Pati yang merupakan suatu polisakarida memang sudah tidak terlihat lagi gugus aldehida nya
karena sudah mengalami siklisasi namun pasti ini jika dihidrolisis sampai menjadi monosakarida
akan terlihat banyak gugus hidroksi dan batu gugus aldehida karbohidrat biasa kita kenal
dengan sebutan karena memang karbohidrat banyak digunakan sebagai komponen penyusun
gula gula pasir.
Penggolongan karbohidrat
Pertama dari yang paling besar yaitu polisakarida sesuai namanya berarti terdiri dari banyak
monosakarida bisa ratusan bahkan ribuan unit. polisakarida jika dihidrolisis atau dipecah
dengan air dapat menghasilkan oligosakarida yang lebih sederhana biasanya terdiri dari 2
sampai 8 monosakarida kemudian jika dihidrolisis kembali sampai menjadi sangat sederhana
akan diperoleh monosakarida yang merupakan unit terkecil dari karbohidrat.
contoh sukrosa yang merupakan disakarida jika dihidrolisis akan menghasilkan dua
monosakarida.
Monosakarida
Dapat disebut berdasarkan jumlah karbon nya mengikuti penamaan Yunani seperti di, tri, tetra
dan sebagainya dengan diberi akhiran. contoh Jika jumlah c nya 5 maka disebut pentosa
kemudian pembagian gugus induknya bisa dibedakan menjadi aldosa jika induknya aldehida
atau keton jika induknya adalah keton. Ciri khas senyawa karbohidrat selain memiliki banyak
gugus hidroksil juga memiliki banyak c kiral yaitu c yang berikatan dengan 4 unsur atau
molekul yang berbeda-beda. Biasanya c kiral pada monosakarida adanya di bagian tengah atau
selain di ujung-ujung karbon.
Proyeksi fischer
Seorang kimiawan jerman emil fischer menemukan suatu metode untuk merepresentasikan
stereokimia pada c kiral pada karbohidrat berdasarkan proyeksi dari atom karbon tetrahedral
yang diubah menjadi permukaan datar. Proyeksi ini disebut proyeksi fischer atau proyeksi
tulang ikan, dimana atom C kiral dinamakan sebagai titik silang dari garis datar dan garis tegak.
Garis datar atau horizontal, artinya di atas bidang kertas atau mendekati pengamat. Sedangkan
garis vertikal atau tegak artinya di bawah bidang kertas atau menjauhi pengamat jadi putus-
putus.
Setelah semua gugus diberi peringkat selanjutnya H yang merupakan prioritas terakhir harus
diposisikan di belakang.
Contoh kedua, H sudah berada di garis lurus jadi tidak usah dibalik lagi langsung cari priritas
dan tentukan R atau S
Jenis stereoisomer
Enantiomer
Enantiomer adalah stereoisomer yang berbeda konfigurasi pada semua C kiral (cermin).
Gula D- lebih banyak di alam daripada gula L-. tanda + dan - artinya, jika + artinya memutar
bidang polarisasi ke kanan sedangkan (-) sebaliknya. Sebenarnya tidak ada hubungan
langsung karena rotasi optis biasanya diperoleh menggunakan polarimeter.
Epimer
Epimer adalah diastereomer yang berbeda konfigurasi pada 1 atom C kiral
Ketosa yang paling sederhana adalah eritrulosa yang merupakan ketotetrosa yang berasal dari
1,3-dihidroksiaseton. Eritrulosa hanya memiliki 1 C kiral sehingga sehingga hanya memiliki 2
stereoisomer. C kiral pada ketosa berbeda dengan C kiral pada aldosa padahal jumlah C nya
sama. Hal tersebut karena pada ketosa gugus karbonilnya adalah keton, tidak mungkin keton
ada di nomor pertama, jadi dia ada di nomor 2, sehingga C yang tidak kiral ada 2 buah yaitu
karbonil dan dua gugus ujung atas dan bawah.
Ketopentosa memiliki 2 C kiral, stereoisomernya 4, 2 pasang enantiomer dari ribulosa dan
xilulosa.
PEB pada oksigen alkohol menyerang C karbonil yang bermuatan parsial positif selanjutnya
terjadi resonansi ke gugus oksigennya dilanjutkan reaksi dengan H+ menghasilkan hemiasetal.
Hemiasetal adalah senyawa yang mengandung gugus eter dan alkohol. Hemiasetal dapat
diserang lagi oleh alkohol untuk kedua kalinya dengan mekanisme yang serupa namun OH
pada hemiasetal menyerang H+ terlebih dahulu agar membentuk H2O+ yang mudah untuk
dilepas. Kemudian sama seperti awal lagi nyerang C, H2O terlepas kemudian terbentuk
senyawa asetal.
Hemiasetal berarti setengah eter setengah alkohol.
Asetal mengandung 2 eter.
Proyeksi haworth
Proses siklisasi pada aldosa membentuk siklik segilima atau cincin furan, contohnya pada D-
glukosa. Gugus hidroksi pada C1 akan bereaksi dengan gugus hidroksil C4 atau posisi gamma
terhadap karbonil
Mekanisme siklisasi
Pembentukan cincin furan
PEB pada oksigen alkohol menyerang C karbonil yang bermuatan parsial positif (C1)
selanjutnya terjadi resonansi ke gugus oksigennya sehingga akan terbentuk O- dan OH+,
selanjutnya terjadi transfer proton dari OH pada OH+ ke OH- sehingga akan terbentuk cincin
furan dengan gugus OH. OH pada posisi 1 dinamakan OH glikosidik dituliskan bergelombang
artinya posisi bisa diatas atau dibawah. Nama struktur digabung antara monosakarida dan
nama cincinnya D-fruktofuranosa.
Pembentukan cicin piran dari D-glukosa
Mekanismenya sama seperti cincin furan, namun siklisasinya terjadi dari reaksi antara C
karbonil dengan C5 atau C pada posisi delta dari karbonil. Mekanismenya sama seperti cincin
furan. Namanya D-glukopiranosa
Konformasi sikloalkana
Konformasi yang paling stabil adalah konformasi kursi dari sikloheksana
Reaksi-reaksi monosakarida
Pembentukan glikosida
a) Rx eterfikasi karena pereaksinya adalah alkil halida dalam suasana basa, sehingga gugus
alkohol yang ada pada monosakarida diubah jadi eter.
b) Reaksi pembentukan glikosida karena pereaksinya alkohol dengan katalis asam. OH yang
berubah menjadi ester hanya OH no 1 atau OH glikosidik.
c) Reaksi esterifikasi pada semua gugus OH, gugus H nya diganti dengan propanoil
d) Reaksi pembentukan asetal siklik. OH harus saling cis