Disusun Oleh :
2019
SKENARIO KASUS
Laki-laki usia 41 tahun dibawa ke IGD setelah jatuh mengendarai sepeda. Pasien
mengatakan tidak mampu berkemih. Hasil pengkajian didapatkan darah pada
meatus uretra, pembengkakan pada scrotum dan ada ekimosis di area scrotum
dextra. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 10.1 gr/dL, Leukosit 16.000 sel/mm 3.
TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 84x/menit, laju pernafasan 26x/menit, dan suhu
37,4oC. Tindakan pemasangan DC tidak dapat dilakukan karena selang DC tidak
dapat masuk.
SEVEN JUMP
STEP 1
1. Meatus uretra
Penyempitan saluran uretra
2. Ekimosis
Pendarahan dibawah kulit
3. Skrotum dextra
Kantong yang membungkus testis
STEP 2
1. Apa yang menyebabkan pasien tidak dapat berkemih?
2. Mengapa bisa terjadi ekimosis pada scrotum dextra?
3. Bagaimana cara menangani ekimosis pada scrotum pasien?
4. Apa yang menyebabkan Meatus uretra pada pasien terdapat darah?
5. Bagaimana cara menangani perdarahan di meatus uretra?
6. Apa yang menyebabkan pembengkakan pada scrotum?
7. Bagaimana cara menangani pembengkakan pada scrotum?
8. Mengapa kadar leukosit pasien tinggi?
9. Apa yang menyebabkan Hb pasien rendah?
10. Apa yang menyebabkan selang DC tidak dapat masuk?
11. Bagaimana tindakan yang dapat dilakukan selain pemasangan DC?
12. Apa kontra indikasi pemasangan DC pada kasus tersebut?
13. Apa yang menyebabkan laju pernafasan pada pasien cepat?
14. Apakah pasien membutuhkan terapi oksigen?
15. Apa penanganan pertama pada pasien dengan bladder trauma di IGD?
16. Apa tanda dan gejala dari trauma abdomen?
17. Bagaimana patofsiologi pada bladder trauma?
18. Apa saja komplikasi dari bladder trauma?
19. Apa saja pemeriksaan penunjang pada bladder trauma?
20. ASKEP
STEP 3
1. Pasien tidak dapat berkemih karena trauma pada kandung kemih atau
terjadi pembengkakan pada saluran kemih sehingga terjadi penyempitan
pada saluran kemih dan menghambat pengeluaran urin
2. Terjadi ekimosis karena adanya trauma atau benturan sehingga
menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan terjadi perdarahan pada
scrotum
3. Cara menangani ekomosis yaitu dengan cara dikompres menggunakan air
biasa
4. Meatus uretra pada pasien terdapat darah karena benturan sehingga
menyebabkan pembuluh darah pecah
5. Cara menangani perdarahan di meatus uretra yaitu dengan tindakan
operasi atau pembedahan
6. Pembengkakan pada scrotum karena adanya benturan yang menyebabkan
infeksi, infeksi mengakibatkan inflamasi dan inflamasi mengakibatkan
bengkak
7. Cara menangani pembengkakan pada scrotum yaitu dengan mengompres
scrotum dengan air dingin untuk mengurangi pembengkakan.
