Anda di halaman 1dari 27

LINGKUNGAN DAN BUDAYA

ORGANISASI

Dosen Pengampu : Nurul Wardani Lubis, SE,M.Si

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Manajemen

OLEH :

NAMA : RENTA ULIMA PANJAITAN

NIM : 7173220030

KELAS : C

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin mengucapkan rasa syukur kepada
TUHAN YANG MAHA ESA ,karena telah memberikan rahmat, kesehatan,
serta kelapangan waktu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Makalah ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen


Pengampu Pengantar Manajemen yaitu Ibu Nurul Wardani Lubis, SE,M.Si
yang telah memberikan tugas makalah ini dengan judul “Lingkungan dan
Budaya Organisasi“ serta telah membimbing dan memberikan arahan
terhadap penulis sehingga menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih juga terhadap semua


rekan-rekan yang telah memberikan saran, pengarahan, bantuan serta
dukungan kepada saya secara langsung maupun tidak langsung dalam
membantu penyelesaian Makalah ini.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, disadari sepenuhnya belum


sempurna bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik
dari segi penulisan maupun materi. Untuk itu diharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun guna dapat menyempurnakan
kelengkapan makalah dimasa yang akan datang.

Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-


kata yang kurang berkenan dalam penulisan Makalah ini, Semoga makalah
ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.

Medan, 14 September 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi sebagai kumpulan orang-orang tidak dapat dilepaskan dari


lingkungan, karena pada dasarnya organisasi juga merupakan bagian dari
lingkungan dan masyarakat. Sebagai contoh, sebuah keluarga atau rumah
merupakan bagian dari lingkungan Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW),
hingga lingkungan yang lebih besar lagi. Sebuah perusahaan atau organisasi bisnis
yang beroperasi di sebuah lingkungan tidak dapat menafirkan bahwa selain
kegiatan bisnis yang dikelolanya,organisasi tersebut juga terlibat dengan
lingkungan diseputar organisasi. Oleh karena itu, sebuah organisasi perlu
memahami lingkungan apa saja yang terkait secara langsung maupun tak langsung
dengan kegiatan organisasi. Apabila tingkat pengangguran tinggi di daerah
tersebut, maka bisa dipastikan bahwa tingkat pendapatan juga akan rendah.
Akibatnya, penjualan barang atau jasa yang ditawarkan oleh organisasi akan
mengalami hambatan. Bagaimana agar persoalan ini dapat dipecahkan?
Pada praktiknya perusahaan barangkali perlu memikirkan untuk merekrut
tenaga kerja dengan memprioritaskan masyarakat disekitar perusahaan tersebut
beroperasi. Selain sebagai tanggung jawab social, juga sebagai upaya untuk
meningkatkan daya beli masyarakat. Contoh lainnya adalah kegiatan yang
dilaksanakan oleh sebuah perusahaan garmen penghasil tekstil. Limbah
merupakan salah satu persoalan yang diakibatkan oleh prusahaan semacam
garmen. Jika pengolahan limbah diabaikan, dampak limbah menimbulkan bahaya
pada masyarakat. Masyarakat yang menyadari ini akan mengajukan keberatan dan
mungkin gugatan terhadap perusahaan. Akibatnya, kegiatan prusahaan terancam
akan terganggu, dan lebih buruk lagi jika terancam ditutup. Dalam hal ini,
perusahaan perlu menyadari bahwa masyarakat merupakan satu lingkungan yang
mesti diperhatikan dalam menjalankan kegiatan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu lingkungan organisasi manajemen ?
1.2.2 Faktor lingkungan apa saja yang mempengaruhi lingkungan organisasi
manajemen ?
1.2.3 Bagaimana hubungan antara organisasi dan lingkungan itu sendiri ?
1.2.4 Apa pengertian dari Budaya dan Organisasi?
1.2.5 Apa pengertian Budaya Organisasi menurut para ahli?
1.2.6 Apa yang menjadi sumber penciptaan budaya organisasi dan Bagaimana
proses terciptanya?
1.2.7 Apa saja karakteristik dari Budaya Organisasi?
1.2.8 Apa saja Fungsi Budaya Organisasi menurut para ahli?
1.2.9 Bagaimana upaya meningkatkan kualitas budaya organisasi?
1.2.10 Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi budaya organisasi?
1.2.11 Apa yang menjadi unsur-unsur budaya organisasi ?
1.2.12 Bagaimana peran budaya organisasi?
1.2.13 Apa saja sumber-sumber budaya organisasi?
1.2.14 Bagaimana ciri-ciri budaya organisasi?
1.2.15 Apa itu nilai dominan dan subbudaya organisasi?
1.2.16 Apa saja yang menjadi bagian tipologi budaya?
1.2.17 Bagaimana hubungan lingkungan dan budaya?

