Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan Skripsi

ALALISIS SIDIK JARI KROMATOGRAFI

LAPIS TIPIS DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia)


Daun Gauzuma ulmifolia atau lebih dikenal sebagai daun jati belanda. Hasil penelitian
patil dan biradar (2013) menunjukan bahwa daun jati belanda mengandung panin, saponin,
flavonoid, alkaloid, dan steroid. Berbagai kandungan metabolit sekunder tersebut menunjukan
bahwa daun jati belanda memiliki potensi sebagai anti bacteria dan antioksidan (Kaneria et al.
2009), obat antiobesitas (Iswantini et al. 2011), serta penghambat aktivitas fungisida (Pizana et
al. 2010). Umumnya daun jati belanda diolah sebagai bahan baku jamu pelangsing dan penurun
kolesterol.

Sebagai salah satu bahan pobat herbal, pengendali kualitas jati belanda menjadi salah
satu parameter penting yang menentukan kualitas produk akhirnya. Selain itu, identitas jati
belanda sebagai bahan baku obat herbal perlu dipastikan untuk menghindari pemalsuan akibat
permintaan peningkatan yang tidak sebanding dengan ketersediaan bahan baku salah satu jenis
pengembangan metode analisis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi serta memantau
kualitas bahan baku senyawa kimia jati belanda ialah analisis profil sidik jari.

Analisis profil sidik jari merupakan teknik analisis yang dapat memberikan informasi
mengenai profil senyawa yang terkandung pada sampel. Metode ini dapat memberian
informasi profil kimia secara luas yang khas untuk setiap tanaman obat (Reich dan Schibli 2006).
Metode analisis sidik jari dengan kromatografi lapis tipis ditawarkan karena cenderung lebih
sederhana dalam pengerjaan, efisien waktu, mudah untuk mendetesi banyak sampel, resolusi
pemisahan yang baik, serta biaya yang efektif. Analisis sidik jari dengan KLT dapat dilakukan
secara kualitatif, yaitu menganalisis profil hasil pemisahan berdasarkan jumlah. Posisi, warna,
intensitas serta RF (retardation factor) pita yang dihasilkan. Analisis profil sidik jari dengan KLT
telah dilakukan untuk membedakan dan autentikasi simplisia serbuk kunyit, bangle, dan
temulawak yang sulit dibedakan secara visual (Rafi et al. 2011). Identifikasi profil sidik jari
tanaman Pottentila (Swieboda et al. 2014), tanaman pegagan (Cantella asiatica) (Fatahillah
2016), meniran hijau (Effendi 2016), serta daun dan batang brotowali (Jannah 2016).

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan metode kendali mutu daun jati
belanda (Guazuma ulmifolia) menggunakan analisis sidik jari KLT. Ekstrak dipisahkan
menggunakan pekat silikat gel F254 sebagai fase diam, campuran dietil eter:etil asetat (5:5)
sebagai fase gerak, serta larutan asam sulfat 10% (v/v) sebagai pereaksi derivatisasi sehingga
menghasilkan 9 pita pada sinar ultraviolet 366 nm. Pola sidik jari daun jati belanda stabil pada
pelat dan dalam larutan selama 3 jam serta secara visual hingga 30 menit. Uji presisi dan presisi
antara menunjukan keterulangan yang baik dengan rentang selisih faktor retardasi (RF) pada uji
presisi dan presisi antara masing-masing 0.00-0.02 dan 0.01-0.04. Spesifisitas metode ini diuji
dengan membandingkan pola sidik jari daun jati belanda dengan daun murbei (Morus alba) dan
terdapat pita berwarna biru (RF = 0.05) pada profil daun murbei yang tidak muncul pada profil
sidik jari daun jati belanda. Maka, daun jati belanda dan murbei meskipun mirip secara
morfologi tetapi dapat dibedakan berdasarkan pola sidik jari KLT.

Anda mungkin juga menyukai