Anda di halaman 1dari 58

i

Media Edukasi
Permainan Simulasi Tastarok

Mujito, A.Per.Pen.M.Kes.

Ayo kita mengenal bahaya yang disebabkan oleh perilaku merokok sehingga kamu
bisa menghindari akibat buruknya.
Setelah mengenal bahaya perilaku merokok serta mengenal berbagai bentuk dan
macam perilkau merokok, ayo kita mempraktikkan cara menghindari bahaya yang
diakibatkan oleh perilaku merokok.
Jadilah generasi penerus yang sehat tanpa harus merokok agar masa depanmu
lebih sukses.

ii
Kata Pengantar

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah, SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
penulisan Panduan sebagai Media edukasi permainan simulasi Tastarok ini dapat diselesaikan.
Media edukasi ini disusun semata-mata untuk memfasilitasi dan menambah koleksi bahan bacaan
yang dapat digunakan sebagai pegangan fasilitator maupun para peserta permainan simulasi
Tastarok dalam meningkatkan perilaku pencegahan merokok.
Media edukasi permainan simulasi Tastarok ini dirancang untuk memberikan pengertian
kepada anak remaja awal agar yakin bahwa merokok dapat merusak kesehatan pribadi dan
lingkungan sosialnya dengan harapan remaja mampu mengambil sikap untuk tidak terpengaruh
perilaku merokok dan mampu menjadi generasi muda penerus bangsa yang dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara. Media edukasi ini mendukung Undang-Undang Kesehatan no. 36 Tahun
2009;(1) Pasal 79 tentang kesehatan sekolah, yaitu untuk meningkatkan kemampuan hidup segat
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan
berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas. (2) Pasal 113 tentang pengamanan zat adkitif, yaitu pengamanan penggunaan bahan
yang mangandung zat adiktif diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan
perseorangan, keluarga, masyarakat dan lingkungan.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima-kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian media edukasi ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyelesaian media ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat berharap adanya kritik dan saran sebagai bahan
perbaikan demi kesempurnaan media ini dimasa yang akan datang.
Akhiar kata, semoga media ini dapat bermanfaat bagi penulis, guru BK sebagai fasilitator,
promotor dan pedidik kesehatan Puskesmas serta mahasiswa calon tenaga kesehatan sebagai
pengguna media ini.

Blitar, 30 September 2017

Penulis

iii
Daftar Isi

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................
i KATA PENGATAR ................................................................................................................
ii DAFTAR ISI ..................................................................................................................
iiiBAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Perencanaan Pembelajaran .......................................................................... 3
BAB 2 ROKOK DAN ZAT KIMIA DALAM ASAP ROKOK .................................................. 6
A. Pengertian...................................................................................................... 6
B. Jenis Rokok .................................................................................................... 6
C. Kandungan Zat Kimia Dalam Asap Rokok ...................................................... 7
BAB 3 PERILAKU MEROKOK DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ............................ 8
A. Pengertian ..................................................................................................... 8
B. Tahapan Perilaku Merokok ............................................................................ 8
C. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok ............................................ 9
BAB 4 DAMPAK PERILAKU MEROKOK .......................................................................... 10
A. Bahaya Terhadap Ancaman Fisik ................................................................... 10
B. Bahaya Terhadap Ancaman Kejiwaan............................................................ 14
C. Dampak Ekonomi ........................................................................................... 16
BAB 5 PERILAKU PENCEGAHAN MEROKOK PADA REMAJA AWAL ............................... 18
A. Pencegahan Primer ........................................................................................ 18
B. Pencegahan Dini............................................................................................. 25
C. Pencegahan Sekunder.................................................................................... 27
D. Pencegahan Tersier........................................................................................ 28
BAB 6 TEKNIK PERMAINAN SIMULASI DENGAN MEDIA EDUKASI TASTAROK .............. 32
A. Beberan Media Edukasi Tastarok................................................................... 32
B. Tahap Persiapan Permainan .......................................................................... 32
C. Tahap Pelaksanaan Permainan ...................................................................... 33
D. Tahap Diskusi ................................................................................................. 34
E. Pertanyaan Dalam Kartu Permainan Simulasi Tastarok ................................. 34

iv
BAB 7 LATIHAN SOAL PERILAKU PENCEGAHAN MEROKOK BERBASIS KEYAKINAN...... 41
A. Soal Persepsi Kerentanan............................................................................... 41
B. Soal Persepsi Keparahan ................................................................................ 42
C. Soal Persepsi Manfaat.................................................................................... 42
D. Soal Persepsi Hambatan ................................................................................ 43
E. Soal Isyarat Untuk Bertindak ......................................................................... 44
F. Soal Keyakinan Diri ......................................................................................... 45
F. Kunci Jawaban ................................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Promosi perilaku tidak merokok pada tatanan institusi sekolah merupakan salah
satu bentuk upaya promosi perilaku sehat khusus pada pengamanan terhadap
penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif dari tembakau agar tidak mengancam
kesehatan anak usia remaja awal. Menurut Global Youth Tobacco Survey (GYTS),
menyatakan Indonesia sebagai negara dengan angka perokok remaja tertinggi di dunia.
Hasil penelitian yang dikutip dari Buku Bunga Rampai Fakta Tembakau dan
Permasalahannya di Indonesia tahun 2014, memaparkan prevalensi perokok umur ≥15
tahun berdasarkan umur mulai merokok di Indonesia terjadi kecenderungan umur mulai
merokok pada usia muda yaitu antara umur 5-14 tahun, meningkat dari 9,6% pada
tahun 1995 menjadi 18,8% pada tahun 2013. Proporsi umur pertama kali mencoba
merokok berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin berdasarkan GYTS 2014,
dimana sebagian besar laki-laki pertama kali merokok pada umur 12-13 tahun (43,4%)
dan sebagian besar perempuan pertama kali mencoba merokok pada umur <7 tahun
(21,5%) dan 14-15 tahun (21,5%).
Khusus pada remaja usia 15-19 tahun prevalensi konsumsi tembakau meningkat
13,4% dalam kurun waktu 18 tahun (1995-2013), terutama pada remaja laki-laki,
mengalami peningkatan sebanyak 23,6% (13,7% menjadi 37,3%). Pada remaja
perempuan, pola prevalensi cenderung mengalami fluktuasi, namun meningkat hingga 3
kali lipat yaitu sebanyak 2,8% (0,3% menjadi 3,1%) tahun 2013. (Fakta Tembakau dan
Permasalahan di Indonesia tahun 2014).
Asap rokok berdampak mengancam kesehatan karena mengandung berbagai
zat kimia berbahaya antara lain Nikotin yang bersifat adiktif dan Tar bersifat
karsinogenik. Jumlah kasus penyakit akibat kebiasaan merokok pada tahun 2010, antara
lain adalah penyakit paru obstruktif kronik 183.680 kasus, penyakit jantung koroner
53.740 kasus, penyakit stroke 47.600 kasus, dan tumor paru, bronchus dan trachea
19.810 kasus. (Fakta Tembakau dan Permasalahan di Indonesia tahun 2012).

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 1
Memperhatikan fakta tersebut perlu dibudayakan perilaku tidak merokok pada
komunitas remaja awal di Sekolah Menengah Pertama (SMP), dengan memperhatikan
kearifan lokal, guna memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan komunitas
sekolah dari dampak negatif merokok. Promosi perilaku tidak merokok pada sasaran
anak remaja awal di sekolah, dapat dilaksanakan melalui permainan simulasi dengan
sarana media edukasi Tastarok (Tangga Anak Sehat Tanpa Rokok), dengan harapan
dapat meningkatkan keyakinan dan kesadaran remaja untuk menghindar dari ancaman
pengaruh perilaku merokok, antara lain terhadap pengaruh iklan rokok, ketersediaan
rokok di pasaran, pengaruh orang tua yang merokok serta perilaku coba-coba merokok
karena tawaran merokok dari teman sebaya. (Pusat Promosi Kesehatan, 2006)
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku merokok pada anak remaja
awal, sehingga dalam promosi perilaku tidak merokok perlu dipertimbangkan berbagai
karakteristik sasaran serta strategi yang tepat dalam memberikan pengalaman belajar.
Agar anak remaja awal mempunyai semangat untuk melakukan perubahan tanpa harus
ada intervensi orang dewasa, dibutuhkan panduan promosi kesehatan dengan media
inovatif, yaitu berbentuk model media edukasi untuk permainan simulasi Tastarok yang
dikemas dalam sebuah modul. Modul permainan simulasi Tastarok merupakan model
media pembelajaran yang dapat digunakan oleh fasilitator atau para pemain untuk
mempermudah dalam menjalankan permainan sehingga para pemain lebih mudah
untuk memahami materi perilaku pencegahan merokok.
Model media edukasi permainan simulasi Tastarok merupakan sarana
permainan dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), dan lembaran papan
bermain. Beberapa anak menjadi pemain atau sebagai pion, dan sebagian lagi berperan
sebagai narasumber. Keunggulan media edukasi ini bahwa pesan kesehatan disajikan
dalam beberapa bentuk permainan, sehingga terjadi interaksi sosial dan adanya
interdependensi yang positif pada setiap peserta, serta dapat mendorong peserta lebih
aktif terlibat dalam proses pembelajaran. (Mulyani, 2013)
Menurut hasil riset National Training laboratories di Bethel, Maine (1954)
Amerika Serikat, dijelaskan bahwa pembelajaran dengan metode diskusi yang tidak
didominasi oleh guru, siswa dapat mengingat 50%, bila belajar disertai dengan
melakukan sesuatu kegiatan, dapat mengingat 75%. Praktik belajar dengan cara
mengajar, mampu mengingat 90%. (Warsono, 2013). Hal tersebut dapat meningkatkan

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 2
elaborasi kognitif dengan baik yang dapat meningkatkan daya nalar dan berdampak
pada peningkatan kemampuan kognitif maupun afektif. (Majid A, 2014)
Modul permainan simulasi Tastarok sebagai panduan atau media edukasi dalam
promosi kesehatan, diharapkan dapat meningkatkan keyakinan dalam perilaku
pencegahan merokok pada anak remaja awal. Untuk mencapai tujuan dalam promosi
perilaku tidak merokok pada tatanan institusi sekolah telah disusun rencana
pelaksanaan pembelajaran, sebagai berikut:

B. Rencana Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan merupakan salah satu bentuk intervensi dalam promosi
kesehatan. Pembelajaran dengan permainan simulasi Tastarok merupakan salah satu
bentuk pendidikan kesehatan. Dalam perencanaan pembelajaran perlu ditetapkan,
meliputi: (1) Pokok Bahasan, yaitu perilaku pencegahan merokok, sasaran pembelajaran
yaitu remaja (Siswa SMP), waktu yang dibutuhkan 3 x 40’. Kemudian analisa situasi yang
meliputi: karakteristik peserta: jumlah peserta, jenis kelamin peserta serta latar
belakang sebagai perokok/ pernah coba-coba merokok/keluarga perokok. Kondisi ruang
belajar meliputi tersedia ruang belajar tanpa tempat duduk cukup untuk kapasitas
sesuai jumlah peserta. Penerangan dan ventilasi cukup.
1. Indikator
Sebagai indikator keberhasilan dalam penggunaan media edukasi permainan simulasi
Tastarok, yaitu:
a. Menunjukkan persepsi kerentanan terhadap dampak perilaku merokok dengan
menilai kemungkinan terjadinya ancaman kesehatan yang perlu segera
mendapatkan penyelesaian.
b. Menunjukkan persepsi keseriusan terhadap dampak negatif perilaku merokok
dengan menilai kondisi klinis atau medis sehingga perlu mengambil tindakan.
c. Menunjukkan persepsi manfaat terhadap keputusan diri untuk berperilaku sehat
tanpa rokok dengan mempertimbangkan keuntungan yang didapatkan
dibandingkan dengan biaya atau tenaga yang dikeluarkan.
d. Menunjukkan persepsi hambatan terhadap keputusan diri untuk berperilaku sehat
tanpa rokok ditinjau dari faktor internal maupun eksternal.
e . Menunjukkan kecenderungan berperilaku sehat tanpa rokok setelah menerima
isyarat dari edukasi kesehatan terkait perilaku pencegahan merokok.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 3
f. Menunjukkan keyakinan diri untuk berubah sehingga mampu mendorong individu
untuk menampilkan suatu perilaku hidup sehat tanpa rokok dengan penuh
keyakinan.

2. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan dengan media edukasi permainan simulasi
Tastarok, peserta didik mampu:
a. Mengidentifikasi peringatan ancaman kesehatan pada bungkus rokok
b. Menyebutkan jenis rokok dengan berbagai ancaman kesehatan
c. Menjelaskan kandungan zat kimia berbahaya dalam asap rokok
d. Menjelaskan arti perilaku merokok
e. Menjelaskan tahapan perilaku merokok
f. Menafsirkan faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
g. Menjelaskan dampak perilaku merokok terhadap ancaman fisik
h. Menjelaskan dampak perilaku merokok terhadap ancaman kejiwaan
i. Menjelaskan dampak ekonomi terhadap ancaman kemiskinan
j. Menjelaskan perilaku pencegahan primer
k. Menjelaskan perilaku pencegahan dini
l. Menjelaskan perilaku pencegahan sekunder
m. Menjelaskan perilaku pencegahan tersier

3. Materi Pembelajaran
Materi yang dibahas dalam permainan simulasi Tastarok, yaitu:
a. Bahaya perilaku merokok, meliputi :
1) Rokok: (a) pengertian, (b) jenis rokok
2) Kandungan zat kimia berbahaya dalam asap rokok
3) Perilaku merokok: (a) pengertian, (b) tahapan, (c) faktor yang mempengaruhi
4) Dampak perilaku merokok terhadap kesehatan: (a) Ancaman fisik, (b) Ancaman
kejiwaan
b. Cara menghindari perilaku merokok:
1) Perilaku pencegahan primer
a) Teknik mengenal diri
b) Teknik meningkatkan harga diri

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 4
c) Teknik mengendalikan stres
2) Perilaku pencegahan dini
a) Teknik pencegahan saat seseorang mulai tertarik untuk meniru perilaku
merokok
b) Teknik pencegahan saat seseorang telah mencoba merokok
3) Perilaku pencegahan sekunder
a) Teknik pencegahan saat seseorang telah benar-benar menjadi perokok
4) Perilaku pencegahan tersier
a) Teknik pencegahan saat seseorang benar-benar telah berhenti merokok

4. Strategi Pembelajaran
Strategi yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
a. Model : Belajar aktif
b. Metode : Permainan simulasi Tastarok

5. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


Media dan sumber pembelajaran yang dibutuhkan sebagai sarana pendukung dalam
permainan simulasi Tastarok, yaitu:
a. Media : alat bermain berupa beberan dan gaco
b. Sumber : Bahan bacaan tentang perilaku pencegahan merokok

6. Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan dengan permainan
simulasi Tastarok dilakukan evaluasi sesuai tujuan pembelajaran, yaitu:
a. Prosedur tes : Pre-test dan post- test tulis
b. Bentuk : Non tes (30 butir soal)

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 5
BAB 2
ROKOK DAN ZAT KIMIA DALAM ASAP ROKOK

Tujuan Belajar:
Setelah mempelajari sub topik Rokok dan Zat Kimia dalam asap rokok, sasaran edukasi
mampu:
1. Mengidentifikasi peringatan ancaman kesehatan pada bungkus rokok
2. Menyebutkan jenis rokok dengan berbagai ancaman kesehatan
3. Menjelaskan kandungan zat kimia berbahaya dalam asap rokok

A. Pengertian.
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70-120 mm dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daun tembakau kering yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup
lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam
kemasan kotak kertas yang dapat
dibawa dengan mudah. Pada bungkus
rokok bagian luar disertai pesan
kesehatan berupa tulisan dan gambar
yang memperingatkan perokok akan
ancaman kesehatan yaitu: “Merokok
membunuhmu”, Pernyataan tersebut
pada kenyataannya jarang diperhatikan
oleh perokok, tetapi akan menjadi
sebuah penyesalan di kemudian hari.
B. Jenis Rokok.
Jenis rokok dibedakan atas dasar, yaitu:
1. Bahan pembungkusnya, yaitu rokok: Klobot, kawung, sigaret, cerutu
2. Bahan baku atau isinya, yaitu: rokok putih, rokok kretek, rokok klembak
3. Proses pembuatannya, yaitu : sigaret kretek tangan, sigaret kretek mesin

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 6
4. Penggunaan filter, yaitu: rokok filter dan rokok non filter
Apapun jenis rokok yang ditawarkan semua dapat mengancam kesehatan
perokok aktif maupun pasif, karena mengandung berbagai jenis bahan kimia berbahaya.
C. Kandungan Zat Kimia Dalam Asap Rokok
Dalam satu batang rokok terkandung + 4.000 jenis bahan kimia, termasuk 43
senyawa yang diketahui terbukti bersifat karsinogenik, dan setidaknya 200 di antaranya
berbahaya bagi kesehatan.
Racun utama pada sebatang rokok (asap rokok), yaitu:
1. Nikotin
Merupakan senyawa kimia yang bersifat merangsang terhadap sistem tubuh manusia
dan dapat menimbulkan ketagihan.
2. Karbon Monoksida (CO)
Merupakan gas beracun sebagai hasil
pembakaran yang tidak sempurna,
bersifat tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa. Di tubuh perokok,
gas CO dapat mengurangi
kemampuan darah membawa
oksigen (O2), karena tempat untuk O2
di duduki oleh CO, karena darah lebih
mudah mengikat CO ketimbang O2.
Akibatnya otak, jantung dan organ
vital tubuh lainya akan kekurangan O2
sehingga mengakibatkan kematian sel
tubuh tersebut.
3. Tar
Merupakan senyawa kimia beracun yang dapat merusak sel paru dan mengakibatkan
terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai
uap pada asap rokok. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan yang
lengket berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran nafas dan paru.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 7
BAB 3
PERILAKU MEROKOK DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI

Tujuan Belajar:
Setelah mempelajari sub topik Perilaku Merokok dan Faktor yang mempengaruhi,
sasaran edukasi mampu:
1. Menjelaskan arti perilaku merokok
2. Menjelaskan tahapan perilaku merokok
3. Menafsirkan faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

A. Pengertian
Perilaku merokok adalah merupakan reaksi seseorang terhadap rangsangan
rokok, berupa aktivitas menghisap asap rokok yang dibakar, dan menghembuskannya
kembali ke luar, yang dapat terhisap oleh orang disekitarnya, dilakukan secara
menetap dan terbentuk melalui empat tahap.

B. Tahapan Perilaku Merokok


Pada dasarnya perilaku merokok merupakan sebuah perilaku yang dipelajari.
Proses belajar dimulai dari sejak masa anak, sedangkan proses menjadi perokok pada
masa-masa perkembangan berikutnya.
Terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga seseorang benar-benar
terjerumus menjadi perokok, yaitu:
1. Tahap persiapan, yaitu tahap ketika seseorang mendapatkan gambaran yang
menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengarkan, melihat atau
membaca, karena hal ini dapat menimbulkan minat untuk merokok.
2. Tahap permulaan, yaitu tahap ketika seseorang benar-benar merokok untuk
pertama kalinya. Tahap ini merupakan tahap awal merokok yaitu seseorang
memutuskan untuk melanjutkan percobaan merokok atau tidak.
3. Tahap menjadi perokok, yaitu tahap seseorang benar-benar menjadi perokok. Data
menunjukkan bahwa 90% orang yang merokok 4 batang per hari dan dilakukan

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 8
secara teratur maka dapat menimbulkan kecenderungan menjadi perokok pada
masa dewasa dan dapat membuat seseorang ketergantungan.
4. Tahap pemeliharaan merokok, yaitu tahap bahwa merokok sudah menjadi bagian
dari gaya hidup seseorang dalam berbagai situasi dan kesempatan. Merokok
dilakukan untuk memperoleh kesenangan atau kenikmatan hidup.
Setelah memahami tahap proses terbentuknya perilaku merokok, maka diharapkan kita
sebagai orang yang bertanggung jawab pada kesehatan diri sendiri setidaknya lebih
waspada dan mampu menghindarkan diri dari pengaruh perilaku merokok.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok


Berbagai alasan mengapa seseorang merokok. Seseorang merokok karena
sangat dipengaruhi oleh faktor, antara lain:
1. Orang tua perokok, hal ini merupakan pengaruh yang paling kuat karena sangat
mungkin untuk dicontoh anaknya.
2. Pengaruh teman sebaya yang perokok, semakin banyak teman sebaya perokok
maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga.
3. Pengaruh kepribadian, seseorang mencoba merokok karena sekedar ingin tahu.
4. Pengaruh iklan rokok, melihat iklan di media massa yang menampilkan gambaran
bahwa perokok adalah lambang “keperkasaan”, membuat seseorang seringkali
meniru perilaku tersebut, walaupun iklan tersebut menyesatkan.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 9
BAB 4
DAMPAK PERILAKU MEROKOK

Tujuan Belajar:
Setelah mempelajari sub topik Dampak Perilaku Merokok, sasaran edukasi mampu:
1. Menjelaskan dampak perilaku merokok terhadap ancaman fisik
2. Menjelaskan dampak perilaku merokok terhadap ancaman kejiwaan
3. Menjelaskan dampak ekonomi terhadap ancaman kemiskinan

Perilaku merokok dapat membahayakan atau berdampak pada beberapa hal,


yaitu: dampak fisiologis, dampak psikologis dan dampak ekonomi.
A. Bahaya Terhadap Ancaman Fisik
Timbulnya pengaruh perilaku merokok terhadap fungsi kerja organ tubuh
merupakan akibat dari bahan kimia dalam rokok yang merusak sistem organ tubuh,
dampak tersebut antara lain, yaitu:
1. Gangguan Sistem Pernafasan
Gangguan system pernafasan akibat perilaku merokok antara lain adalah Bronkhitis
kronis, Kanker paru dan emfisema paru.
a. Bronkhitis Kronis.
Bronkhitis kronisi dapat terjadi
karena paru yang berfungsi
untuk menyaring udara yang
keluar masuk paru, tercampur
dengan bahan kimia dari asap
rokok, sehingga menimbulkan
dampak peningkatan produksi
dahak. Pada perokok, bulu http://www.moryz.com/lung/understanding-
getar yang berada disepanjang saluran nafas, sebagian besar lumpuh karena asap
bronchitis-basics.html
rokok, sehingga dahak yang ada di saluran nafas tidak dapat keluar akibat melemahnya
reflek batuk.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 10
Penumpukan dahak dalam saluran nafas, dapat menjadi perantara berkembangnya
bakteri penyebab bronkhitis kronis (infeksi saluran nafas). Bronkhitis karena asap rokok
terbukti 75% sebagai penyebab kematian.
b. Kanker Paru.
Partikel Tar dalam asap rokok yang mengendap cukup lama dalam saluran nafas, dapat
menimbulkan rangsangan kronis
yang berakibat mengubah bentuk sel
paru menjadi ganas dan
menimbulkan kerusakan atau
disebut kanker paru. Seorang
perokok mempunyai kemungkinan
4-14 kali lebih tinggi mengidap
kanker paru dibanding yang bukan
perokok. Angka kejadian kanker paru
akibat merokok sebesar 80-90%.
http://kankerparuparu.net/-bronchitis-
basics.html
c. Emfisema Paru
Paru terdiri dari kantong-kantong udara yang berfungsi memompa keluar-masuknya
udara bersih dan udara kotor seperti balon karet.
Daya pompa ini karena
adanya serat elastin pada
jaringan paru. Asap rokok
melumpuhkan serat
elastin paru, sehingga
udara yang masuk sulit
untuk dikeluarkan
sepenuhnya. Akibatnya
masih ada udara yang
tertinggal di katong udara.
http://jellygamat.co/obat-penyakit-emfisema-paru-
paru-secara-alami/
Semakin lama, desakan udara akan menyebabkan pecahnya kantong udara dan
berakibat penyempitan saluran napas (emfisema).

