Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK AKAR

KELOR (Moringa oleifera L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

Surahmat*, Sitti Faika, Pince Salempa


Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar

Email: surahmat.hamid97@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan mengetahui


pengaruh konsentrasi pelarut dan penambahan asam pada ekstrak akar kelor (Moringa
oleifera L.) terhadap rendemen dan aktivitas antibakteri pada bakteri Escherichia coli. Serta
mengetahui kandungan seyawa metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak akar kelor
(Moringa oleifera L.). Metode penelitian yang dilakukan meliputi maserasi, uji golongan,
analisis ekstrak akar kelor (Moringa oleifera L.) terhadap rendemen dan aktivitas antibakteri
dengan menggunakan spss ANOVA. Hasil uji golongan ekstrak metanol mengindikasikan
mengandung senyawa golongan flavanoid, alkaloid dan terpenoid. Berdasarkan analisis spss
ANOVA, perlakuan ekstrak dengan rendemen tertinggi adalah P1 dan P2 yaitu 24.25%
(p<0,05) dan 24,05% (p<0,05), sedangkan perlakuan ekstrak yang memiliki aktivitas
antibakteri paling tinggi adalah P4 dengan diameter daya hambatan 19 mm (p<0,05) pada
konsentrasi 6% (m/v) dan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) adalah P4 pada konsentrasi
0,5% (m/v) dengan diameter daya hambatan 11 mm terhadap bakteri Escherichia coli
Kata kunci : Akar kelor, Moringa oleifera L., Antibakteri, Escherichia coli, ANOVA

Abstract. This research is an experimental study that aims to determine the effect of solvent
concentration and the addition of acid to Moringa oleifera L. root extract on yield and
antibacterial activity in Escherichia coli bacteria. As well as knowing the content of
secondary metabolite compounds found in the root extract of Moringa oleifera L.). The
research method used included maceration, class test, analysis of Moringa oleifera L. root
extract on yield and antibacterial activity using spss ANOVA. The results of the methanol
extract class test indicated that it contained flavonoids, alkaloids and terpenoids. Based on
the ANOVA spss analysis, the extract treatment with the highest yield was P1 and P2, namely
24.25% (p <0.05) and 24.05% (p <0.05), while the extract treatment which had the highest
antibacterial activity was P4 with a diameter resistance 19 mm (p <0.05) at a concentration
of 6% (m / v) and the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) is P4 at a concentration of
0.5% (m / v) with a diameter of 11 mm resistance against Escherichia coli bacteria

