Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM VI

GENETIKA
(ABKC 2403)

“SIKLUS HIDUP LALAT BUAH (DROSOPHILLA SP)”

Disusun Oleh :
Eka Nur Wahyuni
1710119120007
Kelompok VI A

Asisten Dosen :
Aulia Rahmah
Zainudin, S.Pd.

Dosen Pengasuh :
Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd
Drs. Bunda Halang, MT
Riya Irianti, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
APRIL 2019
PRAKTIKUM VI

Topik : Siklus hidup lalat buah (Drosophilla sp)


Tujuan : Untuk mengetahui perkembangan dan tahapan hidup lalat buah
Hari/ tanggal : Kamis-Rabu/ 18-24 April 2019
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. Alat tulis
2. Baki
3. Kertas saring untuk membungkus kaca benda
4. Kaca benda
5. Blender
6. Plastik transparan
7. Botol selai
8. Karet gelang
B. BAHAN
1. Pisang yang sudah dihaluskan
2. Lalat buah (Drosophilla sp.)

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mensterilkan alat dan bahan dengan cara membersihkannya dengan
alkohol.
3. Memasukan pisang ke dalam blender, yang sebelumnya pisang tersebut
ditimbang
4. Mengaduk dan meletakkan bahan yang sudah halus tadi ke dalam botol
selai, memasukkan kertas saring sesuai dengan ukuran botol selai,
kemudian meletakkan kaca benda yang sudah dibungkus dengan kertas
saring.
5. Memasukkan lalat buah (Drosophilla sp) ke dalam botol selai tadi,
kemudian metutup permukaan botol dengan plastik yang diberi lubang
kecil kemudian mengikat dengan gelang karet.
6. Mengamati perubahan yang terjadi pada biakan selama 7 hari dan
mencatat perubahan yang terjadi.
III. TEORI DASAR
Makhluk hidup di dunia beraneka ragam sehingga cara penentuan sifat
kelaminnya pun berbeda-beda. Lalat buah (Drosophilla sp) merupakan lalat
yang suka sekali mengerumuni buah yang masak ini banyak digunakan dalam
penelitian Genetika, oleh karena mudah didapat di alam, mudah dipelihara
dan tidak memerlukan tempat yang luas cukup dalam botol saja serta
mempunyai silkus hidup yang pendek yaitu sekitar 14 hari saja. Sehingga
dalam waktu yang singkat sudah dapat diketahui keturunannya bila diadakan
percobaan perkawinan oleh karena hanya mempunyai 8 kromosom sehingga
mudah untuk melakukan perhitungan.
Seperti pada serangga umumnya, lalat buah yang betina mempunyai
ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan yang yang jantan. Inti sel
tubuh mengandung 8 kromosom yang terdiri dari 6 (3 pasang) autosom yaitu
kromosom yang bentuk dan ukurannya sama pada lalat betina maupun jantan
dan 2 (1 pasang) kromosom kelamin atau seks kromosom.
Pada makhluk hidup biasanya terdapat suatu daur hidup ini
mempunyai tahapan atau fase-fase tertentu dalam perkembangannya. Adapun
dari daur hidup lalat buah adalah :
a. Telur
Lalat buah yang dewasa akan bertelur pada hari kedua dari pupa dan
berkembang selama lebih kurang 1 minggu. Telur tersebut berbentuk
lonjong, luarnya dilapisi oleh selaput berbentuk tipis kuat dan disebut
chondrian dari bagian ujung anterior terdapat dua tangkai kecil seperti
sendok yang ringan.

b. Pupa
Ketika pupa bagian kepala dan sayap mulai terbentuk, pupa yang
seperti ini biasanya disebut dengan instar keempat. Kemudian menjadi
susunan yang lebih sempurna dengan bagian kepala, susunan sayap dan
kaki-kakinya. Selama masa pupa mereka lebih banyak tidur dalam jaringan
daripada masa embrio. Perkembangan atau kelangsungan dari hidup pupa
merupakan kekuatan untuk mencapai kedudukan untuk menjadi dewasa.
Pelepasan jaringan larva menyebabkan terjadinya perpindahan materi dan
energi untuk peerkembangan selanjutnya yang lebih sempurna pada
peristiwa metabolisme.
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
No Hari/ Tanggal Jam ∑ Perubahan Keterangan
(WITA)
1. Kamis/18 April 2019 10.00 6 ♂=3 Semua hidup
♀=3
21.00 6 ♂=3 Semua hidup
♀=3
2. Jum’at/ 19 April 2019 10.00 6 ♂=3 Semua hidup
♀=3

