Anda di halaman 1dari 23

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Pembangunan Jaringan Pemanfaatan Air Baku Lumbung


Air Baku Sukodono di Kabupaten Gresik
Tahun Anggaran : 2019
Waktu Pelaksanaan : 270 hari kalender

Metode pelaksanaan ini dibuat untuk memberikan gambaran dan penjelasan mengenai tinjauan
umum, sistem dan urutan pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Jaringan Pemanfaatan Air Baku
Lumbung Air Baku Sukodono di Kabupaten Gresik. Metode pelaksanaan ini memberikan
penjelasan dari persiapan pekerjaan, pelaksanaan sampai serah terima pekerjaan.

1. Tinjauan Umum
1.1 Manajemen Proyek
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil yang
sudah berpengalaman, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar
terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga
kerja yang akan diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan
tenaga-tenaga Profesional yang telah dibina kemampuan dan produktifitasnya dalam
pelaksanaan serupa.
a. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Manager Proyek,
dibantu oleh beberapa tenaga staf dan tenaga Pelaksana Lapangan yang sesuai dengan
bidang pekerjaannya beserta pembantu-pembantunya.
b. Koordinasi
Manager Proyek memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik
dan lain-lain.
Secara organisasi perusahaan, Manager Proyek bertanggung jawab langsung kepada
Direksi. Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan
dengan lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang
ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan.

1.2 Metode Pencapaian Sasaran


Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik, dimana perusahaan kami
sebagai badan usaha di bidang Usaha jasa konstruksi selalu mengendalikan resiko terhadap
keselamatan-kesehatan kerja, Lingkungan dan mutu dengan cara menerapkan Sistem
Manajemen untuk memenuhi Kepuasan Stakeholders sebagai bentuk komitmen tersebut,
Manajemen selalu :
- Memenuhi Peraturan perundangan & persyaratan lain yang berlaku.
- Mencegah cidera, sakit akibat kerja & pencemaran lingkungan.
- Memberikan pelatihan, menyediakan tempat dan sarana kerja yang sehat, aman &
nyaman kepada seluruh karyawan.
a. Sistem Pengendalian Proyek
Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan dalam
bentuk daftar-daftar isian ( formulir-formulir ) pengendalian, yang mengacu pada jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang berupa barchart. Program utama yang telah dituangkan di
dalam barchart tersebut, di lapangan dijabarkan lagi secara lebih terinci. Dibuat program
mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftar-daftar isian (formulir-formulir)
laporan kegiatan pekerjaan. Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dibuat
metoda kerja yang rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan (shop
drawing) yang mudah dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat didalam
pelaksanaan pekerjaan. Dengan sarana-sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai
seperti yang diharapkan.
Pengendalian Proyek diterapkan dengan :
1. Pengendalian Waktu
- Perencanaan dan Monitoring Master Schedule, Schedule Bahan, Schedule Alat.
- Perencanaan dan Monitoring schedule detail dan schedule mingguan.
2. Pengendalian Mutu
- Perencanaan dan pengendalian gambar
- Pelaksanaan Inspeksi dan Test dan penanganannya
- Pelaksanaan Audit Mutu Internal
3. Pengendalian Biaya
- Perencanaan design yang mantap.
- Bekerja sekali jadi, tidak ada rework.
- Pembuatan data administrasi yang tertib dan tepat.
b. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta
sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan yakni Biaya Hemat, Mutu Akurat dan Waktu Tepat.
c. Bahan
Material-material tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian, dan
pada produk tertentu pabrikan diminta menunjukkan sertifikat uji test yang pernah
dilakukan yang masih berlaku untuk menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan. Material harus sudah didatangkan sebelum jadwal pemakaian, sehingga
tidak terjadi keterlambatan pekerjaan hanya karena material belum datang.
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas;
a. Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
b. Tenaga operasional lapangan terdiri dari pelaksana, pengawas, mekanik dan
operator.
c. Pekerja (labour).
Tenaga inti yang digunakan, merupakan tenaga pilihan yang sering menangani
proyek-proyek besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.
d. Pengamanan (security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, kami akan menyediakan tenaga
keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas untuk :
1. Pengawasan terhadap para pekerja
2. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
3. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang
para pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung
pemadam kebakaran yang mudah dicapai, baik ditempat pekerjaan maupun di
kantor proyek.
4. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti
helm kerja, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan jika dipersyaratkan.
5. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-
tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu kegiatan proyek.
6. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
7. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ ancaman dari
pihak luar, serta mencegah kemungkinan terjadinya keributan dilingkungan
proyek.
8. Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan.
Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam
kegiatan proyek, akan dibentuk unit K-3 yang akan membuat program seperti
tersebut di atas dan akan diawasi oleh tenaga security.
e. Pengendalian Mutu ( Quality Control )
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) dengan cara melakukan
pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Alat-alat
ukur secara berkala dikalibrasi agar selalu dapat berfungsi dengan akurat. Peralatan yang
lain setiap selesai digunakan dibersihkan dan bagian-bagian yang perlu secara berkala
dilumasi. Setiap bagian diperiksa barangkali ada suku cadang yang perlu atau sudah
waktunya diganti agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik selama digunakan
dan tidak mengalami kerusakan secara tiba-tiba ditengah-tengah pelaksanaan pekerjaan.
Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggung jawabnya langsung,
kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasi oleh bagian
teknik. Secara skematis metode pengendalian sebagai berikut :

Dalam pelaksanaan nanti akan dipakai form-form berikut yang jika diperlukan maka akan
kami kirimkan,
1) IMTP : 1. Mampu Telusur Bahan Masuk
2. Mampu Telusur Benda Uji
3. Mampu Telusur Hasil Tes Benda Uji
4. Mampu Telusur proses
2) IT : 1. Registrasi Inspeksi dan Tes
2. Daftar Kriteria Keberterimaan Bahan/Produk
3. Pelaksanaan Inspeksi dan Tes
4. Persetujuan Penerimaan Bahan / Produk Yang Mendesak
5. Registrasi Penggunaan Bahan/Produk Yang Mendesak
6. Daftar Simak Verifikasi Catatan Inpeksi & Tes
3) KS : 1. Laporan Ketidaksesuaian
2. Registrasi Ketidaksesuaian
4) PP : Pengendalian Proses
f. Manajemen Lingkungan
Dalam rangka meningkatkan kinerja yang secara umum, Sistem Manajemen Lingkungan
adalah sebagaimana tergambar/terdeskripsi dalam skema berikut ini :

1) Perencanaan

2) Pelaksanaan
3) Pemantauan

4) Perbaikan dan Peningkatan

Proses Pendukung :
a. Sumber daya, tugas, tanggung jawab & wewenang
b. Kompetensi, pelatihan & pemahaman
c. Komunikasi
d. Dokumentasi
e. Pengendalian dokumen
f. Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan & pengesahan
g. Pengendalian catatan
g. Sarana kerja
Meliputi Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan, Kemudahan akses
Terpenuhinya alat kerja, Kemudahan mobilitas dan komunikasi

h. Schedule Pekerjaan
Schedule kerja dibuat berdasarkan asumsi, logika yang benar dan berdasarkan data-data
yang sangat terbatas pada saat ini. Schedule dan urutan kerja dalam bentuk barchart dan
network planning.