Keywords: Moringa oleifera L. root, Antibacterial, Escherichia coli, ANOVA

PENDAHULUAN

Salah satu tumbuhan yang berpotensi famili Moringaceae adalah tumbuhan kelor
sebagai komoditas obat tradisional adalah (Moringa oleifera (L.) Lamk.). Tumbuhan
tumbuhan yang berasal dari famili ini secara luas telah dimanfaatkan sebagai
Moringaceae, genus Moringa dari spesies obat tradisional oleh masyarakat
Moringa oleifera (L.). Salah satu spesies (Nurcahyani, 2014).
Kelor (Moringa oleifera L.) Akar kelor (Moringa oleifera L.)
merupakan salah satu tanaman yang mengandung sifat antibiotik yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten digunakan untuk berbagi jenis penyakit.
Sidenreng Rappang (SIDRAP), Sulawesi Selain itu akar kelor banyak mengandung
Selatan sebagai obat tradisional. Kelor serat tinggi, protein, vitamin dan mineral.
memiliki akar tunggang, berwarna putih. Akar M. oleifera (L.) bermanfaat sebagai
Kulit akar berasa pedas dan berbau tajam, antimikroba, untuk menghilangkan karang
dari dalam berwarna kuning pucat, bergaris gigi, meredakan flu, menurunkan demam,
halus tapi terang dan melintang. Tidak keras, sebagai obat imtuk sakit asma, sebagai obat
bentuk tidak beraturan, permukaan luar kulit penguat jantung, antiinflamasi, digunakan
agak licin, permukaan dalam agak sebagai obat rematik, mengobati bengkak
berserabut, bagian kayu warna cokelat muda, pada kaki (edema), untuk mengobati
atau krem berserabut, sebagian besar epilepsi, meredakan sakit kepala, afrodisiak,
terpisah. Akar tunggang berwarna putih, menjaga kesehatan organ reproduksi,
membesar seperti lobak. Akar yang berasal penyegar kulit, mengobati penyakit ginjal,
dari biji, akan mengembang menjadi dan pembesaran hati (hepatamegali)
bonggol, membengkak, akar tunggang (Wahyuni, 2012).
berwarna putih dan memiliki bau tajam yang Dilaporkan bahwa akar tumbuhan M.
khas. (Lahjie, A. M.; Siebert, B., 1987 dalam oleifera (L.) mengandung senyawa gula
krisnadi, 2015).
sederhana, rhamnosa dan kelompok yang
cukup unik dari senyawa yang disebut
glucosinolates dan isothiocyanates (Krisnadi,
2015). M. oleifera (L.) juga merupakan
sumber yang baik dari berbagai tokoferol (α,
γ dan δ) (Anwar dkk, 2005). Antihipertensi
senyawa thiocarbamate dan glikosida
Gambar 1. (kiri) Tumbuhan Moringa isothiocyanate telah diisolasi dari asetat fase
oleifera (L), (kanan) akar Tumbuhan ekstrak etanol polong Kelor (Faizi et al.,
Moringa oleifera (L)
1995). Para sitokinin telah terbukti
Beberapa penelitian membuktikan
terkandung dalam buah Kelor (Nagar et al.,
bahwa tanaman ini memiliki kemampuan
mengatasi berbagai penyakit seperti diabetes, 1982 dalam Krisnadi, 2015).
hepatitis, jantung dan kolestrol tinggi, obat Sebuah penemuan baru telah
rematik, radang,, nyeri punggung bawah atau menunjukkan struktur phytochemical yang
ginjal, anti inflamasi, hipertensi, pembersih diisolasi dari ekstrak etanol Kelor, yaitu
racun dalam hati, asam urat dan nyeri sendi kandungan O-etil-4-(α-L-rhamnosyloxy)
(rematik), antibakteri, antijamur, tonik benzil karbamat bersama-sama dengan tujuh
penguat jantung, bahkan menghancurkan senyawa bioaktif yang diketahui, 4 (α-L-
kanker dan tumor (Ruckmani et al., 1998; rhamnosyloxy) benzil-isothiocyanate,
Anwar, et al, 2006; Mardiana, 2012). niazimicin, 3- O- (6′- O- oleoil- β- D-
glucopyranosyl) –β -sitosterol, β- sitosterol- (2017), menyatakan bahwa M/Z mine
3- O- β- D glucopyranoside, niazirin, β- mencakup semua tahapan pada pemrosesan
sitosterol dan gliserol-1 -(9- octadecanoate) data awal kromatogram LC-MS/MS dan
(Krisnadi, 2015). ). Isotiosianat dan utamanya digunakan dalam tujuan
glukosinolat. Isotiosianat (ITC) yang metabolomik. Hasil analisa menggunakan
