Anda di halaman 1dari 23

BAB 4

AUDIT INTERNAL
SURVEI PENDAHULUAN

MARKUS TANDI 14 13 093


AFBNERS ALLSTIAAND W 14 13 101
WELDI TANDIAYUK 14 13 107
ALBERT 14 13 124

AKUNTANSI E

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Survei Pendahuluan”. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh dosen mata kuliah Audit Internal.
Walaupun makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat khusus untuk mahasiswa akuntansi yang ingin mengetahui bagaimana cara
melakukan survei pendahuluan dengan baik agar dapat menjadi penentu keberhasilan audit.
Pada kesempatan ini, kami juga berterimakasih kepada teman-teman yang telah
membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami
perlukan untuk dapat kami jadikan masukan agar kedepannya kami bisa lebih baik lagi.

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................................................................ii
Bab 1. Pendahuluan
1.1.Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2.Tujuan..........................................................................................................................................1
Bab 2. Pembahasan......................................................................................................................................2
Bab 3. Penutup
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................22
Daftar Pustaka................................................................................................................................................23
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kompleksitas operasi yang terdapat pada perusahaan saat ini mungkin sulit dan
membuat frustasi untuk dipelajari. Banyak auditor sangat berharap mereka mengetahui
`kerumitan operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan, sebagaimana yang kemudian
mereka ketahui pada saat audit telah selesai. Survei pendahuluan data menjadi senjata terbaik
bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk
mendukung kesuksesan audit.
Survei merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi, tanpa melakukan
verifikasi secara terperinci, tentang kegiatan yang akan di audit. Survey pendahuluan
merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai
risiko dari suatu unit yang akan diperiksa. Oleh karena itu survey pendahuluan di sini meliputi
langkah-langkah analisis terhadap risiko mikro yang terkait dalam suatu unit yang akan
diaudit. Survei pendahuluan dapat dilakukan dengan sejumlah teknik audit. Penggunaan
berbagai teknik audit tersebut dimaksudkan agar tercapai kombinasi optimal dari berbagai
upaya untuk memperoleh dan menganalisis informasi yang relevan dengan penilaian risiko
secara efisien dan efektif. Terdapat dua klasifikasi utama dari teknik-teknik audit pada tahap
survey pendahuluan, yaitu yang berkaitan dengan langkah-langkah survey pendahuluan di
kantor unit auditor internal (on desk/off site audit), dan di lokasi unit yang diaudit (on site
audit).

1.2.Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
 Mengetahui cara melakukan studi awal
 Mengetahui bagaimana cara auditor melakukan pendokumentasian dengan
kliennya
 Mengetahui bagaimana cara bertemu dengan klien dengan baik dan benar
 Mengetahui bagaimana cara mengumpulkan bukti atau informasi
 Mengetahui cara auditor mengamati survey pendahuluan
 Mengetahui bagaimana cara pembuatan bagan alir dalam proses audit
 Mengetahui bagaimana cara melaporkan survei pendahuluan
BAB 2
PEMBAHASAN

Melaksanakan Studi Awal

Kebanyakan pendokumentasian dan proses perolehan pemahaman diselesaikan bahkan


sebelum auditor melakukan audit. Studi awal yang dilakukan auditor mencakup penelaahan
atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan dokumen-
dokumen lain yang akan membentu untuk lebih memahami subjek audit.

Pada banyak kondisi, studi awal akan dilakukan di kantor pusat, meskipun banyak
auditor internal saat ini dapat mengakses informasi secara elekronik dari yang jauh. Kertas
kerja tahun sebelumnya dapat menunjukkan pendekatan yang dilakukan auditor lain atas
penugasan tersebut, meskipun pendekatan yang sama mungkin tidak lagi layak atau tidak
diinginkan untuk audit tahun ini.

Studi awal juga mencakup penelaahan saksama atas bagan organisasi dan pernyataan
tanggung jawab dan kewenangan. Dokumen tersebut dapat menunjukkan posisi aktivitas klien
dalam hierarki perusahaan, apa yang diharapkan manajemen senior atas manajemen di
bawahnya, dan kewenangan apa yang diberikan kepada manajer operasi. Penelaahan harus
dilakukan secara saksama atas kata-kata yang tertera. Pernyataan wewenang dan tanggung
jawab seringkali dibuat oleh orang yang melakukan aktivitas tersebut. Dalam beberapa hal,
pernyataan tersebut bisa dilebih-lebihkan dan auditor harus skeptic menyikapinya. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan apabila audit yang dilakukan adalah audit berulang (repeat audit)
adalah mempelajari permanent file yang berisi laporan audit terdahulu, informasi lainnya yang
relevan dengan penugasan berikutnya. Auditor perlu menelaah literature-literatur yang terkait
agar pengetahuan audit dapat selalu ter-update dengan memakai referensi dari situs dari IIA
yaitu www.theiia.org atau jurnal Internal Auditor yaitu jurnal profesi.

Pendokumentasian

Pendokumentasian merupakan beberapa langkah yang akan mengarah pada pertemuan


awal antara auditor dengan manajer kalien. Dokumentasi dapat berupa kuesioner penting
untuk bahan wawancara/diskusi.
Daftar Pengingat

Dalam setiap permulaan audit, auditor internal kadang kala bingung, “apa yang akan
dikerjakan selanjutnya?” Meskipun setiap penugasan audit tidak sama, namun terdapat
langkah-langkah awal tertentu yang berlaku untuk setiap audit. Langkah-langkah ini harus
dicatat dalam daftar pengingat sehingga memudahkan pekerjaan.

Daftar pengingat tidak dirancang untuk menghambat inisiatif atau kreativitas. Daftar
tersebut menyederhanakan proses perencanaan dengan membantu auditor melakukan
pekerjaan secara terorganisasi dan dengan langkah awal yang minimum. Daftar pengingat
membantu auditor mengorganisasikan kertas kerja mereka dan membuat tahap audit
selanjutnya lebih sederhana untuk dikerjakan.

DAFTAR PENGINGAT PENUGASAN AUDIT

Diselesaikan
Perencanaan
(Tanggal) (Nama)

Telaah dokumen-dokumen permanen:

 Lembar analisisi audit dari pengujian sebelumnya.


 Laporan audit tahun sebelumnya dan surat balasan
dari klien.
 Catatan dan komentar
Siapkan sebuah ringkasan dari kekurangan-kekurangan
dan saran-saran yang diberikan pada tahun sebelumnya.
Dapatkan dokumen penugasan.
Telaah laporan-laporan terkait dari organisasi-organisasi
audit lainnya yang ada dalam perusahaan.
Telaah penelitian terbaru tentang subjek yang akan diaudit.
Analisis bagan organisasi, instruksi procedural, dan
arahan-arahan.

 Melakukan pengujian terhadap buku besar untuk


akun-akun tertentu.
 Menelaah laporan manajemen yang ada.
 Menentukan apakah perlu untuk melihat surat-surat
elektronik yang diterima organisasi.
 Menentukan apakah masukan (input) yang dihasilkan
bagian pemrosesan data di organisasi sudah akurat,
otentik, dan tepat waktu.
 Mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi
pendapatan dan pajak-pajak lainnya.
 Mengalokasikan hari yang dibutuhkan untuk segmen-
segmen program audit.
 Menggunakan pengambilan sampel secara statistic.
 Merencanakan penerbitan laporan interim.
 Menelaah ketaatan terhadap ketentuan penyimpanan
dokumen dan aturan keamaan.
 Menggunakan bagan alir untuk mengevaluasi system
kontrol.
Periksa program audit dan daftar pengingat ini dengan
supervisor.

Pekerjaan Lapangan Diselesaikan


(Tanggal) (Nama)

Masukkan data waktu penugasan setiap hari dan laporkan


setiap minggu ke supervisor audit.
Perkirakan waktu penyelesaian pekerjaan lapangan pada

pertengahan penugasan.
Diskusikan dengan karyawan manajemen klien waktu

yang tepat untuk menelaah temuan-temuan dan draf


laporan untuk mengantisipasi masa liburan dan hambatan
lainnya untuk bertemu.

Penyelesaian Diselesaikan
(Tanggal) (Nama)
Lengkapi catatan temuan audit dan kerangka laporan,
telaah bersama supervisor audit.

Siapkan draf laporan audit dan rujuk ke data data yang ada
di kertas kerja.

Pindahkan dokumen yang seharusnya masuk ke dokumen


permanen.

Siapkan lembar analisis audit.

Jelaskan masalah-masalah yang harus dipertimbangkan


pada penugasan audit lainnya secara tertulis dan tempatkan
catatan mengenai hal tersebut pada dokumen permanen.

Jadwalkan penalaahan draf laporan dengan karyawan


klien.

Konfirmasikan status temuan yang sudah dan belum


diselesaikan baik melalui pengujian atau melalu
penelaahan dengan karyawan klien.

Lakukan verifikasi akhir draf laporan, lihat perubahan


yang telah didiskusikan dengan klien, sebelum diserahkan
untuk ketikan akhir.

Daftar Isi

Sebelum auditor mulai melakukan instruksi-instruksi yang terdapat dalam daftar


pengingat, sebaiknya siapkan dahulu daftar isi. Langkah ini dilakukan sebelum tahap
perencanaan audit. Daftar isi akan memaksa audit untuk (1) mendaftar masalah-masalah
tertentu yang harus ditangani seiring dengan kemajuan penugasan, dan (2) membuat acuan
kertas kerja.

Pengurangan Biaya

Pengurangan biaya secara langsung memengaruhi laba perusahaan. Pada umumnya


manajemen mengharapkan penugasan audit internal menghasilkan pengurangan biaya,
maupun peningkatan operasi. Beberapa usulan pengurangan biaya dari auditor berasal dari
kombinasi kondisi yang ada dan memahami masalah yang dihadapi oleh auditor.

Catatan Kesan

Catatan kesan tidak dibuat untuk diberikan kepada manajemen. Fungsinya adalah sebagai
daftar pengingat bagi auditor ketika mereka sedang melakukan pembicaraan rahasia dengan
manajer senior. Catatan kesan dapat membantu mengidentifikasi gejala-gejala kemunduran
yang membutuhkan perhatian khusus dan membutuhkan perbaikan dalam hubungan dengan
karyawan, kondisi kerja, manajemen, atau pengawasan. Contohnya adalah :

CATATAN KESAN

Penugasan Audit :…………………………

Judul :………………………....

Organisasi yang diaudit:……………………..

Catatan ini menyimpan semua penilaian auditor terhadap aspek-aspek tertentu


organisasi yang telah diperiksa. Catatan ini harus dilengkapi setiap selesai melakukan audit.
Auditor harus meringkas data untuk menentukan kecenderungan umum atau masalah-masalah
di organisasi yang harus diketahui oleh manajemen. Jika ada penilaian yang terkait langsung
dengan temuan khusus, catatan ini tidak boleh dibahas dengan karyawan klien. Jika auditor
merasa tidak memiliki cukup informasi untuk menjawab suatu pertanyaan, nyatakan hal
tersebut dibawah setiap pertanyaan.

Ya Komentar
Pertanyaan atau
Tidak

Etika dan Moral Karyawan

Apakah karyawan memiliki etika yang baik dengan sesame


rekan kerja, pekerjaan mereka, supervisor dan organisasi?

Apakah tugas karyawan melaksanakan kewajiban mereka


dan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab mereka?
Apakah karyawan memahami dan mendukung tujuan
departemen dan organisasi mereka?

Kebiasaan Kerja

Apakah karyawan mempunyai jam kerja yang layak dan


menyelesaikannya untuk kepentingan organisasi?

Apakah jam kerja karyawan diperiksa?

Apakah manajer menampung keluhan karyawan dan


bersedia mengambil tindakan perbaikan?

Organisasi dan Penugasan Staf

Apakah untuk dapat mencapai tujuan organisasi, organisasi


tersebut sudah dikelola dengan baik?

Apakah staf sudah ditugasi dengan baik dan terdapat


pemisahan tugas, wewenang, dan tanggung jawab?

Apakah organisasi organisasi memiliki job description


secara baik?

Apakah karyawan atau staf sudah bekerja sesuai dengan


bidang dan keahlian mereka?

Pengawasan

Apakah supervisor memahami pekerjaannya dan


menghargai karyawan?

Apakah supervisor menerapkan kontrol dan memberikan


aahan kepada karyawan?

Hubungan dengan Organisasi Lain

Apakah organisasi cenderung berkomunikasi secara efektif


dengan organisasi lain?

Apakah terdapat konflik di dalam organisasi atau dengan


organisasi lain?
Apaka terdapat kerja sama yang saling menguntungkan?

Tata letak (lay Out) Ruang Kerja

Apakah ruang kerja memiliki lay out yang baik?

Apakah lokasi, sirkulasi udara, cahaya, suhu udara dan


kebersihan sudah memadai?

Beri penjelasan untuk kondisi-kondisi yang dijawab tidak.


Jika terdapat temuan khusus atas kelemahan yang
kelihatannya relevan dengan kondisi tersbut, beri rujukan.

Supervisor Penanggung Jawab Tanggal

Kuisioner

Kuisioner diusahakan untuk mudah dipahami bagi responden yang diminta


mengisi kusioner. Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan audit, bertemu manajer klien pada pertemuan awal. Selain itu, kuisioner
yang baik tidak terlalu tebal atau tidak terlalu panjang. Berikut contoh pertanyaan-pertanyaan
yang layak untuk ditanyakan:

1. Berapa bagian/seksi yang ada pada aktivitas anda?


2. Berapa banyak karyawan yang ditugaskan pada bidang ini?
3. Aktivitas-aktivitas apa yang dilakukan?
4. Apakah terdapat prosedur-prosedur tertulis untuk aktivitas tersebut?
5. Aktivitas apa yang menurut anda paling penting?
6. Aktivitas mana yang paling mengganggu?
7. Bagaimana anda menerapkan kontrol atas organisasi?
8. Laporan kontrol apa yang anda terima dari karyawan?
9. Standar apa yang anda tetapkan untuk karyawan?
10. Standar anda bersumber dari mana?
11. Bagaimana anda melatih karyawan?
12. Bagaimana anda mengevaluasi kinerja mereka?
13. Bagaimana supervisor membantu meningkatkan kinerja karyawan?
14. Bagaimana anda menetapkan prioritas bagi pekerjaan anda?
15. Bagaimana tingkat perputaran karyawan?
16. Seberapa banyak dan bagaimana sifat pesanan anda?
17. Kepada siapa anda melapor?
18. Laporan apa yang anda siapkan untuk manajemen anda sendiri, dan seberapa sering
dihasilkan?
19. Dari mana sumber informasi yang terdapat dalam laporan?
20. Dengan organisasi apa anda menjalin kerja sama?
21. Imbal balik apa yang anda dapat dari mereka?
22. Perubahan-perubahan besar apa yang telah terjadi sejak audit terakhir?

Bertemu Klien

Pertemuan auditor internal dengan manajer klien memberi peluang bagi auditor
untuk menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan. Dalam beberapa situasi,
auditor justru ingin membahas keseluruhan peran audit internal dalam organisasi. Dalam
pembahasannya dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran, standar
operasi serta risiko bawaannya.

Mengatur Jadwal Pertemuan


Waktu dan tempat pertemuan harus diatur terlebih dahulu. Jika memungkinkan
hindari kunjungan mendadak. Pemberitahuan terlebih dahulu lebih sopan dan akan dihargai
serta tidak merugikan audit. Klien yang siap akan memberikan lebih banyak informasi dan
kesalahan informasi yang disengaja oleh klien akan cenderung dideteksi dalam pelaksanaan
audit sesungguhnya.
Pertemuan awal cenderung akan menuntun arah audit, salah satunya kemungkinan
kerja sama. Auditor internal haruslah terbuka dan terus terang mengenai tujuan audit mereka.
Mereka harus mengajukan pertanyaan sebagai seorang yang ingin menggali informasi, bukan
sebagai penyidik. Jangan ada perseteruan, perselisihan yang bisa merusak pertemuan awal ini.
Manajer klien hanya ingin diperlaukan secara wajar dan dipandang dengan objektif.
Jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tesebut memiliki bukti yang sah bahwa
memang ada tindakan perbaikan, maka manajemen patut diberi pujian. Jika masalah tersebut
cukup signifikan, sebaiknya dimuat dalam laporan audit internal-bukan sebagai temuan audit,
tetapi sebagai catatan masalah yang diselesaikan. Jika keyakinan yang diberikan hanya
sebagai upaya untuk menghindari disangkutpautkan dengan temuan kelemahan, maka hal ini
harus dilaporakan sebagai temuan audit.

Wawancara

Teknik-teknik wawancara yang baik membuat orang merasa nyaman, membuat


mereka ingin memberi informasi, bekerja sama dalam audit, dan mudah mudahan membuat
penugasan audit berhasil. Auditor internal harus memiliki keahlian dalam berhubungan
dengan orang dan berkomunikasi secara efektif. Juga oenting bagi auditor internal untuk
memiliki keahlian dalam komunikasi lisan dan tulisan sehingga mereka dapat menyampaikan
tujuan audit, evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi secara jelas dan efektif.
Karena penugasan teknik-teknik wawancara yang efektif pada hakikatnya adalah
tanggung jawab professional, maka auditor internal harus memahami bagian-bagian penting
dari wawancara dan berusaha menguasainya. Wawancara bukanlah sebuah tindakan tunggal,
melainkan bagian dari sebuah proses. Wawancara yang sukses didasarkan pada penerapan
saksama enam langkah penting:
1. Persiapan. Jangan datang tanpa persiapan. Pelajari sebanyak mungkin tentang klien
sebelum Tanya jawab. Tentukan tujuan Tanya jawab dan siapkan pertanyaan-
pertanyaan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Penjadwalan. Rencanakan jadwal dengan saksama. Jangan berkunjung dengan
mendadak-kecuali memang diperlukan.
3. Pembukaan. Beritahu klien dengan jujut tujuan wawancara dan bagaimana hasilnya
akan digunakan.
4. Pelaksanaan. Wawancara merupakan pelaksanaan komunikasi, dan auditor internal
harus memiliki keahlian dalam proses komunikasi.
5. Mengajukan pertanyaan. Cara auditor mengajukan pertanyaan dapat memengaruhi
kesuksesan atau kegagalan suatu wawancara. Pertanyaan-pertanyaan pembuka harus
membuat orang menjadi nyaman.
6. Penutupan. Jangan terlena dengan pembicaran. Perhatikan tanda-tanda nonverbal
bahwa klien ingin pembicaraan diakhiri. Cobalah akhiri dengan nada positif dengan
meringkas kesepakan atau puji tindakan-tindakan yang layak dipuji.
Mengumpulkan Bahan Bukti

Survey pendahuluan akan berlangsung lancar dan sistematis jika auditor memiliki
pandangan yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai. Dalam kebanyak audit, informasi
penting dalam rangka mengumpulkan bahan bukti dapat diklasifikasikan ke dalam empat
fungsi dasar manajemen.

Perencanaan

Informasi penting yang bisa diperoleh auditor mengenai perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Tentukan tujuan aktivitas atau organisasi, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
2. Dapatkan salinan anggaran, kebijakan, arahan, dan prosedur.
3. Tentukan proyek atau studi khusus yang tengah berlangsung.
4. tentukan rencana untuk masa datang yang telah dibuat.
5. Tanyakan jika ada ide-ide perbaikan yang belum direalisasikan.
6. Tentukan cara menetapkan sasaran dan siapa yang menetapkan atau membantu
menetapkannya.

Pengorganisasian

Informasi penting yang bisa diperoleh auditor mengenai pengorganisasian adalah sebagai
berikut:
1. Dapatkan salinan bagan organisasi dan salinan deskripsi jabatan.
2. Tanyakan hubungan dengan organisasi lain.
3. Telaah letak fisik, catatan peralatan, serta lokasi dan kondisi aktiva.
4. Tentukan perubahan organisasional yang dilakukan akhir-akhir ini atau sejak audit
terakhir
5. Dapatkan informasi mengenai otoritas yang didelegasikan dan tanggung jawab yang
diberikan dan
6. Dapatkan informasi mengenai lokasi, sifat dan ukuran kantor cabang.

Pengarahan

Informasi penting yang bisa diperoleh auditor mengenai pengarahan adalah sebagai berikut:
1. Dapatkan salinan instruksi operasional bagi karyawan.
2. Tanyakan kepada karyawan apakah instruksi sudah cukup jelas dan bisa dipahami.
3. Tentukan apakah rentang manajemen dan pengawasan memungkinkan arah kerja yang
memadai.
4. Tentukan apakah kewenangan sama dengan tanggung jawab.
5. Pada badan-badan pemerintah, tentukan masalah-masalah penting yang akan menarik
minat public.
6. Identifikasikan hambatan-hambatan organisasi dalam melaksanakan tugas yang
diembannya.

Kontrol

Auditor dapat memperoleh informasi penting mengenai kontrol dengan:

1. Dapatkan salinan standard an pedoman kerja tertulis.


2. Telaah system dan alur kerja. Waspada dengan adanya tanda pemborosan, pesanan
penjualan, peralatan atau bahan baku yang berlebihan, karyawan yang menganggur,
perbaikan dan pekerjaan ulang yang ekstensif, bahan sisa yang berlebihan, dan kondisi
kerja yang buruk.
3. Telaah data finansial historisnya, dan kenali trennya.
4. Identifikasikan aktivitas atau prosedur khusus yang akan digambarkan dengan bagan
alir, seperti penyusunan kontrak, pemeriksaan aplikasi pinjaman, menyetujui atau
tidak menyetujui pinjaman, penjualan aktiva, melakukan sewa guna usaha, periklanan,
menetapkan harga, merekrut karyawan, meminjam dana, dan memilih pemasok.
Tindakan-tindakan atau prosedur prosedur ini harus mencerminkan aktivitas yang
diperiksa.

Pengamatan

Pengamatan dalam arti umum terus dilakukan selama survey pendahuluan. Melalui
pengamatan dan tanya jawab yang yang efektif, auditor internal mampu untuk:
 Menentukan tujuan, sasaran dan standar
 Menilai kontrol untuk mencapai tujuan
 Mengevaluasi resiko
 Menentukan kontrol untuk meminimalkan resiko
 Membuat penentuan risiko secara statistik
 Menilai gaya manajemen dan aspek perilaku manusia
Tujuan, Sasaran dan Standar

Kompleksitas operasi pada suatu perusahaan mungkin akan membuat auditor


menemui kesulitan pada saat akan melakukan pemeriksaan. Survei pendahuluan dapat
menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, informasi dan persektif
yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan audit. Audit bisa juga merupakan bagian dari
penugasan rutin yang memiliki standar dan proses tertentu atau bisa juga merupakan respons
atas masalah yang berkembang yang membutuhkan pengetahuan akan hal baru atau tehnik
pemeriksaan yang berbeda. Beberapa praktisi audit internal telah mengembangkan pendekatan
”tepat pada waktunya” untuk penjadwalan audit untuk memastikan bahwa jasa audit siap
tersedia sesuai waktu yang dijadwalkan. Survei pendahuluan dapat membantu auditor
menentukan jenis audit paling efektif terutama dengan adanya paradigma baru bahwa auditor
harus dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan bahwa perusahaan adalah
pelanggan/klien dari auditor.

Selama survei pendahuluan, auditor internal harus menentukan tujuan aktivitas yang
menjadi tujuan audit, yang akan ditetapkan selanjutnya. Jika tujuan ini tidak dipahami dengan
baik, maka audit bisa kehilangan manfaatnya. Mendapatkan gambaran aktivitas yang tepat
dan kesesuaian misinya dengan sasaran strategis perusahaan merupakan profesionalisme
auditor internal.
Saat melakukan survei, auditor internal akan senantiasa mengingat dengan tepat
tujuan, sasara, dan standar yang seharusnya atau sedang diupayakan untuk dimiliki organisasi
kilen. Auditor harus mencoba untuk menentukan apakah:
a. Tujuan tersebut sesuai dengan rencana strategis dari organisasi—suatu rancangan
besar perusahaan.
b. Orang-orang yang akan dibatasi oleh tujuan, sasaran, dan standar berpartisipasi dalam
penetapannya.
c. Tujuan diketahui oleh semua orang yang akan berpartisipasi dalam pencapaiannya.
d. Tujuan tersebut secara realistis mempertimbangkan sumber daya yang tersedia bagi
aktivitas.
e. Tujuan tersebut menuntun aktivitas dalam menghadapi kendala dan kendali eksternal.
Sasaran dan standar yang ditetapkan akan memotivasi orang untuk mencapai lebih dari apa
yang bisa mereka capai
Kontrol-kontrol untuk Mencapai Tujuan
Jika tujuan, sasaran, dan standar telah diidentifikasi dan disepakati selama survei
pendahuluan, langkah selanjutnya adalah menentukan kontrol apa, atau yang seharusnya,
diterapkan untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang diinginkan akan dicapai.
Auditor internal dihadapkan pada sejumlah kontrol potensial ketika mereka melakukan survey
pendahuluan kebijakan organisasi atau agensi, prosedur, manual, instruksi-instruksi khusus,
laporan daftar, registrasi formulir, pembagian tugas, sistem persetujuan, pengawasan, dan
lainnya. Mencoba untuk membaca dan memahami semuanya dapat mengaburkan mata dan
melelahkan otak. Mencoba menyerap literatur mengenai sejumlah kontrol sering kali
membuang waktu. Jika kita membaca relevansinya dengan masalah tertentu, semua kontrol
ini kelihatan tidak berkaitan dengan kenyataan.

Risiko
Sebelum auditor mengelola risiko atau memutuskan alokasi sumber daya ang terlibat
dalam manajemen risiko, hubungan lebih erat antara manajemen risiko dan audit internal telah
lama disarankan. Pada kenyataannya, beberapa pengamat menyarankan bahwa titik awal
perencanaan audit internal haruslah risiko-risiko organisasional, atau ancaman bagi
pencapaian tujuan-tujuan usaha.

Kontrol Risiko
Ketika auditor internal telah mengenali risiko. Mereka harus mencari kontrol yang
dirancang untuk menghadapinya. Kontrol yang tidak memadai atau tidak efektif harus
didiskusikan segera dengan manajer klien. Jika kesepakatan tentang tindakan perbaikan
dicapai dan tindakan perbaikan yang memadai diambil, upaya audit selanjutnya akan lebih
mudah. Namun jika manajer tidak bisa diyakinkan dan membutuhkan bukti bahwa risiko
tersebut memang ada dan kontrol memang lemah, auditor harus membuat program pengujian
purposive – bukan pengujian berdasarkan sampel – untuk mendukung bukti dan signifikansi
risiko.

Penentuan Risiko
Penentuan risiko (risk assessment) merupakan hal penting bagi manajemen dan auditor
internal. Berdasarkan studi yang dilakukan COSO, Kontrol Internal – Kerangka Kerja
Terintegrasi menyatakan bahwa persyaratan awal untuk penentuan risiko adalah penetapan
tujuan, yang dihubungkan pada tingkat-tingkat ang berbeda dan konsisten di dalam organisasi.
Tujuan penetuan risiko adalah untuk membuat karyawan sadar akan beragam risiko
yang ada serta prioritas, keterbatasan dari daftar risiko tersebut. Sejumlah risiko tidaklah
statis, selalu ada risiko yang muncul setiap waktu. Oleh karena itu penentuan risiko
merupakan fungsi yang berkelanjutan dalam proses manajemen yang harus dilakukan secara
berorganisasi dan berurutan.

Manajemen yang Efektif


Selama survey pendahuluan, dan khususnya selama wawancara dengan manajemen
operasional, auditor internal bisa menilai manajer. Tidak ada kontrol yang lebih baik daripada
manajemen yang memiliki pengetahuan, gampang ditemui, dan berpandangan luas. Jika gaya
manajemen memang seperti ini, manajer itu sendiri merupakan auditor internal. Jika
manajemen efektif, auditor internal dapat mengurangi cakupan audit.

Aspek Manusia
Pegawai merupakan urat nadi perusahaan. Kontrol yang baik tidak dapat menjamin
bahwa semua aktivitas akan dilaksanakan dengan baik kecuali terdapat pegawai yang
kompeten. Cara menilai aspek manusia ini dengan menelaah catatan dan praktik-praktik
pegawai. Penelaahan bisa jadi tidak memungkinkan auditor membuat penentuan definitive,
namun bisa memberikan sinyal bahaya dan mempengaruhi program audit. Auditor bisa
mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Jika jawaban menunjukkan kondisi yang memuaskan, auditor bisa mengurangi tingkat
keandalan sampel yang diharapkan dari hasil pengujian. Dengan kata lain, auditor bisa
mengambil kesimpulan dengan memeriksa sedikit sampel. Jika survey menunjukkan praktik
kepegawaian yang tidak memuaskan, auditor mungkin perlu memeriksa dengan lebih ketat
memperluas sampel, serta mencatat ketidakefektifan dan ketidakefisienan kinerja.

Pengamatan Fisik
Hal-hal yang abstrak sulit dipahami dan digambarkan. Auditor harus keluar
sendiri dan melihat sendiri fasilitas, tata letak fisik, proses, aliran bahan baku dan dokumen.
Pengamatan pribadi menggambarkan apa yang terjadi dan bagaimana terjadinya.
Pengamatan fisik selayaknnya berlangsung dalam dua tahap. Pada tahap pertama,
auditor internal harus berkeliling fasilitas perusahaan untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik mengenai lokasi, kondisi dan tata letak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
gambaran yang tepat mengenai kebijakan, prosedur dan bagan organsasi. Pasa saat bertemu
karyawan,auditor dapat menanyakan
1. Apakah pekerjaan datang ke anda tepat waktu, dan apakah kualitasnya bagus?
2. Apakah terdapat laporan atau catatan informal mengenai kesulitan dalam pekerjaan yang
diterima?
3. Apakah tindakan perbaikan sudah diambil untuk masalah-masalah?
4. Apakah tindakan tersebut terbukti efektif? Jika tidak, mengapa?
5. Apakah terdapat masalah keamanan? Apakah sudah ada penelaahan oleh petugas
keamanan resmi dan bagian administrasi kesehatan atau pemeriksa asuransi?
6. Apakah terdapat masalah keamanan menyangkut dokumen dan aktiva?
7. Apakah alur kerja dan dokumen dokumen cukup wajar dan efisien?
8. Bagaimana kondisi fasilitas peralatan?
9. Bagaiamana kuantitas dan kualitas barang-barang sisa?
Pada operasi yang kompleks, mungkin auditor perlu melakukan tahap selanjutnya
yang sering disebut “penelusuran”.Selama penelusuran, auditor mungkin menelaah beberapa
aktivitas kerja dari awal sampai akhir, dan menyiapkan bagan alir. Penelusuran membantu
auditor menilai ketaatan dengan kebijakan dan prosedur serta menentukan apakah kontrol
memang berfungsi. Langkah ini tidak akan mengungkapkan seberapa baik transaksi diproses,
hal ini membutuhkan pengujian substantive.

Pembuatan Bagan Alir

Dengan menyampaikan bagan alir suatu proses dapat dipotret dan dapat
memberikan gambaran system dan merupakan sarana untuk menganalisa operasi yang
kompleks - analisa yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci.
Pembuatan bagan alir yang formal seharusnya distandarisasikan dengan
departemen audit. Semua auditor harus menggunakan bentuk yang sama dan mengikuti
instruksi dasar yang sama. Biasanya akan sangat membantu bila bagan alir dikoordinasikan
dengan auditor eksternal ataupun auditor independen. Analisis yang tidak selalu bisa dicapai
dangan narasi yang rinci. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua bagan alir terperinci,
formal, dan ekstensif.
Pelaporan

Survei yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan sejumlah informasi yang
bermanfaat. Data yang dikumpulkan dapat mengidentifikasi hal-hal penting dan masalah yang
ada serta membantu auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan diperlukan. Hasil
survey ini perlu dibuatkan laporan dengan fokus pada kecukupan kontrol bukan efektivitas
kontrol dan menunjukkan dasar keputusan untuk terus melakukan audit.
Selama penelaahan hasil-hasil survey dengan manajemen, pelaporan temuan
positif dan negative bisa jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien, Pendekatan ini
mengkomunikasikan apa yang dicari auditor internal, kerja sama yang sehat, objektif, tidak
bias terhadap penilaian operasi.
Jika survei memberi keyakinan adanya sistem, kontrol, pengawasan, dan
manajemennya bisa menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit. Sumber daya audit
biasanya kebanyakan organisasi audit internal memiliki lebih banyak proyek audit
dibandingkan auditor yang akan melakukannya. Tidak masuk akal untuk menghabiskan waktu
audit yang berharga hanya untuk mengejar pengujian transaksi jika kelihatannya sistem
kontrol itu sendiri akan menunjukan semua transaksi yang memiliki kelemahan material.
Pada saat yang sama, kebanyakan auditor internal merasa perlu menerbitkan laporan audit
walaupun hanya survei yang dilakukan. Dengan informasi yang dikumpulkan selama survei,
mungkin laporan berharga bisa disiapkan. Namun akan menjadi lebih bijak untuk secara hati-hati
menguraikan lingkup audit yang terbatas, dengan berkonsentrasi pada kecukupan— bukan pada
efektivitas kontrol dan menunjukkan dasar keputusan untuk terus melakukan audit.
Bahkan dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan
dilakukan mungkin berguna untuk membuat ringkasan basil survei dan melaporkannya secara
informal ke manajemen. Kadang-kadang, informasi yang mencukupi akan diperoleh selama
survei untuk merekomendasikan perbaikan bahkan sebelum pengujian substantif dilakukan.
Dalam kasus ini, pengamatar. internal harus dibahas dengan manajer klien sebelum program
audit disiapkan. Jika m puas dengan analisis auditor dan bersedia mengambil tindakan
perbaikan, hasil survei final, tergantung pada tindak lanjut normal atas tindakan perbaikan
yang dilakukan.
Selama penelaahan hasil-hasil survei dengan manajemen, pelaporan temuan positif
dam jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien. Pendekatan ini mengomunikasikan apa yang
internal: kerja sama yang sehat, objektif, tidak bias terhadap penilaian operasi.
Jika hasil-hasil survei kemudian membutuhkan audit, ringkasan audit seharusnya men
langkah audit yang disarankan dan rasional bagi mereka. Auditor juga harus mengiden tifikasi
aktivitas yang tidak akan diaudit dan menjelaskan alasannya. Estimasi awal untuk waktu dan
kebutuhan sumber daya harus dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan
dan audit.

Membuat Anggaran Survey

Anggaran dibuat dengan berpatokan pada perkiraan waktu yang dibutuhkan


auditor. Tidak ada standar untuk anggaran survey pendahuluan. Jika audit yang dilakukan
merupakan audit rutin maka perkiraan waktu dapat segera ditentukan. Jika terjadi perubahan
signifikan dalam tujuan, prosedur, system operasi, otomatisasi, organisasi, manajemen, dan
karyawan akan mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk mengenal dan mengidentifikasi
masalah. Semua faktor harus dipertimbangkan dalam membuat anggaran survey. Tetapi
bahkan jika auditor merasa cukup memahami aktivitas, mereka harus selalu waspada akan dua
faktor yang dapat berubah yaitu orang dan perilaku mereka.
Memperkirakan waktu yang dibutuhkan auditor merupakan faktor kunci dalam survei
pendahuluan. Waktu yang akan dialokasikan akan tergantung pada sejumlah factor. Tujuan
survei adalah agar lebih mengenal. Makin kenal auditor dengan aktivitas yang ada, maka
makin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survei. Juga, jika audit bersifat
rotasional dan kertas kerja sebelumnya memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan,
sasaran, standar, dan kontrol operasi, bersama dengan bagan alir, bagan organisasi, dan
dokumen-dokumen lainnya, yang dibutuhkan untuk memperbarui informasi tersebut.
Semua faktor harus dipertimbangkan dalam membuat anggaran survei, mereka harus
selalu waspada akan dua faktor yang dapat berubah, yaitu orang dan perilaku mereka. Tidak
ada jaminan bahwa baik orang ataupun tingkah laku mereka akan tetap sama dari ke tahun.
Jadi pemahaman bisa saja hanya ilusi.
Tidak ada alasan untuk menggali verifikasi pekerjaan setiap operasi tanpa survei
pendahuluan, bahkan jika hanya menanyakan perubahan apa yang telah terjadi sejak audit
terakhir. Tidak ada standar untuk anggaran survey pendahuluan. Berdasarkan survei informasi
dari praktisi, estimasi yang wajar mungkin 10 persen hingga 20 persen dari total anggaran
untuk proyek audit
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Survey pendahuluan dapat menjadi sarana yang baik untuk menganalisis
karyawan dan system, namun bisa juga menjadi sebuah pencarian yang tidak beraturan.
Auditor internal harus memastikan bahwa waktu dan upaya yang dihabiskan untuk survey
pendahuluan bisa produktif. Keberhasilan dan kegagalan audit sangat tergantung pada survey.
Semakin auditor mengenal lebih jauh aktivitas maka akan semakin cepat waktu yang
diperlukan untuk survey pendahuluan.
Survey pendahuluan merupakan sarana penting untuk membuat auditor lebih
memahami tujuan, proses, risiko, dan control yang terkait dengan audit. Auditor internal
sebaiknya melakukan survey dalam tujuh langkah dasar yaitu melakukan studi awal,
mendokumentasikan, bertemu klien, mendapatkan informasi, mengamati, membuat bagan
alir, dan melaporkan.
DAFTAR PUSTAKA

Sawyer, Lawrence, Mortimer, A. Ditten hofes, dan James H. Scheiner, Audit Internal Sawyer.
Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta, 2005

Anda mungkin juga menyukai