NUTRISI
A. DEFINISI
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat- zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,
reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. Dalam
konsep dasar nutrisi kita mengenal sebuah istilah yang disebut dengan nutrien. Nutrien
adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya, setiap nutrien memiliki komposisi
kimia tertentu yang akan menampilkan sekurang-kurangnya satu fungsi khusus pada saat
makanan dicerna dan diserap oleh tubuh. Asupan makanan yang adekuat terdiri atas enam
zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yang seimbang. Nutrien mempunyai tiga fungsi
utama, yaitu:
Energi yang dihasilkan oleh nutrien atau makanan disebut sebagai “nilai kalori”.
Kalori = energi yang digunakan untuk pembakaran.
C. Status Nutrisi
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan faktor
penting dalam menentukan status nutrisi.
1. Keseimbangan energi
Energi adalah kekuatan untuk bekerja. Manusia membutuhkan energi untuk
terus- menerus berhubungan dengan lingkungannya.
Keseimbangan energi = Pemasukan energi – Pengeluaran energi
Atau
Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja + energi yang disimpan)
a. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi
makanan. Dari makanan yang dimakan kemudian di pecah secara kimiawi menjadi
protein, lemak dan karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan
kalori. Satu kilokalori juga disebut satu kalori besar (K) atau kkal adalah jumlah
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1derajat celcius.
Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang
merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot.
b. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk mensupport
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa
fosfat seperti adenosin trifosfat (ATP).
Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolism Rate (BMR) dan
aktivitas fisik.
Kebutuhan energi = (BMR +24) + (0,1 x konsumsi kkal/hari) + (energi
aktivitas)
Energi untuk aktivitas misalnya:
Istirahat = 30 kal/jam
Duduk = 40 kal/jam
Berdiri = 60 kal/jam
Menjahit = 70 kal/jam
Mencuci piring = 130-176 kal/jam
Melukis = 400 kal/jam
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan
terjadi keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan
berakibat pada penurunan berat badan. Sebaliknya, jika pemasukan energi lebih
banyak dari pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan
energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.
c. Basal Metabolism Rate (BMR)
Basal Metabolism Rateadalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernafasan,
peristaltik usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan kalori basal:
1. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah dengan cepat,
hal ini berhubungan dengan faktor pertumbuhan. Setelah usia 20 tahun lebih
konstan.
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar dibanding wanita. Pada
laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/Kg BB/jam.
3. Tinggi dan Berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh. Semakin
luas pengeluaran panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan basal
metabolisme lebih besar.
4. Kelainan endokrin
Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme, peningkatan tiroksia
misalnya pada hipertiroidakan meningkatkan basal metabolisme sedangkan
penurunan kadar tiroksin akan menurunkan metabolisme.
5. Suhu lingkingan
Suhu lingkungan yang lebih dingin akan meningkatkan metabolisme untuk
menyesuaikan diri, tubuh harus lebih banyak memproduksi panas.
6. Keadaan sakit
Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tersebut akan
mempercepat reaksi kimia, dimana peningkatan 1 derajat 1 celsius akan
meningkatkan BMR sebanyak 14%.
7. Keadaan hamil
Konsumsi oksigen pada orang hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan
dan pertumbuhan janin, sehingga metabolisme juga akan meningkat.
8. Keadaan stres dan ketegangan
Keadaan stres dan ketegangan akan merangsang produksi ketekolamin yang
mempunyai efek peningkatan metabolisme.
2. Karakteristik status nutrisi
Karakteristik nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan
Ideal Body Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan.
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk
mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan:
BB (Kg) atau BB (pon) x 704,5
TB (M) TB (inci)²
b. Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan
dikurangi 10% dari jumlah itu.
3. Kegiatan yang membutuhkan energi:
a. Vital kehidupan, pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dan lain-lain.
b. Kegiatan mekanik oleh otot
c. Aktivitas otot oleh saraf
d. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormon.
e. Sekresi cairan pencernaan.
f. Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan
g. Pengeluaran hasil metabolisme.
4. Fungsi nutrisi atau zat gizi
a. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
b. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan.
c. Sebagai pelindung dan pengatur
b. Fungsi protein
o Untuk keseimbangan cairan
o Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
o Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon
o Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak
o Sebagai tempat menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam
bentuk genes.
c. Sumber protein
o Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging,
telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan sebagainya.
o Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung,
keledai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
d. Metabolisme protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan
enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan
pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam
amino dengan bantuan enzim tripsin dari pankreas dan selanjutnya diserap atau
berdifusi ke aliran darah yang menuju ke hati. Asam-asam amino disebar oleh hati
ke jaringan tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan
untuk membuat protein darah.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian
dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua macam yaitu asam
organik dan amoniak (NH3). Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam
organik dimanfaatkan sebagai sumber energi.
