Kelompok 3 :
JURUSAN KEPERAWATAN
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
hidayah,serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk
memenuhi tugas Keperawatan Maternitas.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan sumbangan pemikiran dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kelompok sampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan
terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca selalu kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Akhirnya, harapan kami mudah-mudahan makalah yang sederhana ini ada manfaatnya
khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca aamiin.
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 4
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. TUJUAN 4
A. KONSEP PENYAKIT .5
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DISTOSIA……..12
A. KESIMPULAN .16
B. SARAN .16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan normal adalah
proses peengeluaran bayi yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ),
letak bujur atau sejajar sumbu badan ibu, dengan presentasi belakang kepala terdapat
keseimbangan antara diameter kepala bayi dan panggul ibu, lahir spontan dengan
kekuatan tenaga ibu sendiri dan proses kelahiran berlangsung kurang lebih 18 jam, tanpa
komplikasi baik janin maupun ibu. Sebagian besar persalinan adalah persalinan normal,
hanya 12 – 15 % merupakan persalinan patologis, seperti distosia. Distosia sendiri dapat
disebabkan oleh beberapa factor yang salah satunya disebabkan oleh kelainan tenaga.
Distosia karena kelainan tenaga ( HIS) adalah his yang tidak normal, sehingga dapat
menimbulkan penyulit pada saat persalinan, dan pada beberapa kasus dapat
mengakibatkan kematian pada janin maupun ibu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagimana pengertian distosia karena kelainan his ?
2. Bagaimana klasifikasi distosia karena kelainan his ?
3. Bagaimana mengetahui etiologi ?
4. Bagaimana patofisiologi distosia karena kelainan his ?
5. Bagaimana Pathway distosia karena kelainan his ?
6. Apa saja manifestasi klinis distosia his ?
7. Apa saja komplikasi distosia his ?
8. Bagaimana penatalaksanaan distosia karena kelainan his ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian distosia karena kelainan his
2. Untuk mengetahui klasifikasi distosia karena kelainan his
3. Untuk mengetahui etiologi distosia karena kelainan his
4. Untuk mengetahui patofisiologi distosia karena kelainan his
5. Untuk mengetahui Pathway distosia karena kelainan his
6. Untuk mengetahui Manifestasi klinis distosia karena kelainan his
7. Untuk mengetahui komplikasi distosia karena kelainan his
BAB II
KAJIAN TEORI
I. KONSEP PENYAKIT
A. PENGERTIAN
Distosia adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia karena kelainan
tenaga/his adalah his yang tidak normal baik kekuatan maupun sifatnya sehingga
menghambat kelancaran persalinan.
Distosia his adalah distosia
B. KLASIFIKASI
1. His hipotonik ( Insersia uterus )
His yang sifatnya lebih lama lebih singkat dan lebih jarang dibandingkan
dengan his yang normal.
Insersia uterus dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Insersia uterus primer
Kelemahan his timbul sejak permulaan persalinan
b. Insersia uterus skunder
Kelemahan his timbul sesudah adanya his yang kuat, teratur, dan
dalam waktu yang lama
Penanganan :
kekuatan pada fundus uteri di mana lapisan otot uterus paling dominan, kemudian
mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh hingga tekanan dalam ruang
Disini sifat His berubah. Tonus otot uterus meningkat, juga di luar His dan
kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronasi kontraksi
Disamping itu, tonus otot uterus yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih
keras dan lama bagi ibu dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His ini juga
di sebut sebagai Incoordinate hypertonic uterine contraction. Kadang-kadang
pada persalinan lama dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan His ini
uteri pada tempat itu. Ini dinamakan lingkaran kontraksi atau lingkaran kontriksi.
Secara teoritis lingkaran ini dapat terjadi dimana-mana, tetapi biasanya ditemukan
pada batas antara bagian atas dengan segmen bawah uterus. Lingkaran kontriksi
tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam, kecuali kalau pembukaan sudah
E. PATHWAY
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Ibu :
a. Gelisah
b. Letih
c. Suhu tubuh meningkat
d. Nadi dan pernafasan cepat
e. Edem pada vulva dan servik
f. Bisa jadi ketuban berbau
g. Ibu dering bertanya
2. Janin :
a. DJJ cepat dan tidak teratur
b. Iritasi kulit bayi
G. KOMPLIKASI
a. Inersia uteri dapat menyebabkan kematian atau jejas kelahiran
b. Kemungkinan infeksi bertambah, yang juga meninggikan kematian
anak.
c. Kehabisan tenaga ibu dan dehidrasi : tanda-tandanya pols naik, suhu
meinggi, acetonuri, nafas cepat, meteorismus dan turgor berkurang.