1.3 Rumusan Tujuan


Adapun tujuan Makalah ini diantaranya adalah untuk mengetahui,
mengidentifikasi, dan menganalisis:
1.3.1 Definisi dari lingkungan organisasi manajemen
1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan organisasi
1.3.3 Hubungan organisasi dan lingkungan
1.3.4 pengertian dari Budaya dan Organisasi
1.3.5 Budaya Organisasi menurut para ahli
1.3.6 Sumber dan proses penciptaan budaya organisasi
1.3.7 karakteristik dari Budaya Organisasi
1.3.8 Fungsi Budaya Organisasi menurut para ahli
1.3.9 faktor – faktor yang mempengaruhi budaya organisasi
1.3.10 Hubungan antara lingkungan dan budaya
1.3.11 peran budaya organisasi
1.3.12 sumber-sumber budaya organisasi
1.3.13 ciri-ciri budaya organisasi
1.3.14 nilai dominan dan subbudaya organisasi
1.3.15 tipologi budaya dan hubungan lingkungan dan budaya
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Definisi Lingkungan Organisasi


Lingkungan menurut Robbins dan Coulter (1999) dalam Margaretta ( 2012),
adalah lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan yang berada di luar organisasi
dan secara potensial mempengaruhi kinerja organisasi. Lnisasiingkungan
merupakan kekuatan yang mempengaruhi baik secara langsungn maupun tidak
terhadap kinerja organisasi.
Lingkungan organisasi adalah semua elemen di dalam maupun di luar
organisasi yang dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi.
Terdapat dua jenis klasifikasi lingkungan yakni lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Lingkungan internal yang berpengaruh langsung dalam
organisasi meliputi karyawan/pegawai organisasi dalam, serta pimpinan manajer.
Lingkungan eksternal dibagi dua yaitu yang berpengaruh langsung dan tidak
langsung.
Menurut Sukriah (2009), organisasi berada dalam sebuah lingkungan yang
dapat menjadi faktor pendukung maupun penghambat organisasi. Kegiatan
organisasi akan merubah lingkungan, dan juga sebaliknya, lingkungan akan
mendorong perubahan pada organisasi.
Sebuah Perusahaan atau Organisasi bisnis yang beroperasi disebuah
lingkungan tidak dapat menafikan bahwa selain begiatan bisnis yang dikelolanya,
organisasi bisnis tersebut juga terlibat dengan lingkungan diseputar lokasi bisnis.
Oleh karena itu, sebuah organisasi bisnis perlu memahami lingkungan apa saja
yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan bisnis
(Amien, 2008).

1.2. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Lingkungan Organisasi


Pearce dan Robinson (1997) dalam Dewi (2005), menyatakan bahwa
perumusan strategi memedomani eksekutif dalam menetapkan kebijakan
organisasi untuk mencapai tujuan akhir serta cara yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan akhir tersebut. Perumusan strategi yang efektif dan efisien adalah
perumusan yang memadukan perspektif yang berorientasi ke depan dengan
lingkungan internal dan eksternal organisasi.
Lingkungan selalu mempengaruhi organisasi dalam melakukan aktifitas,
baik secara langsung maupun secara tak langsung. Kelangsungan hidup organisasi
sangat dipengaruhi oleh kemampuan organisasi dalam mengelola pengaruh
lingkungan ini. Lingkungan dalam organisasi terbagi atas dua macam yaitu
lingkungan eksternal dan lingkungan internal (Anton, 2011).

1.2.1. Lingkungan Eksternal


Lingkungan eksternal diketahui mempunyai peranan besar dalam
mempengaruhi pengambilan keputusan manajerial, proses dan struktur
organisasi, maka lingkungan eksternal penting untuk selalu dipantau dan
dianalisis. Tetapi lingkungan eksternal secara keseluruhan sangat sulit untuk
dianalisis, karena lingkungan eksternal sangat kompleks dan saling terkait satu
sama lain (Dewi, 2005).
Menurut Astuti (2011), lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan
luar yang potensial mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan eksternal
terdiri dari dua komponen, yakni berikut ini.
a.Lingkungan khusus
Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung
relevan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan khusus,
meliputi orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam organisasi
(stakeholder), seperti konsumen, pemasok, pesaing, dan kreditor.
b. Lingkungan umum
Lingkungan umum meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi
ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi, teknologi,
dan kondisi global yang mungkin mempengaruhi organisasi.

