Disusun oleh :
(A11701556)
GOMBONG
2020
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pneumonia adalah infeksi pada ujung bronkhial dan alveoli yang disebabkan oleh
(virus atau bakteri) dan merupakan penyebab morbiditas serta mortalitas pada anak
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (Sylvia A.
Price). Dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas yang di sebabkan agen
infeksius seperti virus, bakteri, mycroplasma, dan aspirasi substansi asing, berupa
radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui
gambaran radiologi.
penyakit infeksi saluraan pernafasan bawah akut (ISNBA) dengan gejala batuk dan
disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,
mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang
B. Etiologi
sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin, atau
sejenisnya) dan masuknya makanan, minuman, susu, isi lambung ke dalam saluran
pernafasan (aspirasi). Berbagai penyebab pneumonia tersebut dikelompokan
menyertainya (komplikasi).
Respiratory Syncial Virus (RSV) yang mencapai 40%, sedangkan golongan bakteri
atas ke jaringan (parenkim) paru dan sebagian kecil karena penyebaran melalui
aliran darah
Tanda –tanda klinis utama pneumonia menurut (Betz & Sowden, 2009) meliputi
hal-hal berikut :
1. Batuk
2. Dispnea
3. Takipea
9. Batuk paroksismal mirip pertusis (sering terjadi pada anak yang lebih
kecil)
11. Demam
12. Ronchi
15. Menggigil
16. Berkeringat
1. Anatomi
a. Nares Anterior
dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal
yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar
sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam
b. Rongga Hidung
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah,
bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang
epitelium silinder dan sel spitel berambut yang mengandung sel cangkir atau sel
konka, selaput lendir ini paling tebal, yang diuraikan di bawah. Tiga tulang
kerang (konka) yang diselaputi epitelium pernafasan, yang menjorok dari dinding
tersebut. Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu yang
dilaluinya, udara menjadi hangat, dan karena penguapan air dari permukaan
c. Faring (tekak)
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke
dalam trakea di bawahnya. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat
bersama oleh ligamen dan membran. Yang terbesar di antaranya ialah tulang
rawan tiroid, dan disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal
sebagai jakun, yaitu sebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng
berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, bentuknya seperti cincin
mohor di sebelah belakang (ini adalah tulang rawan satu-satunya yang berbentuk
lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya adalah kedua tulang rawan aritenoid
yang menjulang di sebelah belakang krikoid, kanan dan kiri tulang rawan
tempat ini bercabang menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas enam
belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang di
ikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah
belakang trakea, selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi
selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergeak
menuju ke atas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus
Bronkus merupakan lanjutan dari trakhea ada dua buah yang terdapat pada
dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan
ke samping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih
besar daripada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus
kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin dan
2014).
g. Paru-paru
Paru-paru ada dua , dan merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru mengisi
rongga dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh
jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak
apeks (puncak) di atas dan muncul sedikit lebih tinggi daripada klavikula di
dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga toraks, diatas
jantung.
2. Fisiologi
Menurut (Pearce, 2011) fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan
oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernafas, oksigen masuk
melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan
oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh
haemoglobin sel darah merah dan di bawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam
oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemoglobin 95% jenuh oksigen.
melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
eksterna :
1) Ventilasi Pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli
4) Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih
Semua proses ini telah diatur sedemikian rupa sehingga darah yang meninggalkan
paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih
banyak darah datang di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau
sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam
darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk
E. Patofisiologi
Pneumonia adalah hasil dari proliferasi patogen mikrobial di alveolar dan respond
pernapasan bawah. Salah satunya adalah melalui aspirasi orofaring. Aspirasi dapat
terjadi pada kaum geriatri saat tidur atau pada pasien dengan penurunan kesadaran.
Melalui droplet yang teraspirasi banyak patogen masuk. Pneumonia sangat jarang
Faktor mekanis host seperti rambut nares, turbinasi dan arsitektur trakeobronkial
saluran pernapasan. Faktor lain yang berperan adalah refleks batuk dan refleks
tersedak yang mencegah aspirasi. Flora normal juga mencegah adhesi
mikroorganisme di orofaring.
Makrofag lalu akan menginisiasi repons inflamasi host. Pada saat ini lah
manifestasi klinis pneumonia akan muncul. Respons inflamasi tubuh akan memicu
alveolar lokal. Bahkan eritrosit dapat keluar akibat kebocoran ini dan menyebabkan
radiografi dan rales pada auskultasi serta hipoxemia akibat terisinya alveolar.
yang biasanya muncul pada alveoli yang terisi cairan hal ini akan menyebabkan
mekanisme paru dan volume paru dan shunting aliran darah sehingga berujung
pada kematian.
F. Pathway
Micoplasma
virus Bakteri (mirip bakteri) jamur
Masuk sasaluran
pernafasan
Paru-paru
Mengganggu kerja
hipothalamus
makrofag
Nutrisi berkurang
Resiko
Peningkatan
ketidakseimbangan
Metabolisme
nutrisi : kurang dari
keb. tubuh
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X
sering virus). Pada pneumonia mikoplasma sinar X dada mungkin lebih bersih.
2. GDA
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
3. JDL Leukositosis
Biasanya ditemukan, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus,
4. LED Meningkat
5. Fungsi paru hipoksia, volume menurun, tekanan jalan napas meningkat dan
komplain menurun
H. Penatalaksanaan Keperawatan
berat, bisa diberikan antibiotik per oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.
Penderita anak yang lebih besar dan penderita dengan sesak nafas atau dengan
penyakit jantung dan paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan
melalui infus. Mungkin perlu di berikan oksigen tambahan, cairan intravena dan
1. Oksigen 1-2L/menit
3. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi
4. Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
5. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberiikan inhalasi dengan salin normal dan
6. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit Anti biotik sesuai
I. Komplikasi
1) Abses paru
2) Edusi pleural
3) Empisema
4) Gagal napas
5) Perikarditis
6) Meningitis
7) Atelektasis
8) Hipotensi
9) Delirium
11) Dehidrasi
J. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2013) diagnosa yang mungkin muncul adalah :
2. Hipertemi
3. Ketidakefektifan pola nafas
4. Intoleransi aktivitas
6. Fokus Intervensi
NOC: Mempertahankan jalan nafas dan sekret dapat keluar dengan mriteria
hasil:
Intervensi:
NOC :
NIC :
b. observasi TTV
c. anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak
Menunjukan BB stabil
Intervensi :
2013)
NOC
a. Energi conversation
b. Activity tolerance
nadi, dan RR
NIC
Activity Therapy
Kusuma, 2013)
NOC
NIC
DAFTAR PUSTAKA