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 11
2. Gangguan Mulut
Gangguan mulut, pada perokok terjadi karena adanya bahan kimia yang dapat
menimbulkan plak pada gigi, akibatnya gigi menjadi berwarna kuning, dan gigi mudah
rusak (goyang dan
tanggal). Perokok
berpeluang 1,5 kali lebih
mudah kehilangan gigi
dibanding bukan perokok.
3. Gangguan Tulang http://www.gejalapenyakit.org/2015/08/gejala-
kanker-mulut-yang-harus-di-
Gangguan tulang terjadi akibat dari karbon monoksida (CO) yang keluar dari asap rokok
waspadai.htmlsecara-alami/
mempunyai daya ikat yang lebih kuat terhadap sel darah merah dibanding oksigen (O2).
Akibatnya para perokok
mempunyai tulang dengan
tingkat kekerasan
berkurang, lebih mudah
patah dan membutuhkan
waktu 80% lebih lama
untuk penyembuhan.
http://obattbckelenjar.com/penyebab-gejala-obat-
4. tulang-keropos-osteoporosis-herbal/kanker-mulut-
Gangguan Jantung dan Pembuluh Darah.
yang-harus-di-waspadai.htmlsecara-alami/
Jantung dan pembuluh darah bertugas
membawa O2 dan sari makanan ke
seluruh tubuh serta mengangkut sisa
pembakaran ke organ yang sesuai
untuk dibuang. Gas CO yang dihisap
dari asap rokok menurunkan
kemampuan sel darah merah untuk
mengangkut O2 yang sangat diperlukan
bagi berfungsinya sel tubuh, karena
tanpa O2, sel tubuh akan mati. http://xamthonemedicine.com/obat-
tradisional-penyakit-stroke-
Dalam tubuh perokok, tempat untuk O2 diduduki oleh CO . Sel darah merah lebih
herbal.html-gejala-obat-tulang-
mudah mengikat CO dibanding O2. Akibatnya otak, jantung, dan organ penting
keropos-osteoporosis-herbal/kanker-
lainnya kekurangan O2. Secara fisik keadaan ini ditandai
mulut-yang-harus-di-
dengan nafas yang pendek
waspadai.htmlsecara-alami/
Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 12
dan dangkal. Jika jaringan yang kekurangan O2 adalah otak, maka akan terjadi stroke.
Bila yang kekurangan O2 adalah jantung, maka akan terjadi serangan jantung.
Merokok mengakibatkan 25%
kematian akibat penyakit
jantung koroner. Serangan
jantung lebih sering terjadi pada
perokok dibanding bukan
perokok. Risiko serangan jantung
lebih sering terjadi pada perokok
yang dimulai sejak usia muda
dan serangan sering terjadi pada
usia < 50 tahun.
http://kumpulan.info/sehat/artikel-
kesehatan/189-mengatasi-penyakit-
5. Bahaya Terhadap Bukan Perokok
jantung-dan-serangan-jantung.htmlgejala-
Rokok yang dibakar menghasilkan asap yang keluar dua kali lebih banyak dibanding asap
obat-tulang-keropos-osteoporosis-
herbal/kanker-mulut-yang-harus-di-
yang dihisap perokok. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa kadar bahan berbahaya dari
waspadai.htmlsecara-alami/
asap yang keluar ternyata
lebih tinggi dibanding asap
yang dihisap perokok.
Perokok pasif walaupun
tidak merokok tetapi
terpaksa menghisap asap
rokok perokok aktif yang
berada disekitarnya,
sehingga akan menderita
sakit karena terpapar bahan http://www.mausehat.com/ini-alasan-mengapa-
perokok-pasif-lebih-berbahaya/kesehatan/189-
berbahaya dalam asap rokok. Perokok pasif mempunyai kemungkinan terkena kanker
mengatasi-penyakit-jantung-dan-serangan-
paru 30% lebih tinggi dibanding yang tidak terpapar asap rokok. Penelitian di jepang
jantung.htmlgejala-obat-tulang-keropos-
osteoporosis-herbal/kanker-mulut-yang-harus-di-
menunjukkan bahwa istri dari seorang perokok mempunyai kemungkinan terkena
waspadai.htmlsecara-alami/
kanker paru sebesar 20-50% lebih tinggi dibanding istri bukan perokok. Kematian istri
perokok akibat penyakit jatung koroner lebih tinggi dibanding istri bukan perokok.
Batuk pilek pada anak perokok 10-80% lebih sering dibanding anak bukan perokok.
Bronkhitis pada anak perokok 2 kali lebih sering dari pada anak bukan perokok.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 13
6. Dampak Terhadap Wanita
Dampak asap rokok terhadap wanita dapat menimbulkan kanker rahim dan keguguran.
Di samping meningkatnya risiko kanker leher rahim, merokok menimbulkan masalah
kesuburan pada wanita dan komplikasi selama kehamilan dan melahirkan. Merokok
selama kehamilan meningkatkan risiko bayi
dengan berat badan lahir rendah yang diikuti
dengan munculnya berbagai masalah
kesehatan. Keguguran dapat terjadi 2-3 kali
lebih sering pada perokok. Pada efek
kosmetika dapat menimbulkan kulit keriput,
rambut kaku, mata merah, bau tidak sedap,
gigi berwarna kuning, dan suara serak.
Kesuburan berkurang, menopouse dini, kalsium tulang menurun sehingga menyebabkan
tulang keropos dan mudah patah.
B. Bahaya Terhadap Ancaman Kejiwaan
Dampak psikologis dari merokok adalah timbulnya pengaruh terhadap pikiran,
perasaan, dan perilaku. Dampak psikologis tersebut antara lain adalah:
1. Ketagihan
Dalam tiap batang rokok saat perokok menghirup nikotin ke dalam paru, maka nikotin
terserap ke dalam darah. Dalam 8 detik, nikotin telah berada di otak dan mengubah cara
kerja otak. Hal ini
berlangsung cepat
karena nikotin
bentuknya mirip dengan
bahan kimia alami otak
yaitu asetilkolin. Nikotin
akan menstimulasi syaraf
otak (neuron) untuk
melepaskan dopamin
dalam jumlah yang besar.
http://sitimuliasari.blogspot.co.id/2015/12/v-
behaviorurldefaultvmlo.htmlmengatasi-penyakit-
Dopamin akan menstimulasi sistem limbik sebagai pusat “kenikmatan” di otak.
jantung-dan-serangan-jantung.htmlgejala-obat-
tulang-keropos-osteoporosis-herbal/kanker-mulut-
Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 14
yang-harus-di-waspadai.htmlsecara-alami/
Sistem limbik ini berhubungan dengan rasa lapar, proses belajar, memori, dan perasaan
senang. Secara normal, rasa senang seseorang timbul bersamaan dengan makan, rasa
tenang, dan bila bersama dengan orang yang dicintai. Namun nikotin telah mengubah
rasa “senang” ini pada perokok, menjadi “senang” hanya bila merokok.
2. Ketergantungan
Efek ketagihan akan berkembang secara fisiologis menjadi efek toleransi atau
penambahan dosis. Orang yang sudah bertahun-tahun menjadi perokok, kadar toleransi
nikotin dalam tubuhnya telah cukup tinggi. Pada akhirnya secara psikologis merokok
akan menimbulkan efek
ketergantungan, yang menyebabkan
perokok mengalami reaksi putus zat
apabila dihentikan secara mendadak.
Beberapa tanda dan gejala dari reaksi
putus zat adalah : badan lemah, sakit
kepala, gangguan pencernaan, kurang
konsentrasi, lesu, sulit berpikir, batuk-
batuk, dan lain-lain. Keluhan ini bersifat
sementara, lama/tidaknya keluhan
tersebut tergantung dari lama dan
beratnya seorang merokok. Jika gejala
putus zat niokotin ini dapat dilewati
dengan tekad yang kuat, maka seorang
perokok akan dapat berhenti merokok.
Oleh karena itu kesabaran dan kemauan yang keras diperlukan untuk keberhasilan
berhenti merokok.
3. Penurunan Kognitif
Salah satu kandungan rokok yaitu nikotin, yang memiliki efek pada otak antara lain
menyebabkan ketergantungan dan meracuni pada fungsi kognitif otak dengan gejala
awal berupa kesulitan konsentrasi. Efek ketergantungan nikotin inilah yang
mengakibatkan seseorang terus menerus merokok, sehingga pada perokok nantinya
akan mengakibatkan penurunan fungsi kognitif. Hal ini sangat mengganggu bagi perokok
diusia pelajar. Penurunan fungsi kognitif akan berdampak pada proses pembelajaran
dan prestasi belajar.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 15
4. Gaya Hidup Perokok
Kondisi umum perokok di Indonesia saat ini adalah mulai merokok pada usia muda (15-
19 tahun), sebagai gaya hidup supaya tampak trendi, cool, macho, gaul, dan lain-lain.
Hal ini sangat mempengaruhi kondisi psikologis dengan mengabaikan dampak
negatifnya terhadap kesehatan. Kondisi ini diperburuk lagi dengan pembentukan opini
yang menyesatkan melalui iklan rokok dan sponsorship dalam kegiatan remaja.
Sedangkan untuk orang yang berusia > 19 tahun, merokok tampaknya telah menjadi
kebiasaan yang membudaya. Bahkan sudah dianggap sebagai suatu kebutuhan, baik
dalam waktu istirahat maupun dalam hubungan sosial.
C. Dampak Ekonomi
Dampak ekonomi dari merokok adalah timbulnya pengaruh terhadap, yaitu:
1. Beban Ekonomi Secara Mikro
Beban ekonomi secara mikro, antara lain adalah: (a) Rumah tangga termiskin, konsumsi
tembakau menempati proporsi pengeluaran terbesar kedua yaitu 11,7% setelah padi-
padian. (b) Rokok mengalahkan kebutuhan gizi, yaitu: >17 kali pengeluaran untuk
daging, >5 kali pengeluaran untuk susu dan telur, >2 kali pengeluaran untuk ikan, >2 kali
pengeluaran untuk sayuran, >9 kali pengeluaran untuk buah. (c) Rokok mengalahkan
Investasi SDM, antara lain > 15 kali dari biaya kesehatan dan > 9 kali dari biaya
pendidikan.

2. Beban Ekonomi Secara Makro


Akibat konsumsi rokok pada tahun 2010, yaitu pengeluaran konsumsi rokok sebesar Rp.
138 Triliun. Konsumsi rokok rata- rata per orang per hari pada tahun 2010 adalah 11 ba-

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 16
tang atau 330 batang per bulan. Bila harga per batang rata-rata Rp 500, maka total biaya
yang dihabiskan untuk membeli rokok mencapai Rp 165 ribu per bulan atau dalam
setahun mencapai Rp 1.880.000,-. Diperkirakan total pengeluaran masyarakat untuk
membeli tembakau pada tahun 2010, mencapai 138 triliun rupiah. Angka ini naik > 50%
dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 90 triliun rupiah.
3. Biaya Pelayanan Medis
Biaya pelayanan medis, rawat inap dan rawat jalan sebesar Rp. 2,11 Triliun. Beban yang
tinggi disebabkan oleh tumor paru, bronchus dan trachea; penyakit paru obstruktif
kronik, tumor mulut dan tenggorokan, penyakit stroke dan bayi berat lahir rendah.
Meskipun belum diketahui prevalensi merokok di kalangan ibu hamil, tingginya jumlah
kasus bayi berat lahir rendah menunjukkan kemungkinan paparan yang tinggi oleh ibu
hamil terhadap asap rokok di lingkungan. Total biaya pelayanan rawat inap penyakit
terkait dengan tembakau pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 1,85 triliun rupiah
dan total biaya pelayanan rawat jalan mencapai 0,26 triliun rupiah.
4. Kehilangan Produktivitas
Kehilangan produktivitas karena kematian prematur dan angka sakit dan cacat sebesar
Rp 105,3 Triliun. Total tahun produktif yang hilang (DALYs Loss) pada tahun 2010 karena
penyakit terkait tembakau dan diperkirakan sebesar 3.533.000 tahun produktif
(2.103.000 laki-laki dan 1.430.000 wanita). Bila dihitung dengan pendapatan per kapita
per tahun pada tahun 2010 sebesar US $3.465,00, maka total biaya yang hilang
berjumlah 12,24 milyar US Dollar atau setara dengan Rp 105,30 triliun. Jadi total
kerugian ekonomi secara makro akibat konsumsi rokok mencapai 245,41 Triliun rupiah.
Jumlah ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan cukai rokok untuk tahun yang
sama, yakni sebesar 55 triliun rupiah. Kerugian ekonomi akibat konsumsi rokok 4 kali
lebih besar dari pada penerimaan Negara.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 17
BAB 5
PERILAKU PENCEGAHAN MEROKOK PADA
REMAJA

Tujuan Belajar:
Setelah mempelajari sub topik Dampak Perilaku Merokok, sasaran edukasi mampu:
1. Menjelaskan perilaku pencegahan primer
2. Menjelaskan perilaku pencegahan dini
3. Menjelaskan perilaku pencegahan sekunder
4. Menjelaskan perilaku pencegahan tersier

Selain belajar meningkatkan pengetahuan tentang seluk beluk perilaku


merokok dan dampaknya terhadap kesehatan, upaya yang dapat dilakukan untuk bebas
dari pengaruh perilaku merokok, antara lain adalah:
A. Pencegahan Primer
Upaya pencegahan primer dalam menangkis pengaruh perilaku merokok pada
remaja antara lain dapat berupa, yaitu : (a) Latihan mengenal diri sendiri. (b) Latihan
meningkatkan harga diri. (c) Latihan bersikap assertif. (d) Latihan melaksanakan
ketrampilan pola hidup sehat. (g) Latihan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan.10
1. Latihan Mengenal Diri Sendiri
Manusia adalah sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai tanggung jawab
terhadap kehidupan pribadi dan juga kehidupan orang lain. Tetapi sebelum seseorang
mampu membina hubungan dengan lingkungan sekitar, maka harus memperhatikan
keadaan diri pribadinya dahulu, yaitu dengan cara mengenal dan memelihara pribadinya
sendiri.
Dengan mengetahui siapa dirinya berarti ia dapat lebih mudah mengarahkan
perilakunya untuk mencapai tujuan hidupnya, supaya tidak salah arah. Dengan
mengenal diri pribadi berarti seseorang dapat mengetahui seluruh kelemahan dan
kekuatan diri, serta cita-cita yang ingin dicapai.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 18
Seorang bijak pernah menulis demikian:
Amatilah pikiranmu,
karena akan menjadi ucapanmu.
Amatilah ucapanmu,
karena akan menjadi tindakanmu.
Amatilah tindakanmu,
karena akan menjadi kebiasaanmu.
Amatilah kebiasaanmu,
karena akan menjadi karaktermu.
Amatilah karaktermu,
karena akan menjadi nasibmu.

Sikap positif terhadap diri sendiri menyebabkan seseorang memandang seluruh


hidupnya dengan tersenyum. Sebaliknya, sikap negatif terhadap diri sendiri
menyebabkan seseorang memandang seluruh hidup ini dengan muka murung atau
kesal. Dengan cara menilai diri, seseorang dapat memandang dirinya sendiri dari sisi
positif atau negatif.

Pandangan diri positif, Pandangan diri


apabila: negatif, apabila:
 menemukan kepuasan  merasa hidup ini
dalam hidup, sulit dikendalikan,
 menjalin hubungan yang  penuh stress,
akrab dan sehat,  menghindari
 menetapkan tujuan tantangan hidup,
hidup dan mencapainya,  memikirkan
 menghadapi tantangan kegagalan dan
kehidupan, benar-benar
 yakin dapat mengalami
menyelesaikan masalah. kegagalan.

