Anda di halaman 1dari 14

Makalah Anatomi dan patofisiologi manusia

Sistem respirasi

Dosen Pengampu :

Santi Dwi Astuti, MSc., Apt

Kelompok 10
1. Sevilla Elza Azzahra ( 25195994A )
2. Bayu Jordi Pelindima ( 25195995A )
3. Shella Pradina Utami ( 25195996A )
4. Mei D. Parijama ( 25195997A )
5. Bagas Luqman F ( 25195998A )

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Sistem Respirasi”.Kami juga
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Santi selaku dosen mata kuliah
Anatomi dan Patofisiologi Manusia yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan menyangkut sistem pernapasan pada manusia, dan juga cara
menjaga kesehatan sistem pernapasan.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Mudah-mudahan makalah sederhana ini
dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Surakarta, 28 Februari 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri hidup. Dengan mengenali ciri-ciri makhluk hidup,
kita akan melihat keanekaragaman makhluk hidup yang tidak terbatas pada fisik saja, tetapi
juga terlihat pada struktur tubuh, tingkah laku, dan interaksinya dengan yang lain. Salah satu
ciri-ciri makhluk hidup adalah bernapas.di alam raya ini tidak ada satupun makhluk hidup yang
tidak bernapas.apalagi manusia. Manusia sangat membutuhkan oksigen dalam bernapas dan
untuk menjalankan berbagai aktivitas tubuh. Oleh karena itu, di dalam tubuh manusia terdapat
sistem pernapasan yang mensirkulasikan peredaran oksigen dan pengeluaran karbondioksida
dari dalam tubuh.

Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran yang
menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal tenggorok,
tenggorok, cabang tenggorok.

Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon
dioksida sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O2 dan
CO2 dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk
jaringan dengan cara difusi.

Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke
dalam dan mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan
disebut respirasi eksternal. Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ pernapasan ke
jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya adalah
pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut
respirasi internal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja bagian-bagian pada sistem pernapasan manusia dan perannya?

2. Bagaimana mekanisme kerja sistem pernapasan pada manusia?

3. Apa saja gangguan dan kelainan pada sistem pernapasan pada manusia?
4. Bagaimana menjaga kesehatan pernapasan pada manusia?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan ini sebagai berikut:

1. Mengetahui organ-organ yang bekerja dalam sistem pernapasan manusia dan perannya.

2. Mengetahui manfaat pernapasan pada manusia.

3. Mengetahui sistem kerja pernapasan manusia.

4. Mengetahui penyakit yang dapat menyerang sistem pernapasan manusia.

5. Mengetahui cara menjaga kesehatan sistem pernapasan pada manusia.

Manfaat penulisan makalah ini sebagai wawasan pengetahuan penulis dan pembaca
tentang sistem pernapasan manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bagian-bagian Sistem Pernafasan pada Manusia dan Perannya

Sistem pernapasan manusia terdiri dari bagian saluran udara dan bagian pernapasan.
Bagian saluran udara terdiri dari :

A. Hidung
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara
pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi
suara. Rongga hidung (cavum nasi) memiliki sepasang lubang didepan untuk masuk udara,
disebut nares; dan sepasang lubang di belakang untuk menyalurkan udara yang dihirup masuk
ke tenggorokan, disebut choanae. Rongga hisung sepasang kiri kanan, dibatasi di tengan oleh
sekat yang dibina atas tulang rawan dan tulang. Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan
dan tulang. Lantai, di depan terdiri dari tulang langit-langit, di belakang berupa langit-langit
lunak. Atap juga ditunjang oleh tulang rawan sebagian dan sebagian lagi oleh tulang. Dari tiap
dinding ada tiga tonjolan tulang ke rongga hidung, disebut conchae.Vestibula adalah bagian
depan rongga, atrium adalah bagian tengah. Daerah pembauan berada pada conchae yang
atas, sedangkan daerah pernapasan terletak pada dua conchae yang bawah.

Rongga hidung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di bagian depan vestibula sampai ke
nares. Di sini dilapisi oleh kulit yang strukturnya sama dengan kulit wajah. Epidermis dibina
atas jaringan epitel berlapis menanduk, ada bulu, kelenjar minyak bulu, dan kelenjar peluh.
Pada vestibula itu ada bulu yang keras, disebut vibrissae.

Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu bersilia. Di daerah
pembauan epitel bersilia itu memiliki struktur dan fungsi khusus, yaitu sabagai indera bau.
Diantara sel epitel batang bersilia tersebar banyak sel goblet. Pada lamina propria banyak
terdapat simpul vena, simpul limfa dan kelenjar lendir. Tak ada bulu, kelenjar minyak bulu
maupun kelenjar peluh. Kelenjar lendir itu di sebut kelenjar Bowman. Tunica mukosa
melekat ketat ke periosteum atau perichondrium di bawahnya.
Sekeliling rongga hidung ada empat rongga berisi udara yang berhubungan dengannya,
disebut sinus paranasal. Keempat sinus itu berada pada tulang-tulang berikut : 1). Frontal; 2).
Maxilla; 3). Ethmoid; 4) sphenoid. Sinus dilapisi oleh tunica mucosa juga, seperti yang
melapisi rongga hidung. Hanya saja lebih tipis dan sel-selnya lebih kecil-kecil serta sedikit
mengandung kelenjar lendir. Lamina propria tidak terliahat dengan jelas.

B. Tekak ( pharynx )
Tekak adalah Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga
daerah yaitu :

1. Daerah hidung (naso-pharynx)Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan


dengan bagian oral organ ini yaitu oro-pharynx.

2. Daerah mulut (oro-pharynx)

3. Daerah jakun (laryngeo-pharynx)

Di daerah mulut lapisan muscularis-mucosa dari tunica mucosa digantikan oleh serat
elastis yang rapat dan tebal. Tunica submucosa hanya ada didinding daerah hidung dan dekat
ke kerongkongan. Di tempat lain tunica mukosa melekat langsung ke gumpal otot lurik sekitar
leher. Lapisan serat elastis yang ada pada bagian bawah tunica mucosa itu berpaut rapat dan
berjalin dengan jaringan interstisial otot.

Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang berisi jala serat elastis
yang halus. Di daerah mulut dan jakun tunica mukosa dilapisi oleh jaringan epitel berlapis
banyak dan mengelupas, sedang atapnya dibina atas jaringan epitel batang berlapis bersilia,
dengan banyak sel goblet. Pada lamina propria, dibawah lapisan serat elastis, banyak terdapat
kelenjar lendir.

C. Jakun ( Larynx )
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis,
jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Permukaan
depan dan sebelah belakang epiglotis dan pita suara diselaputi epitel berlapis mengelupas.
Didaerah lain yaitu dasar epiglotis, trakea dan bronkhus, epitel itu bersilia.

Pada tunica mucosa banyak sel goblet. Kelenjar lendir disini tergolong jenis tubulo-acinus.
Sedikit kuncup rasa terdapat tersebar pada bagian bawah epiglotis. Pita suara berisi ligamen
tiro-aritenoid, yang mengandung serat elastis dan dibagian sisisnya silengkapi serat otot lurik
tiro-aritenoid. Ditengah ditutup dengan tunica mucosa yang tipis dari epitel berlapis
mengelupas.

D. Tenggorok ( Trakhea )
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi dinding tenggorok dapat
dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica
adventitia. Permukaan kelumen diselaputi tunica mucosa, dengan epitel batang berlapis semu
dan bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal. Pada selaput epitel banyak terdapat sel
goblet. Lamina propria berisi banyak serat elastis dan kelenjar lendir yang kecil-kecil. Kelenjar
terletak sebelah atas lapisan serat elastis. Dibagian posterior tenggorok kelenjar itu menerobos
masuk tunica muscularis. Pada lamina propria terdapat pula pembuluh darah dan pembuluh
limfa. Tunica muscularis sendiri sangat tipis dan tidak terlihat dengan jelas.

Tunica adventitia juga tidak terlihat secara jelas, dan berintegrasi dengan jaringan
penunjang yang terdiri dari tulang rawan dibawahnya. Tulang rawan di bawah tunica
adventitia itu tersusun dalam bentuk cincin-cincin hialin bentuk huruf C. Cincin inilah yang
menunjang tenggorok pada sebelah samping dan ventral. Sedangkan dibagian dorsal
tenggorok, ditempat itu adalh bagian terbuka cincin, terdapat serat otot polos yang
susunannnya melintang terhadap poros tenggorok. Serat otot itu melekat kepada kedua ujung
cincin, dan berfungsi untuk mengecilkan diameter tenggorok. Jika otot kendur, diameter
tenggorok kembali sempurna.