21.00 6 ♂=3 Semua hidup,


♀=3 terdapat 4 larva
4 larva
3. Sabtu/ 20 April 2019 10.00 5 ♂=3 5 hidup, 1 mati,
♀=2 terdapat 3 larva dan 1
3 larva dan 1 pupa pupa

21.00 6 ♂=3 5 hidup, 1 mati,


♀=2 terdapat 3 larva dan 1
1 individu baru individu baru
dan 3 larva
4. Minggu/ 21 April 2019 10.00 6 ♂=3 5 hidup, 1 mati,
♀=2 terdapat 2 pupa dan 1
1 individu baru individu baru
dan 2 pupa

21.00 6 ♂=3 5 hidup, 1 mati,


♀=2 terdapat 2 pupa dan 1
1 individu baru individu baru
2 pupa

5. Senin/ 22 April 2019 10.00 7 ♂=3 5 hidup, 1 mati,


♀=2 terdapat 1 pupa dan 2
2 individu baru individu baru
dan 1 pupa
21.00 7 ♂=3 5 hidup, 1 mati,
♀=2 terdapat 1 pupa dan 2
2 individu baru individu baru
1 pupa
6. Selasa/ 23 April 2019 8.30 5 ♂=2 3 hidup, 3 mati,
♀=1 terdapat 1 pupa dan 1
2 individu baru individu baru
1 pupa
21.00 5 ♂=2 3 hidup, 3 mati,
♀=1 terdapat 1 pupa dan 2
2 individu baru individu baru
1 pupa

7. Rabu/ 24 April 2019 8.30 5 ♂=2 3 hidup, 3 mati,


♀=1 terdapat 1 pupa dan 2
2 individu baru individu baru
1 pupa

21.00 5 ♂=2 3 hidup, 3 mati,


♀=1 terdapat 1 pupa dan 2
2 individu baru individu baru
1 pupa
B. Foto Pengamatan
1. Lalat Buah (Drosophilla sp.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