8. Kadar leukosit tinggi karena adanya luka pada bladder dan menyebabkan
infeksi sehingga tubuh meningkatkan produksi leukosit untuk melawan
bakteri sehingga infeksi dapat teratasi
9. Hb pasien rendah karena pasien mengalami perdarahan sehingga nilai Hb
pasien turun
10. Selang DC tidak bisa masuk karena ada pembengkakan di saluran kemih
pasien
11. Tindakan yang dapat dilakukan selain pemasangan DC yaitu dengan
kateter suprapubic
12. Kontraindikasi pemasangan DC yaitu pasien dengan retensi urine,
hematuria, ruptur uretra
13. Laju pernafasan pasien cepat disebabkan karena adanya pendarahan yang
menyebabkan Hb turun dan O2 dalam darah berkurang, sehingga tubuh
akan menambah pasokan O2 dengan mempercepat laju pernafasan untuk
memenuhi kebutuhan O2
14. Pasien mendapat terapi oksigen agar pemenuhan kebutuhan oksigen di
otak tetap terpenuhi dan tidak terjadi syok
15. Penanganan pertama pada pasien di IGD yaitu penggolongan triase dan
initial assesment
Penggolongan : Triase Merah (gawat darurat)
Initial Assesment : C-A-B
a. Circulation
Akral : hangat
Sianosis : tidak
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Pucat : ya
Nadi : teraba 84 x/menit
Kelembaban kulit : lembab
Turgor : kembali ˂ 2 detik
Saturasi oksigen : 92 %
b. Airways
Tidak ada penyumbatan disaluran pernafasan
c. Breathing
Irama nafas : teratur
Suara nafas : tidak ada
Pola nafas : reguler
Penggunaan otot bantu nafas :-
Frekuensi nafas : 26 x /menit
16. Tanda gejala dari bladder trauma adalah fraktur tulang pelvis disertai
perdarahan, nyeri suprapubis, tidak bisa BAK, trauma tulang panggul
17. Patofisiologi secara anatomik kandung kemih atau bladder terletak
didalam rongga pelvis dilindungi oleh tulang pelvis sehingga jarang
mengalami cidera. Ruda paksa kandung kemih karena kecelakaan kerja
dapat menyebabkan fragmen patah tulang pelvis sehingga mencederai
buli-buli. Jika fraktur tulang panggul dapat menimbulkan kontusio atau
rupture kandung kemih tetapi hanya terjadi memar pada dinding buli-buli
dengan hematuria tanpa ekstravasasi urin. Ruda paksa tumpul juga dapat
menyeabkan ruptur buli-buli terutama bila kandug kemih penuh atau
terdapat kelainan patologik seperti tuberculosis, tumor atau obstruksi
sehingga rudapaksa kecil menyebabkan ruptur.
18. Komplikasi dari bladder trauma
a. Syok Sepsis karena adanya infeksi
b. Syok hipovilemik karena akibat perdarahan
c. Kematian
19. Pemeriksaan penunjang trauma bladder adalah USG, CT Scan,
Pemeriksaan darah lengkap
20. ASKEP
STEP 4
Mind Mapping
STEP 5
STEP 6
A. Pengkajian
Tanggal MRS : 29 Oktober 2019
Tanggal pengkajian : 29 Oktober 2019
Ruang : Dahlia
B. Data Subyektif
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. A
b. Umur : 41 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Alamat : Gombong
g. Status Perkawinan : Kawin
h. Pendidikan : SMA
i. Tanggal Masuk RS : 29 Oktober 2019
j. Tanggal Pengkajian : 29 Oktober 2019
k. Ruang : IGD
l. No. RM : 541234
4. Pengkajian Primer
a. Airways
Tidak ada penyumbatan disaluran pernafasan
b. Breathing
1) Irama nafas : peningkatan frekuensi nafas
2) Suara nafas : nafas dangkal
3) Pola nafas : takipneu, penggunaan otot
bantu nafas dan pernafasan cuping hidung
4) Frekuensi nafas : 26 x /menit
c. Circulation
1) Akral : dingin
2) Sianosis : Terdapat sianosis
3) Tekanan darah : 100/70 mmHg
4) Pucat : ya
5) Nadi : teraba 84 x/menit
6) Kelembaban kulit : lembab
7) Turgor : kembali ˂ 2 detik
8) Saturasi oksigen : 92 %
d. Disability
1) Tingkat kesadaran : composmetis
2) Nilai GCS : E3M5V5
3) Pupil : isokor
4) Diametes pupil : kanan 3 mm kiri 3mm
5) Respon Cahaya : kanan (+) kiri (+)
e. Exposure
1) Ada luka
Terdapat pembengkakan di area scrotum dan ekimosis diarea
scrotum dextra
2) Ada nyeri
Pengkajian nyeri
a) Profokatif : pasien mengatakan nyeri akibat trauma
pada saat jatuh dari sepeda
b) Paliatif : pasien mengatakan nyeri berkurang saat
beristirahat
c) Quality : seperti tertekan benda berat
d) Region/radiasi : area scrotum hingga pangkal paha
e) Skala : skala 9
f) Time : terus-menerus
5. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : abdomen
b. CT Scan : pelvis
c. Saturasi Oksigen : 92 %
d. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10.1 gr/dL
Leukosit : 16.000 sel/mm3
C. Data Objektif
1. Pemerikasaan Umum
Keadaan umum : Pembengkakan pada scrotum
Kesadaran : Komposmetis
GCS : E3M5V5
Tekanan darah : 100/70mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 37,4oC
Respirasi rate : 26 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Tidak ada jejas
b. Mata : Pupil isokor, diameter pupil kanan : 3 mm, kiri : 3 mm.
