterol LDL yang tinggi dalam darah sangat
mudah berubah bentuk dan sifat sehingga akan dianggap sebagai benda asing oleh
tubuh dan akan difagositosis oleh sel-sel makrofag. Sel makrofag ini kemudian
akan berubah menjadi sel-sel busa (foam cell) yang dapat mengendap pada lapisan
dinding pembuluh darah arteri dan membentuk sumbatan-sumbatan. Proses
penyumbatan ini dikenal sebagai aterosklerosis yang kemudian bisa berlanjut
menjadi penyakit jantung koroner (Ratnasari et al 2018).
Kolesterol HDL adalah kolesterol baik, yang mempunyai fungsi
membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Konsumsi
lemak akan mengalami pemecahan menjadi asam lemak bebas, trigliserida,
fosfolipid dan kolesterol yang diserap dengan bentuk kilomikron. Sebagian
kolesterol akan dibuang ke dalam empedu sebagai asam empedu dan sisanya
bersama trigliserida akan bergabung dengan apoprotein B membentuk Very Low
Density Lipoprotein (VLDL). VLDL akan dipecah oleh enzim lipoprotein lipase
menjadi LDL yang bertahan 2-6 jam, kemudian berubah menjadi kolesterol LDL.
Fungsi kolesterol LDL adalah membawa kolesterol ke jaringan perifer dan
dinding pembuluh darah arteri. Sedangkan ikatan antara kolesterol dengan
apoprotein A akan membentuk HDL yang berfungsi untuk mengambil kolesterol
dari jaringan dan membawanya ke hati untuk dikeluarkan lewat empedu
(Ratnasari et al 2018).
Kolesterol merupakan senyawa yang memiliki inti empat cincin
siklopentano – fenantren. Termasuk lemak dengan daya larut yang sangat kecil
dalam air. Kadarnya dalam plasma darah 150-200mg/ml, sekitar 2x kadar glukosa
darah. Dalam plasma darah 30% berikatan dengan lipoprotein yang mampu
menambah daya larutnya dalam darah. Sebanyak 70% lagi kolesterol darah berada
berupa kolesterol ester. Kolesterol tidak larut dalam air tetapi dapat diekstraksi
dari jaringan dengan kloroform, eter, benzena dan alkohol panas. Kolesterol di
dalam darah beredar tidak dalam keadaan bebas, akan tetapi berada dalam
partikelpartikel lipoprotein. Lipoprotein merupakan senyawa kompleks antara
lemak dan protein. Dalam serum darah lipoprotein terdiri atas 4 jenis, yaitu
kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL),
dan high density lipoprotein (HDL). Kilomikron mengandung 96% trigliserida,
1,7% protein, 1,75% kolesterol, dan 0,6% fosfolipida. Kilomikron berfungsi
sebagai pengangkut lemak dari usus ke tempat-tempat yang membutuhkan. VLDL
mengandung 60% trigliserida, 15% kolesterol, 10% protein, dan 15% fosfolipida.
VLDL berfungsi sebagai pengangkut trigliserida endogen dari tempat-tempat
pembentukannya ke tempat yang membutuhkan. LDL mengandung 10%
trigliserida; 45% kolesterol, 25% protein, dan 20% fosfolipida. LDL berfungsi
mengangkut kolesterol dari sel yang satu ke sel lainnya dimana kolesterol tersebut
diperlukan untuk pembentukan hormon sterol dan steroid. HDL mengandung 3%
trigliserida, 18 % kolesterol, 50 % protein, dan 30 % fosfolipida. Kolesterol tidak
larut dalam air tetapi dapat diekstraksi dari jaringan dengan kloroform, eter,
benzena dan alkohol panas. Kolesterol termasuk senyawa steroida dengan rumus
C27H45OH. Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak
di alam. Dari rumus kolesterol dapat di lihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat
pada atom C nomor 3 mempunyai posisi beta oleh karena dihubungkan oleh garis
penuh (Budiyanto et l 2017).
Lemak dan minyak disebut trigliserida atau triasilgliserol merupakan
anggota dari keluarga lipid. Bahan minyak dan lemak yang digunakan
pada percobaan di antaranya minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin,
gliserol dan asam palmitat. Komposisi penyusun minyak kelapa adalah asam
laurat (Gunawan 1990). Lemak hewan dapat mengandung beberapa asam lemak,
di antaranya dapat berupa asam palmitat, asam stearat, asam palmitoleat, dan
asam oleat. Kadar asam lemak jenuh pada lemak hewan ini lebih besar
dibandingkan dengan lemak nabati. Mentega berasal dari lemak hewan
dan biasanya mengandung lebih banyak lemak jenuh (66%) dibandingkan lemak
takjenuh (34%). Mentega mengandung lebih banyak lemak tidak jenuh (85-87%)
dibandingkan lemak jenuhnya. Mentega mengandung sejumlah asam butirat, asam
laurat, dan asam linoleat. Jumlah asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh
tunggal, dan asam lemak tidak jenuh majemuk pada mentega masing-masing
47,35; 26,10; dan 2,24 g per 100 gram. Mentega biasanya mengandung vitamin A,
D, protein, dan karbohidrat.