Lingkungan eksternal terdiri dari atas unsur-unsur yang berada diluar


organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih
dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam
pengambilan keputusan yang akan dibuat. Lingkungan ekternal dibagi menjadi
dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan eksternal
mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan
manajemen yang terdiri atas penyedia, para pesaing, langganan, lembaga
perbankan dan bukan bank dan lain sebagainya. Lingkungan eksternal makro
yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung, seperti kondisi
ekonomi, perubahan teknologi, politik, social dan lain sebagainya (Handoko,
2012).
Lingkungan eksternal adalah semua stakeholder yang berada di luar
perusahaan yang mempengarhi operasi perusahaan baik secara langsung maupun
tak langsung. Lingkungan ini sebagian besar tak dapat dikendalikan oleh manajer
dan berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat oleh manajer. Dalam
operasionalnya, organisasi memperoleh masukan-masukan dari lingkungan
eksternal seperti bahan baku, tenaga kerja, modal dan sumber daya lainnya dari
lingkungan eksternal. Selanjutnya masukan tersebut di dikelola manajer untuk
menghasilkan produk dan jasa. Kemudian produk dan jasa tersebut dijual ke
konsumen yang merupakan salah satu unsure lingkukangan eksternal (Anton,
2011).

a. Lingkungan eksternal mikro (khusus)


Menurut Anton (2011), lingkungan eksternal mikro adalah unsur-unsur
yang berpengaruh langsung terhadap organisasi, yang terdiri dari pesaing
(competitors), penyedia (suppliers) , langganan (customers), lembaga keuangan
(financial institutions), pasar tenaga kerja (labour supply) , dan perwakilan-
perwakilan pemerintah.
Para Pesaing
Pemahaman terhadap lingkungan persaingan yang dihadapi akan membantu
organisasi mengetahui posisi persaingannya sehingga organisasi mampu
mengoptimalkan operasionalnya sehingga organisasi dapat memahami arena, sifat
persaingan serta kekuatan dan kelemahan para pesaing.
Para Langganan
Situasi pasar dan langganan sangat mempegaruhi perusahaan dalam menyusun
strategi, kebijaksanaan dan taktik pemasaran. Untuk mengarahkan kegiatan-
kegiatan pemasaran, perusahaan harus menganalisis profil langganan pada masa
sekarang dan masa yang akan datang serta kondisi pasar. Perusahaan akan dapat
menjaga kelangsungan hidupnya dan berkembang bila ia dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Pasar Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan mitra strategis perusahaan karena dengan memiliki
tenaga kerja yang trampil perusahaan dapat melaksanakan aktifitas perusahaan
dengan efisien dan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan perusahan lain.
Oleh karena itu perusahaan harus mampu merekrut dan mempertahankan tanaga
kerja yang terampil.
Lembaga Keuangan
Untuk memperluas usahanya perusahaan memerlikan adanya tambahan modal
dari pihak lain yaitu lembaga-lembaga keuangan seperti perbangkan, perusahaan
investasi, asuransi dan pasar modal.
Para Suplier
Untuk memproduksi barang dan jasa perusahaan sangat memerlukan peran suplier
yaitu untuk menyadiakan behan baku, bahan penolong, energi, peralatan dan input
lain yang mendukung proses produksi.
Instansi Pemerintah
Kebijakakan instansi pemerintah sangat berpengaruh terhadap aktifitas perusahaan
dalam banyak hal, seperti peraturan-peraturan, syarat-syarat berdirinya
perusahaan, perizinan, perpajakan, pemberian pinjaman dari bank-bank
pemerintah dan pembatasan-pembatasan terhadap perusahaan untuk melindungi
masyarakat dan lingkungan.

b. Lingkungan eksternal makro (umum)