terdapat dialam dalam bentuk benzil Liquid Chromatography-Mass Spectrometry/
isotiosianat (BITC), phenetil isotiosianat Mass Spectrometry (LC-MS/MS) yaitu
(PEITC) atau phenyl isotiosianat (PITC) mengidentifikasi berdasarkan berat molekul
dimana secara in vivo, telah menunjukkan dan penentuan struktur senyawa kimia
aktivitas sebagai agen antikanker (Bose, dengan database Massbank dan Chemspider
2007). secara online (Tiah dkk, 2016).
E. coli merupakan bakteri gram Penelitian ini akan mengetahui
negatif berbentuk batang pendek yang pengaruh konsentrasi pelarut metanol pada
memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 ekstrak akar M. oleifera (L.), mengetahui
μm, lebar 0,4-0,7μm dan bersifat anaerob pengaruh penambahan asam pada proses
fakultatif. E. coli membentuk koloni yang ekstraksi, dan menguji bioaktivitasnya
bundar, cembung, dan halus dengan tepi terhadap bakteri E.coli serta menganalisis
yang nyata (Jawetz, 2001). Pertumbuhan E. kandungan senyawa aktifnya menggunakan
coli optimum pada suhu 37ºC. E. coli Liquid Chromatography-Mass Spectrometry/
mempunyai beberapa antigen, yaitu antigen Mass Spectrometry (LC-MS/MS),
O (polisakarida), antigen K (kapsular), mengingat potensi cukup besar sebagai
antigen H (flagella). Antigen O merupakan tumbuhan obat.
antigen somatik berada dibagian terluar Alat-alat yang digunakan pada
dinding sel lipopolisakarida dan terdiri dari penelitian ini terdiri dari alat untuk preparasi
unit berulang polisakarida. Antibodi terhadap sampel yaitu alat penggiling (grinder), pisau
antigen O adalah IgM. Antigen K adalah dan baskom. Alat dalam tahap ekstraksi yaitu
antigen polisakarida yang terletak di kapsul neraca analitik Cheetah® FA2204B, bejana
(Juliantina, 2008). maserasi (maserator), corong buchner,
Beberapa penyakit berikut evaporator Hahn Shin® HS2005VN, pipa
dikarenakan infeksi bakteri E. coli seperti, kapiler, chamber, lampu UV VL-4 LC 254-
diare, demam, sakit perut, disentri, infeksi 356 nm, hot plate Stuart®, pompa
saluran kemih bahkan infeksi paru-paru dan vakum,dan
infeksi selaput otak (Pandey, et al., 2012).
Berdasarkan penelitian Lusi dkk (2016), METODE PENELITIAN
ekstrak etanol dari tanaman M. oleifera (L.) Alat
memiliki aktivitas antibakteri pada Alat- alat gelas. Alat untuk uji
konsentrasi 80% terhadap bakteri E. coli. bioaktivitas adalah cawan petri, sprider,
LC-MS/MS merupakan salah satu kawat ose, lampu spiritus, inkubator
teknik analisis dengan resolusi tinggi dan Memmert, autoklaf Tomy SX-500, oven
dapat digunakan dalam analisis kuantitatif Memmert, pinset, tabung reaksi, rak tabung
maupun analisis stuktural sehingga dapat reaksi, botol vial dan jangka sorong. Alat
memberikan pendekatan yang sangat untuk analisis yaitu Liquid Chromatography-
berguna dalam menentukan profil suatu Mass Spectrometry/Mass Spectrometry (LC-
metabolit (Theoridis et al., 2008). Asadatun MS/MS).
Bahan Hasil masing-masing maserat yang
Bahan pelarut organik digunakan diperoleh dipekatkan menggunakan
adalah metanol teknis, asam asetat glasial evaporator hingga diperoleh ekstrak kental.
dan aquades. Beberapa reagen seperti untuk
Uji Bioaktivitas terhadap Bakteri
uji kualitatif uji alkaloid dengan pereaksi
Bakteri E.coli diencerkan dengan
Wagner dan Mayer dan untuk senyawa
aquades steril, kemudian diukur kepadatan
fenolik (seperti, flavanoid) menggunakan
selnya 25% transmitan. Sebanyak 3 mL
pereaksi besi (III) klorida (FeCl3) 1%, untuk
bakteri E.coli dimasukkan kedalam cawan
terpenoid dan steroid dengan pereaksi
petri berisi media NA yang telah dibuat
Liebermann-Burchard. Bahan-bahan lain
sebelumnya. Kertas cakram yang berukuran
yang digunakan kertas saring whatman,
6 mm diambil menggunakan pinset,
aluminium foil, tissue, dan label. Bahan uji