Infus harus diberikan kalau partus lebih lama dari 24 jam, untuk
mencegah timbulnya gejal-gejala di atas.
H. PENATALAKSANAAN
1. Penanganan Umum
a. Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin
b. Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ
c. Kolaborasi dalam pemberian :
Infus RL dan larutan NaCL isotanik (IV)
Berikan analgesiaberupa tramandol/ peptidin 25 mg (IM) atau morvin 10
mg (IM)
2. Perbaiki keadaan umum
1) Dukungan emosional dan perubahan posisi
2) Berikan cairan
3. Penanganan Khusus
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Identitas Klien
b. Nama
c. Usia
d. Alamat
e. Data penting lainnya
2. Riwayat Kesehatan Dahulu : Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien
pernah mengalami distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan
sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya ada riwayat
DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
3. Riwayat kesehatan Sekarang : Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan
seperti : Kelainan letak janin (lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi
dll.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga: Apakah dalam keluarga ada yang menderita
penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi
5. Pemeriksaan Fisik
f. Kepala, rambut tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada ketombe
g. Mata , Biasanya konjungtiva anemis
h. Thorak, Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan,
biasanya ada bagian paru yang tertinggal saat pernafasan
i. Abdomen , : Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang
semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya
posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus
keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaab
pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya
distensi usus dan kandung kemih.
j. Vulva dan Vagina, : Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau
belum, edem pada vulva/ servik, biasanya teraba promantorium, ada/
tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk
mengidentifikasi adanya plasenta previa
k. Panggul, : Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan
bentuk panggul dan kelainan tulang belakang
b. Diagnosa Keperawatan
l. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus
lama, kontraksi tidak efektif
m. Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul,partus
lama,CPD
n. Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah,
pembatasan masukan cairan
o. Resiko tinggi cedera maternal b/d kerusakan jaringan lunak karena
persalinan lama
p. Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive
q. Cemas b/d persalinan lama
c. Intervensi
A. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama,
kontraksi tidak efektif
Kriteria :
b. Klientampak rilek
Intervensi Rasional
a. Mandiri
1. Tentukan sifat, lokasi 1. Membantu dalam mendiagnosa
dan durasi nyeri, kaji dan memilih tindakan,
kontraksi uterus, penekanan kepala pada servik
hemiragic dan nyeri yang berlangsung lama akan
tekan abdomen menyebabkan nyeri
2. Kaji intensitas nyeri 2. Setiap individu mempunyai
klien dengan skala nyeri tingkat ambang nyeri yang
berbeda, denga skala dapat
diketahui intensitas nyeri klien
3. Kaji stress psikologis/ 3. Ansietas sebagai respon
pasangan dan respon terhadap situasi darurat dapat
emosional terhadap memperberat derajat
kejadian ketidaknyamanan karena
sindrom ketegangan takut nyeri
4. Berikan lingkungan 4. Teknik relaksasi dapat
yang nyaman, tenang mengalihkan perhatian dan
dan aktivitas untuk mengurangi rasa nyeri
mengalihkan nyeri,
Bantu klien dalam
menggunakan metode
relaksasi dan jelaskan
prosedur
5. Kuatkan dukungan 5. Dengan kehadiran keluarga
social/ dukungan akan membuat klien nyaman,
keluarga dan dapat mengurangi tingkat
kecemasan dalam melewati
persalinan, klien merasa
diperhatikan dan perhatian
terhadap nyeri akan terhindari
b. Kolaborasi
6. Berikan narkotik atau 6. Pemberian narkotik atau
sedative sesuai instruksi sedative dapat mengurangi
dokter nyeri. Siapkan untuk prosedur
bedah bila diindikasikan
7. Siapkan untuk prosedur 7. Berikan narkotik atau sedative
bedah bila diindikasikan sesuai instruksi dokter
B. Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD
Kriteria :
Intervensi Kolaborasi
a. Mandiri
1. Melakukan manuver Leopold 1. Berbaring tranfersal atau
untuk menentukan posis janin presensasi bokong memerlukan
dan presentasi kelahiran sesarea. Abnormalitas
lain seperti presentasi wajah,
dagu, dan posterior juga dapat
memerlukan intervensi khusus
untuk mencegah persalinan yang
lama
2. Dapatkan data dasar DJJ 2. DJJ harus direntang dari 120-160
secara manual dan atau dengan variasi rata-rata percepatan
elektronik, pantau dengan dengan variasi rata-rata,
sering perhatikan variasi DJJ percepatan dalam respon terhadap
dan perubahan periodic pada aktivitas maternal, gerakan janin
respon terhadap kontraksi dan kontraksi uterus
uterus
3. Catat kemajuan persalinan 3. Persalinan lama/ disfungsional
dengan perpanjangan fase laten
dapat menimbulkan masalah
kelelahan ibu, stress berat, infeksi
berat, haemoragi karena atonia/
rupture uterus. Menempatkan
janin pada resiko lebih tinggi
terhadap hipoksia dan cedera
4. Infeksi perineum ibu terhadap 4. Penyakit hubungan kelamin
kutil vagina, lesi herpes atau didapat oleh janin selama proses
rabas klamidial melahirkan karena itu persalinan
sesaria dapat diidentifikasi
khususnya klien dengan virus
herpes simplek tipe II
5. Catat DJJ bila ketuban pecah 5. Perubahan pada tekanan caitan
setiap 15 menit amnion dengan rupture atau
variasi deselerasi DJJ setelah
robek dapat menunjukkan
kompresi tali pusat yang
menurunkan transfer oksigen
kejanin
6. Posisi klien pada posisi 6. Meningkatkan perfusi plasenta/
punggung janin mencegah sindrom hipotensif
telentang
C. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d status hipermetabolik, muntah,
diaforesis hebat, diuresis ringan berhubungan dengan pemberian oksitosin.
Tujuan : setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam tidak terjadi defisit
cairan tubuh
- Kulit elastis
- CRT < 2 detik
- Mukosa lembab
- DJJ 160- 180 x/menit
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau masukan dan keluaran 1. Pantau masukan dan keluaran
cairan cairan
2. Pantau tanda vital. Catat laporan 2. Peningkatan frekuensi nadi dan
pusing pada perubahan posisi suhu ,dan perubahan tekanan darah
3. Kaji elastisitas kulit ortostatik dapat menandakan
4. Kaji bibir dan membran mukosa penurunan volume sirkulasi
oral dan derajat saliva 3. Kulit yang tidak elastis
5. Perhatikan respon denyut jantung menandakan terjadi dehidrasi
janin yang abnormal 4. Membran mukosa atau bibir yang
6. Berikan masukan cairan adekuat kering dan penurunan saliva adalah
melalui pemberian minuman > indikator lanjut dari dehidrasi
2500 liter 5. Indikasi menunjukkan efek
7. Berikan cairan secara intravena dehidrasi maternal dan penurunan
perfusi
6. Pemenuhan cairan pada
mengurangi dehidrasi
7. Larutan parenteral mengandung
elektrolit dan glukosa dapat
memperbaiki atau mencegah
ketidakseimbangan maternal dan
janin serta apat menurunkan
keletihan maternal
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,
mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain. Tindakan
kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan
bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain
e. Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan
yang hendak dicapai
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Distosia kelainan tenaga / his adalah his tidak normal dalam kekuatan / sifatnya
menyebab kan rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi sehingga menyebabkan
persalinan macet (prof. Dr. Sarwono prawihardjo, 1993)
Persalinan tidak selalu berjalan lancar, terkadang ada kelambatan dan kesulitan yang
dinamakan distosia, salah satu penyebab distosia itu adalah kelainan tenaga his dapat di
bedakan menjadi dua yaitu inersia hipotonik dan inersia hiopertonik.
B. Saran
Peran perawat, bidan maupun dokter umum dalam menangani kelinan tenaga (his)
hendaknya dapat di deteksi secara dini melalui ANC yang berkualitas sehingga tidak terjadi
keterlambatan dalam merujuk dengan adanya ketepatan penanganan bidan atau dokter umum
yang segera dan sesuai dengan kewenangannya, di harapkan akan menurunkan angka
kematian ibu dan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Rukiyah, Ai Yeyeh. S. Si. T, MKM, dkk. 2010. Asuhan kebidanan 4 patologi. Jakarta : TIM