Menurut Sukriah (2009), lingkungan umum pada lingkungan organisasi
merupakan kondisi eksternal yang luas yang dapat mempengaruhi organisasi serta
berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja organisasi.
Menurut Astuti (2011), lingkungan eksternal makro meliputi berbagai
faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya,
demografi, teknologi, dan kondisi global yang mungkin mempengaruhi
organisasi. Perubahan lingkungan umum biasanya tidak mempunyai dampak
sebesar perubahan lingkungan khusus, namun demikian manajer harus
memperhatikannya ketika merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengendalikan aktivitas organisasi bisnis.
Kondisi ekonomi.
Tingkat inflasi, masalah pengangguran, tingkat pertumbuhan pendapatan
nasional, keadaan neraca pembayaran, kondisi pasar saham serta fluktuasi kurs
valuta asing dan suku bunga, secara umum adalah beberapa faktor ekonomi
yang mempengaruhi praktik manajemen dalam aktivitas bisnis. Terdapat
hubungan timbal balik antara keadaan perekonomian dan aktivitas bisnis atau
dunia usaha. Kestabilan dan pertumbuhan ekonomi akan mendorong
perkembangan dunia usaha, dan sebaliknya perkembangan dunia usaha akan
mewujudkan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi.
Kondisi politik dan hukum.
Terdapatnya kestabilan politik dan kebijakan pemerintah yang sesuai dapat
menciptakan suasana kondusif untuk mengembangkan aktivitas organisasi bisnis
di berbagai bidang. Pertimbangan hukum juga perlu diperhatikan perusahaan,
antara lain adanya peraturan pemerintah mengenai pembentukan dan
pengawasan organisasi yang membatasi kebijakan manajerial, termasuk dalam
hal pengelolaan sumber daya manusia.
Kondisi sosial budaya
Para manajer perlu memperhatikan adanya perubahan sosial budaya
masyarakat khususnya pola dan tren pasar yang dituju. Manajer perlu
menyesuaikan strategi bisnis terutama pemasarannya dengan kondisi nilai-
nilai sosial, kebiasaan, dan selera konsumen. Sebagai contoh saat ini tren nilai
dan selera masyarakat perkotaan adalah kembali ke alam sehingga perusahaan
perlu menyesuaikan strategi pemasarannya, misal dengan membuat produk yang
alami tanpa bahan pengawet.
Kondisi demografi
Kondisi demografi mencakup kebiasaan yang berlaku dalam karakteristik
fisik dari populasi, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lokasi
geografis, pendapatan, konsumsi keluarga. Perubahan pada karakteristik-
karakteristik ini dapat berpengaruh pada kebijakan manajemen perusahaan
dalam merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengontrol organisasi
bisnisnya.
Teknologi
Teknologi merupakan salah satu faktor lingkungan umum yang paling
dramatis atau paling cepat mengalami perubahan. Teknologi pun menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi keputusan manajer terutama dalam hal
pengembangan produk. Sebagai contoh, saat ini dinamika industry ponsel
sedang berkembang pesat, kita selalu mendapat informasi adanya tawaran
produk ponsel dengan berbagai fitur dan manfaat baru dalam waktu yang sangat
cepat. Hal ini karena terkait dengan perkembangan teknologi yang terjadi.
Dahulu kita hanya mengenal ponsel digunakan untuk menelepon saja, namun
dalam waktu beberapa tahun belakangan ini dengan perkembangan teknologi
yang sangat pesat, kita sudah dapat menemukan ponsel dengan tambahan fitur
kamera, video kamera atau bahkan komputer.
Globalisasi
Globalisasi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi organisasi
bisnis. Manajer dari perusahaan besar maupun kecil yang ada di dalam
negeri semakin ditantang dengan meningkatnya jumlah pesaing sebagai
dampak dari adanya pasar global yang merupakan bagian dari lingkungan
eksternal.

1.2.2. Lingkungan Internal


Menurut Purwanti dan Fattah (2011), lingkungan internal adalah tempat
manajer bekerja yang mencakup budaya perusahaan, teknologi produksi, struktur
organisasi, dan fasilitas fisik.
Menurut Margaretta (2012), lingkungan internal perusahaan merupakan
kekuatan-kekuatan yang ada dalam organisasi itu sendiri dan memiliki sifat yang
dapat dikontrol oleh manajemen. Lingkungan internal meliputi ;
pekerja/karyawan, dewan komisaris, dan pemegang saham. Penjelasannya adalah
sebagai berikut :
Pekerja/karyawan
Pekerja merupakan orang-orang yang bekerja di dalam lingkungan suatu
perusahaan atau organisasi yang menginginkan imbalan berupa upah atau gaji,
sementara manajer menginginkan adanya kinerja yang tinggi.
Dewan komisaris
Dewan komisaris mewakili kepentingan para pemegang saham dimana dewan
komisaris memantau kegiatan dan mengawasi manajemen, serta memastikan
kegiatan akan berjalan mencapai tujuan. Kedudukannya adalah independen
terhadap manajemen.
Pemegang saham
Tanggung jawab pemegang saham didasarkan pada seberapa besar saham mereka
terhadap perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan maka mereka
memperoleh imbalan sebesar yang mereka sertakan.

1.3. Hubungan Lingkungan dan Organisasi


Organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dimana dia berada
sehingga mengharuskan manajer memperhatikan fenomena yang terjadi pada
lingkungan organisasi. Pengaruh lingkungan tersebut sangat berbeda antara satu
organisasi dan organisasi lainnya, bahkan antara satu divisi dengan divisi lainnya
serta antara satu tingkatan yang lebih tingggi dengan tingkatan yang lebih rendah
(Anton, 2011).
Menurut Margaretta (2012), hubungan lingkungan dan organisasi dapat
dillihat melalui model berdasarkan James D. Thomson yaitu adanya tingkat
perubahan dan tingkat homogenitas. Tingkat perubahan melihat sejauh mana
stabilitas suatu lingkungan yang diukur dengan skala tingkat perubahan stabil dan
perubahan dinamis. Sedangkan tingkat homogenitas melihat sejauh mana
kompleksitas lingkungan yang diukur dengan skala homogenitas sederhana dan
homogenitas kompleks.
Model berdasarkan James D. Thomson masing-masing matriks memiliki
tingkat ketidakpastian yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan kondisi
tingkat homogenitas dan perubahan lingkungan yang dihadapinya. Ketidakpastian
tergantung pada jenis kegiatan yang dilakukan. Ketidakpastian tinggi jika
organisasi menghadapi perubahan lingkungan yang cepat dan elemen
homogenitas yang tinggi. Ketidakpastian moderat jika organisasi menghadapi
kombinasi perubahan yang dinamis dengan elemen lingkungan yang sederhana.
Semakin besar ketidakpastian lingkungan yang dihadapi organisasi, maka semakin
lingkungan itu membatasi pilihan-pilihan dan kebebasan para manajer. Strategi
untuk menghadapi perubahan lingkungan dan ketidakpastian adalah melakukan
penyesuaian terhadap perubahan lingkungan, melakukan pemantauan lingkungan
secara tidak langsung, dan mempengaruhi lingkungan langsung.