2. Larva (Drosophilla sp.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

3. Pupa (Drosophilla sp.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

C. Foto Literatur
(Nature. 2013)

V. ANALISIS DATA
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Species : Drosophila sp
(Sumber : Jumar, 1997)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, lalat buah
mempunyai siklus hidup yang relatif pendek kurang lebih satu minggu. Oleh
karena itu lalat Drosophila sp banyak digunakan dalam penelitian. Selain
siklus hidup yang pendek juga karena mudah sekali untuk mendapatkannya,
mudah dipelihara dan tidak memerlukan tempat yang luas, cukup dalam botol
saja. Dalam waktu yang singkat kita sudah bisa mengetahui keturunannya
bila diadakan percobaan perkawinan karena hanya mempunyai 8 kromosom.
Pada hari pertama, Kamis/18 April 2019 kami menghaluskan buah
pisang tanpa tambahan air yang kemudian dimasukkan ke dalam botol selai
bersih. Kemudian memasukkan kaca benda yang sudah dibungkus dengan
kertas saring ke dalam botol selai dengan posisi dimiringkan. Buah pisang
yang telah dihaluskan berfungsi untuk makanan lalat buah ketika berada
didalam medium buatan (botol selai), sedangkan kaca benda yang telah
dilapisi kertas saring berfungsi untuk tempat lalat buah meletakkan telurnya.
Kemudian, secara hati-hati kami memasukkan 6 ekor lalat buah hidup (3 ekor
jantan dan 3 ekor betina) ke dalam botol selai dan botol tersebut langsung
ditutup dengan plastik transparan yang diikat dengan karet gelang. Plastik
transparan kemudian ditusuk-tusuk dengan menggunakan jarum pentul pada
bagian permukaannya, sehingga terdapat lubang-lubang kecil untuk
mempermudah masuknya oksigen ke dalam botol selai agar lalat tetap dapat
bernapas.
Pada pengamatan hari kedua, Jum’at/ 19 April 2019 kami melakukan
pengamatan sebanyak dua kali, pengamatan pertama di pagi hari sekitar pukul
10.00 WITA dan berdasarkan pengamatan diketahui bahwa jumlah lalat buah
yang semula berjumlah 6 ekor (3 ekor jantan dan 3 ekor betina) jumlahnya
tetap artinya tidak ada lalat yang mati. Kemudian dilakukan lagi pengamatan
pada malam hari sekitar pukul 21.00 WITA, hasilnya diketahui bahwa pada
toples ditemukan adanya larva berjumlah sekitar 4 ekor.
Pada pengamatan hari ketiga, Sabtu/ 20 April 2019, kami juga
melakukan pengamatan selama dua kali dalam satu harinya. Yang pertama
pengamatan sekitar pukul 10.00 WITA, berdasarkan hasil pengamatan terlihat
adanya 3 larva dan satu pupa, sedangkan pada lalat dewasa yang betina mati
satu sehingga hanya tersisa 2 lalat betina dewasa. Kemudian pengamatan
pada malam hari sekitar pukul 21.00 WITA terlihat adanya perubahan pada
pupa yang berubah menjadi lalat muda.
Pada pengamatan hari keempat. Minggu/ 21 April 2019, kami juga
melakukan pengamatan selama dua kali dalam satu harinya. Yang pertama
pengamatan sekitar pukul 10.00 WITA, berdasarkan hasil pengamatan terlihat
adanya 2 pupa dan satu individu baru, sedangkan pada lalat dewasa masih
tersisa 5 ekor yaitu 3 jantan dan 2 betina. Kemudian pengamatan pada malam
hari sekitar pukul 21.00 WITA tidak terlihat adanya perubahan, keadaan sama
seperti di pagi hari.
Pada pengamatan hari kelima, Senin/ 22 April 2019, kami juga
melakukan pengamatan selama dua kali dalam satu harinya. Yang pertama
pengamatan sekitar pukul 10.00 WITA, berdasarkan hasil pengamatan terlihat
adanya 1 pupa dan dua individu baru, sedangkan pada lalat dewasa masih
tersisa 5 ekor yaitu 3 jantan dan 2 betina. Kemudian pengamatan pada malam
hari sekitar pukul 21.00 WITA tidak terlihat adanya perubahan, keadaan sama
seperti di pagi hari.
Pada pengamatan hari keenam, Selasa/ 23 April 2019, kami juga
melakukan pengamatan selama dua kali dalam satu harinya. Yang pertama
pengamatan sekitar pukul 10.00 WITA, berdasarkan hasil pengamatan terlihat
adanya 1 pupa dan dua individu baru, sedangkan pada lalat dewasa masih
tersisa 3 ekor yaitu 2 jantan dan 1 betina. Kemudian pengamatan pada malam
hari sekitar pukul 21.00 WITA tidak terlihat adanya perubahan, keadaan sama
seperti di pagi hari.
Pada pengamatan hari ketujuh, Rabu/ 24 April 2019 kami juga
melakukan pengamatan selama dua kali dalam satu harinya. Yang pertama
pengamatan sekitar pukul 10.00 WITA, berdasarkan hasil pengamatan terlihat
adanya 1 pupa dan dua individu baru, sedangkan pada lalat dewasa masih
tersisa 3 ekor yaitu 2 jantan dan 1 betina. Kemudian pengamatan pada malam
hari sekitar pukul 21.00 WITA tidak terlihat adanya perubahan, keadaan sama
seperti di pagi hari. Pada hari ini tidak terlihat adanya perubahan dari hari
sebelumnya.
Menurut literatur, Drosophila sp. merupakan salah satu serangga yang
paling umum di kenal dan digunakan untuk penelitian-penelitian.
Metamorfosis pada Drosophila sp. termasuk metamorfosis sempurna, yaitu
dari telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago.
Lalat buah (Drosohilla sp.) baru akan kawin setelah berumur 8 jam.
Dengan demikian, hewan betina sudah dapat bertelur keesokan harinya.
Seekor Drosohilla sp. betina sanggup menghasilkan sekitar 50-75 butir telur
sehari sekitar 400-500 telur dalam 10 hari. Telur tersebut berwarna putih susu,
bentuk bulat panjang berukuran sekitar 0,5mm2 (Yatim, 1996). Perkembangan
dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode.
Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada
saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih
24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan.
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut
perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva,
pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi
lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa
(Campbell, 2002).
Pada makhluk hidup biasanya terdapat suatu daur hidup yang
mempunyai tahapan atau fase-fase tertentu dalam perkembangannya. Adapun
dari daur hidup lalat buah adalah :
a) Telur
Lalat buah yang dewasa akan bertelur pada hari kedua dari pupa dan
berkembang selama lebih kurang 1 minggu. Telur tersebut berbentuk
lonjong, luarnya dilapisi oleh selaput berbentuk tipis kuat dan disebut
chondrian dari bagian ujung anterior terdapat dua tangkai kecil seperti
sendok yang ringan.
b) Pupa
Ketika pupa bagian kepala dan sayap mulai terbentuk, pupa yang
seperti ini biasanya disebut dengan instar keempat. Kemudian menjadi
susunan yang lebih sempurna dengan bagian kepala, susunan sayap dan
kaki-kakinya. Selama masa pupa mereka lebih banyak tidur dalam jaringan
daripada masa embrio. Perkembangan atau kelangsungan dari hidup pupa
merupakan kekuatan untuk mencapai kedudukan untuk menjadi dewasa.
Pelepasan jaringan larva menyebabkan terjadinya perpindahan materi dan
energi untuk peerkembangan selanjutnya yang lebih sempurna pada
peristiwa metabolisme.
Lalat buah (Drosohilla sp) baru akan kawin setelah berumur 8 jam.
Dengan demikian, hewan betina sudah dapat bertelur keesokkan harinya.
Seekor Drosohilla sp betina sanggup menghasilkan sekitar 50-75 butir
telur sehari sekitar 400-500 telur dalam 10 hari. Telur tersebut berwarna
putih susu, bentuk bulat panjang berukuran sekitar 0,5 mm2 (Yatim,1996).
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri
dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat
fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi
dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak
berhenti-berhenti untuk makan. Periode kedua adalah periode setelah
menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan
perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara
seksual terjadi pada saat dewasa (Campbell,2002).
Menurut Nino (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila sp diantaranya sebagai berikut:
1. Suhu Lingkungan
Drosophila sp mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi
ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada
suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal.
Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat
yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh
akan steril.
2. Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila sp yang dikeluarkan akan menurun apabila
kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan
akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk
pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi
individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat
menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga
dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva
betina.
3. Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup
dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di
dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang
saja. Pada Drosophila dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup
ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang
lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan
menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah
kematian pada individu dewasa.
4. Intensitas Cahaya
Drosophila lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan
mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang
gelap.
VI. KESIMPULAN
1. Drosophila sp banyak digunakan dalam penelitian termasuk penelitian
siklus hidup, karena siklus hidup Drosophila yang pendek. Selain itu juga
karena lalat ini mudah untuk didapatkan, mudah dipelihara dan tidak
memerlukan tempat yang luas, cukup dalam botol saja.
2. Metamorfosis pada Drosophila sp termasuk metamorfosis sempurna, yang
ditandai dengan perubahan morfologi dari telur, larva, pupa hingga
imago. Metamorfosis lalat buah dapat dilihat selama 7 hari pengamatan.
3. Dari 6 lalat dewasa (3 jantan dan 3 betina) pada pengamatan terakhir yaitu
pada hari ketujuh menghasilkan 2 individu baru dan 1 pupa, juga
menyisakan 3 lalat dewasa.
4. Faktor yang menyebabkan perkembangan lalat buah sangat cepat pada
pengamatan adalah suhu lingkungan, ketersediaan media makanan, tingkat
kepadatan botol pemeliharaan dan intensitas cahaya.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Campbell, Neil A. and Reece, Jane B. 2002. Biologi Jilid II Edisi Lima.
Jakarta : Penerbit Erlangga.

Halang, Bunda., Zaini, Muhammad. 2017. Penuntun Praktikum Genetika.


Banjarmasin : PMIPA FKIP ULM.

Jumar. 1997. Entomologi Pertanian. Jakarta : Rineka Cipta.

Nature. 2013. Siklus Hidup Drosophila sp. http://natureisalam.blogspot.co.id/


Diakses pada tanggal 30 April 2019

Suryo,1996. Genetika Manusia. Yogyakarta : Fakultas Biologi UGM.

Yatim, Wildan. 1996. Genetika. Bandung : Penerbit Tarsito

Anda mungkin juga menyukai