Diantara cincin bersebelahan terdapat serat fibroelastis. Dengan struktur cincin yang tak
bulat penuh ini maka tenggorok dapat meregang (membesar) untuk menyalurkan lebih banyak
udara ke dalam paru. Di sebelah luar cincin terdapat jaringan ikat yang berisi banyak serat
elastis dan retikulosa.

E. Cabang Tenggorok (Bronkus)


Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus. Tiap
bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini membentuk
banyak ranting. Histologi dinding bronkhus sama dengan trachea, yaitu terdiri dari : tunica
mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia. Cabang yang sudah berada dalam jaringan paru
histologi dindingnya banyak berubah. Cincin tulang rawan hilang, digantikan oleh keping
tulang rawan, yang susunannya tidak teratur dan menunjang seluruh keliling saluran.

Tunica mucosa pada cabang dan ranting bronkhis yang besar, memiliki epitel bentuk
batang bersilia, sedangkan pada ranting yang kecil epitel berubah jadi kubus dan tak bersilia.
Ada lamina basalis tebal, membatasi jaringan epitel dari lamina propria terkandugng banyak
serat elastis, dan sedikit serat kolagen dan retikulosa. Di bawah lamina propria erdapat tunica
muscularis-mucosa. Kelenjar lendir terkandung dalam tunica mucosa dan tunica submucosa.

Tunica adventitia mengandung serat jaringan ikat, sedikit jaringan lemak, dan dibawahnya
terdapat keping tulang rawan yang susunannya tak teratur. Lapis terluar terdiri dari
mesothelium, sebagai penerusan selaput dalam pleura.

Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan O2 oleh darah dan


pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan terdiri dari :

A. Paru-Paru
Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang kiri-kanan, terdiri dari
lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli.
Masing-masing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus
bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus
pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, dan
jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa
menempel pada dinding. Sebelah luar arah ke rongga pleura paru diselaputi oleh penerusan
selaput dalam pluera.

B. Bronkhiolus
Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil. Ranting bronkhus itu
bercabang halus berbentuk bronkhiolus . Bronkhiolus bercabang lagi membentuk ranting,
disebut bronkhiolus ujung. Bronkhiolus ujung ini berakhir pada bronkhiolus pernapasan.
Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak bersilia. Di bawah tunica
adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai
penerusan selaput dalam pleura.
C. Bronkhiolus Pernapasan
Bronkiolus pernapasan adalah bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang dilapisi sel
epitel bersilia. Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke ujung makin rendah sehingga
menjadi kubus dan siliapun hilang. Di bawah lapisan epitel ada serat kolagen bercampur serat
elastis dan otot polos. Di sini tak ada lagi keping tulang rawan maupun kelenjar lendir. Lendir
di sini dihasilkan oleh sel goblet yang hanya terdapat dibagian pangkal bronkhiolus. Sebagai
gantinya ada sel Clara berbentuk benjolan yang menonjol ke lumen. Sel ini menggetahkan
surfaktan untuk melumasi permukaan dalam saluran. Bronkhiolus pernapasan
bercabang-cabang secara radial membentuk saluran alveoli.

D. Saluran alveoli
Alveoli adalah saluran yang tipis dan dindingnya terputus-putus. Saluran ini
bercabang-cabang, tiap cabang berujung pada kantung alveoli. Dinding saluran alveoli pada
mulutnya kekantung alveoli dibina atas berkas serat elastis, kolagen dan otot polos.

E. Kantung alveoli dan alveolus


Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Tiap kantung memiliki dua atau lebih
alveoli. Alveolus adalah unit terkecil paru-paru, berupa gembungan bentuk polihedral, terbuka
pada satu sisi, yaitu muara ke kantung alveoli. Dindingnya terdiri dari selapis sel epitel gepeng
yang tipis sekali. Dinding alveolus dililit pembuluh kapiler yang bercabang-cabang dan yang
beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman serat retikulosa dan elastis.

Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua lapis sel apitel dari kedua
sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler, dan fibroblast. Epitel alveolus dibatasi dari
endotel kapiler oleh lamina basalis yang tipis. Ada pula sel epitel yang berbentuk bundar atau
kubus, berada pada dinding alveolus, disebut sel sekat atau sel alveolus besar. Diperkirakan
sel ini mensekresikan lendir. Ia memiliki mikrovilli dan mebentuk kompleks pertautan dengan
sel epitel alveolus yang gepeng dan yang lebih kecil. Sel alveolus gepeng itulah dengan endotel
kapiler yang melilitnya yang membina membaran pernapasan.