1.4. Pengertian Budaya dan Organisasi


a. Budaya

Budaya adalah salah satu dasar dari asumsi untuk mempelajari dan

memecahkan suatu masalah yang ada didalam sebuah kelompok baik itu masalah

internal maupun eksternal yang sudah cukup baik dijadikan bahan pertimbangan

dan untuk diajarkan atau diwariskan kepada anggota baru sebagai jalan yang

terbaik untuk berpikir dan merasakan didalam suatu hubungan permasalahan

tersebut.

b. Organisasi

Menurut dimock Organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada

bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat

mengenai kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan

yang telah ditentukan.

Menurut Herbert G Hicks Organisasi adalah proses yang terstruktur dimana

orang-orang berinteraksi untuk mencapai tujuan

Menurut Mc Farland Organisasi adalah suatu kelompok manusia yang dapat

dikenal yang menyumbangkan usahanya terhadap tercapainya suatu tujuan.


Jadi, organisasi itu adalah sekumpulan orang yang terstruktur secara sistematis

yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.

1.5 Pengertian Budaya Organisasi

Menurut Susanto Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi

pedoman sember daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan

usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing

anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka

harus bertingkah laku atau berprilaku.

Menurut Robbins Budaya organisasi adalah suatu system makna bersama

yang dianut oelh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan

yang lain.

Menurut Gareth R. Jones Budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama

yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, suatu system dari makna bersama.

Jadi budaya organisasi itu adalah suatu budaya yang dianut oleh suatu organisasi

dan itu menjadi pembeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.

Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di

sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan

sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal

ini mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.

Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya

awal organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena

kebiasaan atau ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan

organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada
seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara.

Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran

dan seperasaan dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan

menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan. Terakhir,

perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan

untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan,

nilai, dan asumsi pendiri tersebut. Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi

pendiri lalu dipandang sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu. Di titik ini,

seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam budaya organisasi.

1.6 Sumber dan Proses Penciptaan Budaya Organisasi

Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang

ada di sebuah perusahaan dewasa ini merupakan suatu hasil dari apa yang telah

dilakukan oleh anggota-anggota sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang

telah diraihnya di masa lalu. Hal ini merujuk pada sumber tertinggi budaya sebuah

organisasi: para pendirinya.

Para pendiri perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pembentukan suatu budaya organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara,

yaitu:

1. Pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan

seperasaan dengan mereka.

2. Pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan

berperilakunya kepada karyawan.


3. Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong
karyawan untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi
keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut.
Menururt Kotter dan Haskett proses pembentukan budaya organisasi, sebagai
berikut:
 Manager Puncak
Tindakan-tindakan manager puncak akan membentuk iklim dalam organisasi
tersebut, sehingga peranan manager puncak sangatlah besar dalam penerimaan
atau penolakan suatu budaya organisasi.
 Perilaku Organisasi
Menyangkut bagaimana proses penerimaan tindakan manager puncak oleh para
anggotanya.
 Hasil
Dengan adanya tindakan-tindakan tersebut akan muncul suatu kebiasaan yang
menunjukan bagaimana budaya organisasi tersebut berada.
 Budaya
Kebiasaan-kebiasaan yang muncul tersebut akan memunculkan adanya suatu
nilai-nilai yang ada dalam organisasi yang juga akan mempengaruhi prose
pencapaian tujuan organiasasi.

1.7 Karaktiristik Budaya Organisasi

Penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang, secara

keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi.

 Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan

didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.

 Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan

menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.


 Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil

ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil

tersebut.

 Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen

mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam

organisasi.

 Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi

pada tim ketimbang pada indvidu-individu.

 Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif

ketimbang santai.

 Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan

dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan

pertumbuhan.