3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paliong besar.
a. Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi:
o Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
o Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak
dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
b. Fungsi lemak
o Memberikan kalori, dimana setiap satu gram lemak dalam peristiwa oksidasi
akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
o Melarutrkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
o Memberikan asam-asam lemak esensial.
c. Sumber lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-
kacangan, kelapa, dan lain-lain. Sedangkan lemak hewani banyak mengandung
asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan
lain-lain.
d. Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim lipase yang
berasal dari pankreas. Di dalam duodenum trigliserida dipecah menjadi
diglyserida, monoglyserida, dan asam lemak bebas dengan bantuan lipase. Asam
lemak bebas rantai panjang tidak larut dalam air tetapi berikatan dengan garam-
garam empedu dan dapat larut (emulsi). Lemak kemudian diserap ke darah
menuju ke hati. Di dalam hati sebagian digunakan untuk energi, sebagian diubah
menjadi zat keton, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk lemak badan. Apabila
tubuh kehabisan glikogen maka lemak badan diambil kembali. Mula-mula lemak
badan menjadi fosfolipid, kemudian dalam hati dalam bentuk lemak bebas. Jika
dalam makanan terdapat kelebihan karbohidrat atau lemak dari kebutuhan tubuh
maka kelebihan tersebut disimpan sebagai cadangan tenaga. Lemak cadangan
disimpan di sekitar jantung, paru-paru, ginjal, dan alat tubuh yang lain. Simpanan
lemak dalam tubuh digunakan sebagai:
o Cadangan tenaga
o Bantalan bagi alat-alat tubuh
o Mempertahankan panas tubuh
o Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya
o Membentuk postur tubuh
4. Mineral
Adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya sebagai katalis
dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu
jika kebutuhan tubuh 100 mg atau lebih, dan mikromineral jika kebutuhan tubuh
kurang dari 100 mg. Termasuk dalam makromioneral adalah kalsium, magnesium
fosfat sedangkan yang termasuk mikromineral adalah klorida, yodium, iron, zinc.
Secara umum fungsi dari mineral adalah:
a. Membangun jaringan tulang
b. Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh
c. Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf
d. Membuat berbagai enzim
5. Vitamin
Adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan
tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme
karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid,
serta viamin C.
b. Vitamin yang larut dalam lemak: vitamin A,D,E, K.
Secara umum gangguan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas,
malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, kanker, dll.
1. Kekurangan Nutrisi
Keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan normal atau resiko penurunan
berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme tubuh.
Tanda Klinis
Kemungkinan Penyebab :
2. Kelebihan Nutrisi
Suatu keadaan yang dialami seseorang yang mengalami resiko penigkatan berat
badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda Klinis :
Kemungkina penyebab :
4. Mal Nutrisi
Masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tempat seluler.
Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau
asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi,
pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva,dll.
Tipe-tipe malnutrisi :
• Kwashiorkor ; kekurangan protein karena diet yang kurang protein atau disebabkan
karena protein yang hilang secara fisiologis (misalnya keadaan cidera dan infeksi).
Ciri-cirinya : lemah, apatis, hati membesar, BB turun, atropi otot, anemia ringan,
perubahan pigmentasi pada kulit dan rambut.
5. Diabetas Militus
6. Hipertensi
F. PROSES KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan dan diet
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan
demam?
e. Adakah toleransi makan/minum tertentu?
2. Faktor yang mempengaruhi diet
a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status sosial ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis, lesu.
b. Berat badan : obesitas, kurus (underweight).
c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tanderness, tidak mampu bekerja.
d. Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
e. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran liver.
f. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.
g. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
h. Kulit: kering, pucat, iritasi, pethekie, lemak disubkutan tidak ada.
i. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi,stomatis, membran mukosa pucat.
j. Gusi: pendarahan, peradangan.
k. Lidah: edema, hiperemis.
l. Gigi: karies
m. Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalamus, tanda-tanda infeksi.
n. Kuku: mudah patah
o. Pengukuran antropometri:
Berat badan ideal: (TB- 100) ± 10%
Lingkar pergelangan tangan
Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
Nilai normal Wanita: 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
4. Laboratorium
a. Albumin (N: 4-5,5 mg/ 100 ml)
b. Transferin (N: 170-25 mg/100 ml)
c. Hb (N: 12 mg %)
d. BUN (N : 10-20 mg/ 100 ml).
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki –laki: 0,6-1,3 mg/ 100 ml, wanita: 0,5-1,0
mg/100 ml.
A. Diagnisis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah :
1. Kekurangan nurisi, berhubungan dengan :
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan
akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker.
Disfagia akibat kelumpuhan serebral
Penurunan absorbsi nutrisi akibat intoleransi laktosa
Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran
lainnya.
Ketidakcukupan absorbsi akibat efek samping obat
Kesulitan mengunyah
2. Kelebihan nutrisi, berhubungan dengan :
Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi
Penurunan fungsi pengecap atau penciuman
Kurang pengetahuan tentang nutrisi
Penurunan kabutuhan metabolisme
Kelebihan asupan
Parubahan gaya hidup
B. Perencanaan keperawatan
Tujuan :
1. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang
2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental
Rencana tindakan :
Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan
cara :
Atur posisi seperti duduuk tegak 60-90 derajat pada kursi atau ditepi tempat tidur
Pertahankan posisi selama 10-15 menit
Fleksikan kepala kedepan pada garis tubuh 45 derajat untuk mempertahankan
kepatenan esofagus
Mulai dari jumlah yang sedikit
Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makan yang pedas atau asam,
makan berserat(sayuran mentah) dan rendam makanan kering agar lunak
D. Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam :
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan
serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukan dengan tidak adanya tanda kekurangan
atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makan yang adekuat.