Membran pernapasan berarti disusun atas : membran sel epitel alveolus, sitoplasma sel
epitel elveolus, membran sel alveolus, lamina basalis, membarab sel endotel kapiler,
sitoplasma sel endotel kapiler, membran sel endotel kapiler. Yang tujuh lapis ini sangat tipis.
Karena itu kaluar-masuk gas pernapasan antara lumen alveolus dan lumen kapiler sangat
mudah dan cepat.

Di dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag. Karena lazimnya sel ini berisi
butiran maka disebut dengan sel debu. Sel ini banyak di temukan pada perokok.

2.2 Mekanisme Pernapasan Pada Manusia

Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian melewati tekak
dan pangkal tenggorok kemudian terus ke tenggorokan. Tenggorok bentuknya seperti pipa
yang kuat, terletak di depan kerongkongan, melalui leher sampai mencapai rongga dada
sebelah atas. Dinding tenggorok diperkuat oleh beberapa cincin rawan yang pada bagian
belakangnya terbuka. Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan
kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.

Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting seperti pada pohon. Pada
ranting-rantingnya yang terakhir terdapat gelembung-gelembung paru-paru yang amat kecil
dan amat tipis dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Dalam dindingnya mengalir darah melalui pembuluh-pembuluh kapiler, sehingga mudah
terjadi pertukaran gas dari darah ke udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru dan
sebaliknya. Darah tersebut mengambil zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan
karbondioksida.

Antara permukaan paru-paru yang juga dilapisi oleh selaput paru-paru visceral dan
dinding rongga selaput paru-paru terdapat celah yang sempit yang berisikan sedikit cairan.
Sekat dada khususnya jantung tidak terletak tepat ditengah-tengah rongga dada, tetapi agak ke
kiri, sehingga menyebabkan paru-paru kiri lebih kecil dari paru-paru kanan. Isi rongga dada
dapat diperbesar berkat pengaruh otot-otot penganglkatan iga-iga, kontraksi sekat rongga
badan yang melengkung ke atas. Paru-paru mengikuti perluasan rongga dada maka terhisaplah
udara melalui saluran pernapasan yang telah diuraikan di atas. Bila tenaga-tenaga yang
melapangkan dada berhenti bekerja, maka kekenyalan dinding dada dan paru-paru
menyebabkan penyempitan rongga dada kembali. Pada waktu tersebut iga-iga menurun
kembali, sekat rongga badan melengkung lagi ke atas, sehingga kelebihan udara didesak keluar
dari paru-paru. Proses tersebut terjadi bila kita menghembuskan nafas (mengeluarkan nafas).

Pernafasan berlangsung melalui 2 tahap, yaitu :

1. pernafasan eksternal (luar) : adalah difusi gas luar masuk ke dalam aliran darah (pertukaran
O2 dari darah).
2. pernafasan internal (dalam) : adalah difusi gas atau pertukaran gas dari darah ke sel tubuh.

Manusia bernapas melalui dua tahap yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi
(menghembuskan udara). Inspirasi adalah proses pengambilan udara dimana udara masuk ke
dalam tubuh. Ekspirasi adalah proses pengeluaran udara dari dalam tubuh. Berdasarkan otot
yang berperan aktif, pernapasan manusia dan mamalia dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Pernapasan Dada
Yang berperan adalah otot-otot antarrusuk atau interkostal untuk menggerakkan tulang-tulang
rusuk. Mekenismenya sebagai berikut:

a. Inspirasi, otot tulang rusuk bagian luar berkontraksi maka tulang rusuk terangkat sehingga
volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan dalam paru-paru mengecil sehingga
udara diluar mempunyai tekanan yang lebih besar masuk ke dalam paru-paru.

b. Ekspirasi, bila otot-otot tulang rusuk bagian luar berelaksasi yaitu tulang rusuk dan tulang
dada turun kembali sehingga volume rongga dada mengecil. Oleh karena itu tekanan bagian
luar paru-paru lebih kecil daripada bagian dalam sehingga udara keluar dari paru-paru.