1.8 Fungsi Budaya Organisasi


 Fungsi budaya organisasi menurut Nelson dan Quick, 1997 :
 Perasaan Identitas dan Menambah Komitmen Organisasi
Identitas ini terbentuk oleh berbagai faktor seperti sejarah, kondisi dan sisi
geografis, sistem-sistem sosial, politik dan ekonomi, serta perubahan nilai-nilai di
dalam masyarakat, perbedaan dan identitas budaya (kebudayaan) dapat
mempengaruhi kebijaksanaan pemerintahan di berbagai bidang.
 Alat Pengorganisasian Anggota
Budaya organisasi berfunsi sebagai pengikat seluruh komponen organisasi,
terutama pada saat organisasi menghadapi guncangan baik dari dalam maupun
dari luar akibat adanya perubahan.
 Menguatkan Nilai-Nilai dalam Organisasi
Kebersamaan adalah faktor pengikat yang kuat seluruh anggota organisasi.
 Mekanisme Kontrol Prilaku
Budaya berisi norma tingkah laku dan menggariskan batas-batas toleransi social.
 Fungsi budaya organisasi Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya
organisasi sebagai berikut :
 Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang
lain.
 Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
 Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kepentingan diri individual seseorang.
 Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi
itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh
karyawan.
 Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Robbins (2003) merinci fungsi budaya organisasi sebagai berikut, Pertama budaya
mempunyai peranan pembeda atau tapa batas, artinya budaya menciptakan
pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain. Kedua, budaya
memberikan rasa identitas ke anggota-anggota organisasi. Ketiga, budaya
mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri pribadi seseorang. Keempat, budaya itu meningkatkan
kemantapan sistem sosial. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu
mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat
mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. Kelima,
budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan mekanisme pengendali
yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
 Sementara itu Schein (1992) membagi fungsi budaya organisasi
berdasarkan tahap pengembangannya, yaitu:
1. fase awal yang merupakan tahap pertumbuhan organisasi, fungsi budaya
organisasi terletak pada pembeda, baik terhadap lingkungan maupun kelompok
atau organisasi lain.
2. fase pertengahan, budaya organisasi berfungsi sebagai integrator karena
munculnya sub-sub budaya baru sebagai penyelamat krisis identitas dan membuka
kesempatan untuk mengarahkan perubahan budaya organisasi, dan
3. fase dewasa, budaya organisasi berfungsi dapat sebagai penghambat dalam
berinovasi karena berorientasi pada kebesaran masa lalu dan menjadi sumber nilai
untuk berpuas diri.
Susanto mengungkapkan dua sisi manfaat yang diperoleh apabila budaya
perusahaan dipahami oleh seluruh lapisan sumber daya manusia dan bagi
perusahaan. Manfaat bagi sumber daya manusia adalah
4. sebagai pedoman berperilaku di dalam perusahaan. Dalam hal ini karyawan
tidak dapat semena-mena bertindak atau berperilaku sekehendak hati, melainkan
harus menyesuaikan diri dengan siapa dan dimana mereka berada.
5. adanya kesamaan langkah dan visi di dalam melakukan tugas dan tanggung
jawab masing-masing individu dapat meningkatkan fungsinya dan
mengembangkan tingkat interpendensi antar individu atau bagian karena Individu
atau bagian yang lain saling melengkapi dalam kegiatan usaha perusahaan.
6. memberikan dorongan kepada karyawan untuk mencapai prestasi kerja atau
produktivitas yang lebih baik.
7. mengetahui secara pasti tentang karirnya di perusahaan sehingga mendorong
mereka untuk konsisten dengan tugas dan tanggung jawab.

Adapun manfaat yang diperoleh perusahaan antara lain:


1. merupakan salah satu unsur yang dapat menekan tingkat perputaran (turn
over) karyawan, karena budaya perusahaan mendorong karyawan memutuskan
untuk tetap berkembang bersama perusahaan tersebut.
2. Sebagai pedoman di dalam menentukan kebijakan yang berkenaan dengan
ruang lingkup kegiatan intern perusahaan seperti tata tertib administrasi,
hubungan antar bagian, penghargaan prestasi karyawan, penilaian kerja dan lain-
lain.
3. Untuk menunjukkan pada pihak eksternal tentang keberadaan perusahaan dari
ciri khas yang dimiliki, di tengah-tengah perusahaan yang ada di masyarakat.
4. Merupakan acuan dalam penyusunan perencanaan perusahaan (corporate
planning).
5. Dapat membuat program-program pengembangan usaha dan pengembangan
sumber daya manusia dengan dukungan penuh dari seluruh jajaran sumber daya
manusia yang ada.

1.9 Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Budaya Organisasi


Dalam usaha untuk meningkatkan budaya organisasi, dapat menggunakan
praktik-praktik yang juga dilakukan dalam organisasi tersebut. Misalnya,
dilakukan proses seleksi yang sesuai dengan budaya organisasi tersebut, lalu
misalnya dengan pemberian penghargaan kepada orang-orang yang dengan baik
menjaga budaya organisasi tersebut dan juga melakukan pemutusan hubungan
kerja dengan orang-orang yang menentang buday organisasi tersebut. Dengan
begitu, budaya yang ada dalam suatu organisasi tersebut akan terjaga dengan baik.