i. Laporan
Kami menyusun dan menyerahkan laporan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :
1. Laporan harian yang berisi laporan yang mencatat seluruh rencana dan realisasi
aktivitas pekerjaan harian.
Laporan harian berisi :
a. Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;
b. Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
c. Jenis, jumlah, dan kondisi peralatan di lapangan;
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
f. Hasil inspeksi/pengawasan/patroli K3 dan lingkungan;
g. Kejadian insiden/kecelakaan atau penyakit akibat kerja, jika ada, dan tindak
lanjutnya;
h. Catatan lain yang dianggap perlu.
2. Laporan Mingguan, yang berisi terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan mingguan, hasil inspeksi K3, mutu, dan lingkungan
termasuk tindak lanjutnya, serta catatan lain yang dianggap perlu.
3. Laporan bulanan, terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan
fisik pekerjaan bulanan,termasuk hasil pelaksanaan RK3K, program mutu dan
lingkungan.
4. Untuk kelengkapan laporan, membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan
danevaluasi pencapaian sasaran K3, mutu dan lingkungan, termasuk rekomendasi
untuk peningkatan kinerja K3, mutu dan lingkungan.
5. Shop drawing
a. Membuat shop drawing yang terdiri dari gambar kerja lengkap sesuai dengan
kondisi lapangan untuk semua pekerjaan serta detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar rencana atau yang diminta Direksi Teknis/Lapangan. Shop
drawing mencantumkan dan menggambarkan semua data yang diperlukan.
b. Semua dokumen gambar dibuat dengan menggunakan software CAD.
c. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi Teknis/Lapangansebelum
pelaksanaan pekerjaan.
6. As Built Drawing
a. Setelah pekerjaan selesai kami akan menyerahkan As build drawing yang
menunjukan gambar yang terpasang disertai perubahannya bila ada, paling lambat
14 (empat belas) hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan.
b. Semua dokumen gambar dibuat dengan menggunakan software CAD.
c. Dokumen pekerjaan terlaksana/terpasang (as built documents) yang diserahkan
kepada pengguna pekerjaan konstruksi pada saat serah terima akhir pekerjaan
adalah termasuk dokumen hasil proses manajemen risiko K3 Perancangan dan
Pelaksanaan serta SOP K3 Pemanfaatan Bangunan/Konstruksi.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Pembangunan Jaringan Pemanfaatan Air Baku Lumbung Air Baku
Sukodono di Kabupaten Gresik secara garis besar sesuai dengan dokumen pengadaan barang dan
jasa adalah sebagai berikut :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku
1. Pengadaan dan Pemasangan Elektrikal / Hidromekanikal
2. Perlintasan Jalan 1 (PJ.1) – Dia.300mm L=10m
3. Perlintasan Jalan 1 (PJ.2) – Dia.250mm L=10m
4. Perlintasan Jalan 1 (PJ.3) – Dia.200mm L=10m
5. Perlintasan Jembatan Pipa - Dia.300mm B=15m
6. Perlintasan Jembatan Pipa - Dia.200mm B=15m
7. Peembangunan Air Valve - 5 unit
8. Pekerjaan Washout – 5 unit
9. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa Distribusi Air Baku
- Pipa HDPE SDR. 21 PN8 dia. 315mm
- Pipa HDPE SDR. 21 PN8 dia. 250mm
- Pipa HDPE SDR. 21 PN8 dia. 150mm
- Pipa HDPE SDR. 21 PN8 dia. 110mm
- Accessories pipa
- Pekerjaan trush blok
10. Pekerjan Reservoir Kap.15m3 – 10 unit

1. Pekerjaan Persiapan
Lingkup pekerjaan persiapan meliputi :
1. Melakukan Mobilisasi baik peralatan maupun personil (tenaga) yang akan ditugaskan
dilapangan/dilokasi Pekerjaan
2. Pembuatan direksi kit
Menyiapkan Kantor Lapangan / Direksi Keet yang memenuhi syarat / layak dipakai lengkap
dengan perlengkapan Kantor
3. Dewatering
Ada beberapa sistem dewatering yang bisa diterapkan dalam pekerjaan ini yaitu :
- Sistem pompa biasa dengan kapasitas sesuai kebutuhan
- Sistem pompa submersible dengan kapasitas menyesuaikan
- Sistem bertingkat
- Sistem pengalihan aliran / sodetan
Metode pelaksanaan system pompa :
- Lobang galian yang tergenang siap dipompa
- Buat sumuran dipinggir galian yang posisinya lebih rendah dari elevasi galian
yang ada dan terletak di luar area bangunan
- Penempatan pompa dibuat yang strategis agar tidak mengganggu operasi
pekerjaan lainnya
- Apabila lubang galian cukup dengan panjang selang air, maka pompa cukup
diletakkan dipermukaan tanah
- Sistem pemompaan dimual sebelum jam kerja, sampai kering sehingga
peleksanaan pekerjaan tidak kehilangan waktu
Metode dengan pompa submersible
- Buat sumuran seperti system pompa biasa , ukurannya lebih besar
- Pompa dibuatkan tempat dari drum atau sejenisnya untuk menggantungkan
pompa submersible
- Kedudukan pompa setelah digantung dalam rakit, dimasukan ke lobang galian
- Apabila sudah kering, pompa dimatikan. Dan dihidupkan kembali jika diperlukan
Metode sistem betingkat
- system ini dilakukan apabila galian cukup dalam dilereng tebing sehingga pompa
penghisap pembuang tidak bias mencapai daerah pembuangan
- Pada daerah pembuangan awaldibuat bak penampung
- Dari bak penampung, dipmpa lagi hingga pembuangan kedua dan seterusnya.
Metode pengalihan air / sodetan
- Hal ini bias dilaksanakan apabila elevasi galian disekitar lebih rendah dan sulit
untuk mengeringkan
Peralatan dewatering :
- Pompa air
- Pompa submersible
- Selang hisap dan selang buang

4. Papan nama proyek


Menyiapkan papan nama proyek yang berisi informasi mengenai paket pekerjaan yang akan
dilaksanakan, dan dipasang pada lokasi dapat dilihat oleh masyarakat sekitar pekerjaan.
5. Pengukuran
Pekerjaan pengukuran berupa pengukuran jalur pipa dari titik STA-0 sampai titik terakhir
jalur pemasangan pipa. Acuan dari pekerjaan pengukuran ini adalah gambar kontrak yang
sudah disediakan oleh direksi pekerjaan. Sebelum melaksanakan pengukuran, rencana kerja
pengukuran ini harus dikoordinasikan oleh pihak direksi dan pada waktu pengukuran harus
melibatkan pengawas pekerjaan untuk mendapatkan arahan atau petunjuk jalur pipa. Dari
hasil pengukuran itu, data ukur dibuat dan dibukukan sebagai data gambar pengukuran jalur
pipa. Gambar yang dihasilkan dari data pengukuran itu adalah gambar potongan memanjang
jalur pipa, potongan melintang dan trace jalur pipa. Lengkap dengan data data dari hasil
pengukuran. Kemudian data dan gambar diajukan ke direksi pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan
6. Rambu rambu peringatan dan perlengkapan K3
- Meyiapkan rambu rambu peringatan yang nantinya akan dipasang pada lokasi
pekerjaan sebagai tanda peringatan untuk menjaga keamanan masyarakt yang
melintas dilokasi pekerjaan.
- Melengkapi setiap personil yang ada dilokasi pekerjaan dengan Alat Pelindung Diri
(APD)

2. Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi Air Baku


Pekerjaan ini meliputi:
1. Pengadaan dan Pemasangan Elektrikal / Hidromekanikal.
Pelaksanaan pekerjaan ini berupa pengadaan Pompa + Electric Motor 30 Lt/Det, 20 M, 11
KW beserta panel dan accessories pipa yang akan dipasang pada instalasi pompa.
Metode pelaksanaan :
- Dalam pekerjaan pengadaan Pompa + Electric Motor 30 Lt/Det, 20 M, 11 KW beserta
panel dan accessories terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Direksi Lapangan
mengenai jenis barang yang akan didatangkan disertai brosur, sertifikasi pabrikan untuk
bisa disetujui sesuai persyaratan pada spesifikasi teknik.
- Pengiriman barang
Apabila sudah disetujui maka kontraktor bisa mendatangkan barang yang dimaksud ke
lapangan dengan cara pengangkutan dengan truck melalui jalan darat (dari Distributor ke
Gresik) dengan hati hati agar tidak terjadi kerusakan kerusakan baik dalam perjalanannya
maupun dalam bongkar muat (handling care) dilapangan.
Untuk menghindari kerusakan barang seperti Water meter,Gate Valve maupun Pompa
harus di packing dahulu dengan peti dari kayu yang kuat dan diberi nomor/label jenis
barang dan tiap peti harus disegel.
Peralatan yang kecil seperti kabel kabel, remote, benda elektrikal lainnya dipisah dalam
peti yang tersendiri dan diberi tanda.
Sebelum berangkat dibuat Surat Pengantar dan Faktur pengiriman barang berupa item
jenis barang dan banyaknya sesuai dengan jenis barang dan volume dalam kontrak serta
Surat Jalan untuk kendaraan pengangkut .
Sementara juga oleh Tenaga teknisi disiapkan Surat Berita Acara Serah Terima Barang
dari Penyedia Jasa (Kontraktor) kepada Pengguna Jasa (direksi/Panitia Penerima Barang)
- Penurunan/Penempatan barang di lokasi
Setibanya di lokasi, Tenaga Teknisi yang mengawal kendaraan pengangkut barang lapor
Kepada Direksi Pengawas dan Panitia Penerima Barang kedatangan barang tersebut
dengan menyerahkan Surat Pengantar dan faktur pengiriman.Kemudian dengan bersama
sama memeriksa kuantiti barang yang jumlahnya harus sesuai dengan Surat Pengiriman.
Setelah jumlahnya sesuai, maka barang tersebut bisa diturunkan di lokasi gudang yang
sudah ditunjuk atau ditentukan.
Penurunan barang harus hati hati agar tidak terjadi benturan atau kerusakan dengan
menggunakan Fork Lift atau Tripot yang diberi Chain Block kapasitas 3 ton dengan
tenaga kerja sebanyak 8 0rang.
Barang yang diturunkan langsung dibawa masuk kedalam gudang yang disiapkan,
disusun secara beraturan dan tidak boleh ditumpuk.
Setelah barang berada didalam gudang, maka secara bersama Tenaga teknis Penyedia Jasa
dan Direksi Pengawas/Panitia Penerima Barang memeriksa kembali.
- Pemasangan pompa
Pemasangan pompa dapat dilaksaakan setelah dudukan pompa selesai dilakasnakan.
Dudukan pompa berupa cor beton dengan tulangan. Elevasi dudukan pompa harus rata /
waterpass.
Pemasangan atau install pompa dikerjakan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman
dan di supervisi dari pihak supplier atau distributor pompa
2. Penyambungan listrik 23 KVA(BP+UJL+SLO)
Penyambungan dilaksanakan oleh rekanan yang sudah ditunjuk dari PLN yang
mempunyai sertifikat dalam hal pekerjaan listrik.
Setelah mendapatkan ijin dari PLN, pekerjaan penyambungan dapat dilaksankan dengan
menarik kabel dari panel induk yang sudah ditentukan oleh pihak PLN ke rumah pompa.
3. Pembangunan IPA Kapasitas 30lt/dt
Metode pelaksanaan :
1. Pekerjaan Persiapan
- Pengukuran kembali atau Setting out lokasi pekerjaan.
- Pembuatan Papan Nama Proyek dan Rambu-Rambu yang diperlukan.
- Pengadaan alat-alat kantor dan alat-alat bantu untuk penunjang Proyek.
- Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan berikut tenaga kerja.
- Soft Drawing
Sebelum pelaksanaan pekerjaan maka dilakukan pengukuran ulang di lapangan meng
update data volume pekerjaan terbaru sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan, terutama site
plant lokasi IPA
Peralatan yang digunakan
- Alat Pengelasan
Alat Pengelasan dapat menggunakan mesin las portable (mesin diesel) ataupun Trafo
ks listrik dengan menggunakan Power dari PLN atau Genset.
Alat ini digunakan untuk mengelas plat-plat, pipa-pipa atau bahan dari besi lainnya,
aplikasi pengelasan bisa dengan horizontal, vertical, fillet, normal atau over head.
Perlengkapan alat las ini antara lain adalah handle las/stang las, kabel las electrode.
Alat bantu pengelasan terdiri dari : Sarung tangan las, safety hand, safety body, kedok
las/kacarnata las, ketokan las, sepatu dan masker.
- Alat Potong Plate ( Hand Flame Cutters)
Digunakan untuk memotong plate, pipa, besi canal atau bahan besi lainnya baik
bentuk memanjang, oval atau bentuk-bentuk lainnya yang direncanakan.
Alat bantunya adalah : LPG, Oxigen Slang, regulator, kapur besi kaca mata serta
sarung tangan.
- Steger / triport
Alat ini sangat penting guna berdirinya bagian-bagian dari kornparetern karena
sebagai penyangga untuk tackel guna menarik maupun mengangkat plat-plat berat
yang dalam proses mendirikan dan menyarnbung bagian satu dengan bagian lainnya.
- Tackel
Tackel sangat penting untuk mendirikan bangunan IPA, digunakan untuk menarik dan
mengangkat bagian-bagian IPA guna penyetel dinding dinding kornpartemen
flokulasi, sedimentasi ataupun bagian lainnya.
- Crane
Crane sangat penting untuk mendirikan bangunan IPA, digunakan untuk menarik dan
mengangkat bagian-bagian IPA guna penyetel dinding dinding kornpartemen
flokulasi, sedimentasi ataupun bagian lainnya.
- Dongkrak
Kapasitas dongkrak yang digunakan antara 3 sampai dengan 10 ton, digunakan untuk
mengungkit bila alat pengungkit manual tidak mampu.
- Tambang / Dadung / Rantai
Peralatan ini digunakan untuk alat bantu tackel juga digunakan untuk moving
material yang ada di lapangan.
- Gurinda Tangan
Untuk finishing pekerjaan misalnya sebelum aplikasi pengecatan dilaksanakan, maka
gurinda tangan digunakan untuk membersihkan bagian-bagian plat yang menonjol
akibat dari peregangan. Alat bantunya terdiri dari : Batu Gurinda, Folishing whell,
sarung tangan, kacamata dll.
- Kunci ring / kunci pas
Untuk pemasangan / pengencangan mur dan baud, terutama pada bagian IPA yaitu
pada Manhole, Accessories dan peralatan lainnya.
- Bor Listrik dan Mata Bor
Untuk melubangi bagian-bagian seperti strainer, lubang baud dan lain sebagainya
yang disesuaikan dengan kebutuhan.
- Alat Bantu Lainnya
Alat Bantu Lainnya misalnya spaner, siku, waterpass magnet, drip, palu,
penggaris stainless dan peralatan lainnya yang digunakan untuk menunjang
pekerjaan di lapangan.