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang
disebut proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh oksidasi radikal asam lemak
tidak jenuh dalam lemak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-
radikal bebas yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida
lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat seperti hematin, hemoglobin,
mioglobin, klorofil, dan enzim-enzim lipoksidase. Molekul-molekul lemak yang
mengandung radikal asam lemak tidak jenuh mengalami oksidasi dan menjadi
tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut disebabkan oleh pembentukan
senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida (Hawab 2004).
Menurut teori sebuah atom lemak, minyak, mentega, margarin, dan
shorteningnya 23 hidrogen yang letaknya disebelah atom karbon yang mempunyai
ikatan rangkap dapat disingkirkan oleh suatu kuantum energi, sehingga
membentuk radikal bebas. Kemudian radikal ini dengan membentuk peroksida
aktif yang dapat membentuk hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan
mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh
radiasi energi tinggi, energi panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-senyawa
dengan rantai C lebih pendek ini adalah asam-asam lemak, aldehida-aldehida dan
keton yang bersifat volatil dan menimbulkan bau tengik pada lemak
(Budimarwanti 2010).
TUJUAN
Percobaan bertujuan untuk mengetahui sifat dan struktur lipid melalui uji-uji
kualitatif yaitu uji ketengikan, uji salkowski untuk kolesterol, dan uji Lieberman
Buchard untuk kolesterol.
METODE
Alat yang digunakan pada percobaan adalah gelas piala, tabung reaksi,
batang pengaduk, pipet mohr, pipet tetes, bulb, rak tabung reaksi, erlenmeyer
dengan tutup, dan sudip.
Bahan-bahan yang digunakan adalah minyak kelapa bagus, minyak kelapa
tengik, lemak hewan, mentega, HCl pekat, floroglusinol, serbuk CaCO3, kertas
saring, kolesterol, kloroform anhidrat, asam sulfat pekat, asam asetat anhidrat, dan
akuades.
Prosedur Percobaan
Uji ketengikan, labu erlenmeyer 100 mL yang bersih dan kering disediakan
dan dimasukkan bahan percobaan sebanyak 5 mL. Ditambahkan 5 mL HCl pekat
dan dicampurkan hati-hati. Disediakan kertas saring yang dicelupkan ke dalam
floroglusinol dan disumbat karet. Serbuk CaCO3 dimasukkan dan segera ditutup
dengan sumbat karet yang dijepitkan kertas floroglusinol, sehingga kertasnya
tergantung. Keadaan ini dibiarkan 10-20 menit. Uji ini dilakukan pada minyak
kelapa tengik, minyak kelapa, lemak hewan, dan mentega.
Uji salkowski untuk kolestrol, beberapa milligram kolesterol dilarutkan di
dalam 3 ml kloroform anhidrat yang berada dalam tabung reaksi yang bersih dan
kering. Asam sulfat pekat dengan volume yang sama ditambahkan kemudian
dikocok perlahan-lahan. Lapisan cairan tersebut dibiarkan terpisah dan diamati
warna yang terjadi.
Uji Lieberman-Buchard untuk kolesterol, sebanyak 10 tetes asam asetat
anhidrat dan 2 tetes asam sulfat pekat ditambahkan ke dalam larutan-larutan
kolesterol dan kloroform dari percobaan Salkowski. Tabung dikocok perlahan-
lahan, kemudian tabung dibiarkan selama beberapa menit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji ketengikan merupakan uji kualitatif, dalam uji ini diidentifikasi lipid
mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh oksidasi
lipid. Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah
kertas saring dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi
sebagai penampak bercak, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer yang berisi
minyak yang diuji. Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan segera
ditutup. HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang
dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen
radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap
akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida (Kristian 2003). Berdasarkan percobaan
uji ketengikan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil Uji Ketengikan
Bahan Uji Hasil pengamatan (+/-) Keterangan
Gambar 1. Pembentukan hidrogen peroksida pada tahap awal oksidasi residu asam lemak
tak jenuh (Fessenden & Fessenden 1986)
Kolesterol -
SIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa minyak kelapa tengik dan
mentega hasilnya tengik. Lemak hewan tidak tengik, dan minyak kelapa hasilnya
sangat tengik. Uji kolesterol salkowski menunjukkan hasil negatif, dan uji
kolesterol Lieberman-Buchard juga menunjukkan hasil yang negatif.
DAFTAR PUSTAKA