Cara mengembangkan penilaian diri yang positif, antara lain adalah:


a. Jujur terhadap diri sendiri. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan dan
perlu belajar menerima dan mengakui keberadaan dirinya.
b. Bersedia memperbaiki diri, dengan cara memperbaiki kekurangan dan
memberdayakan kelebihan diri sehingga dapat membangun penilaian diri yang
positif. Oleh karena itu seseorang harus bersikap terbuka terhadap kritikan, teguran
dan nasihat. Belajar dari kesalahan yang dilakukan dan menghargai kritik.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 19
c. Tetapkan tujuan hidup dan berusaha mencapainya. Tujuan hidup harus sesuai
keberadaan diri dan dapat dicapai sesuai kemampuan.
d. Berbuat yang terbaik sesuai kemampuan diri, yaitu hiduplah untuk hari ini dan
lakukan yang terbaik, serta jangan kawatirkan hari esok, sebab hari esok ada
penyelesaianya sendiri.
e. Memenuhi kebutuhan orang lain sesuai kemampuan, setelah memenuhi kebutuhan
diri sendiri secara seimbang. Seseorang merasa berbahagia karena merasa berharga
dan bermanfaat bagi orang lain.
2. Latihan Meningkatkan Harga Diri
Harga diri adalah perasaan, pandangan dan keyakinan seseorang terhadap
keseluruhan dirinya. Harga diri merupakan dasar untuk membangun proses belajar,
kreativitas, tanggung jawab dan hubungan antar sesama yang positif.
Tanda-tanda harga diri rendah, yaitu:
a. Terus merendahkan dirinya dengan ungkapan kata-kata
b. Percaya bahwa diri ini tidak akan menjadi lebih baik
c. Menghindar untuk bercermin atau menilai dirinya pada kondisi tertentu

d. Merasa jelek, tidak puas dengan rupa atau bentuk fisik serta penampilannya,
e. Suka menyendiri, tidak mau berhubungan dengan orang lain
f. Membiarkan orang lain memaksa dirinya untuk melakukan sesuatu yang tidak
dikehendaki
g. Tampak gelisah, takut dianggap berbeda dengan orang lain
h. Takut menyatakan pendapat, muka memerah ketika berbicara dengan orang.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 20
Cara meningkatkan harga diri, yaitu:
a.
Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain, karena setiap manusia berbeda
dan unik.
b.
Bangun kesadaran diri bahwa tiap individu berharga, unik dan pasti punya
keistimewaan, untuk itu berikan kesempatan untuk berkembang.
c.
Hargailah diri sendiri, jangan menghina diri sendiri, meremehkan atau mengabaikan
diri sendiri.
d.
Berfikir positif dan bergabunglah dengan kegiatan yang positif.
e.
Hindarilah orang yang memperlakukan diri kita dengan buruk.
f.
Lakukanlah hal-hal yang menarik minat.
g.
Berpihaklah dan berfokus pada kelebihan dan kekuatan diri, buatlah sebuah daftar
“kualitas positif” yang kita miliki.
.

Perlu waspada pada perasaan harga diri rendah, karena dapat membunuh
harapan atau cita-cita serta potensi untuk maju meraih keberhasilan di segala bidang,
karena dengan harga diri rendah berarti seseorang sudah kalah sebelum bersaing
Upaya mengatasi masalah pengaruh perilaku merokok tidak akan berhasil jika
belum mengatasi masalah harga diri rendah, karena tanpa harga diri yang kuat sangat
sulit membangun kreativitas dan tanggung jawab.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 21
3. Latihan Teknik Mengendalikan Stress
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola stress, yaitu:
a. Cara fisik, yaitu menenangkan diri melalui meditasi atau relaksasi, untuk
menurunkan hormon stress.
b. Cara emosional, yaitu membicarakan peristiwa agar dapat menerima dan membuat
keputusan tindakan.
c. Cara pikiran, yaitu menilai masalah dengan positif, termasuk diantaranya adalah
teknik untuk mengubah pikiran dengan peneguhan (affirmasi) positif untuk
mempengaruhi pikiran bawah sadar.
d. Cara sosial, yaitu mencari teman-teman pendukung yang peduli dalam penyelesaian
masalah.
Keterampilan dalam mengatasi stress secara umum dapat diajarkan tentang
teknik, antara lain, yaitu:
4. Latihan Teknik Berpikir Positif.
Tanggapan terhadap suatu peristiwa, menjadi fakor yang mandahului
timbulnya stress. Bila tidak dikendalikan akan memperberat timbulnya stress. Apapun
peristiwanya, tanggapan bisa berlebihan atau menyimpang dari kenyataan, sehingga
masalah kecil yang biasa terjadi sehari-hari bisa menjadi masalah yang sangat berat dan
sulit di selesaikan.

Setiap manusia memiliki percakapan yang tidak pernah berakhir di dalam


kepalanya, percakapan ini disebut bicara dalam hati (self-talk). Kebanyakan self-talk
berisi pikiran negatif, misalnya “aduh bisa mampus aku, tugasku belum selesai”. Pikiran

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 22
negatif sering kali diakibatkan oleh perasaan diri sendiri antara lain yaitu perasaan
mudah curiga, suka mengeluh, kurang percaya diri, merasa takut, dan cepat menyerah.
Pikiran negatif sebenarnya merupakan reaksi yang dipelajari di masa kecil dan terbawa
ke dalam kehidupan berikutnya.
Pikiran positif dapat mengubah self-talk menjadi percakapan positif, sehingga
pikiran negatif bisa berkurang. Gunakan kata–kata syukur penuh doa, misalnya:
a. “Ketika musibah menimpaku, aku bersyukur kepada Allah empat kali, aku bersyukur
karena musibah yang lebih besar tidak menimpaku, aku bersyukur karena Allah
masih memberiku kesabaran menghadapinya”.
b. "Aku bersyukur dapat menjadikan akalku sebagai raja, sedangkan nafsuku menjadi
tawanannya, sehingga aku dapat terhindar dari pengaruh perilaku merokok yang
merugikan kehidupanku”.
c. “Aku bersyukur dapat memilih kata yang dapat menghindarkan aku dari
kesalahfahaman dan tidak juga mengundang pelecehan terhadap siapapun, karena
dalam setiap kata yang terucap dariku selalu ada rekamannya”.
d. “Aku bersyukur karena aku selalu dapat berbuat dengan tulus ikhlas, karena hal itu
merupakan kunci keberhasilanku dalam menjalani kehidupan”,
e. “Aku bersyukur dapat menjadikan kelemahanku sebagai kekuatanku, karena dengan
hal tersebut aku dapat berhasil menempuh pendidikan dengan prestasi yang
terbaik”.
5. Latihan Teknik Peneguhan (Affirmasi) Positif.
Peneguhan positif, merupakan teknik yang digunakan untuk mengubah pikiran
secara mudah dan sederhana untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar, yaitu dengan
sejumlah pernyataan pendek berupa kalimat positif yang disusun kedalam tulisan,
diucapkan kepada diri sendiri setiap hari sesuai keinginan secara berulang-ulang,
minimal 10 menit, di saat bangun tidur di pagi hari dan saat akan tidur di malam hari,
artinya saat otak dalam gelombang alfa, karena sasarannya otak kanan. Jalani proses ini
hingga berhasil mencapai tujuan.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 23
Contoh kalimat afirmasi, yaitu: “Aku adalah pemimpin diri yang tangguh”, “Aku 100%
bertanggung jawab atas masa depanku”, “ Masa depanku 100% tergantung pada apa
yang aku ingin ciptakan dari sekarang “.
6. Latihan Teknik Relaksasi.
Cara mudah untuk melakukan
rilaksasi sendiri dengan teknik
hipnoterapi, yaitu:
a. Silakan anda pejamkan mata
biarkan diri anda santai dan rileks.
b. Jika ada musik santai yang
menemani itu bagus juga.
c. Tarik nafas perlahan dan
keluarkan perlahan. Lakukan 3
kali dan lanjutkan dengan
menjaga pola nafas tetap santai
dan teratur.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 24
d. Silahkan dalam hati anda menghitung mundur dari 30 sampai 1. Katakan kepada diri
anda bahwa setiap hitungan mundur membuat diri ini menjadi semakin santai dan
rileks.
e. Silahkan anda nikmati sampai anda benar-benar rileks, katakan kepada diri anda
“kapanpun saya siap, saya akan membuka mata dan kembali belajar”
7. Latihan Melakukan Aktivitas fisik Secara Teratur dan Terukur.
Manfaat aktifitas fisik maupun latihan kebugaran fisik, antara lain adalah dapat
meningkatkan: (a) fungsi jantung-paru dan pembuluh darah, (b) kekuatan otot dan
kepadatan tulang, (c) kelenturan tubuh, (d) metabolisme tubuh, (e) sistem hormonal, (f)
aktivitas sistem kekebalan tubuh.
a. Melakukan aktifitas hidup sehari-hari
Aktivitas fisik dapat
meningkatkan pembakaran
kalori, meliputi: mencuci baju,
menyapu rumah, jalan kaki,
membersihkan Jendela,
berkebun, menyetrika.18 Cara
melakukan aktifitas fisik yang
dapat meningkatkan
pembakaran kalori agar tetap
bugar, yaitu dilakukan minimal
30 menit per
hari secara bertahap, misalnya: (a) berangkat ke sekolah lebih awal dengan berjalan
kaki, + 15 menit per 1 kilo meter dan begitu sebaliknya menuju rumah, (b)
membersihkan rumah selama 10 menit, dua kali dalam sehari ditambah 10 menit
bersepeda. Aktifitas fisik dapat dilakukan setiap hari, di rumah atau di sekolah.
b. Melakukan latihan kebugaran fisik
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur,
yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan
kebugaran fisik.18 Latihan Kebugaran, diartikan sebagai proses sistematis menggunakan
gerakan tubuh yang bertujuan meningkatkan atau mempertahankan kualitas fungsi
tubuh, meliputi kualitas daya tahan paru-jantung, kekuatan dan daya tahan otot,
kelenturan, dan komposisi tubuh.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 25
Latihan fisik dapat meningkatkan perhatian dan motivasi, melalui peningkatan kadar
dopamin dan norepinefrin, serta membuat suasana hati lebih positif, menurunkan
kecemasan, dan meningkatkan rasa percaya diri.

Jenis latihan kebugaran fisik ada dua, yaitu :


1) Aerobik, artinya olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dimana kebutuhan
oksigen masih dapat dipenuhi tubuh. Misalnya jogging, senam, renang, bersepeda.
2) Anaerobik, yaitu olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi
seluruhnya oleh tubuh. Misalnya angkat besi, lari sprint 100 M, tenis lapangan, bulu
tangkis.

B. Pencegahan Dini
Perilaku merokok merupakan sebuah perilaku yang dipelajari, proses belajar
dimulai dari sejak masa anak. Untuk menghindari perilaku merokok kita setidaknya
memahami tahapan perilaku merokok. Setelah paham kita dapat mengantisipasi diri bila
terjadi gejala perilaku merokok kita dapat mengendalikan diri.
1. Pencegahan Saat Seseorang Mulai Tertarik Untuk Meniru Perilaku Merokok
Upaya cegah tangkal atau upaya dini agar perilaku merokok tidak dilakukan
mengingat dampaknya terhadap kesehatan kurang menguntungkan, maka sebagai cara
pencegahan yang efektif dibutuhkan latihan, antara lain:

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 26
a. Latihan Waspada Terhadap Pengaruh Lingkungan
Pada saat kita membaca, melihat dan mendengar tentang merokok dari
sumber reklame (TV, radio maupun baleho di jalan raya), ataupun dari perilaku teman
kita yang merokok serta orang tua kita yang juga merokok, seolah-olah merokok
merupakan perilaku yang menyenangkan dan bermafaat. Sehingga hal ini dapat
menggugah perhatian dan
menimbulkan minat untuk
mencoba merokok. Melihat
kenyataan tersebut, maka kita
harus mampu melogika
kebenaran / kritis terhadap
segala informasi yang masuk
dalam benak kita termasuk iklan
rokok, agar setiap langkah perbuatan kita selalu waspada atau menggunakan
pertimbangan akal yang sehat, artinya tidak emosional. Perilaku merokok tidak perlu di
tiru karena akan menjerumuskan kita pada perilaku yang merusak kesehatan diri
sendiri dan orang yang berada disekitar kita serta merokok sangat tidak bermanfaat.
b. Latihan Bersikap Assertif
Perilaku asertif adalah kemampuan untuk menyatakan diri dengan tulus, jelas
dan tegas tentang keinginan yang menyenangkan ataupun mengganggu diri kita tanpa
merugikan dan melukai perasaan orang lain.
Beberapa langkah dalam
perilaku asertif untuk mampu
mengatakan “tidak terhadap ajakan
merokok”, yaitu:
a) Tentukan sikap yang pasti, yaitu
setuju/ tidak terkait tawaran
merokok.
b) Berikan penjelasan atas penolakan
secara singkat, jelas, dan logis, agar
tidak menimbulkan banyak
pertanyaan, misalnya” Terima kasih., saya tidak suka rokok..!
c) Tujukkan sikap tegas, misalnya katakan “tidak, terima kasih!””.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 27
d) Ekspresi sikap tubuh sesuai pikiran dan respon verbal atau ucapan kita.
e) Jika berhadapan dengan teman perokok yang sulit ditolak, maka alternatif tindakan
yang dapat kita lakukan adalah dengan cara mendiamkan, mengalihkan
pembicaraan, atau bahkan menghentikan percakapan.
f) Janganlah mudah merasa bersalah, karena orang lain tidak bertanggung jawab atas
kehidupan atau kebahagiaan diri kita.
2. Pencegahan Saat Seseorang Telah Mencoba Merokok.
Pada saat kita sudah
terlanjur mencoba merokok untuk
pertama kalinya, maka langkah
apa yang harus kita lakukan
selanjutnya. Apakah kita akan
berlanjut untuk menjerumuskan
diri pada hal-hal yang kurang
bermanfaat dan merusak
kesehatan, tentunya tidak
demikian.
Kita harus yakin bahwa
remaja Indonesia tidak akan
melanjutkan percobaan merokok
lagi, karena sudah jelas bahwa
merokok dapat menimbulkan http://www.anehdidunia.com/2014/09/perubahan-badan-
saat-berhenti-merokok.html
perasaan tidak nyaman dileher
ketika pertama kali merokok, apalagi kalau diteruskan maka akan menggangu
kesehatan secara umum dan secara perlahan-lahan ”Rokok membunuhmu”.
Kalaupun kita diminta untuk memilih pada dua pilihan, apakah kita pilih: (1) Sehat dan
produktif sampai tua, atau (2) Sakit dan tidak produktif sampai tua. Jangan lanjutkan
percobaan merokok!!!, karena bisa menderita”.

