Email: surahmat.hamid97@gmail.com
Abstract. This research is an experimental study that aims to determine the effect of solvent
concentration and the addition of acid to Moringa oleifera L. root extract on yield and
antibacterial activity in Escherichia coli bacteria. As well as knowing the content of
secondary metabolite compounds found in the root extract of Moringa oleifera L.). The
research method used included maceration, class test, analysis of Moringa oleifera L. root
extract on yield and antibacterial activity using spss ANOVA. The results of the methanol
extract class test indicated that it contained flavonoids, alkaloids and terpenoids. Based on
the ANOVA spss analysis, the extract treatment with the highest yield was P1 and P2, namely
24.25% (p <0.05) and 24.05% (p <0.05), while the extract treatment which had the highest
antibacterial activity was P4 with a diameter resistance 19 mm (p <0.05) at a concentration
of 6% (m / v) and the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) is P4 at a concentration of
0.5% (m / v) with a diameter of 11 mm resistance against Escherichia coli bacteria
PENDAHULUAN
Salah satu tumbuhan yang berpotensi famili Moringaceae adalah tumbuhan kelor
sebagai komoditas obat tradisional adalah (Moringa oleifera (L.) Lamk.). Tumbuhan
tumbuhan yang berasal dari famili ini secara luas telah dimanfaatkan sebagai
Moringaceae, genus Moringa dari spesies obat tradisional oleh masyarakat
Moringa oleifera (L.). Salah satu spesies (Nurcahyani, 2014).
Kelor (Moringa oleifera L.) Akar kelor (Moringa oleifera L.)
merupakan salah satu tanaman yang mengandung sifat antibiotik yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten digunakan untuk berbagi jenis penyakit.
Sidenreng Rappang (SIDRAP), Sulawesi Selain itu akar kelor banyak mengandung
Selatan sebagai obat tradisional. Kelor serat tinggi, protein, vitamin dan mineral.
memiliki akar tunggang, berwarna putih. Akar M. oleifera (L.) bermanfaat sebagai
Kulit akar berasa pedas dan berbau tajam, antimikroba, untuk menghilangkan karang
dari dalam berwarna kuning pucat, bergaris gigi, meredakan flu, menurunkan demam,
halus tapi terang dan melintang. Tidak keras, sebagai obat imtuk sakit asma, sebagai obat
bentuk tidak beraturan, permukaan luar kulit penguat jantung, antiinflamasi, digunakan
agak licin, permukaan dalam agak sebagai obat rematik, mengobati bengkak
berserabut, bagian kayu warna cokelat muda, pada kaki (edema), untuk mengobati
atau krem berserabut, sebagian besar epilepsi, meredakan sakit kepala, afrodisiak,
terpisah. Akar tunggang berwarna putih, menjaga kesehatan organ reproduksi,
membesar seperti lobak. Akar yang berasal penyegar kulit, mengobati penyakit ginjal,
dari biji, akan mengembang menjadi dan pembesaran hati (hepatamegali)
bonggol, membengkak, akar tunggang (Wahyuni, 2012).
berwarna putih dan memiliki bau tajam yang Dilaporkan bahwa akar tumbuhan M.
khas. (Lahjie, A. M.; Siebert, B., 1987 dalam oleifera (L.) mengandung senyawa gula
krisnadi, 2015).
sederhana, rhamnosa dan kelompok yang
cukup unik dari senyawa yang disebut
glucosinolates dan isothiocyanates (Krisnadi,
2015). M. oleifera (L.) juga merupakan
sumber yang baik dari berbagai tokoferol (α,
γ dan δ) (Anwar dkk, 2005). Antihipertensi
senyawa thiocarbamate dan glikosida
Gambar 1. (kiri) Tumbuhan Moringa isothiocyanate telah diisolasi dari asetat fase
oleifera (L), (kanan) akar Tumbuhan ekstrak etanol polong Kelor (Faizi et al.,
Moringa oleifera (L)
1995). Para sitokinin telah terbukti
Beberapa penelitian membuktikan
terkandung dalam buah Kelor (Nagar et al.,
bahwa tanaman ini memiliki kemampuan
mengatasi berbagai penyakit seperti diabetes, 1982 dalam Krisnadi, 2015).