dijenuhkan ke dalam kontrol negatif
aktivitas anibakteri yakni Nutrient Agar
(DMSO), sampel (ekstrak P1, P2, P3, P4, P5,
(NA), Nutrient Broth (NB), kertas cakram,
dan P6) dan kontrol positif (tetrasiklin).
metanol teknis, DMSO (Dimetil Sulfoksida)
Selanjutnya diletakkan di atas permukaan
pa, aquades, spiritus, tetrasiklin, plastik
media NA yang telah diinokulasikan dengan
wrap, kapas dan bakteri Escherechia coli.
bakteri uji. Cawan petri diinkubasi pada suhu
Preparasi dan Ekstraksi 37°C selama ±24 jam. Respon adanya
Akar tumbuhan M. Oleifera (L.) aktivitas antibakteri ditentukan dengan
Lamk yang masih segar dibersihkan terlebih mengukur diameter zona hambat bakteri
dahulu. Kemudian, semua bagian tumbuhan (zona bening) di atas permukaan media agar
tersebut dikeringkan dengan cara diangin- menggunakan jangka sorong. Dimana zona
anginkan pada suhu ruang di udara yang hambat dapat diamati dengan tidak
terbuka hingga kering. Akar tumbuhan M. terdapatnya pertumbuhan bakteri disekitar
oleifera (L.) Lamk yang telah kering kertas cakram tersebut.
dipotong kecil-kecil, kemudian dihaluskan
Analisis Golongan Senyawa Metabolit
menggunakan mesin penggiling (grinder). Sekunder
Serbuk halus akar tumbuhan M. Uji Golongan/Pereaksi
oleifera (L.) Lamk ditimbang sebanyak 4
Sebanyak 6 ekstrak yang diperoleh
gram. Kemudian dimaserasi menggunakan
variasi konsentrasi pelarut metanol. Masing- yaitu ekstrak P1, P2, P3, P4, P5, dan P6
masing ekstrak direndam selama 3 x 24 jam, masing-masing dipekatkan menggunakan
kemudian didekantasi dan disaring dengan evaporator dan diperoleh masing-masing
menggunakan corong buchner, yang dilapisi ekstrak kentalnya. Kemudian dilakukan uji
kertas saring Whatman. Adapun keterangan golongan/pereaksi terhadap masing-masing
ekstrak sebagai berikut: ekstrak dengan menggunakan pereaksi
Tabel 1. Keterangan Perlakuan
No. Perlakuan Ekstrak Wagner (alkaloid), FeCl3 (senyawa fenol/
1. P1 Metanol 30% flavanoid), Liebermann-Burchard (terpenoid
2. P2 Metanol 30% asam asetat dan steroid).
0,1%
3. P3 Metanol 50% Uji LC-MS/MS
4. P4 Metanol 50% + asam asetat Ekstrak yang memiliki antibakteri
0,1% yang paling baik kemudian dianalisis lebih
5. P5 Metanol 70% +
lanjut dilakukan uji dengan menggunakan
6. P6 Metanol 70% + asam asetat
0,1% Liquid Chromatography-Mass Spectrometry/
Mass Spectrometry (LC-MS/MS) untuk ditimbang dan diperoleh 3,55 kg. Sampel
mengidentifikasi berdasarkan berat molekul kemudian dihaluskan sehingga diperoleh
dengan menggunakan database Massbank 1,15 kg serbuk akar tumbuhan M. oliefera
yang ada dan secara online dan dibandingkan (L). Ekstraksi dilakukan dengan
dengan beberapa literatur yang ada. menggunkan variasi konsentrasi pelarut
Analisis Data sesuai perlakuan P1,P2,P3,P4,P5, dan P6.
Data dianalisis dan diolah Kemudian dipisahkan dengan pelarutnya
menggunakan Uji Analysis of Variance dengan cara diuapkan dengan menggunakan
(ANOVA) dengan Program SPSS versi 24.
rotary vaccum evaporator
Data diuji terlebih dahulu dengan pengujian
normalitas kemudian dihomogenitas. Untuk Proses ekstraksi pada suasana asam
mengetahui kelompok mana yang berfungsi mendenaturasi membran sel
mempunyai perbedaan bermakna, maka tanaman sehingga pelarut mampu
dilanjutkan dengan uji tukey dengan melihat melarutkan lebih banyak senyawa dalam sel
hasil Multiple Comparison ANOVA dari tanaman dan menghasilkan rendemen lebih
masing-masing pengukuran. banyak (Robinson, 1995; Dimitrios, 2019).
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Golongan/ Fitokimia (Uji pereaksi)
Sampel akar tumbuhan M. oliefera Berikut hasil uji golongan pada setiap
(L) Lamk yang telah dibersihkan dan perlakuan :
dipotong kecil-kecilyang telah kering