C. Pencegahan Sekunder
a. Pencegahan Saat Seseorang Benar-Benar Menjadi Perokok
Kalau sudah menjadi ketergantungan pada rokok, maka sulit untuk lepas dari
perilaku merokok, walaupun kondisi tubuh tidak sehat atau kondisi ekonomi sudah

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 28
miskin tetap tidak peduli. Lakukan berhenti merokok secepatnya, agar tidak banyak
mengalami kesulitan dalam hidup!!!
Upaya penghentian perilaku merokok bagi yang sudah terlanjur merokok,
menurut anjuran Menteri kesehatan Nafsiah Mboi (2013) agar sukses berhenti merokok
dapat dilakukan beberapa cara, yaitu:
1) Berhenti seketika, maksutnya yaitu hari ini masih merokok, besoknya berhenti sama
sekali. Bagi kebanyakan orang cara inilah yang paling berhasil dilakukan.
2) Penundaan, yaitu dengan cara menunda saat merokok, misalnya:
Hari ke 1: rokok pertama dihisap 1 jam setelah makan
Hari ke 2: rokok pertama dihisap 2 jam setelah makan
Hari ke 3: rokok pertama dihisap 3 jam setelah makan
Hari ke 4: rokok pertama dihisap 4 jam sesudah makan
Hari ke 5: tidak merokok sama sekali.

http://berita-sulsel.com/2017/04/21/mau-
berhenti-merokok-begini-cara-paling-efektif/

3) Pengurangan, artinya setiap hari jumlah rokok yang dihisap dikurangi secara
berangsur-angsur dengan jumlah yang sama sampai nol batang pada hari yang
ditetapkan. Misalnya dalam satu hari rata-rata menghabiskan 4 batang rokok, untuk
itu cara menguranginya adalah :
Hari ke 1 : merokok habis 4 batang per hari
Hari ke 2 : merokok habis 3 batang per hari
Hari ke 3 : merokok habis 2 batang per hari
Hari ke 4 : merokok habis 1 batang per hari
Hari ke 5 : Tidak merokok

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 29
Untuk cara ini, sejak awal harus ditentukan pola penurunannya dan tanggal berapa
berhenti menjadi nol. Sebaiknya, beri tahu keluarga atau kerabat tanggal konsumsi
rokok menjadi nol agar mereka dapat membantu mengingatkan.
D. Pencegahan Tersier
1. Pencegahan Saat Seseorang Benar-Benar Telah Berhenti Merokok
Pada tahap ini merokok sudah tidak menjadi bagian dari gaya hidup seseorang
dalam berbagai situasi dan kesempatan. Karena merokok sudah tidak dilakukan untuk
memperoleh kesenangan atau kenikmatan hidup. Tetapi kondisi ini bila tidak
diantisipasi dapat terjadi kambuh (relapse).

Kambuh (relapse) memang penyakit yang sering menghinggapi kalangan


perokok yang sudah berhenti. Kambuh bukanlah sebuah kejadian, melainkan sebuah
proses. Permulaan tahap relapse bisa berlangsung mingguan atau bahkan bulanan
sebelum akhirnya menjadi suatu kondisi kambuh secara fisik (phyisical relapse). Ada tiga
tahap kambuh, yaitu: (1) Kambuh secara emosi (emotional relapse), (2) Kambuh secara
mental (mental relapse), (3) Kambuh secara fisik (physical relapse).
a. Teknik Pencegahan Terhadap Kondisi Kambuh Secara Emosi
Pada tahap kambuh secara emosi, dalam diri perokok telah muncul keinginan
untuk merokok kembali yang ditandai, antara lain, yaitu: perasaan gelisah, cepat marah,
suasana hati yang berubah-ubah.
Cara pencegahan secara dini antara lain, yaitu: (1) Usahakan secepatnya dapat
mengenali kondisi diri bahwa sedang mengalami emotional relapse, menyadari kalau
perilakunya mulai berubah, dan segera untuk meminta pertolongan. (2) Cermatilah diri
sendiri, pikirkan mengapa diri ini merokok dan apa tujuannya. Apakah untuk pelarian,
relaksasi, ataukah sekedar mencari kesenangan. Kondisi ini bila tidak segera diubah dan

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 30
berada terlalu lama dalam tahap kambuh secara emosional maka akan masuk ke tahap
mental relapse.
b. Teknik Pencegahan Terhadap Kondisi Kambuh Secara Mental (Mental Relapse)
Dalam kondisi kambuh secara mental terjadi perasaan yang dilematis, yaitu
dalam diri seseorang menginginkan untuk merokok, tetapi sebagian dirinya
menginginkan untuk tidak merokok kembali. Diakhir fase ini biasanya seseorang berpikir
untuk kembali merokok. Mental Relapse ditandai antara lain, yaitu: memikirkan teman
perokok, tempat merokok, dan jenis rokok yang biasa dihisap, memikirkan kesenangan
yang didapat sewaktu merokok, membayangkan saat merokok, berpikir untuk relapse
dan merencanakan waktu relapse.
Cara mengatasi Mental Relapse antara lain, yaitu: (1) Dengarkan audio sugesti
beberapa kali, dengan harapan seorang mantan perokok dapat mengambil kesimpulan
yang logis, agar bisikan untuk merokok kembali akan terasa tidak begitu menggoda. (2)
Ingatkan diri sendiri tentang dampak negatif yang dirasakan bila merokok kembali. (3)
Sampaikan pada teman, bila diri ini mulai berkeinginan untuk merokok kembali.
Diskusikan bersama teman terutama pada teman senasib dan pembimbing moral, agar
dapat meringankan beban pikiran dan merasa tidak sendirian, sehingga keinginan
merokok kembali dapat menghilang. (4) Alihkan perhatian, dengan beraktivitas misalnya
pergi ke pertemuan, bangun dan pergi berjalan-jalan agar dapat melupakan perasaan
ingin merokok kembali. (5) Tundalah keinginan merokok hingga 30 menit, dengan
melakukan aktivitas positif misalnya menyibukkan diri, maka keinginan merokok akan
cepat berlalu. (6) Pikirkan tentang pemulihan hanya untuk hari itu saja, agar tidak terjadi
pikiran yang pesimistik. (7) Lakukanlah relaksasi, agar dapat mengurangi ketegangan
yang mampu menghambat terjadinya kondisi untuk kambuh. (8) Apabila seseorang
mulai memikirkan tentang relapse, dan tidak mempunyai teknik untuk menghindarkan
diri, maka tidak akan lama mantan perokok sampai pada tahap relapse fisik, yaitu pergi
ke penjual rokok atau mencari teman yang sebelumnya biasa merokok dengan dirinya.
Jika telah sampai tahap ini maka sulit bagi seseorang untuk menghentikan
proses relapse. Hal itu bukan lagi menyangkut dimana harus fokus dalam usaha
pemulihan, namun menyangkut usaha yang sangat keras untuk mencapai kondisi yang
bersih dari abstinence, dan itu bukan bagian dari pemulihan. Jika seseorang bisa
mengenali tanda peringatan awal relapse, maka kondisi kambuh akan dapat diatasi
sebelum terlambat.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 31
BAB 6
TEKNIK PERMAINAN SIMULASI DENGAN MEDIA
EDUKASI TASTAROK

A. Formasi Permainan Simulasi dengan Media Edukasi Tastarok


Dalam permainan simulasi yang menggunakan media edukasi Tastarok, pengaturan
lokasi tempat bermain menyesuaikan jumlah kelompok bermain. Untuk alokasi waktu
permainan 2 x 40 menit, dibutuhkan kelompok bermainan maksimal 3 kelompok, yang
masing-masing menduduki, yaitu pada area satu untuk kelompok 1, area dua untuk
kelompok 2 dan area tiga untuk kelompok 3 serta area 4 untuk fasilitator.

AREA 2: KELOMPOK 2
AREA 1: KELOMPOK 1

AREA 3: KELOMPOK 3

AREA 4: FASILITATOR

Gambar 1. Peta Formasi Permainan simulasi Tastarok

B. Tahap Persiapan Permainan


1. Fasilitator mengorganisasikan peserta permainan, meliputi:
a. Fasilitator, bertugas memimpin permainan simulasi: (1) menjelaskan tujuan
permainan, (2) mendorong peserta untuk aktif berdiskusi, (3) membantu
menyelesaikan masalah yang timbul selama permainan, (4) menjawab
pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh peserta lain, (5) mengarahkan
diskusi, (6) memberi tugas pada penulis untuk mencatat hasil diskusi dan
melaporkan

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 32
b. Penulis, bertugas mencatat segala sesuatu yang terjadi selama permainan
c. Pemain, yaitu para individu yang tergabung dalam sebuah kelompok yang
memegang tanda khusus sebagai pemain dan ditunjuk satu orang sebagai
pion serta bertugas melaksanakan diskusi, menjawab pernyataan, dan
melaksanakan instruksi.
d. Pemegang peran, yaitu narasumber, antara lain guru BK atau tokoh
masyarakat sekolah lainnya (Petugas Promkes dari Puskesmas), yang
bertugas untuk memberikan pendapat terkait topic tentang perilaku
pencegahan merokok.
2. Fasilitator menyiapkan peralatan, meliputi:
a. Satu Lembaran/ beberan permainan, yang memuat simbol pesan perilaku
pencegahan merokok, meliputi simbol pertanyaan (?) sebanyak 27 petak
yaitu nomor: 1, 3, 4, 6, 9, 10,12, 14, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 30,
31, 35, 38,39, 42, 43, 46,49 dan simbol instruksi (!) sebanyak 12 petak yaitu
nomor: 2, 5, 7, 15, 19, 24, 29, 34, 36, 37, 41, 47, simbol naik tangga
sebanyak 4 petak yaitu nomor: 8, 11, 28, 32, simbol terbakar rokok
sebanyak 5 petak yaitu nomor: 13, 33, 40, 45, 48.
b. Satu set kartu pesan, yang berisi pesan-pesan yang tidak dipaparkan dalam
lembaran/beberan permainan. Kartu pesan diberi tanda khusus, berupa
simbol angka.
c. Satu alat penentu langkah berupa dadu yang dituliskan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6
d. Tiga buah pion warna merah, kuning, biru sebagai alat penanda posisi
kelompok dalam petak beberan.

C. Tahap Pelaksanaan Permainan


Dalam permainan ini terdapat 49 petak dengan beberapa simbol, yaitu: simbol (?)/
pertanyaan, simbol (!)/ instruksi, simbol rokok yang disulut dan simbol tangga.
Langkah-langkah bermain, yaitu:
1. Memulai urutan permainan, ditentukan dengan cara hompimpah.
2. Taruh pion di kotak “start”. Kocok dadu dan dadu dilemparkan diatas beberan
kemudian dihitung jumlah angka yang ditunjukkan dadu tersebut, lalu pion
digerakkan ke kotak berikutnya di jalur lembaran permainan/ beberan
sesuai jumlah angka yang ditunjukkan oleh mata dadu.

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 33
3. Kalau pion berhenti pada kotak yang ada gambar ujung bawah sebuah tangga,
maka pion naik keatas. Kalau pion berhenti pada kotak yang ada gambar rokok
disulut, maka pion harus turun ke bawah. Kalau pion kebetulan menduduki
posisi sama dengan lawannya maka mundur satu langkah. Kalau pion
menduduki lebih dari nomor maksimal (49) maka mundur sesuai jumlah
hitungan mata dadu.
4. Kalau pion berhenti pada kotak yang ada gambar (!) Pion wajib melaksanakan
instruksi. Bagi peserta yang tidak mematuhi instruksi diberikan hukuman berupa
menjawab pertanyaan petak berikutnya.
5. Kalau pion berhenti pada kotak yang ada gambar (?) Pion wajib menjawab
pertanyaan yang hanya diberikan waktu 5 detik. Jawaban yang benar
mendapatkan hadiah dan jawaban salah mendapatkan hukuman berupa
menjawab pertanyaan petak berikutnya.
6. Pemain yang menuju petak terakhir (petak angka tertinggi) pertama kali
disepakati sebagai pemenang, dan kelompok yang lain wajib menyelesaikan
permaian sampai habis waktunya.
7. Permainan dihentikan apabila waktu yang ditentukan telah habis, dan
dinyatakan tidak ada pemenangnya.