2. Pekerjaan Galian dan Urugan Tanah


Dalam melaksanakan pekerjaan pondasi WTP pelaksanaan galian tanah, urugan pasir,
urugan tanah kembali, pemadatan, dan pembuangan tanah sisa galian yang telah disetujui
oleh Direksi.
Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan alat bantu excavator dan bila memungkinkan
dilaksanakan dengan mempergunakan tenaga manual menyesuaikan dengan kondisi
lapangan. Volume galian dilakukan sesuai yang telah ditentukan, tanah galian akan
ditertibkan atau disimpan dahulu sebelum dibuang dilokasi setempat agar tidak
menggangu terhadap kelancaran pekerjaan selanjutnya.
Mengenai pekerjaan galian dan urugan akan dikerjakan sesuai dengan spesifikasi dan
ketentuan yang ada di gambar kerja, baik lebar maupun kedalamannya akan mengikuti
jenis pekerjaan. Tenaga kerja/tukang gali akan kami bagi dalam beberapa group agar
pekerjaan galian bisa dilaksanakan secara simultan dan tepat waktu, dan tiap group akan
diawasi oleh satu orang mandor

3. Pekerjaan Stroust
Setelah tanah untuk pondasi bagunan diratakan, lokasi diukur dan diberi tanda untuk
pekerjaan pondasi stroust. Jumlah lobang stroust disesuaikan dengan gambar kerja yang
sudah disetujui oleh direksi pekerjaan. Lobang stroust dibuat dengan diameter 200mm
atau 8inc dan kedalaman 6m. Lobang stroust dikerjakan dengan cara dib or secara manual
atau dengan alat bor vertical yang dikerjakan oleh tenaga yang sudah mempunyai
pengalaman untuk mengerjakan bor vertical.
Setelah pengeboran pada titik titik stroust selesai dikerjakan, pembesian yang sudah
disiapkan dimasukan ke dalam lobang stroust dan di cor dengan beton mutu K.225

4. Pekerjaan Beton
Didalam pekerjaan beton ini akan kami dahulukan pekerjaan pembesian dan bekisting.
Jenis besi beton yang akan dipakai adalah kelas U.24 dan untuk jenis kayu untuk
bekisting adalah jenis kayu kruing dan multipleks. Volume material seperti pasir beton,
split, semen, besi beton dan kayu bekisting akan disiapkan sesuai kebutuhan volume
beton. Campuran adukan beton disesuaikan dengan karakteristik yang sudah ditentukan
dan mengikuti gambar spesifikasi. Sebelum pengecoran dimulai, konstruksi pembesian
dan bekisting akan diperiksa dahulu oleh pihak Direksi. Alat bantu untuk pekerjaan beton
ini sudah tentu dipersiapkan terlebih dahulu.
Secara garis besar pekerjaan ini meliputi penyetelan pembesian pondasi lantai dan
pondasi setempat, kemudian mempersiapkan bekisting lantai yang kemudian dilanjutkan
dengan pengecoran, pembuatan adukan campuran beton dilakukan dengan molen, jumlah
molen dan personil disesuaikan dengan volume beton yang telah ditentukan oleh pemberi
tugas dengan beton K – 300.
Semua pakerjaan pengecoran pondasi WTP inii selalu koordinasi dengan pihak Direksi
untuk rnendapatkan persetujuan semua pihak dalam hal melaksanakan pengecoran ini

5. Pekerjaan Pembuatan IPA Paket Baja Kap. 30lt/dt


- Definisi
Paket Instalasi Penjernihan Air, selanjutnya disebut Paket IPA, adalah suatu unit
instalasi penjernihan air yang dapat mengolah air melalui proses pencampuran,
pengendapan dan penyaringan dalam bentuk yang kompak sehingga menghasilkan air
minum.
Perencanaan unit paket IPA harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Tersedianya air baku dalam segi kuantitas maupun kualitas sepanjang musim.
2. Tersedianya lahan untuk unit paket IPA
3. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. Tata cara perencanaan IPA harus disetujui dan ditandatangani pejabat yang
berwenang
- Kriteria Desain
1. Kualitas air baku
Air baku yang diolah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
- Kekeruhan lebih kecil dari 300 NTU (NTU = Nephelometric Turbidity Unit)
- Dalam hal kandungan kekeruhan melebihi dari 300 ntu, maka perlu
dilengkapi pengolahan pendahuluan
- Kandungan warna asli tidak lebih dari 40 TCU dan warna sementara 80 TCU
(TCU =Total Color Unit)
- Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku mutu air baku yang berlaku
2. Bangunan pengambilan air baku
Bangunan pengambilan air baku sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Kekeruhan lebih kecil dari 300 NTU
- Dalam hal kandungan kekeruhan melebihi dari 300 NTU, maka perlu
dilengkapi pengolahan pendahuluan
- Kandungan warna asli tidak lebih dari 40 TCU dan warna sementara 80 TCU
3. Modul dan kompartemen
- Modul
Modul IPA harus memiliki besaran kapasitas sebagai berikut: 0,5; 1,0, 2,5; 5;
10; 20; 30; 40; 50; 60; 80 L/det
- Kompartemen
Kompartemen per modul IPA terdiri dari:
- Kompartemen pencampur
- Kompartemen pengendap
- Kompartemen penyaringan, dengan jumlah kompartemen ditentukan
berdasarkan:
i) Pencucian sendiri, disesuaikan dengan kecepatan pencuci
ii) Pencucian sesuai periode: 12 x Q0,5 dengan Q adalah kapasitas
pengolahan dalam meter3/detik
4. Perencanaan unit paket IPA dan komponen IPA
- Unit paket IPA terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Pengaduk cepat
- Pengaduk lambat
- Bak pengendap
- Bak penyaring
5. Perencanaan pembubuhan bahan kimia
- Koagulan
Koagulan harus memenuhi ketentuan berikut:
i) Jenis koagulan yang digunakan adalah:
- Aluminium sulfat, Al2(SO4)3.14(H2O), dibutuhkan dalam bentuk
cairkonsentrasi sebesar 5–10% untuk instalasi kecil dan konsentrasi
larutan sampai dengan 20% untuk instalasi besar
- PAC, Poly Aluminium Chloride (Al10(OH)15Cl15), kualitas PAC
ditentukan oleh kadar aluminium oxide (Al2O3) yang terikat sebagai
PAC dengan kadar 10-11%
- Ferri Chlorida (FeCl3.6H2O)
- Ferri Sulphat (Fe2(SO4)3.2H2O)
i) Dosis koagulan ditentukan berdasarkan hasil percobaan jar test
terhadap air baku dengan rumus.
i) Pembubuhan koagulan ke pengaduk cepat dapat dilakukan secara
gravitasi atau pemompaan
i) Bak koagulan:
- Bak koagulan dapat menampung larutan selama 8-24 jam
- Diperlukan 2 buah bak, yaitu:
1 bak pengaduk manual atau mekanis
1 bak pembubuh
i) Bak harus dilindungi dari pengaruh luar dan tahan terhadap bahan
koagulan.
- Netralisan
Netralisan harus memenuhi ketentuan berikut:
a. Berupa bahan alkalin:
- Kapur (CaO), dibubuhkan dalam bentuk larutan dengan konsentrasi
larutan 5-20%
- Soda abu (Na2CO3), dibubuhkan dalam bentuk larutan dengan
konsentrasi larutan 5-20%
- Soda api (NaOH), dibubuhkan dalam bentuk larutan dengan
konsentrasi larutan 20%
b. Dosis bahan alkalin ditentukan berdasarkan percobaan
c. Pembubuhan bahan alkalin secara gravitasi atau pemompaan,
dibubuhkan sebelum dan atau sesudah pembubuhan koagulan
d. Bak netralisan
- Bak dapat menampung larutan selama 8-24 jam
- Diperlukan 2 buah bak, yaitu:
1 bak pengaduk manual atau mekanis
1 bak pembubuh
e. Bak harus dilindungi dari pengaruh luar dan tahan terhadap
bahan netralisan
- Desinfektan
Desinfektan harus memenuhi ketentuan berikut:
i) Jenis desinfektan yang digunakan:
- Gas khlor (Cl2), kandungan khlor aktif minimal 99%
- Kaporit atau kalsium hipoklorit (CaOCl2) x H2O, kandungan khlor
aktif 60-70%
- Sodium hipoklorit (NaOCl), kandungan khlor aktif 15%
- Ozon (O3)
ii) Dosis khlor ditentukan berdasarkan DPC (Daya Pengikat Chlor),
yaitu jumlah khlor yang dikonsumsi air besarnya tergantung dari kualitas
air bersih yang diproduksi serta ditentukan dari sisa khlor di instalasi,
0,3-0,5 mg/L
iii) Pembubuhan desinfektan:
- Gas khlor disuntikkan langsung ke pipa air bersih, pembubuhan gas
menggunakan peralatan tertentu yang memenuhi ketentuan yang
berlaku
- Kaporit atau sodium hipoklorit dibubuhkan ke pipa air bersih secara
gravitasi atau mekanis
- Ozonisasi menggunakan peralatan ozonator
iv) Bak kaporit
- Bak dapat menampung larutan selama 8-24 jam
- Diperlukan 2 buah bak, yaitu:
1 bak pengaduk manual atau mekanis
1 bak pembubuh
v) Bak harus dilindungi dari pengaruh luar dan tahan terhadap kaporit.