hepatitis, jantung dan kolestrol tinggi, obat Sebuah penemuan baru telah
rematik, radang,, nyeri punggung bawah atau menunjukkan struktur phytochemical yang
ginjal, anti inflamasi, hipertensi, pembersih diisolasi dari ekstrak etanol Kelor, yaitu
racun dalam hati, asam urat dan nyeri sendi kandungan O-etil-4-(α-L-rhamnosyloxy)
(rematik), antibakteri, antijamur, tonik benzil karbamat bersama-sama dengan tujuh
penguat jantung, bahkan menghancurkan senyawa bioaktif yang diketahui, 4 (α-L-
kanker dan tumor (Ruckmani et al., 1998; rhamnosyloxy) benzil-isothiocyanate,
Anwar, et al, 2006; Mardiana, 2012). niazimicin, 3- O- (6′- O- oleoil- β- D-
glucopyranosyl) –β -sitosterol, β- sitosterol- (2017), menyatakan bahwa M/Z mine
3- O- β- D glucopyranoside, niazirin, β- mencakup semua tahapan pada pemrosesan
sitosterol dan gliserol-1 -(9- octadecanoate) data awal kromatogram LC-MS/MS dan
(Krisnadi, 2015). ). Isotiosianat dan utamanya digunakan dalam tujuan
glukosinolat. Isotiosianat (ITC) yang metabolomik. Hasil analisa menggunakan
terdapat dialam dalam bentuk benzil Liquid Chromatography-Mass Spectrometry/
isotiosianat (BITC), phenetil isotiosianat Mass Spectrometry (LC-MS/MS) yaitu
(PEITC) atau phenyl isotiosianat (PITC) mengidentifikasi berdasarkan berat molekul
dimana secara in vivo, telah menunjukkan dan penentuan struktur senyawa kimia
aktivitas sebagai agen antikanker (Bose, dengan database Massbank dan Chemspider
2007). secara online (Tiah dkk, 2016).
E. coli merupakan bakteri gram Penelitian ini akan mengetahui
negatif berbentuk batang pendek yang pengaruh konsentrasi pelarut metanol pada
memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 ekstrak akar M. oleifera (L.), mengetahui
μm, lebar 0,4-0,7μm dan bersifat anaerob pengaruh penambahan asam pada proses
fakultatif. E. coli membentuk koloni yang ekstraksi, dan menguji bioaktivitasnya
bundar, cembung, dan halus dengan tepi terhadap bakteri E.coli serta menganalisis
yang nyata (Jawetz, 2001). Pertumbuhan E. kandungan senyawa aktifnya menggunakan
coli optimum pada suhu 37ºC. E. coli Liquid Chromatography-Mass Spectrometry/
mempunyai beberapa antigen, yaitu antigen Mass Spectrometry (LC-MS/MS),
O (polisakarida), antigen K (kapsular), mengingat potensi cukup besar sebagai
antigen H (flagella). Antigen O merupakan tumbuhan obat.
antigen somatik berada dibagian terluar Alat-alat yang digunakan pada
dinding sel lipopolisakarida dan terdiri dari penelitian ini terdiri dari alat untuk preparasi
unit berulang polisakarida. Antibodi terhadap sampel yaitu alat penggiling (grinder), pisau
antigen O adalah IgM. Antigen K adalah dan baskom. Alat dalam tahap ekstraksi yaitu
antigen polisakarida yang terletak di kapsul neraca analitik Cheetah® FA2204B, bejana
(Juliantina, 2008). maserasi (maserator), corong buchner,
Beberapa penyakit berikut evaporator Hahn Shin® HS2005VN, pipa
dikarenakan infeksi bakteri E. coli seperti, kapiler, chamber, lampu UV VL-4 LC 254-
diare, demam, sakit perut, disentri, infeksi 356 nm, hot plate Stuart®, pompa
saluran kemih bahkan infeksi paru-paru dan vakum,dan
infeksi selaput otak (Pandey, et al., 2012).