Tabel 2. Hasil Uji Golongan Ekstrak Metanol Akar Kelor


Analisis Rendemen merupakan kondisi ekstraksi optimal dalam
Ekstrak kental metanol tumbuhan M. mengekstrak senyawa-senyawa fenolik. Hal
oleifera (L) yang diperoleh kemudian ini menunjukkan bahwa dalam ekstrak
ditentukan rendemennya masing-masing dan metanol akar kelor (M. Oleifera L.)
akan dilanjutkan untuk dianalisis. Berikut kandungan senyawa fenoliknya tidak terlalu
hasil rata-rata penimbangan yang diperoleh melimpah. Oleh karena itu penambahan
dalam 4 gram ekstrak metanol akar kelor asam tidak mempengaruhi rendemen.
dengan perbandingan pelarut (1:25, b/v) : Konsentrasi pelarut berpengaruh
terhadap rendemen ekstrak metanol akar
30 kelor (M. Oleifera L.). Menurut penelitian
25
RENDEMEN (%)

Zhang (2007) menyatakan bahwa


20 24,25 24,05
15 konsentrasi mempengaruhi kepolaran
10 15,04 pelarut. Berkurangnya konsentrasi metanol,
13,07
5 10,03 11,13
maka kepolaran pelarut bertambah, hal ini
0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 dikarenakan sifat dari air yang bersifat polar.
PERLAKUAN Hal ini dibuktikan dari hasil rendemen yang
semakin tinggi dengan berkurangnya
Gambar 2. Rendemen Rata-Rata Ekstrak Metanol konsentrasi pelarut, sehingga semakin
Akar Kelor
banyak senyawa- senyawa aktif bersifat
polar yang terekstrak.
Berdasarkan hasil Multiple
Comparison ANOVA dari perbandingan hasil
pengukuran rendemen dari masing-masing
ekstrak pada gambar 2 dengan tingkat
kepercayaan 95% menunjukkan pada
konsentrasi pelarut yang sama dengan salah
satu perlakuan ditambahkan asam bahwa Gambar 3. Ekstrak Akar Kelor
tidak adanya perbedaan yang signifikan, hal
Uji Bioaktivitas terhadap Bakteri
ini dapat dilihat pada hasil analisis antara P1
Uji bioaktivitas antibakteri terhadap
terhadap P2, P3 terhadap P4, dan P5
bakteri E. coli menggunakan metode difusi
terhadap P6 (P>0,05). Namun, pada
Kirby-Bauer. Pengujian ini menggunakan
konsentrasi pelarut yang berbeda
kertas cakram yang berukuran 6 mm, yang
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal
dijenuhkan pada sampel yang dilarutkan
ini dapat dilihat pada hasil analisis antara P1
dengan DMSO, kontrol negatif (DMSO) dan
terhadap P3 dan P5 (P<0,05).
kontrol positif berupa antibiotik (tetrasiklin).
Berdasarkan hasil uji lanjut tukey
Penggunaan tetrasiklin sebagai kontrol
menunjukkan bahwa perlakuan P1 dan P2
positif karena merupakan antibiotika yang
yang merupakan ekstrak dengan rendemen
aktif terhadap bakteri yang bekerja
tinggi. Perlakuan dengan hasil rendemen
menghambat sintesa protein dan sebagai
rendah adalah P5 dan P6. Hal ini
tolak acuan pada penentuan keaktifan ekstrak
menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh
sebagai antibakteri, dengan membandingkan
penambahan asam terhadap rendemen.
diameter daerah hambat (DDH) yang
menurut penelitian Urzula (2016)
terbentuk. Kontrol negatif berfungsi untuk
menyatakan bahwa penambahan asam
mengetahui ada tidaknya pengaruh pelarut
terhadap pertumbuhan E. coli sehingga dapat pengamatan yaitu adanya zona bening yang
diketahui bahwa yang mempunyai aktivitas terbentuk disekeliling kertas cakram yang
antibakteri adalah zat uji bukan pelarut. merupakan daerah zona hambat bakteri.
Kertas cakram yang sebelumnya Zona bening ini menunjukkan bahwa bakteri
telah dijenuhkan diletakkan diatas pada daerah itu tidak berkembang atau mati.
permukaan medium agar (NA). Setelah Adapun diameter zona hambatnya dapat
diinkubasi selama ± 24 jam, diperoleh hasil dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Hasil Pengukuran Rata-Rata Diameter Hambatan Ekstrak Kelor terhadap Bakteri E. coli