6. Bak penampung air minum


Bak penampung air minum diberi sekat-sekat yang dilengkapi dengan:
- Ventilasi
- Tangga
- Pelimpah air
- Lubang pemeriksaan dan perbaikan
- Alat ukur ketinggian air
- Pipa penguras
7. Perencanaan pompa
- Kapasitas pompa air baku
Kriteria kapasitas dan cadangan pompa air baku dan distribusi harus
memenuhi ketentuan berikut:
i) Kapasitas pompa air baku 10-20% lebih besar dari kapasitas
rencana unit paket IPA
ii) Pompa cadangan minimal 1 (satu) buah
iii) Masing-masing pompa cadangan mempunyai jenis, tipe, dan
kapasitas yang sama
- Jenis dan tipe pompa air baku
Pompa air baku harus memenuhi ketentuan berikut:
i) Jenis sentrifugal dan submersible
ii) Tipe non-clogging
iii) Tekanan pompa sampai dengan 30 m harus mempunyai sudu
tunggal
iv) “Tumpuan putaran” pompa menggunakan pelumas air
- Rencana pompa pembubuh dan motor pengaduk
Kriteria jumlah pompa pembubuh dan motor pengaduk unit paket IPA
minimal 2 (dua) buah berkapasitas sama.
8. Perencanaan catu daya
Penyediaan daya listrik terdapat 2 (dua) sumber, yaitu:
- PLN
- Genset
Daya listrik yang digunakan dalam paket pekerjaan ini adalah dengan sumber
daya listrik PLN
9. Penyediaan bahan bakar
Penyediaan bahan bakar harus memenuhi ketentuan berikut:
- Penyediaan bahan bakar harian untuk kebutuhan operasi harian dan bulanan
- Tangki bahan bakar harian ditempatkan di dalam rumah genset yang dapat
mengalir secara gravitasi
- Tangki bahan bakar bulanan ditempatkan di bawah atau di permukaan tanah
dan dilengkapi dengan pompa untuk mengalirkan bahan bakar ke tangki
harian.
10. Panel
Diesel generator, pompa air baku, pompa pembubuh, pengaduk cepat dan lambat
harus dilengkapi panel yang sesuai kebutuhan.
11. Struktur bangunan
- Jenis bangunan
Jenis bangunan yang diperlukan adalah:
i) Bangunan IPA
ii) Bangunan penampung air minum
iii) Bangunan penunjang, terdiri dari:
1. Ruang pembubuh
2. Ruang jaga
3. Ruang pompa
4. Ruang genset
5. Ruang kantor
6. Ruang laboratorium
7. Ruang gudang
8. Ruang penyimpanan bahan kimia

- Pelaksanaan atau pembuatan kontruksi IPA paket baja ini dilakukan di workshop
yang telah kami tentukan dan yang telah disetujui oleh Direksi pemberi tugas
Pekerjaan ini meliputi :
- Pemotongan plat baja sesuai gambar rencana
- Sands blasting plat baja yang sudah dipotong/dirnal sesuai ukuran dalam gambar
rencana
- Pengecatan dasar/primer coats untuk plat yang telah disand blasting
- Pengiriman seluruh bagian plat-plat yang telah dipotong/dimal dan telah selesai
dikerjakan di workshop
- Perakitan dengan sistem pengelasan untuk mencapai bentuk dan standar sesuai
dengan gambar rencana.
- Pengelasan unsur penunjang seperti tanga naik, bordes, hand railing, pipa.
inlet/outlet dan pipa penguras serta pipa dan accessories lainnya
- Pekerjaan pengecatan akhir dan pekerjaan finishing lainnya
- Uji coba sistem IPA
Pengertian uji coba, dalam hal ini dilaksanakan untuk pengetesan segi fungsi
maupun segi kapasitas IPA serta hasil dari sistem yang dilaksanakan sesuai
gambar dengan waktu uji coba secara simultan selarna waktu pelaksanaan uji
coba. yang disepakati dalam Kontrak atau sebagaimana yang dientukan dalam
sfesifikasi Dokumen Kontrak
- Pekerjaan Akhir
Setelah semua pekerjaan selesai dan telah melakukan uji coba, maka dilanjutkan
dengan melatih Operator yang dipersiapkan oleh pihak Pemberi Tugas untuk
Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini dan terakhir
penyerahan semua pekerjaan Kepada pihak Direksi yang disertai Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan

4. Pengadaan dan Pemasangan Reservoar 100m3


Reservoar terbuat dari fiber glass dengan kapasitas 100m3. Pemasangan reservoir ini
dilaksanakan oleh supplier atau pemasok bak reservoir dengan tenaga kerja yang sudah ahli
dalam pekerjaan tersebut.

5. Pekerjaan perlintasan Jalan


Pada pekerjaan init erdapat 3 lokasi untuk pemasangan pipa pada perlintasan jalan
- Perlintasan Jalan 1 (PJ.1) – Dia.300mm L=10m
- Perlintasan Jalan 1 (PJ.2) – Dia.250mm L=10m
- Perlintasan Jalan 1 (PJ.3) – Dia.200mm L=10m
Metode pelaksanaan :
- Memasang tanda atau rambu rambu pengaman dan memasang tanda agar pengguna
jalan mengetahui bahwa sedang ada pekerjaan perlintasan pipa pada jalan.
- Sebelum penggalian jalur pipa pada daerah milik jalan, perlu dilakukan pengalian
lapisan bawah permukaan (subsurface) dan lubang pengujian (test pit) untuk mengetahui
infrastruktur yang sudah ada di dalam tanah;
- Lokasi infrastruktur bawah tanah yang sudah diketahui diberi tanda dan bila
infrastruktur tersebut pecah atau rusak karena kelalaian, maka harus diganti/diperbaiki.
- Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakkan pada trase dan kedalaman
yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai di dasar perletakan pipa
- galian terbuka harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan berlangsung agar
pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien
- Lebar galian harus cukup agar pipa dapat diletakkan dan disambung dengan baik, dan
pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan sebagaimana yang telah ditetapkan
- Lebar galian harus dapat juga memberikan kemudahan dalam penempatan turap,
penopang atau penanganan khusus lainnya apabila diperlukan
- Setelah elevasi galian sesuai dengan yang direncanakan, maka pasir untuk landasan
pipa dapat dihamparkan.
- Setelah pipa disambung, maka pipa dapat diturunkan ke dalam lobang galian yang
sudah dihampar pasir.
- Setelah dilakukan pengecekan perletakan pipa maka dapat dilakukan dilaksanakan
pekerjaan timbunan. Matrial timbunan menggunakan sirtu agar didapat perkerasan atau
kepadatan jalan yang baik.
- Setelah sirtu dipadatkan dan tidak terjadi penurunan timbunan, maka dapat dikerjakan
pekerjaan hamparan macadam dan pengaspalan.

