Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk


mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal
ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan tersebut. Sarana
pelayanan kesehatan merupakan tempat bertemunya kelompok masyarakat penderita
penyakit, kelompok masyarakat pemberi pelayanan, kelompok pengunjung dan kelompok
lingkungan sekitar. Adanya interaksi di dalamnya memungkinkan menyebarnya penyakit bila
tidak didukung dengan kondisi lingkungan yang baik dan saniter.
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan yang dalam kegiatannya menghasilkan limbah medis maupun limbah non medis
baik dalam bentuk padat maupun cair. Limbah medis dalam bentuk padat di puskesmas
biasanya dihasilkan dari kegiatan yang berasal dari ruang perawatan (bagi puskesmas rawat
inap), poliklinik umum, poliklinik gigi, poliklinik ibu dan anak/KIA, laboratorium dan apotik.
Sementara limbah cair biasanya berasal dari laboratorium puskesmas yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif.
Jumlah limbah medis yang bersumber dari fasilitas kesehatan diperkirakan semakin
lama semakin meningkat. Penyebabnya yaitu jumlah rumah sakit, puskesmas, balai
pengobatan, maupun laboratorium medis yang terus bertambah. Pada Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2010 menyebutkan bahwa jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai 1.632
unit. Sementara itu, jumlah puskesmas mencapai 9.005 unit. Fasilitas kesehatan yang lain
diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat dan tidak dijelaskan berapa jumlah yang tepat.
Limbah yang dihasilkan dari upaya medis seperti puskesmas, poliklinik dan rumah
sakit yaitu jenis limbah yang termasuk dalam kategori biohazard yaitu jenis limbah yang
sangat membahayakan lingkungan, di mana di sana banyak terdapat buangan virus, bakteri
maupun zat-zat yang membahayakan lainnya sehingga harus dimusnahkan dengan jalan
dibakar dalam suhu di atas 800 derajat celcius.
Namun pengelolaan limbah medis yang berasal dari rumah sakit, puskesmas, balai
pengobatan maupun laboratorium medis di Indonesia masih di bawah standar profesional.
Bahkan banyak rumah sakit yang membuang dan mengolah limbah medis tidak sesuai
dengan peraturan yang berlaku. World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 pernah
melansir ada sekitar 0,14 kg timbunan limbah medis per hari di rumah sakit Indonesia atau
sekitar 400 ton per tahun (Intan, 2011).
Limbah yang dihasilkan rumah sakit dapat membahayakan kesehatan masyarakat,
yaitu limbah berupa virus dan kuman yang berasal dan laboratorim virology dan mikrobiologi
yang sampai saat ini belum ada alat penangkalnya sehingga sulit untuk dideteksi. Limbah cair
dan limbah padat yang berasal dan rumah sakit/puskesmas dapat berfungsi sebagai media
penyebaran gangguan atau penyakit bagi para petugas, penderita maupun masyarakat.
Limbah alat suntik dan limbah lainnya dapat menjadi faktor risiko penularan berbagai
penyakit
TINJAUAN PUSTAKA

2. Pengertian Puskesmas
Puskesmas menurut Trihono (2010:8) adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten
/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Sebagai unit pelaksana teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten / kota, puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kabupaten / kota
dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama.
Puskesmas hanya bertanggung jawab untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota sesuai dengan kemampuannya.
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila
disatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah keja
dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa, kelurahan,
RW), dan masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung
kepada dinas kesehatan kabupaten/ kota (Trihono, 2010:9).
A. Visi dan Misi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah
gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui penbangunan
kesehatan, yakni masyarakat yang hidup di dalam lingkungan dengan perilaku sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional, yaitu :
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan puskesmas.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat, serta
lingkungannya.
B. Limbah
Adanya berbagai sarana pelayanan kesehatan baik rumah sakit, klinik maupun
puskesmas, akan menghasilkan limbah baik cair maupun padat. Limbah padat rumah sakit /
puskesmas lebih dikenal dengan pengertian sampah rumah sakit. Limbah padat (sampah)
adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang
umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan umumnya bersifat padat
(KepMenKes R.I. No.1204/MENKES/SK/X/2004).

Anda mungkin juga menyukai