Kode Diameter Hambatan (mm)


Sampel DMSO
0,50% 2% 4% 6% Tetrasklin (+)
(-)
P1 7 8 9,5 11 21 0
P2 7,5 8,5 9,5 12,5 21 0
P3 7,5 9 10,5 12,5 21,5 0
P4 9,5 11 12 19 20 0
P5 2,5 5,5 8 9 21,5 0
P6 3 7,5 8,5 9,5 21,5 0

25
21 21 21,5 21,5 21,5
20
20 19

15 12,5 12,5 12
11 10,5 11
9,5 9,5 9 9,5 9 9,5
10 8 8,5 8 8,5
7 7,5 7,5 7,5
5,5
5 2,5 3
0 0 0 0 0 0
0
P1 P2 P3 P4 P5 P6

0,50% 2% 4% 6% DMSO (-) Tetrasiklin (+)

Gambar 5. Hasil Pengukuran Rata-Rata Diameter Hambatan Ekstrak Akar Kelor terhadap Bakteri E. coli

KHM (Konsentrasi Hambat pengelompokkan daya hambatan antibakteri


Minimum) adalah konsentrasi terendah yang terhadap bakteri E. coli adalah sebagai
diperlukan antibiotik dalam menghambat berikut:
bakteri. Berdasarkan kategori daya hambat
menurut Greenwood (1995),

Tabel 4. Pengelompokkan Ekstrak Metanol Akar Kelor berdasarkan Daya Hambatannya


Kelompok Daya Respon Hambatan
Hambatan Pertumbuhan E. coli (Diameter)
Tetrasiklin (+) Kuat (>20mm)
P4 (6%) Sedang (16-20 mm)
P3 (4%), P3 (6%), P4 (2%), P4 (4%), P3 (6%), P1 (6%) Lemah (10-15 mm)
DMSO (-), semua P5 dan P6, P3 (0.5%),
P3 (2%), P4 (0.5%), P1 (0.5%), P1 (2%), Tidak ada (<10 mm)
P1 (4%), P2 (0.5%), P2 (2%), P2 (4%)
Hal ini menunjukkan Konsentrasi yang memiliki antibakteri paling baik adalah
Hambat Minimum (KHM) terhadap bakteri ekstrak P4. Hal ini dikarenakan memiliki
E. coli yaitu yang memiliki konsentrasi efek yang sama dengan kontrol positif
terendah dibandingkan ekstrak lainnya dalam tetrasiklin. Selain itu, memiliki nilai KHM
menghambat bakteri E. coli adalah ekstrak yang paling rendah dibandingkan ekstrak
P4 (2%) yang memiliki daya hambatan 11 lainnya.
mm dengan kategori lemah. Adapun hasil uji
Analisis Senyawa dengan Liquid
antibakteri terhadap E. coli ditunjukkan pada
Chromatography-Mass Spectrometry/
Gambar berikut.:
Mass Spectrometry (LC-MS/MS)
Ekstrak yang memiliki bioaktivitas yang
paling baik yang di analisis senyawanya
dengan Liquid Chromatography-Mass
Spectrometry/Mass Spectrometry (LC-
MS/MS). Berdasarkan hasil analisis senyawa
dari Liquid Chromatography-Mass
Spectrometry/Mass Spectrometry (LC-
MS/MS), kandungan ekstrak metanol akar
Gambar 6. Hasil Daya Hambatan ekstrak P4 terhdap kelor (M. oleifera L.) ditemukan 21 senyawa.
Bakteri E. coli Senyawa aktif yang ditemukan dalam ekstrak
akar kelor memiliki sifat sebagai obat.
Berdasarkan hasil analisis ANOVA Namun yang berpotensi sebagai antibakteri
dan uji lanjut tukey HSD serta hasil KHM sebanyak 11 senyawa.
(konsentrasi Hambat Minimum) ekstrak