6. Pekerjaan Perlintasan Pipa Pada Jembatan


Pada pekerjaan init erdapat 2 lokasi untuk pemasangan pipa pada perlintasan jembatan
- Perlintasan Jembatan Pipa - Dia.300mm B=15m
- Perlintasan Jembatan Pipa - Dia.200mm B=15m
Metode pelaksanaan :
- Pengukuran kembali lebar dan panjang jembatan untuk penentuan letak abutmen
- Pemasangan bouwplank untuk menentukan peil Jembatan
- Pekerjaan Dewatering yaitu pengeringan tempat yang akan digali untuk pondasi
- Galian tanah pondasi sesuai gambar tiap tiap jembatan
- Pekerjaan pasangan batu kali untuk perkuatan tebing abutmen
- Pekerjaan pembesian dapat dilaksanakan di luar lokasi pekerjaan (di work shop)
- Setelah lokasi abutmen siap, maka pekerjaan pengecoran untuk abutmen dapat
dilaksanakan.
- Setelah pekerjaan abutmen selesai dan umur beton sudah mencukupi, maka
pemasangan pipa dapat dilakukan Sambungan pipa besi dilakukan dengan system las
- Dalam erection pipa jembatan GIP ini juga termasuk pemasangan accesoriesnya
berupa Air Valve,Wash Out,Bend 45 (4 bh) ,Besi pengaman jembatan
(matahari),elastomer dan lainnya
- Setelah jembatan pipa terpasang, sebagai pekerjaan akhir adalah pekerjaan
pengecatan
-
7. Bangunan pelengkap
Bangunan pelengkap untuk pekerjaan ini adalah :
- Pekerjaan bak air valve
- Pekerjaan bak Wash out
Kedua item pekerjaan ini dikerjakan dengan konstruksi beton bertulang K.225

8. Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE


Pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa pada pekerjaan ini adalah pipa HDPE SDR. 21
PN.8 diameter 315, 250, 160 dan 110
Tahapan pekerjaan untuk pengadaan pipa HDPE, dan accesoriesnya adalah sebagai berikut :
- Pengajuan persetujuan Shop Drawing
Setelah SPK ditandatangani segera Kontraktor menyusun spesifikasi Barang yang akan
disupply dalam bentuk Gambar/ Brosure/ Shop Drawing yang memuat spesifikasi dari
masing-masing barang sesuai dengan spesifikasi barang yang diajukan pada saat lelang.
Dokumen tersebut diajukan kepada Direksi Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
- Spesifikasi Teknis :
Persetujuan Shop Drawing untuk dijadikan Working Drawing. Usulan teknis harus
mendapat persetujuan Direksi Pelaksana dan akan dijadikan dasar acuan oleh Kontraktor
dalam pelaksanaan pengadaan barang.
- Penempatan Pesanan ke Pabrik/ Agent
Segera setelah secara teknis mendapatkan persetujuan maka pihak Kontraktor akan
melaksanakan Penempatan Pesanan Barang ke Pabrik/ Agen, yang perlu mendapat
perhatian dalam Pemesanan Barang adalah : Spesifikasi Teknis, Kualitas Barang dan
Delivery time (berkaitan dengan kapan barang siap untuk diambil).
- Proses Produksi Barang
Proses produksi dari cutting bahan, penyambungan dan test2 lain yang dipersyaratkan
merupakan rangkaian proses produksi Pipa HDPE. Dengan mengetahui skedul
penyelesaian produksi maka pihak kami bisa meminta kepada Pihak Pabrik apakah
Barang dapat diambil sebagian untuk segera dikirim ke lokasi proyek (partial-shipment)
atau harus menunggu seluruh pesanan 100% selesai.
- Kunjungan Pabrik
Untuk memastikan proses produksi sesuai dengan spesifikasi teknis dan jadwal, maka
Direksi Pekerjaan berhak untuk melakukan kunjungan ke pabrik yang memproduksi pipa
HDPE
- Pengiriman & Handling
Setiap pengiriman barang ke lokasi proyek maka yang perlu diperhatikan adalah
Penunjukan Perusahaan Jasa Angkutan yang bonafide dan seluruh barang yang dikirim
di-backup dengan Asuransi atas kehilangan atau kerusakan barang.
Penanganan/ Handling barang pada saat muat & bongkar barang baik menggunakan
tenaga manusia atupun alat Bantu seperti Crane, Forklift diperlukan prinsip ke-hati2an
untuk menghindari kerusakan barang.
Pengecekan barang.
- Barang yang tiba dilokasi dicheck lagi oleh team penerima barang. Apabila barang
yang terkirim tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan, direksi pekerjaan berhak
menolak barang yang telah dikirim dan dikembalikan lagi untuk diganti dengan barang
yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
- Penyimpanan di Gudang Site Proyek
Untuk barang-barang yang volumenya besar seperti pipa, disimpan diluar Gudang. Pada
bagian bawah diberikan pelindung berupa balok, hal ini untuk memudahkan pada saat
peletakan & pengambilan pipa.
9. Pemasangan Pipa HDPE untuk jaringan pipa transmisi
Tahapan pelaksanaan :
- Galian tanah berbatu untuk pemasangan pipa
Pekerjaan galian tanah dikerjakan secara mekanis menggunakan alat excavator. Pekerjaan
ini dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknik pekerjaan dan elevasi serta profil yang
ditentukan dengan pengukuran ulang yang disetujui oleh Direksi. Galian dilaksanakan
dengan cara sedemikian rupa sehingga menjamin stabilitas tanah, pekerjaan galian
dikerjakan dengan rapi. penggalian disesuaikan sampai garis dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar.
Sebelum penggalian dimulai, Penyedia wajib mengajukan usulan penggalian yang akan
ditempuh minimal menyebutkan :
5. Urut-urutan pekerjaan penggalian.
6. Metode atau skema penggalian.
7. Peralatan yang digunakan.
8. Jadwal waktu pelaksanaan.
9. Pembuangan galian.
10. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.
Penggalian dilaksanakan sampai mencapai kedalaman sebagaimana ditentukan dalam
gambar-gambar. Dalam pelaksanaan galian dikerjakan sesuai rencana dan terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.
Pada daerah galian yang mengandung air, kami akan membuat saluran penampung air, di
dasar galian yang meliputi areal galian. Air yang terkumpul akan dipompa keluar ke
tempat yang aman agar tanah dasar galian tetap kering, oleh karenanya kami akan
mempersiapkan pompa lengkap dengan perlengkapannya untuk keperluan penyedotan air
tersebut.
Pengadaan pipa dijadwalkan sesuai dengan time schedul terlampir pada masing-masing
lokasi dan hasil dari analisa teknis pekerjaan
- Urugan pasir pelindung pipa
Seiring dengan pekerjaan galian pekerjaan urugan pasir pelindung pipa segera
dilaksanakan. Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka kami terlebih dahulu
melakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya kami akan
mulai melakukan pekerjaan Urugan pasir pelindung pipa.
Asumsi pelaksanaan pekerjaan adalah :
1. Pekerjaan dilaksanakan secara manual oleh pekerja/tenaga manusia
2. Material pasir urug yang dipakai adalah pasir yang bersih dari akarakar,
kotoran-kotoran, tidak mengandung tanah dan tidak mengandung kimia yang
dapat merusak pipa.
3. Material dihampar dengan menggunakan tenaga manusia.
4. Pengadaan pipa dijadwalkan sesuai dengan time schedul terlampir pada
masing-masing lokasi dan hasil dari analisa teknis pekerjaan
- Transportasi pipa dari gudang proyek ke lokasi pemasangan
Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan pipa sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
Untuk transportasi yang dapat dilalui oleh kendaraan dilaksanakan dengan kednaraan
roda 4, akan tetapi lokasi yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan dilakukan dengan
tenaga manusia.
Pengadaan pipa dijadwalkan sesuai dengan time schedul terlampir pada masing-masing
lokasi dan hasil dari analisa teknis pekerjaan
- Pemasangan pipa lengkap accessories
1. Setelah pengurugan pasir pelindung ditebar dan sudah cukup padat pada
permukaan pipa maka seiring pengurugan langsung dipasang pipa HDPE.
Sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan maka kami terlebih dahulu
melakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil
pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan.
2. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya kami akan mulai melakukan pekerjaan pemasangan pipa.