1.10 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Budaya Organisasi


 Sejarah Organisasi
Sejarah organisasi memuat tentang bagaimana proses pendirian suatu organisasi
tersebut, keberhasilan yang dimulai dari bawah, pengurangan tenaga kerja,
pemindahan karyawan dan juga masalah-masalah lain yang muncul dalam
organisasi. Hal tersebut menjadi suatu cerminan budaya dan memberikan
pengaruh agar dapat melakukan hal yang lebih baik lagi di masa sekarang.
 Kebiasaan
Merupakan suatu pengulangan aktivitas yang dilakukan dalam organisasi
sehingga akan menjadi suatu kebiasaan dan juga akan menjadi budaya yang ada
dalam organisasi tersebut. dengan tetap terjaganya budaya-budaya organisasi
maka akan memantapkan nilai-nilai dalam organisasi dan tujuan-tujuan
organisasi.
 Bahasa
Dengan mempelajari bahasa organisasi yang ada, maka pelaku-pelaku organisasi
pun akan mempelajarinya bahasa-bahasa tersebut dan akan berusaha
mempertahankannya.
1.11 Unsur-Unsur Budaya Organisasi
 Asumsi dasar
 Seperangkat nilai dan Keyakinan yang dianut
 Pemimpin
 Pedoman mengatasi masalah
 Berbagai nilai
 Pewarisan
 Acuan prilaku
 Citra dan Brand yang khas
 Adaptasi

1.12 Peran Budaya Organisasi


Dari pengertian budaya organisasi di atas, tampak bahwa budaya organisasi
memiliki peran yang sangat strategis untuk mendorong dan meningkatkan
efektifitas kinerja organisasi, khususnya kinerja manajemen dan kinerja ekonomi,
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Peran budaya organisasi
adalah sebagai alat untuk menentukan arah organisasi, mengarahkan apa yang
boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, bagaimana mengalokasikan
sumber daya dan mengelola sumber daya organisasional, dan juga sebagai alat
untuk menghadapi masalah dan peluang dari lingkungan internal dan eksternal.

1.13 Sumber-Sumber Budaya Organisasi


Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264),
budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
 Pengaruh umum dari luar yang luas
Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat
dikendalikan oleh organisasi.
 Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
Keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya
kesopansantunan dan kebersihan.
 Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik
masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-
penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut
merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

1.14 Ciri-Ciri Budaya Organisasi


Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
 Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk
menjadi inovatif dan mengambil resiko.
 Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan
kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
 Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya
pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
 Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek
pada orang-orang di dalam organisasi itu.
 Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim,
ukannya individu.
 Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
 Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi
yang sudah baik.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh
gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk
perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi
itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota
berperilaku (Robbins, 1996 : 289).

1.15 Nilai Dominan dan Subbudaya Organisasi

Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota
organisasi atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna bersama.
Karena itu, harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu yang
memiliki latar belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama
dalam organisasi akan memahami budaya organisasi dengan pengertian yang
serupa.
Sebagian besar organisasi memiliki budaya dominan dan banyak subbudaya.
Sebuah budaya dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dimiliki bersama
oleh mayoritas anggota organisasi. Ketika berbicara tentang budaya sebuah
organisasi, hal tersebut merujuk pada budaya dominannya, jadi inilah pandangan
makro terhadap budaya yang memberikan kepribadian tersendiri dalam organisasi.
Subbudaya cenderung berkembang di dalam organisasi besar untuk merefleksikan
masalah, situasi, atau pengalaman yang sama yang dihadapi para anggota.
Subbudaya mencakup nilai-nilai inti dari budaya dominan ditambah nilai-nilai
tambahan yang unik.
Jika organisasi tidak memiliki budaya dominan dan hanya tersusun atas banyak
subbudaya, nilai budaya organisasi sebagai sebuah variabel independen akan
berkurang secara signifikan karena tidak akan ada keseragaman penafsiran
mengenai apa yang merupakan perilaku semestinya dan perilaku yang tidak
semestinya. Aspek makna bersama dari budaya inilah yang menjadikannya
sebagai alat potensial untuk menuntun dan membentuk perilaku. Itulah yang
memungkinkan seseorang untuk mengatakan, misalnya, bahwa budaya Microsoft
menghargai keagresifan dan pengambilan risiko dan selanjutnya menggunakan
informasi tersebut untuk lebih memahami perilaku dari para eksekutif dan
karyawan Microsoft. Tetapi, kenyataan yang tidak dapat diabaikan adalah banyak
organisasi juga memiliki berbagai subbudaya yang bisa memengaruhi perilaku
anggotanya.