Gambar 7. Kromatogram hasil analisis senyawa dengan LCMS/MS ekstrak akar kelor (Moringa
oleifera L.) pada P4
Tabel 5 hasil analisis senyawa dengan LCMS/MS ekstrak akar kelor (Moringa oleifera L.) pada P4
Peak Berat Nama Rumus Manfaat
Kromatogram Molekul Senyawa Molekul
Rt (mDa)
1.03 149.213 BITC (Benzil C8H7NS Anti hipertensi,
isotiosianat) Antikanker, anti
mikroba,
1.28 270.2369 Apigenin C15H10O5 Menghambat tumor,
agen anti-inflamasi,
4.75 385.432 Niacin C17H23NO7S Antioksidan,
Memperlancar
metabolisme, Anti-
inflamasi, antikolesterol,
5.32 473.1658 Folinic acid C20H23N7O7 Antibakteri dan
berpotensi menghambat
kanker
5.56 516.1268 1,3- C25H24O12 Anti-inflamasi
Dicaffeoylquinic
acid
6.11 564.1479 Apiin C26H28O14 Anti-inflamasi,
menghambat virus
penyebab malaria
6.40 204.2252 Tryptophan C11H12N2O2 Antioksidan, Anti-
inflamasi,
Antikolesterol, Anti
mikrobia,
6.64 224.1049 3-Butylidene- C12H16O4 Antioksidan,
4,5,6,7-tetrahydro-
6,7-dihydroxy
1(3H)
isobenzofuranone
6.89 408.4 Benzil C14H18NO9S2 Antioksidan, Anti-
Glukosinolate inflamasi, Berpotensi
sebagai anti tumor
7.10 486.7278 Zeaxanthin C34H46O2 Anti-bakteri, anti-
kolesterol, mencegah
kanker,

7.98 164.0831 Eugenol C10H12O2 Agen antiinfeksi, agen


perasa, antibakteri
8.53 256.434 Palmitic Acid C16H32O2 Antioksidan, anti
mikroba,
9.14 294.2195 9-Oxooctadeca- C18H30O3 antimikroba dan
10,12-dienoic acid antijamur
9.35 240.1262 1, 3-Dibenzyl urea C16H34O Antioksidan, berpotensi
anti-kanker, anti-
inflamasi,
9.41 222.239 Isoflavon C15H10O2 Antioksidan, Antikanker
(apoptosis), antimikroba,