2. Pernapasan Perut
Yang berperan dalam pernapasan ini adalah otot diafragma (sekat antara rongga dada dan
rongga perut). Mekanismenya adalah sebagai berikut:

1. Inspirasi, apabila otot diafragma berkontraksi sehingga mendatar, maka rongga dada
membesar. Oleh karena itu tekanan uara menjadi kecil sehingga udara masuk ke dalam
paru-paru.
2. Ekspirasi, apabila otot diafragma berelaksasi, maka rongga dada mengecil. Akibatnya
tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar dari paru-paru.

2.3 Kelainan Pernapasan Pada Manusia

Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami gangguan
atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :

1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan

 Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh
bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah
penyempitan saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan
mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
 Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
 Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
 Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit
jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
 Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut
pleura.
 Bronkitis, adalah radang pada bronkus.

2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus

 Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang


menyebabkan peradangan pada dinding alveolus.
 Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil
yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
 Masuknya air ke alveolus.

3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara

 Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.


 Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan
tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
5. Gangguan sistem pernafasan :

1. Asfiksi : ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau gangguanpenggunaan O2


oleh jaringan
2. Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi bacteri
Corynebacterium diphtheriae
3. Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi bacteri
Diplococcus pneumonia
4. Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada tonsil.
5. Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau viris tertentu.
6. Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas, bunyi mendesak dan batuk
yang disebabkan alergi, psikis ataun karena penyakit menurun.
7. Kanker paru-paru : akibat sering merokok
8. Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas secara berlebihan,
akibat terjadi penggembungan paru-paru secara berlebihan.
9. Polip pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga pemasukan udara
terganggu, sehingga penderita sering membiarkan mulutnya terbuka.

2.4 Cara Menjaga Kesehatan Pernapasan Manusia

1. Berhenti merokok
Merokok adalah penyebab utama dari penyakit paru-paru yang serius seperti kanker
paru dan penyakit paru obstruktif kronis. Asap dari rokok berisi lebih dari 400
senyawa kimia berbahaya dan 50 dari senyawa itu diketahui menyebabkan kanker.
2. Menjauhi asap rokok
Tahukah Anda bahwa dua per tiga dari asap rokok tidak dihirup oleh perokok, tetapi
memasuki udara disekitar perokok. Seseorang yang bukan perokok namun menghirup
asap rokok memiliki resiko penyakit yang sama dengan perokok. Berikut adalah
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari perokok pasif adalah dengan
melarang perokok untuk merokok di dalam rumah, mobil atau lingkungan kerja.
3. Mencuci tangan dengan sabun dan air.
Diperkirakan tangan dapat menyebarkan 80 persen dari penyakit pernafasan yang
menular seperti pilek dan flu. Resiko terinfeksi virus dan bakteri dapat dihindari
dengan mencuci tangan setiap sebelum makan, sesudah makan dan sesudah buang air.
4. Menghindari polusi udara dan menjaga kebersihan udara.
Polusi udara didalam ruangan dan luar ruangan dapat menyebabkan masalah
kesehatan, terutama bagi seseorang yang memiliki penyakit paru-paru. Polusi udara
dapat mengiritasi atau menghancurkan jaringan paru-paru. Bahkan polusi udara pada
tingkatan yang rendah dapat menyebabkan masalah bagi kesehatan.Beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk menjaga kondisi udara agar tetap bersih :
Lingkungan diluar ruangan
- Tidak membiarkan mesin mobil menyala ketika tidak dipakai.
- Tidak menggunakan pestisida dan bahan kimia lainnya dihalaman dan taman.
- Menggunakan angkutan umum.
Lingkungan didalam ruangan
- Menjaga kelembapan didalam rumah dengan cara menggunakan exhaust fans
didalam kamar mandi dan dapur untuk sirkulasi udara.
- Membersihkan secara berkala peralatan rumah tangga.
- Menjaga kebersihan lantai, kamar mandi dan dapur.
- Menjaga kebersihan sofa, kasur dan bantal dari debu.
- Menjaga sirkulasi udara didalam ruangan.
5. Melakukan aktifitas fisik
Melakukan aktifitas fisik secara rutin minimal 30 menit setiap hari seperti senam
aerobik dan berenang dapat menjaga kesehatan paru-paru, menjaga kestabilan emosi
dan membantu mengelola stress.

Anda mungkin juga menyukai