Berdasarkan penelitian Lusi dkk (2016), METODE PENELITIAN
ekstrak etanol dari tanaman M. oleifera (L.) Alat
memiliki aktivitas antibakteri pada Alat- alat gelas. Alat untuk uji
konsentrasi 80% terhadap bakteri E. coli. bioaktivitas adalah cawan petri, sprider,
LC-MS/MS merupakan salah satu kawat ose, lampu spiritus, inkubator
teknik analisis dengan resolusi tinggi dan Memmert, autoklaf Tomy SX-500, oven
dapat digunakan dalam analisis kuantitatif Memmert, pinset, tabung reaksi, rak tabung
maupun analisis stuktural sehingga dapat reaksi, botol vial dan jangka sorong. Alat
memberikan pendekatan yang sangat untuk analisis yaitu Liquid Chromatography-
berguna dalam menentukan profil suatu Mass Spectrometry/Mass Spectrometry (LC-
metabolit (Theoridis et al., 2008). Asadatun MS/MS).
Bahan Hasil masing-masing maserat yang
Bahan pelarut organik digunakan diperoleh dipekatkan menggunakan
adalah metanol teknis, asam asetat glasial evaporator hingga diperoleh ekstrak kental.
dan aquades. Beberapa reagen seperti untuk
Uji Bioaktivitas terhadap Bakteri
uji kualitatif uji alkaloid dengan pereaksi
Bakteri E.coli diencerkan dengan
Wagner dan Mayer dan untuk senyawa
aquades steril, kemudian diukur kepadatan
fenolik (seperti, flavanoid) menggunakan
selnya 25% transmitan. Sebanyak 3 mL
pereaksi besi (III) klorida (FeCl3) 1%, untuk
bakteri E.coli dimasukkan kedalam cawan
terpenoid dan steroid dengan pereaksi
petri berisi media NA yang telah dibuat
Liebermann-Burchard. Bahan-bahan lain
sebelumnya. Kertas cakram yang berukuran
yang digunakan kertas saring whatman,
6 mm diambil menggunakan pinset,
aluminium foil, tissue, dan label. Bahan uji
dijenuhkan ke dalam kontrol negatif
aktivitas anibakteri yakni Nutrient Agar
(DMSO), sampel (ekstrak P1, P2, P3, P4, P5,
(NA), Nutrient Broth (NB), kertas cakram,
dan P6) dan kontrol positif (tetrasiklin).
metanol teknis, DMSO (Dimetil Sulfoksida)
Selanjutnya diletakkan di atas permukaan
pa, aquades, spiritus, tetrasiklin, plastik
media NA yang telah diinokulasikan dengan
wrap, kapas dan bakteri Escherechia coli.
bakteri uji. Cawan petri diinkubasi pada suhu
Preparasi dan Ekstraksi 37°C selama ±24 jam. Respon adanya
Akar tumbuhan M. Oleifera (L.) aktivitas antibakteri ditentukan dengan
Lamk yang masih segar dibersihkan terlebih mengukur diameter zona hambat bakteri
dahulu. Kemudian, semua bagian tumbuhan (zona bening) di atas permukaan media agar
tersebut dikeringkan dengan cara diangin- menggunakan jangka sorong. Dimana zona
anginkan pada suhu ruang di udara yang hambat dapat diamati dengan tidak
terbuka hingga kering. Akar tumbuhan M. terdapatnya pertumbuhan bakteri disekitar
oleifera (L.) Lamk yang telah kering kertas cakram tersebut.
dipotong kecil-kecil, kemudian dihaluskan
Analisis Golongan Senyawa Metabolit
menggunakan mesin penggiling (grinder). Sekunder
Serbuk halus akar tumbuhan M. Uji Golongan/Pereaksi
oleifera (L.) Lamk ditimbang sebanyak 4
Sebanyak 6 ekstrak yang diperoleh
gram. Kemudian dimaserasi menggunakan
variasi konsentrasi pelarut metanol. Masing- yaitu ekstrak P1, P2, P3, P4, P5, dan P6
masing ekstrak direndam selama 3 x 24 jam, masing-masing dipekatkan menggunakan
kemudian didekantasi dan disaring dengan evaporator dan diperoleh masing-masing
menggunakan corong buchner, yang dilapisi ekstrak kentalnya. Kemudian dilakukan uji
kertas saring Whatman. Adapun keterangan golongan/pereaksi terhadap masing-masing