1.16 Tipologi Budaya


Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat
tipe budaya organisasi :
 Akademi
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka
pelatihan istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi
yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan
mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.
 Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana
perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri
dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan
mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.
 Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga
berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih
menyukai karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-
orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan
insentif finansial yang sangat besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat
berprestasi.
 Benteng
Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut
Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah
satu dari empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena
perusahaan berada dalam masa peralihan.
1.17 Hubungan Lingkungan dan Budaya
Menurut Purwanti dan Fattah (2011), pengaruh terhadap budaya perusahaan
internal yang besar datang dari lingkungan eksternal. Budaya dapat sangat
beraneka ragam di dalam organisasi; namun demikian, organisasi yang berada di
dalam industri yang sama mungkin menunjukkan karakteristik budaya yang
serupa karena beroperasi di dalam lingkungan yang sama.
Budaya Perusahaan
Menurut Margaretta (2012), semua organisasi memiliki budaya. Budaya
organisasi dibangun dari kepercayaan yang dipegang teguh secara mendalam
tentang bagaimana organisasi seharusnya dijalankan atau beroperasi. Budaya
merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan
dilakukan dan cara pegawai berperilaku. Budaya organisasi merupakan wujud
anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan
bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap
lingkungannya yang beraneka ragam.
Budaya Adaptif
Kreitner dan Kinicki (2000) dalam Margaretta (2012), mengusulkan 3
perspektif untuk menjelaskan tipe budaya yang meningkatkan prestasi ekonomis
organisasi:
- Perspektif kekuatan, memprediksi hubungan signifikan antara kekuatan budaya
organisasi dan prestasi finansial jangka panjang. Budaya yang kuat
menciptakan kesamaan tujuan, motivasi karyawan, dan struktur dan
pengendalian yang dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi organisasi.
- Perspektif kesesuaian, mengasumsikan bahwa budaya harus sesuai dengan
konteks strategis atau bisnisnya.
- Perspektif adaptasi, mengasumsikan bahwa budaya yang bersifat adaptif
meningkatkan prestasi fiannsian organisasi. Memerlukan pengambilan risiko,
kepercayaan dan pendekatan proaktif dari organisasi dan juga individu.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Lingkungan organisasi adalah semua elemen di dalam maupun di luar
organisasi yang dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi.
Terdapat dua jenis klasifikasi lingkungan yakni lingkungan internal dan
lingkungan eksternal.
Lingkungan internal yang berpengaruh langsung dalam organisasi meliputi
karyawan/pegawai organisasi dalam, serta pimpinan manajer. Lingkungan
eksternal dibagi dua yaitu yang berpengaruh langsung dan tidak langsung.
Lingkungan eksternal langsung adalah unsur-unsur yang berpengaruh
langsung terhadap organisasi, yang terdiri dari pesaing (competitors), penyedia
(suppliers) , langganan (customers), lembaga keuangan (financial institutions),
pasar tenaga kerja (labour supply) , dan perwakilan-perwakilan pemerintah.
Sedangkan lingkungan eksternal tidak langsung meliputi berbagai faktor, antara
lain kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi,
teknologi, dan kondisi global yang mungkin mempengaruhi organisasi.
Lingkungan internal perusahaan merupakan kekuatan-kekuatan yang ada
dalam organisasi itu sendiri dan memiliki sifat yang dapat dikontrol oleh
manajemen. Lingkungan internal meliputi ; pekerja/karyawan, dewan komisaris,
dan pemegang saham.
Sementara Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman
sember daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha
penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota
organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus
bertingkah laku atau berprilaku.
Setiap organisasi mempunyai budaya yang berbeda-beda. Tidak akan ada
dua organisasi yang mempunyai budaya yang sama persis. Ini biasanya sangat
berpengaruh pada siapa pendirinya.
Dengan kekuatan budaya organisasi yang dibangun dan mengakar akan
mampu mendorong setiap individu yang terlibat di dalamnya secara sadar diri
mematuhi dan manjalankan seluruh kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen
berlandaskan nilai-nilai dasar yang telah disepakati. Ini menunjukan bahwa
budaya organisasi berhubungan secara signifikan dengan sikap dan perilaku
karyawan, komitmen organisasi, kepuasan kerja, pergantian karyawan. Selain itu,
terbukti bahwa prestasi finansial yang lebih tinggi dicapai oleh perusahaan yang
memiliki budaya yang fleksibel.

B.SARAN
Seorang pemimpin harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang
organisasi baik secara individu mau kelompok. Sebaiknya sebuah organisasi lebih
berprinsip dan berpegang teguh terhadap konsep, visi, dan misinya agar suatu
tujuan dari organisasi atau perusahaan dapat tercapai dan terintegrasi dengan baik
dan sempurna. Kerjasama dan komunikasi adalah hal terpenting dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan perusahaan. Agar tercipta kondisi kerja yang baik
harus ada interaksi antar pimpinan dengan pegawainya. Sebaiknya seorang
pemimpin lebih mempersuasi bawahannya daripada menggunakan
kewenangannya untuk memerintah dengan kasar.
DAFTAR PUSTAKA

milikyusry.blogspot.com/2013/04/makalah-budaya-organisasi.htm

sheteeballack13.blogspot.com/2016/05/makalah-budaya-organisasi.html

www.academia.edu/6856269/LINGKUNGAN_ORGANISASI

Sule,Erni Tisnawati dan Kurniawan Saefullah.2005.Pengantar Manajemen.

Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai