Anda di halaman 1dari 5

Belajar/Learning

Belajar/learning memiliki banyak definisi. Di antaranya adalah belajar yaitu


perubahan dalam perilaku atau perubahan kapasitas untuk berperilaku sebagai hasil dari
latihan atau pengalaman dan belajar sebagai proses mendapatkan pengetahuan, skill, atau
sesuatu melalui study, teaching, instruction, maupun pengalaman. Definisi-definisi tersebut
dipandang dari dua pendekatan yang berbeda, yaitu pendekatan kognitif dan pendekatan
behaviorisme. Meski terdapat perbadaan, terdapat pertimbangan kriteria utama dalam belajar.
Kriteria tersebut adalah belajar melibatkan perubahan; belajar bertahan dalam waktu yang
lama; dan belajar didapat melalui pengalaman. Perubaham yang dimaksud di sini dapat
berupa perubahan perilaku maupun kapasitas dalam berperilaku tertentu. Perubahan
berlangsung dalam waktu yang lama, tidak termasuk perubahan perilaku sementara yang
disebabkan olehobat-obatan, alcohol, dan lain-lain. Kemudian yang ketiga, perubahan
perilaku dalam belajar tidak termasuk perubahan yang disebabkan oleh genetik. Meskipun
secara genetis mungkin orang akan bertindak dengan cara tertentu, namun perkembangan
aktualnya tergantung pada lingkungan.

Belajar itu inferensial, kita tidak melihatnya secara langsung, tetapi melalui hasilnya.
Belajar biasanyaa dinilai berdasarkan apa yang orang katakan, tulis, atau lakukan. Namun
selain itu ada juga hasil lain yang dapat dinilai dari pembelajaran seperti pembentukan sikap
baru, strategi pengaturan diri, nilai, efikasi diri, dan motivasi, dan minat. Oleh karena itu, ada
berbagai metode yang dapat digunakan agar pembelajaran dapat dinilai. Metode-metode
penilaian tersebut adalah penilaian secara langsung, respon tertulis, respon oral, penilaian
oleh orang lain, dan penilaian diri sendiri. Penilaian langsung diperoleh dari pengamatan
terhadap perilaku yang menunjukkan pembelajaran tersebut. Respon tertulis dapat dilihat dari
tes tertulis, tugas paper, dan lain-lain. Respon oral, dilihat dari pertanyaan secara verbal,
komentar terhadap suatu hal, dan respon semasa pembelajaran. Penilaian orang lain tentu saja
dilakukan oleh pengamat dari luar mengenai atribut yang mengindikasikan pembelajaran.
Dan terakhir, penilaian diri sendiri dapat berupa kuesioner, interview, penarikan terstimuli,
dan metode think-aloud (mengucapkan dengan keras pikiran, tindakan, dan perasaan saat
melakukan tugas tertentu), serta melalui percakapan dialog antara dua atau lebih orang.

1
Makna Belajar sebagai Proses

Menurut kamus Meriam Webster, proses adalah a natural phenomenon marked by


gradual changes that lead toward a particular result. Belajar sendiri, seperti yang sudah
dijabarkan di atas, adalah perubahan dalam perilaku atau perubahan kapasitas untuk
berperilaku dan proses mendapatkan pengetahuan, skill, atau sesuatu melalui study, teaching,
instruction, maupun pengalaman. Sesuai dengan hal tersebut, belajar sebagai proses berarti
dalam belajar perubahan terjadi secara bertahap dan menghasilkan hasil berupa perubahan
perilaku, pengetahuan, dan lain-lain. Perubahan tersebut bersifat positif dan berorientasi ke
arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya. (Muhibbin Syah, 1999:24)

Menurut beberapa ahli, dalam proses belajar ini ada tahap-tahapannya. Menurut
Jerome S. Brunner ada tiga fase dalam proses ini, yaitu fase informasi (tahap penerimaan
materi ), fase transformasi (tahap pengubahan materi ), dan fase evaluasi. Menurut Bandura
(1977), setiap proses belajar terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi: tahap
perhatian, tahap penyimpanan dalam ingatan, tahap reproduksi, dan tahap motivasi. Menurut
Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of Learning, setiap proses belajar selalu
berlangsung dalam 3 tahapan, yaitu acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi),
storage (tahap penyimpanan informasi), dan retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi).

Transfer Belajar

Transfer mengacu pada pengetahuan dan keterampilan yang diterapkan dengan cara
baru, dengan konten baru, atau dalam situasi yang berbeda dari tempat mereka
diperoleh.Transfer juga menjelaskan efek dari pembelajaran sebelumnya pada pembelajaran
baru — apakah yang pertama memfasilitasi, menghalangi, atau tidak berpengaruh pada yang
terakhir (National Research Council, 2000). Teori behaviorisme menekankan bahwa transfer
bergantung pada elemen identik atau fitur yang serupa (rangsangan) antara situasi. Perilaku
ditransfer (atau digeneralisasi) ketika situasi lama dan baru berbagi elemen yang sama.
Sedangkan teori kognitif berpendapat bahwa transfer muncul saat kita sudah paham
bagaimana mengaplikasikan pengetahuan di pengaturan yang berbeda-beda.

Ada berbagai jenis transfer, yaitu:

2
1. Transfer positif, terjadi ketika pembelajaran sebelumnya memfasilitasi
pembelajaran berikutnya.
Contoh: mempelajari cara mengendarai mobil dengan transmisi standar harus
memfasilitasi pembelajaran mengendarai mobil lain dengan transmisi standar.
2. Transfer negatif, jika pembelajaran sebelumnya mengganggu pembelajaran
selanjutnya atau membuatnya lebih sulit.
Contoh: belajar mengendarai mobil transmisi standar mungkin memiliki efek
negatif pada kemudian belajar mengendarai mobil dengan transmisi otomatis
karena orang akan cenderung untukmenabrak kopling hantu dan mungkin
menggeser persneling saat mobil bergerak, yang bisa merusak transmisi.
3. Tanpa transfer, berarti bahwa satu jenis pembelajaran tidak memiliki pengaruh
yang nyata pada pembelajaran berikutnya.
Contoh: belajar mengemudi mobil transmisi standar seharusnya tidak berpengaruh
pada pembelajaran mengoperasikan komputer.
4. Transfer dekat, banyak tumpang tindih antara situasi; konteks asli dan transfer
sangat mirip.
Contohnya adalah ketika keterampilan pecahan diajarkan dan kemudian siswa
diuji pada konten di format yang sama dengan yang diajarkan.
5. Transfer jauh, sedikit tumpang tindih antara situasi; konteks asli dan transfer
berbeda.
Contohnya adalah menerapkan keterampilan pecahan dalam pengaturan yang
sama sekali berbeda tanpa secara eksplisit diperintahkan untuk melakukannya
begitu.
6. Transfer literal, transfer keterampilan atau pengetahuan yang utuh ke tugas baru.
7. Transfer figural, mengacu pada penggunaan beberapa aspek dari pengetahuan
umum kita untuk berpikir atau belajar tentang masalah tertentu. Contoh: analogi
dan metafora
8. Transfer low-road, transfer keterampilan dan tindakan yang telah dipraktikkan
secara ekstensif di konteks yang beragam secara otomatis dan spontan.
Contohnya adalah belajar mengendarai mobil dan kemudian mengendarai mobil
yang berbeda tetapi serupa, menyikat gigi seseorang dengan sikat gigi biasa dan
dengan sikat gigi listrik.

3
9. High road, melibatkan abstraksi melalui formulasi sadar koneksi eksplisit antara
situasi.
a) Forward reaching, terjadi ketika seseorang mengabstraksi perilaku dan kognisi
dari pembelajaran konteks ke satu atau lebih konteks transfer potensial, tidak
mungkin terjadi ketika siswamemiliki sedikit pengetahuan tentang konteks
transfer potensial.
Contoh: untuk menentukan potensi penggunaan precalculus, peserta didik
harus terbiasa dengan pengetahuan konten lain dari konteks potensial
pengetahuan mana yang mungkin berguna; di kelas diajarkan bagaimana
parasut bekerja, siswa mungkin berpikir tentang bagaimana mereka akan
menggunakan parasut untuk melompat dari pesawat terbang.
b) Backward reaching, transfer menonjolkan situasi yang memungkinkan
integrasi dengan keterampilan dan pengetahuan yang telah dipelajari
sebelumnya.
Contoh: saat siswa sedang mengerjakan masalah kalkulus, mereka mungkin
mencoba memikirkannya situasi dalam precalculus yang dapat berguna untuk
menyelesaikan masalah kalkulus.

4
5

Anda mungkin juga menyukai