10.35 286.236 Kaempferol C15H10O6 Antioksidan,


10.84 316.0583 Rhamnetin C16H12O7 Antioksidan
11.43 444.5222 Aurantiamide C21H18O11 Anti-imflamasi antivirus,
acetate antibakteri
12.69 506.1060 Quercetin 3-O-(6''- C23H22O13 Antioksidan
acetyl-glucoside)
13.21 278.2251 Elaidolinoleic acid C18H30O2 Antioksidan
17.21 698.3489 Isotriornicine C31H50N6O12 Antibakteri
Berdasarkan penelitian ini, hasil sebanyak 21 senyawa yang terverifikasi
analisis senyawa dari Liquid yaitu golongan senyawa alkaloid dan
Chromatography-Mass Spectrometry/Mass flavanoid dan terpenoid dan yang
Spectrometry (LC-MS/MS) diketahui bahwa memiliki sifat biologis antibakteri
senyawa metabolit sekunder pada ekstrak sebanyak 11 senyawa.
akar kelor hasil ekstraksi dengan
menggunakan pelarut metanol 50% dengan DAFTAR PUSTAKA
penambahan asam 0,1% adalah golongan 1. Achmad, S.A. 1985. Kimia Organik
senyawa alkaloid, flavonoid dan terpenoid. Bahan Alam. Jakarta: Karumika
Hal ini dapat dilihat dari struktur senyawa Universitas Terbuka.
2. Anwar F, Latir S, Ashraf M, Gilan A.
yang ada pada lampiran yaitu struktur
2006. Moringa oleifera a food plant with
alkaloid mengandung satu atau lebih atom multiple medicinal uses. Phytother. Res.
nitrogen yang biasanya dalam gabungan 21: 17-25.
sebagai bagian dari sistem siklik yang 3. Anwar,F., Ashraf, M., Bhanger, M. I.,
memiliki sifat basa (Harborne, 1987). 2005. Interprovenan cevariation in the
Sedangkan golongan flavonoid struktur composition of Moringa oleifera oils eeds
dasarnya memiliki gugus aromatik yang from Pakistan. J. Am. Oil Chem. Soc. 82,
45–51.
terikat satu atau lebih gugus OH (Mahesa,
4. Bose, C., K. 2007. Possible role of
2012). Struktur molekul terpenoid dibangun Moringa oliefera L. Root in epithelial
oleh dua atau lebih unit isoprena yang ovarian cancer, MedGenMed, 9 (1): 26.
umumnya bergabung secara kepala-ke-ekor. 5. Dima, L., R., H., Fatimawati, dan Widya,
Senyawa-senyawa organik bahan alam yang A., L. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri
tergolong terpenoid memperlihatkan Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera
keteraturan, yang antara lain dirumuskan L.) Terhadap Bakteri Escherichia Coli
Dan Staphylococcus Aureus. Pharmacon
dalam kaidah isoprena dan mencakup dua jurnal Ilmiah Farmasi, Vol. 5, No. 2,
segi (Achmad, 1985). ISSN 2302 – 2493.
6. Guevera, P. Amelia, Carolyn V., Hiromu.,
KESIMPULAN Yasuhiro F., Keiji H., Takashi M.,
Berdasarkan hasil penelitian yang Mutzuo K., Yoshohiro I., Harukumi T.,
diperoleh dapat disimpulkan bahwa : and Hoyoku N. 1999. An Antitumor
Promoter from Moringa oleifera Lam.
1. Konsentrasi pelarut metanol berpengaruh
Mutation Research. 440: 181–188.
terhadap rendemen ekstrak akar kelor 7. Krisnadi A., D. 2015. Kelor Super
(Moringa oleifera L.). Rendemen paling Nutrisi. Kunduran: Media Peduli
baik adalah ekstrak P1 dan P2 yaitu Lingkungan
ekstrak metanol 30% dan ekstrak metanol 8. Luci, L., R., H., D., Fatimawati, dan
30% dengan penambahan asam asetat Widya, A., L. 2016. Uji Aktivitas
0,1%. Sedangkan, Asam berpengaruh Antibakteri Ekstrak Daun Kelor (Moringa
Oleifera L.) terhadap Bakteri Escherichia
pada aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Coli dan Staphylococcus Aureus. Jurnal
E. coli. Ekstrak yang memiliki aktivitas Ilmiah Farmasi. Vol. 5 No. 2 ISSN 2302
antibakteri paling baik adalah ekstrak P4 – 2493
yaitu ekstrak metanol 50% dengan 9. Maydell, C. (1999). Plant Products as
penambahan asam asetat 0,1% antimicrobial agents. Clinical Microbio.
2. Senyawa aktif yang terkandung dalam Reviews. 12: 564-582.
ekstrak akar kelor (Moringa oleifera L.)

Anda mungkin juga menyukai