D. Tahap diskusi.
Sebagai tahap penutup, meliputi:
1. Refleksi terhadap pelaksanaan simulasi
2. Memberikan umpan balik dan reinforcement
3. Membuat kesimpulan
4. Menentukan tindak lanjut
5. Do’a penutup

E. Pertanyaan dalam Permainan Simulasi Tastarok


1. Kartu 1: Pertanyaan (?)
Tulisan dan gambar seram pada bungkus rokok sebaiknya dihapus.
a. Tidak setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasan.......
Kunci: Tidak setuju

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 34
2. Kartu 2: Instruksi (!)
Silahkan kelompok menyanyikan lagu “Bagimu Negeri”
3. Kartu 3: Pertanyaan (?)
Saya bangga dan akan meniru orang tua yang merokok.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya……
Kunci: Tidak setuju
4. Kartu 4: Pertanyaan (?)
Racun utama asap rokok pada kenyataannya tidak mengganggu kesehatan
perokok.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Contohnya..........
Kunci: Tidak setuju
5. Kartu 5: Instruksi (!)
Silahkan kelompok melakukan gerak lagu “kepala pundak lutut kaki plesetan” .
6. Kartu 6: Pertanyaan (?)
Saya akan katakan “Tidak, Terima Kasih” bila ditawari untuk merokok.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya………
Kunci: Setuju
7. Kartu 7: Instruksi (!)
Silahkan baca Puisi “Saatnya Bersemangat !”
Malas…
Seringkali menghampiri dan menggodaku
Membuatku semakin rapuh karenanya
Tetapi…
Ini bukan saatnya aku terjebak dalam kemalasan
Karena ini adalah saatnya aku bersemangat
Aku percaya…
Aku bisa menyelesaikannya
Aku bisa menjadi seseorang yang berguna bagi orang-orang yang aku sayang
8. Kartu 8: Tangga Anak Sehat Tanpa Rokok
9. Kartu 9: Pertanyaan (?)
Saya tertarik pada iklan rokok dengan penampilan “Selera pemberani”.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya……
Kunci: Tidak setuju
10. Kartu 10: Pertanyaan (?)
Karbon monoksida (CO), dalam asap rokok, merupakan gas beracun yang mudah
diikat oleh sel darah merah.
a. Tidak Setuju

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 35
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Contoh penyakit yang ditimbulkan..........
Kunci: Setuju
11. Kartu 11: Tangga Anak Sehat Tanpa Rokok
12. Kartu 12: Pertanyaan (?)
Kejadian kanker paru pada perokok merupakan akibat endapan Tar pada paru.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya………
Kunci: Setuju
13. Kartu 13: Sial Gara-Gara Asap Rokok
14. Kartu 14: Pertanyaan (?)
Asap rokok yang terhisap terus-menerus akan menyebabkan Bronkhitis.
a. Setuju
b. Ragu-ragu
c. Tidak setuju
Alasannya………..
Kunci: Tidak setuju
15. Kartu 15: Instruksi (!)
Silahkan bermain peran sebagai Kader Penyuluh Remaja Anti Tembakau (KPRAT),
silahkan berpidato tentang “Bahaya merokok bagi Pelajar”

Asalamualaikum wr wb
Kepada yang terhormat bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kota Blitar.
Teman-temanku yang saya cintai.
Mari kita mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kita bermacam-macam nikmat yang tiada terhitung
Sehingga kita bisa berkumpul dalam keadaan sehat dan ceria.

Hadirin yang berbahagia


Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan
sepatah dua patah kata tentang bahaya merokok bagi pelajar.
Melihat kondisi sekarang ini para pemuda kita sejak SD sudah mulai merokok.
Hal tersebut karena pengaruh lingkungan teman yang mengajarkan mereka
untuk merokok.
Katanya kalau lelaki tidak merokok itu “tidak gaul”.
Demikianlah apa yang sering mereka ucapkan itu agar temannya mau merokok.
Sebenarnya kalau kita lihat, pada bungkus rokok itu sendiri sudah tertulis
bermacam-macam bahaya bagi perokok.
Namun hal tersebut tidaklah berpengaruh bagi perokok.
Rokok mengandung zat yang dapat membuat orang kecanduan.
Selain itu, rokok mengandung kurang lebih 4000 zat kimia yang dapat
menyebabkan bermacam-macam penyakit termasuk kanker paru.

Berikut contoh zat yang berbahaya pada rokok antara lain Nikotin
Kenikmatan palsu dalam merokok, inilah... karena adanya zat ”Nikotin”
Nikotin memiliki efek pada otak , yaitu:

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 36
Menyebabkan ketergantungan
Meracuni fungsi kognitif otak dengan gejala awal berupa kesulitan konsentrasi.
Efek ketergantungan nikotin inilah yang mengakibatkan seseorang terus
menerus merokok, sehingga mengakibatkan penurunan fungsi kognitif.
Penurunan fungsi kognitif akan berdampak pada proses pembelajaran dan
prestasi belajar.
Hadirin yang berbahagia..
Saya berpesan kepada diri saya pribadi dan kepada teman-teman juga
seyogyanya kita tidak merokok.
Bagaimana teman-teman setujuuu…!!!! oke
Demikian pesan kesehatan yang saya sampaikan, mohon maaf jika ada kata yang
kurang berkenan di hati.
Wasalamualaikum wr wb.
16. Kartu 16: Pertanyaan (?)
Warna kuning (plak) pada gigi perokok dapat merusak gigi.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya…
Kunci: Setuju
17. Kartu 17: Pertanyaan (?)
Kekurangan Oksigen dalam otak karena merokok dapat mengakibatkan
terjadinya Stroke.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasanya....
Kunci: Setuju
18. Kartu 18: Pertanyaan (?)
Efek ketagihan merokok, disebabkan oleh nikotin yang dihirup bersamaan asap
rokok.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya…
Kunci: Setuju
19. Kartu 19: Instruksi (!)
Silahkan bacakan yel-yel “KTR”
Kami…. SMPN 7 Kota Blitar…..
Hidup Sehat Tanpa Rokok….
Say No to Smoking
Jangan pernah mencoba……
Walau hanya sebatang…….
Nanti kau kecanduan
Say no to smoking…….
20. Kartu 20: Pertanyaan (?)
Perokok pasif dapat menderita kanker paru, karena terhisap asap rokok orang
lain.
a. Tidak Setuju

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 37
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya...
Kunci: Setuju
21. Kartu 21: Pertanyaan (?)
Kekurangan oksigen dalam otak karena merokok tidak akan mengakibatkan
terjadinya Stroke.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya….
Kunci: Tidak setuju
22. Kartu 22: Pertanyaan (?)
Perilaku merokok perlu dihindari, karena dapat mengganggu kesehatan.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya…..
Kunci: Setuju
23. Kartu 23: Pertanyaan (?)
Perilaku merokok perlu dihindari, karena membuat boros.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya…
Kunci: Setuju
24. Kartu 24: Instruksi (!)
Silahkan bermain peran “Dialog Punokawan tentang Perilaku Merokok”
Dialog Punokawan tentang Perilaku Merokok
Petruk : Aku mau cerita tentang rokok.. Rokok ini isinya 4.000 jenis racun loh..
Gareng : Hah?? Apa iya??
Petruk : Iya bener, sekali hisap ada 4.000 racun yang masuk kedalam tubuh.
Bagong : Tapi kok banyak orang merokok ya gak mati? Malah kelihatan sehat..
Petruk : Ya, memang tidak langsung mematikan.
Tapi yang diserang pertama adalah otaknya.
Rokok ini bisa bikin kecanduan.
Sekali kamu menghisap, maka besok harus menghisap lagi dan lebih
banyak..
25. Kartu 25: Pertanyaan (?)
Percobaan merokok kalau dilanjutkan akan menjadi ketergantungan.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya…
Kunci: Setuju
26. Kartu 26: Pertanyaan (?)
Cara menolak tawaran merokok, cukup dengan ucapan “Tidak, terima kasih!,
besok-besok saja”.
a. Tidak Setuju

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 38
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya….
Kunci: Tidak setuju
27. Kartu 27: Pertanyaan (?)
Perokok yang sadar akan akibat buruk merokok, seharusnya” Langsung Berhenti”
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya...
Kunci: Setuju
28.Kartu 28: Tangga Anak Sehat Tanpa Rokok
29. Kartu 29: Instruksi (!)
Silahkan baca puisi “Rokok adalah Kematian”
Aku sesak berada di dekatnya
Dan aku bingung dengannya
Tapi mengapa banyak yang menyukainya
Orang-orang itu terlihat bahagia
Mereka senang di dekatnya
Mereka mengundang mautnya sendiri
Mereka senang menghampiri kematian
Ya, kematian itu adalah rokok
30. Kartu 30: Pertanyaan (?)
Saya menjauhi teman yang sedang merokok, agar tidak menjadi perokok pasif.
a. Tidak setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya…
Kunci: Setuju
31. Kartu 31: Pertanyaan (?)
Saya tidak akan mencoba merokok, walaupun ada rokok yang dipromosikan
rendah Tar.
a. Tidak setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya...
Kunci: Setuju
32. Kartu 32: Tangga Anak Sehat Tanpa Rokok
33. Kartu 33: Sial Gara-Gara Asap Rokok
34. Kartu 34: Instruksi (!)
Silahkan kelompok menyanyikan lagu “ topi saya bundar” diganti dengan “Tekad
saya bulat”, dan kelompok lain memberikan sautan “ untuk tidak merokok”
35. Kartu 35: Pertanyaan (?)
Saya berpandangan positif terhadap diri pribadi, agar mampu berperilaku hidup
sehat.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya...

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 39
Kunci: Setuju
36. Kartu 36: Instruksi (!)
Silahkan tirukan yel-yel berikut:
Remaja sehat!! ……Yes!!!
Remaja tanpa rokok!!...... Yes!!!
Remaja sehat tanpa rokok!!..... Yes!!! Yes!!! Yes!!!
37. Kartu 37: Instruksi (!)
Silahkan peragakan teknik relaksasi nafas dalam dengan 4 kali hitungan dengan
diiringi music mulut.
Ikuti perintah saya…!!!
Tarik nafas…. (Satu…!!!) diiringi: Neng Nong Neng Tak
Tahan nafas… (Dua…!!!) diiringi: Neng Nong Neng Gong
Keluarkan nafas…(Tiga…!!!) diiringi: Tarik Nafas Tahan Nafas, kempas-kempis
38. Kartu 38: Pertanyaan (?)
Latihan fisik mampu membuat suasana hati lebih positif dan dapat menjauhkan
diri dari perilaku negatif.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya…
Kunci: Setuju
39. Kartu 39: Pertanyaan (?)
Saya akan gunakan waktu luang untuk berolah raga, agar terhindar dari
pengaruh negatif.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya…
Kunci: Setuju
40. Kartu 40: Sial Gara-Gara Asap Rokok
41. Kartu 41: Instruksi (!)
Silahkan baca Puisi “Kehidupan Remaja Zaman Sekarang”
Begitu indahnya saat remaja
Masa-masa penuh tawa dan canda..
Menikmati keindahan hidup dan terbuai
Tingkah laku remaja cenderung berubah..
Seiring budaya zaman yang terus berputar arah..
Dunia terus berputar hidup inipun terus berjalan
Tak ada jeda waktu untuk menahan..
Arus deras dan badai dasyat kan berdatangan
Persiapkanlah diri agar tak terhanyut dalam buaian kebebasan zaman
42. Kartu 42: Pertanyaan (?)
Di sekolah ada slogan dilarang merokok, untuk itu saya berencana untuk tidak
merokok.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya...
Kunci: Setuju

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 40
43. Kartu 43: Pertanyaan (?)
Agar saya bisa jadi pelopor dalam gerakan anti tembakau, saya butuh
pengalaman merokok.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya…
Kunci: Tidak setuju
44. Kartu 44: Pertanyaan (?)
Saya tidak akan terpengaruh teman yang suka merokok.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya…
Kunci: Setuju
45. Kartu 45: Sial Gara-Gara Asap Rokok
46. Kartu 46: Pertanyaan (?)
Agar tidak mudah stress, saya berpandangan positif terhadap diri saya.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya…
Kunci: Setuju
47. Kartu 47: Instruksi (!)
Silahkan 2 orang anggota kelompok bermain peran tentang “Cara menolak
tawaran merokok dari teman akrab”
Perhatikan kutipan dialog berikut!
Totok :"Nih ambil, kita santai disini dulu sambil nunggu bus".
Andi :"Terima kasih Tok, saya tidak merokok. Sebaiknya kamu hentikan
kebiasaanmu ini. Kita kan masih anak sekolah.
Totok :"ayo…ini…kawan… terima saja nggak usah macam macam".
Andi :"Bukan begitu, maksudku selain kita anak sekolah juga tidak pantas,
nanti bisa mencemarkan nama baik sekolah kita kan."
48. Kartu 48: Sial Gara-Gara Asap Rokok
49. Kartu 49: Pertanyaan (?)
Saya katakan “Say no to smoke” bila saya disodori rokok.
a. Tidak Setuju
b. Ragu-ragu
c. Setuju
Alasannya….
Kunci: Setuju

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 41
BAB 7
LATIHAN SOAL
PERILAKU PENCEGAHAN MEROKOK BERBASIS KEYAKINAN

LATIHAN SOAL
Petunjuk:
Baca dan pahami, kemudian silahkan memilih satu jawaban sesuai Keyakinan anda,
dengan memberikan tanda silang pada huruf didepan pilihan jawaban anda, yaitu:

a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

A. SOAL PERSEPSI KERENTANAN


1. Gambar seram dan tulisan merokok membunuhmu pada bagian luar bungkus
rokok, dapat menjadi tantangan saya untuk membuktikannya dengan
berperilaku merokok.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