Asumsi pelaksanaan pekerjaan adalah :


1. Sebelum Pipa dipasang, pipa sudah didistribusikan ketempat-tempat pemasangannya.
2. Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat akan disediakan dan
digunakan oleh penyedia barang/jasa bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan.
3. Perkakas bagi keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong
disesuaikan dengan rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas)
harus dibuat diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman
penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.
4. Pipa dipasang menurut jalur galian dan peil yang ada.
5. Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah asal harus diperiksa
dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan oleh Direksi Lapangan/Teknis.
6. Sistem pemasangan pipa adalah dengan sistem welding (heat fusion) dengan pola butt
welding, yaitu pipa diklem pada alat penekan, kedua permukaan pipa sudah dibersihkan
dan diratakan dengan pengetap. Kemudian alat pengetap dilepaskan dan plat pemanas
dijepit pada kedua sisi permukaan pipa yang akan disambung dengan sedikit tekanan
untuk beberapa detik. Setelah itu pemanas dilepaskan. Berikan tekanan kepada kedua
pipa yang disambung sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dan permukaannya
sudah menyatu. Setelah dingin klem dibuka
Peralatan yang dibutuhkan untuk penyambungan pipa HDPE
1. Generator, digunakan untuk memberikan daya listrik kepada plat pemanas,
pemotong dan pompa hidrolik.
2. Mesin butt fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong, plat
pemanas, pompa hidrolik dan plat pengatur waktu.
3. Roda penyangga pipa atau tripod
4. Tenda pengelasan.
5. Alat pembersih, katun atau handuk, kertas (tissue).
6. Alat ukur sambungan.
7. Thermometer digital untuk memeriksa suhu plat pemanas.
8. Pipa dan penutupnya.
9. Papan landasan.
10. Pemotong pipa.
11. Thermometer temperatur udara.
12. Spidol,
13. Alat ukur waktu (Stop Watch)
14. Meteran.

Cara penyambungan pipa HDPE


a) Tempatkan pipa pada (clamp) penjepit dimana
ujung pipa berhadapan dengan pemotong dalam
posisi lurus.
b) Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
c) Kencangkan clamp (penjepit) untuk memegang dan membulatkan kembali pipa.
d) Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh masuknya udara
kebagian dalm pipa.
e) Nyalakan alat pemotong dan geserkan klem pipa perlahan sehingga ujung pipa tepat
berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang kontinyu.
Jaga alat pemotong tetap nyala sementara klem (penjepit) dibuka untuk menghindari
permukaan yang tidak rata.
f) Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan persinggungandengan permukaan pipa.
g) Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.
h) Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata, jika tidak, ulangi proses pemotongan.
i) Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara permukaan potongan.
j) Buka kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang dibutuhkan untuk
menggerakan pipa bersama-sama secara hidrolik.
k) Pindahkan lempengan panas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat tersebut
bersih dan baik suhunya.
l) Tempatkan plat pemanas pada mesin dan tutup
clamp supaya bagian permukaan yang akan
disambung menyentuh lempengan.
Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan
tekanan yang ditentukan sebelumnya.
m) Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai
meleleh dan lelehannya merata 1-6 mm
terbentuk tiap ujungnya.
n) Setelah lelehan awal muncul, tekananan sistem
hidrolik harus dilepas supaya pencatat tekanan
tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian
sampai pertumbuhan lelehan terkontrol selama
waktu pemanasan. Periksa bahwa pipa tidak
bergeser posisinya di clamp dan ujung pipa
harus terus dijaga agar tetap kontak dengan
plat pemanasan.
o) Setelah pemanasan selesai, buka clamp dan
pindahkan pemanas pastikan bahwa tidak
menyentuh permukaan yang meleleh.
p) Segera tutup clamp (mengacu kepada
perhitungan-perhitungan yang ada) dan
ratakan permukaan yang sudah meleleh
bersama pada tekanan yang sudah ditentukan
sebelumnya.
q) Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu
pendinginan minimal sesuai yang
diindikasikan pada table.
r) Setelah itu pipa yang sambung bisa
dipindahkan dari mesin tapi tidak boleh
dipindahkan untuk periode berikutnya sama
pada waktu pendinginan diatas.
s) Periksa sambungan untuk kebersihan dan
keseragaman dan cek bahwa lelehan sesuai
dengan batasan yang ditentukan. Data semua
sambungan dengan mengisi Butt Welding QA
Sheet.
7) Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” akan diturunkan kedalam galian satu persatu dengan
menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai,
sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung
luar dan dalamnya.
8) Accesories dan fitting pipa dipasang seiring dengan pemasangan pipa dan dipasang dengan
cermat sehingga dipastikan bahwa pada saat penyambungan/pemasangan fitting ini tidak
mengalami kebocoran.
9) Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai kedudukan pipa agar
yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang benar dan dasar pipa harus terletak rata,
tidak boleh ada benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari
10) Pada waktu pemasangan pipa, galian untuk perletakan pipa harus kering, tidak boleh ada
air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih. Penyambungan pipa hanya dilakukan
dalam keadaan kering.
11) Pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan segala macam jenis
kotoran umpamanya bekas puing-puing/batu, alat-alat, bekas pakaian dan lain-lain kotoran
yang dapat mengganggu kebersihan dan kelancaran aliran air didalam pipa.
12) Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam galian harus langsung dipasang dan distel
sambungannya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan yang disetujui Direksi
Lapangan/Teknis serta dipadatkan dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat-
tempat sambungan pipa harus diperiksa terlebih dahulu dan disetujui oleh Direksi
Lapangan/Teknis. Setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis baru
diperbolehkan untuk diurug, dan setelah itu menutupi seluruh lubang galian dan
selanjutnya dipadatkan dengan sempurna.
13) Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam kerja,
ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat untuk mencegah masuknya
kotoran/benda-benda asing/air kotor kedalam pipa. Material yang digunakan untuk tutup
ujung pipa tersebut harus bersih dan bebas dari minyak/oli, aspal atau bahanbahan minyak
pelumas lainnya. Cara-cara penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui oleh
Direksi Lapangan/Teknis.
14) Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus dilaksanakan dengan
penyambung bend/elbow yang sesuai. Begitu pula untuk percabangan harus dengan tee
cross (sesuai dengan kebutuhan).
15) Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend dan sebagainya
harus diberi blok-blok penahan dari beton (beton K-225).
16) Setiap ujung pipa yang terakhir pada saat pemasangannya akan ditutup sehingga kotoran
ataupun air tidak dapat masuk.
17) Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pemasangan pipa sesuai dengan dokumen
pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam syarat-syarat teknis pekerjaan ini.
- Urugan dan pemadatan galian pipa dengan material bekas galian yang bersih, tidak
mengandung humus, kotoran dan batuan (pipa PAKAI pasir pelindung).
Pipa beserta accessroeis yang telah terpasang dengan sempurna kemudian ditimbun
dengan tanah bekas galian yang sudah dibersihkan dan tidak lagi mengandung kotoran
dan dipadatkan dengan trimbis hingga pada.
Pemadatan dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapisan timbunan disiram air agar terjadi
pemadatan yang sempurna.
Sisa-sisa tanah galian yang tidak terpakai untuk pemadatan dikumpulkan dan dibuang
dari lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.
- Pengetesan pipa
1. Pengetesan dilakukan setiap 500m sambungan pipa
2. Setiap ujung pipa ditutup dgn flanged dan dipasang pipa udara atau pipa pengisi air
3. Setiap ujung ditahan dengan penahan yang cukup kuat untuk menahan tekanan pipa
4. Air diisi pada salah satu ujung pipa sampai penuh
5.Test tekan dipasang pada sambungan pipa dan ditekan sampai pada tekanan yang
diijinkan
6. Setelah mencapai tekanan yang diijinkan, didiamkan selama kurang lebih 2 jam
Apabila dalam waktu 2 jam tekanan tidak turun, maka sambungan pipa sudah baik
tdk ada kebocoran
10. Pekerjaan Reservoar Kap. 15m3 – 10 unit
Pembuatan reservoar meliputi
1. Pembersihan lokasi
Pembersihan lokasi untuk reservoar intinya pembersihan sisa pekerjaan yang paket tahun
lalu tidak selesai. Pembersihan diatas lantai kerja dan pembersihan dari matrial yang
sudah tidak bisa dipakai.
Pemasangan bowplank setelah dilakukan marking untuk lokasi bak penangkap sebagai
acuan untuk menggali tanah.
2. Galian tanah berbatu
Pemasangan bowplank setelah dilakukan marking untuk lokasi bak penangkap sebagai
acuan untuk menggali tanah
3. Pasangan batu kali 1:2
Batu kali yang sudah dipecah dikumpulkan atau didekatkan pada lokasi pemasangan,
bowpalnk dibuat untuk acuan pemasangan batu kali. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh
tukang batu 2 orang dan tenaga Bantu 4 orang untuk mengaduk campuran dan tenaga
angkat batu kali.
Catatan : Spesifikasi pasangan dapat dilihat pada spesifikasi teknik, sesuai dokumen
tender
4. Plesteran 1:2
Setelah pasangan batu selesai, permukaan pasangan batu diplester dengan campuran 1:2.
permukaan yang akan dipasang dibuat kepalaan dengan ketebalan yang sudah ditentukan
dalam spesifikasi teknik dengan jarak tertentu. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
plesteran yang rata pada permukaan.
Catatan : Spesifikasi plesteran dapat dilihat pada spesifikasi teknik, sesuai dokumen
tender
5. Begisting
Papan begisting disiapkan selama pekerjaan pembesian berlangsung agar pada waktu
pembesian selesai, matrial begisting bias dapat langsung dipasangkan. Papan begisting
kita menggunakan papan multiplek dengan tebal 9mm dengan perkuatan kaso 5/7 sebagai
perkuatan dinding multiplek. Perkuatan dibuat dengan jarak 40cm2 agar didapat
perkuatan yang baik.
Pemasangan begisting untukl dinding dibuat memanjang pada sisi mulitiplek diperkuat
dengan skoor atau steger kayu pada kedua sisi dinding. Setiap jarak 40cm dipasang steger
mendatar dan memanjang dengan menggunakan kaso.
6. Pembesian
Untuk pekerjaan pembesian di reservoir tinggal melanjutkan dari pembesian yang sudah
dibuat paket yang lalu. Akan tetapi perlu diadakan pengecekan lagi terhadap pembesian
yang sudah terpasang.
Catatan : Spesifikasi pembesian dapat dilihat pada spesifikasi teknik, sesuai dokumen
tender
7. Pengecoran
Matrial dan alat harus sudah disiapkan terlebih dahulu. Untuk memperlancar pengecoran,
perlu dilakukan check list tenaga, bahan dan alat. Untuk fasilitas pengecoran perlu dibikin
tangga untuk langsir adukan beton dan dibuat talang untuk menumpahkan adukan beton.
Adukan beton yang sudah diproses melalui molen ditumpahkan ke lokasi pengecoran
diratakan dengan tenaga dan kemudian vibrator digunakan supaya adukan benar benar
padat dan tidak terjadi kekeroposan beton.
Catatan : Spesifikasi beton dapat dilihat pada spesifikasi teknik, sesuai dokumen tender
8. Pemasangan pipa dan accessories
Pemasangan pipa dan accessories dipasang diruangan kering pada bangunan
reservoir. Instalasi pipa dan accessories harus dikerjakan secara cermat karena
berhubungan dengan kapasitas air yang sudah direncanakan.
9. Pekerjaan lain lain
Pekerjaan ini berup kelengkapan bak reservoar dan bangunan penunjang yaitu :
a. Pengadaan dan pemasangan tutup manhole
b. Pemasangan tangga monyet
c. Pengecatan
d. Pekerjaan rumah jaga dan panel
e. Pengadaan dan pemasangan paving pengunci
f. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan paving

Setelah semua system terpasang, dilakukan komisioning test untuk mengetahui hasil pekerjaan dan
memastikan bahwa semua system yang terpasang sudah benar dari mulai hulu pengambilan sumber
air baku, ke system pengolahan masuk ke jaringan distribusi.

1. Pekerjaan Penyelesaian
Pekerjaan Penyelesaian Akhir
Pekerjaan penyelesaian dilaksanakan setelah seluruh proses pengadaan bahan hingga
proses uji pengaliran selesai dikerjakan. Termasuk diantaranya perapihan/ perataan
tanah bekas galian, perbaikan kerusakan akibat dari proses pemasangan pipa hingga
pekerjaan pelengkapan pipa, seperti crossing jalan, trotoar, markah jalan, saluran, pagar
dan lain sebagainya.

Berita Acara Serah Terima Pekerjaan


Setelah pekerjaan selesai 100%, Penyedia Jasa segera mengajukan surat resmi kepada
Direksi untuk pemeriksaan seluruh hasil pekerjaan dari awal hingga akhir diadakan
pemerikasaan & pengujian. Setelah diinyatakan baik dibuat Berita Acara MC=100, dan
dilanjutkan pengukuran ulang dari seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dan dituangkan
dalam gambar/ As-built drawing yang diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan / pengesahan.

Pembuatan Laporan
Pelaporan kegiatan Pelaksanaan pekerjaan terdiri atas Laporan Harian dan Laporan
Mingguan dengan rincian sebagai berikut :
a). Laporan Harian
Dibuat setiap hari yang mencatat seluruh kegiatan fisik, pembersihan lokasi,
pengukuran, pemasangan patok, pendatangan material/ bahan, pipa dan
accessories serta penggalian termasuk hal-hal yang sifatnya non teknis seperti
waktu dimulai kegiatan sampai dengan berakhirnya kegiatan di lapangan, curah
hujan dan permasalahan lainnya yang timbul dalam Pelaksanaan pekerjaan.

b). Laporan Mingguan


Dibuat setiap akhir minggu sekaligus menjadi rangkuman atas kegiatan harian
dalam satu minggu. Laporan ini mencatat kemajuan dan prestasi mingguan dari
rangkaian kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan setiap akhir minggu dari keseluruhan
progress fisik yang dilaksanakan di lapangan.
Buku laporan ini, baik laporan harian mingguan akan didokumentasikan dan
dikirimkan setiap satu kali seminggu kepada pihak yang berkepentingan.

Dokumentasi Proyek
Dokumentasi Proyek dilaksanakan mulai sejak awal sebelum pekerjaan dilaksanakan
(Prestasi 0%) hingga pekerjaan selesai dilaksanakan (Prestasi 100%) yang meliputi
seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Dokumentasi tersebut akan didistribusikan bersamaan dengan penyampaian laporan
hasil kemajuan pekerjaan kepada Kepala Satuan Kerja

As Built Drawing
As Built Drawing merupakan gambar terakhir kondisi riil lapangan dari keseluruhan
rangkaian kegiatan pekerjaan di lapangan, seperti jalur pipa, penempatan perlengkapan
pipa, material yg digunakan menyangkut jumlah dan jenisnya.

Semarang, 29 Januari 2019


PT. MARIO KARYA ABADI

Ir. H. Soewono
Komisaris

Anda mungkin juga menyukai