Konjungtiva anemis, sclera non icterik.
c. Hidung: Bentuk simetris, tidak ada perdarahan, terpasang oksigen
nasal kanul 2 liter/menit
d. Mulut : Bentuk simetris, tidak ada pendarahan, mukosa bibir
kering, gigi utuh.
e. Telinga: Bentuk simetris, bersih, tidak ada perdarahan, tidak ada
edema
f. Leher : Vena jugularis tidak ada pembesaran, vena karotis teraba
g. Dada
1) Paru-paru
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada jejas, frekuensi
nafas 26x /menit, irama nafas cepat
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultas : vesikuler
2) Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : redup
Auskultasi : S1 dan S2 normal
h. Abdomen
Inspeksi : terdapat jejas
Auskultasi : bising usus 3x/menit
Palpasi : ada nyeri tekan pada bagian suprapubis
Perkusi : bunyi pekak pada bagian suprapubis
i. Ektermitas atas: tangan kiri terpasang IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
j. Ektermitas bawah: berfungsi dengan baik.
k. Kulit : terdapat memar di vesika urinaria
l. Genetalia : tidak dapat berkemih, pembengkakan diarea
scrotum dan ekimosis diarea scrotum dextra
3. Program Terapi
E. Diagnosis Keperawatan
1) Hambatan eliminasi urine b.d penyebab multiple (trauma)
2) Resiko syok b.d sepsis
3) Nyeri akut b.d agen cedera fisik (trauma)
Senin, 29 Oktober 1 Monitor intake dan S : pasien mengatakan minum air 6x/
2019 output hari dengan gelas ukuran sedang
Pukul 10.00 O : pasien terlihat tidak pucat,
mukosa bibir lembab dan masih
terpasang infus
Senin, 29 Oktober 1 Mengajarkan keluarga S : keluarga mengatakan paham dan
2019 mengenai perawatan mampu melakukan perawatan
Pukul 10.05 kateter yang tepat kateter
O : kateter terlihat bersih dan urin
mengalir dengan lancar
Senin, 29 Oktober 2 Memonitor respon S : -
2019 kompensasi awal syok O : pasien terlihat warna kulit sedikit
Pukul 10.10 (misal : TTV, akral, kemerahan, akral dingin, tidak ada
warna kulit, mual dan mual dan muntah
muntah, kelemahan) TD = 110/70 mmHg
N = 76x/ menit
RR = 22x/ menit
S = 37,0oC
H. Evaluasi
Jumlah urine 1 2 3 4 5
Warna urine 1 2 3 4 5
Kejernihan urine 1 2 3 4 5
Darah terlihat dalam urine 1 2 3 4 5
Inkontensia urine 1 2 3 4 5
P : Lajutkan intervensi
- perawatan kateter suprapubic
- memonitor balance cairan
2. Senin, 29 Oktober 2 S:-
2019 O : pasien terlihat tidak pucat dan akral normal
Pukul 13.00 Leukosit = 14.000 sel/mm3
Hb = 10.1 gr/ dL
TD = 110/70 mmHg
N = 78x/ menit
RR = 22x/ menit
S = 37,0oC
A : Masalah keperawatan resiko syok sepsis teratasi
sebagian
Keparahan syok : Sepsis (0421)
Indicator Skala
Meningkatnya laju pernafasan 1 2 3 4 5
Sesak nafas 1 2 3 4 5
Penurunan keluaran urine 1 2 3 4 5
Meningkatnya suhu tubuh 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Akral dingin dan kulit 1 2 3 4 5
kemerahan
P : Lanjutkan intervensi
- memonitor tanda-tanda syok
- pemberian antibiotic
3. Senin, 29 Oktober 3 S : pasien mengatakan
2019 P:
Pukul 13.00 Profokatif :pasien mengatakan nyeri akibat trauma pada saat
jatuh dari sepeda
Paliatif :pasien mengatakan nyeri berkurang saat beristirahat
Q : seperti tertekan benda berat
R : area scrotum hingga pangkal paha
S : skala 7
T : terus menerus
O : pasien terlihat kesakitan
A : Masalah keperawatan nyeri akut teratasi sebagian
Kontrol Nyeri (1605)
Indicator Skala
Mengenali kapan nyeri 1 2 3 4 5
terjadi
Faktor penyebab 1 2 3 4 5
Melaporkan nyeri yang 1 2 3 4 5
terkontrol
Menggunakan analgesic 1 2 3 4 5
yang direkomendasikan
P : Lanjutkan intervensi
- managemen nyeri
- pemberian analgesic
Keterangan :
: Sebelum
: Sesudah