2. Saya tidak yakin kalau terhisap asap rokok, yang mengandung nicotin, karbon
monoksida (CO) dan tar, sangat berisiko mengancam kesehatan saya.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

3. Mencoba menghisap rokok bisa disebabkan oleh faktor meniru orang tua
perokok, untuk itu saya tidak akan ikutan merokok karena mengingat risikonya
dapat menurunkan daya konsentrasi belajar.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

4. Saya tidak tertarik pada iklan rokok yang menampilkan gambaran bahwa
merokok sebagai “Selera pemberani” maupun sebagai symbol lainnya, karena
iklan tersebut sebetulnya tidak mendidik saya untuk berperilaku hidup sehat.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

5. Karbon monoksida (CO), yang terhisap bersamaan asap rokok, merupakan gas
beracun yang mengganggu kehidupan sel tubuh.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

B. SOAL PERSEPSI KEPARAHAN


1. Saya tidak yakin kalau Kanker paru perokok disebabkan oleh rangsangan kronis
pada sel paru akibat endapan partikel Tar yang cukup lama.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

2. Bronkhitis antara lain disebabkan oleh asap rokok yang terhisap terus-menerus.
Kondisi tersebut membuat saya merasa takut untuk ikut-ikutan mencoba
merokok.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 42
3. Saya tidak yakin bahwa Plak yang membuat warna kuning pada gigi perokok
dapat merusak gigi (mudah goyang dan tanggal).
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

4. Dalam tubuh perokok, sel darah merah lebih mampu mengikat CO dibanding O2,
sehingga kalau saya terbiasa merokok, walaupun saya masih remaja tidak
menutup kemungkinan dapat terkena stroke otak.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

5. Saya tidak yakin kalau efek ketagihan merokok, secara kimiawi disebabkan oleh
efek nikotin yang dihirup bersamaan asap rokok.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

C. SOAL PERSEPSI MANFAAT


1. Perokok pasif dapat menderita kanker paru, karena terpapar bahan berbahaya
dalam asap rokok orang lain. Hal tersebut hanya omong kosong karena tidak
terbukti.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

2. Dalam tubuh perokok, sel darah merah lebih mampu mengikat CO dibanding O2,
sehingga dapat berdampak terjadinya stroke otak. Demi menjaga kesehatan
otak lebih tepat bila saya tidak merokok.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

3. Pada tahun 2010 pendapatan negara dari cukai rokok sebesar 55 triliun rupiah,
dan pengeluaran akibat konsumsi rokok mencapai 245,41 Triliun rupiah.
Menurut saya negara secara ekonomi menanggung kerugian akibat konsumsi
rokok dan hal ini sangat memprihatikan.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

4. Kaya dan miskin itu sebuah takdir, jadi tidak ada hubungannya dengan perilaku
boros dalam belanja rokok, sehingga saya tetap ingin menikmati rokok.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

5. Saya yakin mencoba-coba merokok kalau dilanjutkan akan menjadi terbiasa,


sehingga membuat hidup menjadi ketergantungan terhadap nikotin dan
menderita.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

D. SOAL PERSEPSI HAMBATAN


1. Kalau saya ditawari untuk merokok oleh teman saya, pada situasi serta alasan
apapun, maka saya akan mengatakan “tidak, terima kasih, besok saja kalau
sudah berpenghasilan”!.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

2. Bila terlanjur melakukan percobaan merokok dan sadar akan akibat buruknya,
maka langkah yang harus dilakukan adalah tidak langsung berhenti, tapi perlu
dipikir-pikir dulu mengingat kalau langsung berhenti bisa berakibat buruk.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 43
3. Saya menghindar dari lingkungan teman yang sedang merokok, agar tidak
menjadi perokok pasif, walaupun sangat berisiko terjadi salah persepsi pada
hubungan persahabatan saya.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

4. Saya penasaran ada rokok yang dipromosikan rendah Tar dan saya ingin sekali
membuktikan.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

5. Latihan fisik walaupun berat mampu meningkatkan konsentrasi belajar dan


membuat suasana hati lebih positif. Hal ini saya lakukan untuk menjauhkan diri
dari pengaruh perilaku merokok.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

E. SOAL ISYARAT UNTUK BERTINDAK


1. Saya akan gunakan waktu luang untuk latihan olah raga dari pada nongkrong
yang tidak produktif. Hal ini saya lakukan agar terhindar dari pengaruh
lingkungan yang kurang produktif termasuk kegiatan menghisap rokok.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

2. Di sekolah ada slogan dilarang merokok, untuk itu saya berencana untuk tidak
mencoba merokok walau sekalipun, karena merokok bisa mengurangi daya
ingat dan daya berpikir.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

3. Agar saya bisa jadi pelopor dalam gerakan anti tembakau, saya butuh
pengalaman merokok agar dapat berbagi pengalaman pada teman dan keluarga
tentang suka dukanya menjadi seorang perokok.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

4. Bila punya masalah, saya akan berusaha berpikir positif dan bersyukur agar
dapat meringankan beban mental, sehingga tidak terjerumus pada perilaku
merokok.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

5. Mencoba merokok untuk pertama kalinya, memang menimbulkan perasaan


serak dan panas dileher, tapi bagi saya itu hal biasa dan saya juga tetap ingin
mencobanya lagi.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

F. SOAL KEYAKINAN DIRI


1. Saya akan mengenal diri pribadi saya, agar mengetahui kelemahan, kekuatan dan
cita-cita yang ingin saya capai, sehingga tidak mudah terpengaruh dan punya
pendirian.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 44
2. Saya tidak akan berpandangan negatif terhadap diri saya, karena hal tersebut
dapat menimbulkan banyak stress dan berperilaku yang kurang sehat.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

3. Saya merasa bahwa setiap individu berharga, unik dan pasti punya keistimewaan,
sehingga saya berpihak dan fokus pada kelebihan dan kekuatan diri saya, agar
dapat meraih cita-cita.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

4. Saya berusaha berpandangan positif terhadap diri pribadi, agar dapat


menetapkan tujuan hidup serta menghadapi tantangan kehidupan, sehingga
mampu mengelola hidup lebih sehat.
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

5. Bila saya disodori rokok oleh teman untuk persahatan, maka dalam hati saya
mengucapkan “Say no to smoke”
a. Tidak Setuju b. Ragu-Ragu c. Setuju

G. KUNCI JAWABAN

No Aspek yang dinilai Kunci Jawaban Soal No:


1 2 3 4 5
A Persepsi Kerentanan TS TS S S S
B Persepsi Keparahan TS S TS S TS
C Persepsi Manfaat TS S S TS S
D Persepsi Hambatan TS TS S TS S
E Isyarat Untuk Bertindak S S TS S TS
F Keyakinan Diri S S S S S

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 45
Lampiran 1. RPP Permainan Simulasi Tastarok

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

POKOK BAHASAN : Perilaku Pencegahan Merokok


SASARAN : Siswa Kelas VII/VIII SMPN 7 Kota Blitar
WAKTU : 3 jam pelajaran (3x 40’)
HARI/TANGGAL :

A. ANALISA SITUASI
Karakteristik peserta didik, yaitu siswa kelas VII/VIII:
 jumlah 30 orang, L: …., P: …..
 Latar belakang sebagai perokok/ pernah coba-coba merokok/keluarga perokok.
Kondisi ruang belajar:
 Tersedia ruang belajar tanpa tempat duduk cukup untuk kapasitas sesuai jumlah
peserta.
 Penerangan dan ventilasi cukup.

B. INDIKATOR
1. Menunjukkan persepsi kerentanan terhadap dampak perilaku merokok dengan menilai
kemungkinan terjadinya ancaman kesehatan yang perlu segera mendapatkan
penyelesaian.
2. Menunjukkan persepsi keseriusan terhadap dampak negatif perilaku merokok dengan
menilai kondisi klinis atau medis sehingga perlu mengambil tindakan.
3. Menunjukkan persepsi manfaat terhadap keputusan diri untuk berperilaku sehat tanpa
rokok dengan mempertimbangkan keuntungan yang didapatkan dibandingkan dengan
biaya atau tenaga yang dikeluarkan.
4. Menunjukkan persepsi hambatan terhadap keputusan diri untuk berperilaku sehat
tanpa rokok ditinjau dari faktor internal maupun eksternal.
5 . Menunjukkan kecenderungan berperilaku sehat tanpa rokok setelah menerima isyarat
dari edukasi kesehatan terkait perilaku pencegahan merokok.
6. Menunjukkan keyakinan diri untuk berubah sehingga mampu mendorong individu
untuk menampilkan suatu perilaku hidup sehat tanpa rokok dengan penuh keyakinan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan dengan media edukasi permainan simulasi
Tastarok, peserta didik mampu:
1. Mengidentifikasi peringatan ancaman kesehatan pada bungkus rokok.
2. Menyebutkan jenis rokok dengan berbagai ancaman kesehatan
3. Menjelaskan kandungan zat kimia dalam asap rokok
4. Menjelaskan arti perilaku merokok dengan kata kata sendiri.
5. Menjelaskan tahapan perilaku merokok
6. Menafsirkan faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
7. Menjelaskan dampak perilaku merokok terhadap ancaman fisik
8. Menjelaskan dampak perilaku merokok terhadap ancaman kejiwaan
9. Menjelaskan perilaku pencegahan primer
10. Menjelaskan perilaku pencegahan dini
11. Menjelaskan perilaku pencegahan sekunder
12. Menjelaskan perilaku pencegahan tersier

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 46
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Bahaya perilaku merokok, meliputi :
a. Rokok:(a) pengertian, (b) jenis rokok
b. Kandungan zat kimia dalam asap rokok
c. Perilaku merokok: (a) pengertian, (b) tahapan, (c) faktor yang mempengaruhi
d. Dampak perilaku merokok terhadap kesehatan: (a) Ancaman fisik, (b) Ancaman
kejiwaan
2. Cara menghindari perilaku merokok:
a. Perilaku pencegahan primer
1) Teknik mengenal diri
2) Teknik meningkatkan harga diri
3) Teknik mengendalikan stres
b. Perilaku pencegahan dini
1) Teknik pencegahan saat seseorang mulai tertarik untuk meniru perilaku
merokok
2) Teknik pencegahan saat seseorang telah mencoba merokok
c. Perilaku pencegahan sekunder
Teknik pencegahan saat seseorang telah benar-benar menjadi perokok
d. Perilaku pencegahan tersier
Teknik pencegahan saat seseorang benar-benar telah berhenti merokok

E. STRATEGI KEGIATAN PEMBELAJARAN


1. Model : Belajar aktif
2. Metode : Permainan simulasi Tastarok

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Tahap orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Mengkaji kesiapan peserta untuk belajar
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Menjelaskan model pembelajaran dan aturan permainan:
1) Menentukan urutan bermain dengan cara hompimpah.
2) Menentukan pemenang yaitu ditetapkan pada pemain yang dapat mencapai
angka tertinggi dalam kotak dan mendapatkan hadiah.
3) Menjelaskan simbol dalam kotak beberan, bila ada:
 Tanda (!), berarti ada instruksi yang harus di patuhi atau dituruti. Instruksi
yang dimaksud dapat berupa menari/ joget, menyanyi, merayu orang untuk
berhenti merokok, menolak ajakan merokok secara asertif, ceramah tentang
bahaya asap rokok.
 Tanda (?), berarti ada pertanyaan yang harus dijawab dalam waktu 5 detik.
Pertanyaan yang dijawab benar diberikan penghargaan.
2. Tahap penyiapan peserta
a. Menyusun skenario permainan
Fasilitator menyusun dan menjelaskan kepada peserta tentang tata cara permainan
simulasi.
b. Mengorganisasikan peserta permainan
1) Fasilitator, membagi siswa menjadi 3 kelompok bermain dengan 1 wakil
kelompok untuk menjadi pion dalam permainan.
2) Fasilitator, bertugas memimpin permainan simulasi, menjelaskan tujuan
permainan, mendorong pemain dan kelompok penonton untuk aktif ikut
berdiskusi, membantu menyelesaikan masalah yang timbul selama permainan,
menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh peserta lain,

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 47
mengarahkan diskusi, dan memberi tugas pada penulis untuk mencatat hasil
diskusi dan melaporkan hasilnya.
3) Penulis, bertugas mencatat segala sesuatu yang terjadi selama permainan
berlangsung.
4) Pemain, yaitu para individu yang tergabung dalam sebuah kelompok yang
memegang tanda khusus sebagai pemain dan ditunjuk satu orang sebagai pion
serta bertugas melaksanakan diskusi, menjawab pernyataan, dan melaksanakan
instruksi.
5) Pemegang peran, yaitu nara sumber, antara lain guru BK atau Petugas Promkes
Puskesmas, yang bertugas untuk memberikan pendapat terkait topik tentang
perilaku pencegahan merokok.
3. Tahap pelaksanaan prosedur permainan simulasi.
a. Menyiapkan lembaran permainan, yang memuat pesan dan gambar yang sesuai
topik permainan, yaitu tentang perilaku pencegahan merokok. Kartu pesan, berisi
pesan yang tidak dipaparkan dalam lembaran permainan. Kartu pesan diberi tanda
khusus, berupa simbol angka dan gambar. Alat penentu langkah berupa dadu yang
dituliskan angka 1,2,3,4,5,6. Tanda untuk bermain bagi masing-masing pemain,
berupa segi tiga dari kertas manila yang diberi nomor kode pemain.
b. Menjelaskan cara bermain, yaitu mencapai kotak terakhir secepat mungkin tanpa
tersulut rokok, dengan cara: Untuk memulai permainan, ditentukan urutan bermain
dengan cara hompimpah dan bisa mulai bermain. Taruh pion di kotak “start”. Kocok dadu
dalam gelas dan dadu dilemparkan diatas beberan dan dihitung jumlah angka yang
ditunjukkan dadu tersebut, lalu pion digerakkan ke kotak berikutnya di jalur papan
beberan sesuai jumlah angka yang ditunjukkan oleh mata dadu. Kalau pion berhenti
pada kotak yang ada gambar ujung bawah sebuah tangga, maka pion naik keatas.
Kalau pion berhenti pada kotak yang ada gambar sulutan rokok, maka pion harus
turun ke bawah. Kalau pemain berada dalam kotak yang sama dengan pemain
lainnya maka pion mundur satu langkah. Pemain yang menuju kotak terakhir
pertama kali disepakati sebagai pemenang dalam permainan.
4. Tahap diskusi
a. Merefleksikan terhadap pelaksanaan permainan simulasi, memberikan umpan balik
dan memberikan reinforcement
b. Meminta peserta untuk waspada terhadap pengaruh perilaku merokok
c. Membuat kesimpulan, menentukan tindak lanjut, do’a dan salam penutup.