ekstrak sebagai berikut: ekstrak dengan menggunakan pereaksi
Tabel 1. Keterangan Perlakuan
No. Perlakuan Ekstrak Wagner (alkaloid), FeCl3 (senyawa fenol/
1. P1 Metanol 30% flavanoid), Liebermann-Burchard (terpenoid
2. P2 Metanol 30% asam asetat dan steroid).
0,1%
3. P3 Metanol 50% Uji LC-MS/MS
4. P4 Metanol 50% + asam asetat Ekstrak yang memiliki antibakteri
0,1% yang paling baik kemudian dianalisis lebih
5. P5 Metanol 70% +
lanjut dilakukan uji dengan menggunakan
6. P6 Metanol 70% + asam asetat
0,1% Liquid Chromatography-Mass Spectrometry/
Mass Spectrometry (LC-MS/MS) untuk ditimbang dan diperoleh 3,55 kg. Sampel
mengidentifikasi berdasarkan berat molekul kemudian dihaluskan sehingga diperoleh
dengan menggunakan database Massbank 1,15 kg serbuk akar tumbuhan M. oliefera
yang ada dan secara online dan dibandingkan (L). Ekstraksi dilakukan dengan
dengan beberapa literatur yang ada. menggunkan variasi konsentrasi pelarut
Analisis Data sesuai perlakuan P1,P2,P3,P4,P5, dan P6.
Data dianalisis dan diolah Kemudian dipisahkan dengan pelarutnya
menggunakan Uji Analysis of Variance dengan cara diuapkan dengan menggunakan
(ANOVA) dengan Program SPSS versi 24.
rotary vaccum evaporator
Data diuji terlebih dahulu dengan pengujian
normalitas kemudian dihomogenitas. Untuk Proses ekstraksi pada suasana asam
mengetahui kelompok mana yang berfungsi mendenaturasi membran sel
mempunyai perbedaan bermakna, maka tanaman sehingga pelarut mampu
dilanjutkan dengan uji tukey dengan melihat melarutkan lebih banyak senyawa dalam sel
hasil Multiple Comparison ANOVA dari tanaman dan menghasilkan rendemen lebih
masing-masing pengukuran. banyak (Robinson, 1995; Dimitrios, 2019).
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Golongan/ Fitokimia (Uji pereaksi)
Sampel akar tumbuhan M. oliefera Berikut hasil uji golongan pada setiap
(L) Lamk yang telah dibersihkan dan perlakuan :
dipotong kecil-kecilyang telah kering
25
21 21 21,5 21,5 21,5
20
20 19
15 12,5 12,5 12
11 10,5 11
9,5 9,5 9 9,5 9 9,5
10 8 8,5 8 8,5
7 7,5 7,5 7,5
5,5
5 2,5 3
0 0 0 0 0 0
0
P1 P2 P3 P4 P5 P6
Gambar 5. Hasil Pengukuran Rata-Rata Diameter Hambatan Ekstrak Akar Kelor terhadap Bakteri E. coli
Gambar 7. Kromatogram hasil analisis senyawa dengan LCMS/MS ekstrak akar kelor (Moringa
oleifera L.) pada P4
Tabel 5 hasil analisis senyawa dengan LCMS/MS ekstrak akar kelor (Moringa oleifera L.) pada P4
Peak Berat Nama Rumus Manfaat
Kromatogram Molekul Senyawa Molekul
Rt (mDa)
1.03 149.213 BITC (Benzil C8H7NS Anti hipertensi,
isotiosianat) Antikanker, anti
mikroba,
1.28 270.2369 Apigenin C15H10O5 Menghambat tumor,
agen anti-inflamasi,
4.75 385.432 Niacin C17H23NO7S Antioksidan,
Memperlancar
metabolisme, Anti-
inflamasi, antikolesterol,
5.32 473.1658 Folinic acid C20H23N7O7 Antibakteri dan
berpotensi menghambat
kanker
5.56 516.1268 1,3- C25H24O12 Anti-inflamasi
Dicaffeoylquinic
acid
6.11 564.1479 Apiin C26H28O14 Anti-inflamasi,
menghambat virus
penyebab malaria
6.40 204.2252 Tryptophan C11H12N2O2 Antioksidan, Anti-
inflamasi,
Antikolesterol, Anti
mikrobia,
6.64 224.1049 3-Butylidene- C12H16O4 Antioksidan,
4,5,6,7-tetrahydro-
6,7-dihydroxy
1(3H)
isobenzofuranone
6.89 408.4 Benzil C14H18NO9S2 Antioksidan, Anti-
Glukosinolate inflamasi, Berpotensi
sebagai anti tumor
7.10 486.7278 Zeaxanthin C34H46O2 Anti-bakteri, anti-
kolesterol, mencegah
kanker,