G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media : alat bermain berupa beberan dan gaco
2. Sumber : Bahan bacaan Budaya hidup sehat kiat menghindari perilaku merokok

H. EVALUASI
1. Prosedur tes : Pre-test dan post- test tulis
2. Bentuk : Non tes (30 butir soal)

Daftar Pustaka

Ambardini RL. 2009. Pendidikan Jasmani dan Prestasi Akademik: Tinjauan Neurosains. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia. 6(1): 46-52.
Aning Nafiah. 99 Tips Praktis Berpikir Positif. Yogyakarta: Mutiara Media, 2009:18,48.
Anonym, Apa itu Nikotin. (Online) 2014; tersedia dari URL:
http://www.sanglahhospitalbali.com/v1/informasi.php?ID=7. Diakses 1 Januari 2014
Badan Narkotika Nasional RI. Buku Praktis Untuk Remaja: Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
bagi Remaja. (online) 2011; tersedia dari URL:

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 48
http://www.bnnkotadepok.org.in/unduhan/buku pencegahan penyalahgunaan narkoba
bagi remaja.pdf
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. 2014. Buku Bunga
Rampai Fakta Tembakau dan Permasalahannya di Indonesia Tahun 2014 edisi V. Jakarta:
Tobacco Control and Support Center-IAKMI.
Departemen Kesehatan RI. Panduan promosi perilaku tidak merokok. Pusat Promosi Kesehatan
Depkes RI: Jakarta. 2006.
Departemen Kesehatan RI. Panduan Kesehatan Olah Raga bagi Petugas Kesehatan. (Online)
2002; tersedia dari URL: http://www.depkes.go.id/. Diakses 1 Januari 2014.
Ika.P, Dewanti dkk. Sudahkah Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang Mencerminkan
Fakultas Yang Berpsikologi-Kesehatan?.Prosiding Diskusi Psikologi Kesehatan. Semarang:
Unika Soegijapranata. 2011:52-53
Irianto, Djoko Pekik. Pedoman Praktis Berolahraga Untuk Kebugaran & Kesehatan. Yogyakarta:
Andi, 2004:
Kemkes RI. Fakta Tembakau, Permasalahannya di Indonesia tahun 2012. Balitbangkes Kemkes RI.
Jakarta. 2012.
Komalasari, D. dan A.F., Helmi. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja. Jurnal
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press. 2000:27(1):37-47
Mulyani, Sri. 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta: Langensari Publishing,
2013:121.
Nainggolan RA. 2004. Anda Mau Berhenti Merokok? Pasti Berhasil!. Bandung: Indonesia
Publishing House.
Nasution, Indri Kemala. Perilaku Merokok pada Remaja, [Online] 2007; tersedia dari URL:
http://library.usu.ac.id:8080. Diakses pada 1 Januari 2014
Nazmy. Teknik Afirmasi Positif. (Online) 2012; tersedia dari URL: http://nazmy88.blogspot.com.
Diakses 1 April 2014.
Rizky, Pengaruh Manajemen Stres Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Narapidana DI LPW
Malang. (Online) 2010; tersedia dari URL: http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikelDEB288149FBAA98C9CB27EB18035D95A.pdf. Diakses
1 Januari 2014
Setiawan. Stress Management. (Online); tersedia dari URL:
http://ibhcenter.org/uploads/ebook/ebook-bersahabat-dgn-stress.pdf. Diakses 1 April
2014.
Sunardi. Latihan Asertif. (Online) 2014; tersedia di
URL:http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA. Diakses 1 Januari 2014
Widyastuti, Palupi. Management Stress. Jakarta: EGC, 2004:29-34

Media Edukasi Permainan Simulasi Tastarok Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Merokok Berbasis Keyakinan 49
Lampiran 1. RPP Permainan Simulasi Tastarok

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

POKOK BAHASAN : Perilaku Pencegahan Merokok


SASARAN : Siswa Kelas VII/VIII SMPN 7 Kota Blitar
WAKTU : 3 jam pelajaran (3x 45’)
HARI/TANGGAL :

A. ANALISA SITUASI
Karakteristik peserta didik, yaitu siswa kelas VII/VIII:
 jumlah 30 orang, L: …., P: …..
 Latar belakang sebagai perokok/ pernah coba-coba merokok/keluarga perokok.
Kondisi ruang belajar:
 Tersedia ruang belajar tanpa tempat duduk cukup untuk kapasitas sesuai jumlah
peserta.
 Penerangan dan ventilasi cukup.

B. INDIKATOR
1. Menunjukkan persepsi kerentanan terhadap dampak perilaku merokok dengan
menilai kemungkinan terjadinya ancaman kesehatan yang perlu segera
mendapatkan penyelesaian.
2. Menunjukkan persepsi keseriusan terhadap dampak negatif perilaku merokok
dengan menilai kondisi klinis atau medis sehingga perlu mengambil tindakan.
3. Menunjukkan persepsi manfaat terhadap keputusan diri untuk berperilaku
sehat tanpa rokok dengan mempertimbangkan keuntungan yang didapatkan
dibandingkan dengan biaya atau tenaga yang dikeluarkan.
4. Menunjukkan persepsi hambatan terhadap keputusan diri untuk berperilaku
sehat tanpa rokok ditinjau dari faktor internal maupun eksternal.
5 . Menunjukkan kecenderungan berperilaku sehat tanpa rokok setelah menerima
isyarat dari edukasi kesehatan terkait perilaku pencegahan merokok.
6. Menunjukkan keyakinan diri untuk berubah sehingga mampu mendorong
individu untuk menampilkan suatu perilaku hidup sehat tanpa rokok dengan
penuh keyakinan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan dengan media edukasi permainan simulasi
Tastarok, peserta didik mampu:
1. Mengidentifikasi peringatan ancaman kesehatan pada bungkus rokok.
2. Menyebutkan jenis rokok dengan berbagai ancaman kesehatan
3. Menjelaskan kandungan zat kimia dalam asap rokok
4. Menjelaskan arti perilaku merokok dengan kata kata sendiri.
5. Menjelaskan tahapan perilaku merokok
6. Menafsirkan faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
7. Menjelaskan dampak perilaku merokok terhadap ancaman fisik
8. Menjelaskan dampak perilaku merokok terhadap ancaman kejiwaan
9. Menjelaskan perilaku pencegahan primer
10. Menjelaskan perilaku pencegahan dini
11. Menjelaskan perilaku pencegahan sekunder
12. Menjelaskan perilaku pencegahan tersier

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Bahaya perilaku merokok, meliputi :
a. Rokok:(a) pengertian, (b) jenis rokok
b. Kandungan zat kimia dalam asap rokok
c. Perilaku merokok: (a) pengertian, (b) tahapan, (c) faktor yang
mempengaruhi
d. Dampak perilaku merokok terhadap kesehatan: (a) Ancaman fisik, (b)
Ancaman kejiwaan
2. Cara menghindari perilaku merokok:
a. Perilaku pencegahan primer
1) Teknik mengenal diri
2) Teknik meningkatkan harga diri
3) Teknik mengendalikan stres
b. Perilaku pencegahan dini
1) Teknik pencegahan saat seseorang mulai tertarik untuk meniru perilaku
merokok
2) Teknik pencegahan saat seseorang telah mencoba merokok
c. Perilaku pencegahan sekunder
1) Teknik pencegahan saat seseorang telah benar-benar menjadi perokok
d. Perilaku pencegahan tersier
1) Teknik pencegahan saat seseorang benar-benar telah berhenti merokok

E. STRATEGI KEGIATAN PEMBELAJARAN


1. Model : Belajar aktif
2. Metode : Permainan simulasi Tastarok

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Tahap orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Mengkaji kesiapan peserta untuk belajar
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Menjelaskan model pembelajaran dan aturan permainan:
1) Menentukan urutan bermain dengan cara hompimpah.
2) Menentukan pemenang yaitu ditetapkan pada pemain yang dapat
mencapai angka tertinggi dalam kotak dan mendapatkan hadiah.
3) Menjelaskan simbol dalam kotak beberan, bila ada:
 Tanda (!), berarti ada instruksi yang harus di patuhi atau dituruti.
Instruksi yang dimaksud berupa menari/ joget, menyanyi, merayu
orang untuk berhenti merokok, menolak ajakan merokok secara
asertif, ceramah tentang bahaya asap rokok.
 Tanda (?), berarti ada pertanyaan yang harus dijawab dalam waktu
5 detik. Pertanyaan yang dijawab benar diberikan penghargaan.
2. Tahap penyiapan peserta
a. Menyusun skenario permainan
Fasilitator menyusun dan menjelaskan kepada peserta tentang tata cara
permainan simulasi.
b. Mengorganisasikan peserta permainan
1) Fasilitator, membagi siswa menjadi 3 kelompok bermain dengan 1 wakil
kelompok untuk menjadi pion dalam permainan.
2) Fasilitator, bertugas memimpin permainan simulasi, menjelaskan tujuan
permainan, mendorong pemain dan kelompok penonton untuk aktif
ikut berdiskusi, membantu menyelesaikan masalah yang timbul selama
permainan, menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh
peserta lain, mengarahkan diskusi, dan memberi tugas pada penulis
untuk mencatat hasil diskusi dan melaporkan hasilnya.
3) Penulis, bertugas mencatat segala sesuatu yang terjadi selama
permainan berlangsung.
4) Pemain, yaitu para individu yang tergabung dalam sebuah kelompok
yang memegang tanda khusus sebagai pemain dan ditunjuk satu orang
sebagai pion serta bertugas melaksanakan diskusi, menjawab
pernyataan, dan melaksanakan instruksi.
5) Pemegang peran, yaitu nara sumber, antara lain guru BK atau Petugas
Promkes Puskesmas, yang bertugas untuk memberikan pendapat
terkait topik tentang perilaku pencegahan merokok.

3. Tahap pelaksanaan prosedur permainan simulasi.


a. Menyiapkan lembaran permainan, yang memuat pesan dan gambar yang
sesuai topik permainan, yaitu tentang perilaku pencegahan merokok. Kartu
pesan, berisi pesan yang tidak dipaparkan dalam lembaran permainan.
Kartu pesan diberi tanda khusus, berupa simbol angka. Alat penentu
langkah berupa dadu yang dituliskan angka 1,2,3,4,5,6. Tanda untuk
bermain bagi masing-masing pemain, berupa segi tiga dari kertas manila
yang diberi nomor kode pemain.
b. Menjelaskan cara bermain, yaitu mencapai kotak terakhir secepat mungkin
tanpa dimakan ular, dengan cara: Untuk memulai permainan, ditentukan
urutan bermain dengan cara hompimpah dan bisa mulai bermain. Taruh pion
di kotak “start”. Kocok dadu dalam gelas dandadu dilemparkan diatas beberan dan
dihitung jumlah angka yang ditunjukkan dadu tersebut, lalu pion digerakkan
ke kotak berikutnya di jalur papan beberan sesuai jumlah angka yang
ditunjukkan oleh mata dadu. Kalau pion berhenti pada kotak yang ada
gambar ujung bawah sebuah tangga, maka pion naik keatas. Kalau pion
berhenti pada kotak yang ada gambar sulutan rokok, maka pion harus turun
ke bawah. Pemain yang menuju kotak terakhir pertama kali disepakati
sebagai pemenang dalam permainan.

4. Tahap diskusi
a. Merefleksikan terhadap pelaksanaan permainan simulasi, memberikan
umpan balik dan memberikan reinforcement
b. Meminta peserta untuk waspada terhadap pengaruh perilaku merokok
c. Membuat kesimpulan, menentukan tindak lanjut, do’a dan salam penutup.

G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media : alat bermain berupa beberan dan gaco
2. Sumber : Bahan bacaan Budaya hidup sehat kiat menghindari perilaku
merokok

H. EVALUASI
1. Prosedur tes : Pre-test dan post- test tulis
2. Bentuk : Non tes (30 butir soal)

Anda mungkin juga menyukai