Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

SEMINAR PANEL EXPERT DAN WORKSHOP

”Kolaborasi Multidisiplin Penatalaksanaan Dalam


Pencegahan Stunting dan Penilaian 1000 hari Pertama
Kehidupan”
MAHASISWA PROGRAM STUDI
PROFESI NERS ANGKATAN II
TAHUN 2020

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


JL.INDRAGIRI NO. 3 PADANG HARAPAN BENGKULU
Telp : (0736) 341212
2020
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai penduduk yang
hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah
Republik Indonesia. Kunci keberhasilan Pembangunan kesehatan adalah
tersedianya jumlah dan jenis sumber daya manusia yang berkualitas, yang
salah satunya ditandai dengan sehat jasmani dan rokhani, sehat mental dan
spiritual.Untuk diperlukan upaya untuk menyehatkan setiap masyarakat.
Guna menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, diperlukan
perhatian terhadap kesehatan individu, pada setiap fase dalam siklus
kehidupan(life cycles), kehidupan mulai dari fase, ibu hamil, melahirkan,
neonatal, bayi, balita dan usia pra sekolah, remaja, dewasa sampai dengan
lanjut usia (lansia). Fase kritis dalam siklus dalam siklus kehidupan adalah
fase “1000 hari pertama kehidupan”, yang dikenal sebagai “The Golden
Periode”, yang memerlukan perhatian khusus.
Istilah 1000 hari pertama kehidupan atau “the first thousand days”
mulai diperkenalkan pada tahun 2010 oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) dalam program "Scalling-up Nutrition (SUN) Movement" atau
Gerakan Peningkatan Nutrisi di tingkat global demi mensukseskan
gerakan Millenium Development Goals (MDGs). Setelah SUN Movement
dideklarasikan oleh WHO, Indonesiasebagai salah satu Negara yang juga
sebagai anggota dari Perserikatan Bangsa Bangsa(PBB), tidak terkecuali
menindak lanjuti gerakan tersebut.
Masalah gizi di Indonesia menjadi perhatian utama saat ini adalah
masalah kurang gizi pada anak yang termasuk dalam periode emas 1000
HPK.1000 HPK yaitu dimulai dari 270 hari selama kehamilan dan 730
hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkan.Pada 1000 HPK
gangguan gizi sangat berpengaruhterhadap perkembangan fisik dan
kognitif (Profil Kesehatan Indonesia, 2016). Menurut Slamet Riyadi
Yuwono dalam jurnal penelitian Gizikes tahun 2015 ada banyak akibat
dari kurangnya perhatian di awal periode kehidupan salah satunya gagal
tumbuh, Berat badan lahir rendah, kecil, pendek, dan kurus (stunting).
Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi berupa
gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan kurangnya asupan zat gizi
maupun penyakit infeksi yang berlangsung kronis.1,2 Stunting pada anak
usia dibawah lima tahun biasanya kurang disadari karena perbedaan tinggi
badan anak yang stunting dengan anak yang normal pada usia tersebut
tidak terlalu terlihat. Berdasarkan kriteria World Health Organization
(WHO), stunting ditunjukkan dengan indikator skor-Z tinggi badan
menurut umur (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD).4
Untuk menghasilkan data status gizi yang sesuai dengan kenyataan
data yang ada, maka diperlukan suatu standar yang memperhatikan faktor
lingkungan dan pertumbuhan anak. Pada saat ini banyak tenaga gizi
pelaksana masih menggunakan standar lama yaitu WHO-NCHS. Pada
tahun 1993 WHO melakukan review yang menyatakan bahwa baku
rujukan WHONCHS tidak memberi gambaran yang cukup untuk
pertumbuhan anak pada usia awal. Contoh data Susenas 2000 yang
digunakan untuk membandingkan hasil dari standar WHO-NCHS yaitu
sebesar 24,6% dengan standar WHO 2006 yaitu sebesar 21,6%, hal ini
menunjukkan bahwa adanya selisih data sebesar 3,0% dari kedua baku
rujukan yang digunakan. Ini menggambarkan bahwa standar WHO 2006
lebih memperkecil peluang terjadinya prevalensi masalah gizi dibanding
standar WHO NCHS. Standar WHO 2006 dirumuskan dari hasil
rekomendasi WHO pada tahun 1994 tentang perlunya penyusunan standar
antropometri terbaru. Pada tahun 2003, WHO merumuskan konsep
Multicenter Growth References Study (MGRS) yang dilakukan di 6
negara yaitu USA, Brazil, India, Ghana, Nowergia dan Oman dengan
jumlah sampel yang diambil sebanyak 8440 anak hidup di lingkungan
sehat yang memungkinkan tumbuh sesuai potensi genetik.
Berdasarkan data yang dikutip dari Profil Kesehatan Indonesia
tahun 2016 jumlah presentase gizi buruk pada balita usia 0-23 bulan 3,1%
gizi kurang sebesar 11,8%. Balita pendek sebesar 14,6% dan sangat
pendek sebesar 7,1%. Balita kurus usia 0-23 bulan sebesar 8,9% dan
sangat kurus sebesar 3,7%. Secara global, hampir 800 juta orang
mengalami masalah gizi kronis dan 159 juta anak di bawah usia 5 tahun
yang terhambat. Sekitar 50 juta anak di bawah 5 tahun yang mengalami
gizi kurang (wasting), lebih dari dua miliar orang menderita kekurangan
gizi mikro dan 1,9 miliar orang dipengaruhi olehkelebihan berat badan
serta lebih dari 600 juta mengalami obesitas. Prevalensi obesitas/
kelebihan berat badan meningkat dihampir semua Negara (WHO, 2016)
Indonesia termasuk dalam 17 Negara dari 117 Negara yang saat ini
memiliki 3 masalah gizi yaitu stunting (tinggi badan dibawah standar),
wasting (sangat kurus) dan overweight (kelebihan berat badan). Indonesia
juga termasuk dalam 47 Negara dari 122 Negara yang mempunyai
masalah anemia pada wanita usia subur (WUS) dan cakupan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD), ASI Eksklusif, Tablet Tambah Darah (TTD) ibu
hamil terbilang masih rendah (Achadi, 2015)
Faktor resiko penyebab stunting di Indonesia yaitu pendidikan
orang tua yang mempengaruhi perubahan cara perawatan sehari - hari,
termasuk pemberian vitamin A, kelengkapan imunisasi, dan pemberian
garam beryodium pada anak. Penelitian Torlesse,H(2016) menyebutkan
faktor risiko terjadinya stunting yaitu anak laki-laki, usia anak, ekonomi
rendah, tidak melakukan pemeriksaan kehamilan ke dalam fasilitas
kesehatan, sanitasi yang buruk. Dampak Kekurangan gizi terutama pada
bayi dan balit menyebabkan tingginya resiko kematian dan terganggunya
pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Untuk itu asupan gizi dan
cara pemberian makanan yang benar sesuai tahapan sangat penting untuk
diperhatikan, untuk keberlangsungan kehidupan, pertumbuhan,
perkembangan serta pemenuhan gizi bayi dan balita. Di Indonesia, upaya
percepatan perbaikan gizi masyarakat, melalui penetapan Peraturan
Presiden No.42 tahun 2013 tentang gerakan nasional percepatan perbaikan
gizi masyarakat prioritas pada 1000 (seribu) Hari Pertama Kehidupan
(1000 HPK). Adapun kegiatan yang dilakukan, diantaranya melalui
intervensi gizi spesifik yang merupakan upaya mencegah gangguan gizi
secara langsung yang dilakukan oleh sektor kesehatan dengan sasaran
intervensi pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0–23 bulan
(kelompok 1000 HPK) dan intervensi gizi sensitif, yaitu berbagai kegiatan
pembangunan di luar sektor kesehatan dengan sasaran intervensi pada
masyarakat umum.
Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat penting karena akan
menjadi dasar kualitas generasi penerus bangsa (Kemenkes RI, 2014).
Diperlukan pemenuhan kebutuhan dasar untuk mencapai perkembangan
yang optimal. Salah satu hal yang harus dipenuhi adalah kondisi fisik,
mental dan emosional ibu yang matang yang dapat dilihat dari usia ibu
saat menikah dan hamil (Depkes RI, 2016). Tumbuh kembang pada bayi
tidak terlepas dari konsep pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan
adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran bagian tubuh dari seorang
individu yang masing-masing berbeda, sedangkan perkembangan adalah
bertambah sempurnanya kemampuan, keterampilan, dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara
dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian yang dimiliki individu untuk
beradaptasi dengan lingkungan (Adriana, 2013). Perkembangan motorik
kasar berkaitan dengan gerakan yang dipengaruhi oleh ketrampilan otot
besar seperti duduk,berdiri dan berjalansedangkankemampuan motorik
halusberkaitandengan gerakan yang dipengaruhi oleh ketrampilansyaraf-
syarafhalus seperti : memegang benda dengan telunjuk dan ibujari.
Kemampuan tersebut berkembang sejalan dengan pertambahan usia dan
kematangan saaf-saraf serta otot- otot anak. Pemantauan perkembangan
anak tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan KPSP
(Kuesioner PraskriningP erkembanganAnak).
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan salah
satu alat skrining/ deteksi yang diwajibkan oleh Depkes untuk digunakan
di tingkat pelayanan kesehatan primer. Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan atau disebut KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan
singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai
alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3
bulan sampai dengan 72 bulan (Prasida, 2015). Instrumen ini ditujukan
bukan hanya untuk tenaga kesehatan di Puskesmas dan jajarannya saja
(dokter, bidan, perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dan
tenaga kesehatan lainnya yang peduli anak) tetapi juga untuk mitra
strategis lainnya dalam hal ini adalah pengasuh atau guru Pendidikan Anak
Usia Dini (Depkes, 2012). Tujuan penggunaan KPSP adalah untuk
mengetahui apakah perkembangan anak normal atau terdapat
penyimpangan. Adapun jadwal pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur
3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika
anak belum mencapai umur skrining tersebut, ibu diminta datang kembali
pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya ibu
datang ketika bayi berusia 7 bulan, maka ibu diminta datang kembali pada
saat bayi berusia 9 bulan (Depkes, 2012). Interpretasi dilakukan setelah
petugas menghitung jumlah jawaban ya dan tidak. Interpretasi hasil KPSP
dapat disimpulkan ke dalam tiga kemampuan perkembangan yaitu anak
dengan perkembangan sesuai, anak dengan perkembangan meragukan, dan
anak dengan perkembangan menyimpang. Setelah mengetahui interpretasi
hasil KPSP ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua,
pengasuh, dan atau guru untuk mengembangkan kemampuan anak.Adapun
ketiga kemampuan perkembangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut
(Depkes, 2012).
Anak dengan perkembangan sesuai Kriteria ini bisa diberikan
kepada anak apabila jumlah jawaban ya ada 9-10. Artinya orang
tua/pengasuh sudah mengasuh anak dengan baik. Upaya yang harus
dilakukan oleh orang tua, pengasuh, dan atau guru selanjutnya ialah
melakukan stimulasi sesuai dengan umur dan kesiapan anak, mengikutkan
setiap ada Posyandu, dan melakukan pemeriksaan rutin menggunakan
KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6
bulan pada anak umur 24-72 bulan.
Masa tumbuh kembang bayi merupakan masa keemasan sekaligus
masa kritis perkembangan seseorang yaitu pada usia 0-12 bulan.
Dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat singkat
dan tidak dapat diulang kembali. Dikatakan masa kritis karena pada masa
ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan membutuhkan asupan gizi
serta stimulasi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembanganya
(Kementrian Kesehatan RI, 2009).
Stimulasi atau rangsangan yang baik untuk anak dapat diberikan
oleh orang tua untuk perkembangan potensinya secara maksimal. Faktor
yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak yaitu nutrisi yang
tercukupi, lingkungan keluarga yang mendukung merupakan dasar untuk
tumbuh kembang anak. Selain itu dari segi personal anak dapat diberikan
stimulasi, salah satu bentuk stimulasi yang umum dilakukan orang tua
untuk bayi adalah stimulasi taktil dalam bentuk pijat bayi (Adriana, 2013).
Pemijatan pada bayi menurut Heath and Bainbridge (2007) akan
merangsang nervus vagus. Saraf ini akan meningkatkan peristaltic usus,
sehingga pengosongan lambung lebih cepat dengan demikian akan
merangsang nafsu makan bayi untuk makan lebih lahap dalam jumlah
yang cukup. Selain itu, nervus vagus juga dapat memacu produksi enzim
pencernaan makanan maksimal. Di sisi lain pijat juga dapat memperlancar
peredaran darah dan meningkatkan metabolisme sel, dari rangkaian
tersebut berat badan bayi akan meningkat.

Untuk mendukung peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan


stunting, mahasiswa/i ‘Prodi Profesi Ners Jurusan Keperawatan Polttekkes
Kemenkes Bengkulu’akan menyelenggarakan kegiatan Seminar Panel
Expert dan Workshop yang berjudul
”Kolaborasi Multidisiplin Penatalaksanaan Dalam Pencegahan
Stunting dan Penilaian 1000 hari Pertama Kehidupan”
Dimana kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk penyelesaian tugas
akhir pendidikan profesi ners.

B. TUJUAN KEGIATAN
Melalui kegiatan ini, diharapkan penyelenggara mampu:
1. Memberikan pengetahuan tentang pencegahan stunting dan menilai
tumbuh kembang anak dari 1000 hari pertama kehidupan secara
multidisipilin yaitu medis, keperawatan, kebidanan dan ilmu gizi.
2. Memberikan informasi melalui workshop terkait update pedoman
pelaksanaan pijat tumbuh kembang.
3. Memberikan informasi melalui workshop terkait update pengukuran
antropometri.
4. Memberikan informasi melalui workshop terkait update NCHS dalam
status gizi.
5. Memberikan informasi melalui workshop terkait update pengerjaan
KPSP.

C. NAMA KEGIATAN
Nama kegiatan ini adalah SEMINAR PANEL EXPERT DAN WORKSHOP
PENATALAKSANAAN DALAM PENCEGAHAN STUNTING DAN
PENILAIAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN.

D. TEMA KEGIATAN
NersKeperawatanPoltekkesKemenkes Bengkulu akanmelaksanakankegiatan
PANEL EXPERT danWORKSHOP dengan tema Kolaborasi Multidisiplin
Penatalaksanaan Dalam Pencegahan Stunting dan Penilaian 1000 hari
Pertama Kehidupan.
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
1. Hari/Tanggal : Rabu, 04 Maret 2020
2. Waktu : 08.00 s/d Selesai
3. Tempat : Auditorium Poltekkes Kemenkes Bengkulu

F. BENTUK KEGIATAN
1. Seminar dalam bentuk Panel Expert.
Pada kegiatan ini akan dihadirkan 3 expert dalam bidang
Kedokteran, Keperawatan, dan Dietisin. Kegiatan panel expert akan
dipandu oleh seorang moderator. Moderator akan memberikan pertanyaan
yang telah disusun oleh panitia. Setiap expert diminta untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan moderator secara bergilir.Kegiatan ini
berlangsung selama 180 menit.
2. Workshop
Kegiatan workshop dilaksanakan setelah kegiatan panel
expert.Workshop terdiri dari workshop utama dan worksop kecil (mini
workshop). Pada sesi workshop utama berisi workshop tentang Pedoman
Pijat Tumbang yang diisi oleh expert keperawatan selama 50 menit dan
difasilitasi oleh 16 orang fasilitator yang telah dilatih.
Pada mini workshop, peserta akan dibagi dalam 8 kelompok.Setiap
kelompok terdiri dari 40 orang. Setiap kelompok akan difasilitasi oleh 2
orang fasilitator. Materi pada mini workshop meliputi: Pijat Tumbang,
Pengukuran Antropometri, NCHS dalam status gizi, dan KPSP.

G. SASARAN PESERTA
Kegiatan panel expert dan workshop ini di tujukanuntuk:
1. Tenaga kesehatan (perawat/dokter/bidan/dietisen)
2. Mahasiswa profesi Ners di perguruan tinggi Kota Bengkulu
3. Mahasiswa Diploma III dan Sarjana Terapan keperawatan, serta sarjana
keperawatan di Provinsi Bengkulu.
Tipe peserta terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Peserta Undangan
2. Peserta Non Undangan

H. PENYELENGGARA KEGIATAN
Mahasiswa prodi pendidikan profesi Ners Angkatan II jurusan
keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu tahun akademik 2019/2020.
Susunan panitia(terlampir)

I. NARASUMBER
1. Dr.Nur Elly, S.Kp, M.Kes
2. DR. Betty Yosephin Simanjuntak, SKM., MKM
3. Kusmini, M.Kep
CV Narasumber(terlampir)

J. RANGKAIAN ACARA
Adapun rangkaian acara pada kegiatan panel expert dan workshop ini yaitu :
Waktu Kegiatan : Rabu, 04 Maret 2020

RUNDOWN ACARA PANEL EXPERT DAN WORKSHOP


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS POLTEKKES
KEMENKES BENGKULU
No Waktu Durasi Kegiatan Pengisi Acara
1 08.00 - 08.50 50 menit Pembukaan
1. Tari persembahan Mahasiswa/i
2. Menyanyikan lagu Peserta
Indonesia Raya dan
Mars PPNI
3. Pembacaan Ayat Dimas Catur
Suci Alquran
4. Kata Sambutan Dahrizal,
5. Doa S.Kp,.MPH
Yoval
2 08.50- 12.00 180 menit Panel expert
08.50 - 09.15 25 menit 1. Pembukaan oleh Puja Tri Kartika.S,
moderator STr.Kep
09.15–10.00 45 menit 2. Penyampaian
materi oleh Dr. Nur Elly, S.Kp,
narasumber ahli M.Kes
50 menit (Dokter)
10.00- 10.50 3. Penyampaian Kusmini, M.Kep
materi oleh
45 menit narasumber ahli
(Perawat)
10.50- 11.35 4. Penyampaian DR. Betty Yosephin
25 menit materi oleh Simanjuntak, SKM.,
narasumber ahli MKM
(Dietisin)
11.35 - 12.00 5. Penutup Puja Tri Kartika.S,
STr.Kep
3 12.00- 13.00 60 menit Ishoma
4 13.00 - 16.00 180 menit Workshop
13.00- 13.50 50 menit 1. Workshop Kusmini, M.Kep
unggulan Pijat
Tumbang
13.50 - 14.20 30 menit 2. Mini workshop Fasilitator

14.20- 14.50 30 menit 3. Mini workshop Fasilitator

14.50- 15.20 30 menit 4. Mini workshop Fasilitator

15.20- 15.50 30 menit 5. Mini workshop Fasilitator


5 15.50- 16.00 10 menit Penutup

K. SUMBER DANA
1. Dana DIPA Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2. Dana registrasi peserta Non Undangan
Rencana Anggaran Belanja (terlampir)

L. PENUTUP
Demikian pengajuan proposal kegiatan Panel Expert dan Workshop
Jurusan Keperawatan Prodi Profesi Ners Tahun 2020 ini disusun untuk
disampaikan kepada pihak-pihak terkait dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya, dengan harapan kegiatan ini mendapatkan dukungan sehingga
kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat
Partisipasi dan dukungan baik moril maupun materil dari semua
pihak sangat kami harapkan demi kelancaran dan kesuksesan acara ini. Hal-
hal yang belum tercantum atau perubahan-perubahan yang terjadidalam
proposal iniakandiaturdandiberitahukankemudian. Semogaacarainidapat
berjalan lancar dandapat memberi manfaatbagisemua yang berpartisipasi.
Lampiran 1

SUSUNAN PANITIA UTAMA PANEL EXPERT DAN WORKSHOP


PRODI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Pelindung : Darwis, S.Kp., M.Kes


Pembina : Dahrizal, S.Kp., MPH
Penanggung jawab : Ns. Septiyanti, S.Kep., M.Kep
Pembimbing : Ns. Idramsyah, M.Kep.,Sp.Kep.MB., WOC(ET)N
Ketua panitia : Dimas Dewa Darma,S.Tr.Kep
Wakil ketua : Anggun Kurnia Wahyuni,S.Tr.Kep
Sekretaris : 1. Bella Arsita, S.Tr.Kep
2. Fepi Tri Insani, S.Tr.Kep
Bendahara : 1. Meisa Dika Oviana, S.Tr.Kep

SEKSI-SEKSI
SeksiAcara dan Perlengkapan
Koordinator : Puja Tri Kartika, S.Tr.Kep
Anggota : 1. Dimas Catur Nugroho, S.Tr.Kep
2. Asyifa Udzakira, S.Tr.Kep
3. Yulika Nopita sari, S.Tr.Kep
4. Wita Diantara, S.Tr.Kep
5. Sella Monica, S.Tr.Kep
Seksi Proposal
Koordinator : Putri Risza Gusrina, S.Tr.Kep
Anggota 1.Dea Amanda A, S.Tr.Kep
2.Grace Dina Libri, S.Tr.Kep
3.Kimas Anggrey Novrica, S.Tr.Kep
SeksiKonsumsi
Koordinator : Debbi Ernest Lumban Gaol, S.Tr.Kep
Anggota : 1. Dea Murti Ariyani, S.Tr.Kep
2. Herlen Ochtami, S.Tr.Kep

DivisiPerlengkapan

Koordinator : Rizki Agung Prasetyo, S.Tr.Kep

1. Ari Cahya Ramadhan, S.Tr.Kep

2. Melisa Salfia, S.Tr.Kep

3. Amalia Suryani, S.Tr.Kep

4. Reka Septi Lara S.Tr.Kep

5. Susi Susanti, S. Tr. Kep

Seksi Humas

Koordinator : Silvina Vive Ronica, S.Tr.Kep

1. Triana Sella, S.Tr.Kep

2. Restika Riski, S.Tr.Kep

Seksi Editor danDokumentasi

Koordinator : Fatih Hibatullah, S.Tr.Kep

1. Rejaya Selvi Astuti, S.Tr.Kep

2. Agnes Sihsinarmiyati, S.Tr.Kep


SUSUNAN PENANGGUNG JAWAB RANGKAIAN KEGIATAN
PANEL EXPERT DAN WORKSHOP

Pelindung : Darwis, S.Kp., M.Kes


Pembina : Dahrizal, S.Kp., MPH
Penanggung jawab : Ns. Septiyanti, S.Kep., M.Kep
Pembimbing : Ns. Idramsyah, M.Kep.,Sp.Kep.MB., WOC(ET)N
Ketua panitia : Dimas Dewa Darma,S.Tr.Kep
1. Registrasi dan Sertifikat
Koordinator : Meisa Dika, S.Tr.Kep.
Anggota :1.Rejaya
2.Dea M
3.Silvina
4.Bella
2. Acara Utama
Panel Expert
Koordinator : Puja Tri Kartika, S.Tr.Kep.
MC: Dimas Catur
Operator : Fatih
Workshop
Koordinator : Fepi Tri insani, S.Tr.Kep
Workshop unggulan : Kusmini, M.Kep.
Workshop Mini :
1. Puja Tri kartika S.Tr.Kep & Anggun Kurnia S.Tr.Kep
2. Grace Dina Libri S.Tr.Kep & Putri Risza S.Tr.Kep
3. Dea Amanda S.Tr.Kep & Wita Diantara S.Tr.Kep
4. Bella Arsita S.Tr.Kep & Dimas Catur S.Tr.Kep
5. Triana sella S.Tr.Kep & Asyifa Udzakirah S.Tr.Kep
6. Restika Riski S.Tr.Kep& Dea Murti S.Tr.Kep
7. Susi Susanti S.Tr.Kep & Rejaya Selvi S.Tr.Kep
8. Kimas anggrey, S.Tr.Kep & Meilisa Salfia S.Tr.Kep
Lampiran 2
ANGGARAN BELANJA KEGIATAN PANEL EXPERT DAN
WORKSHOP
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

No. Nama Jumlah x Harga Total


1 Honor Narasumber (S3) 2 x 3 jam x Rp.800.000 Rp. 4.800.000
(S2) 1 x 6 jam x Rp. 600.000 Rp. 3.600.000
2 Transport Narasumber
- Hotel @malam x Rp. 420.000
- Kendaraan Rp. 300.000
- Makan 2 x Rp. 500.000
Rp. 4.820.000
- Oleh-oleh Rp. 250.000
- Pesawat PP Rp. 2.500.000
- Taxi Rp. 350.000

3 Tari 3 x Rp. 200.000 Rp. 360.000


4 Spanduk Dalam (8 x 2) x Rp. 30.000
Rp. 350.000
Booth (4 x 3) x Rp. 30. 000
5 Makan Siang Peserta 310 x Rp. 15.000 Rp. 4.650.000
6 Snack Peserta 310 x Rp. 10.000 Rp. 3.100.000
7 Auditorium (Kebersihan dan
Rp. 500.000 Rp. 500.000
Sound System
8 Taman Rp. 500.000 Rp. 500.000
9 SKP PPNI 2 x Rp. 750.000 Rp. 1.500.000
10 SKP IBI 1 x Rp. 750.000 Rp. 750.000
11 SKP GIZI 1 x Rp. 750.000 Rp. 750.000
12 Registrasi SKP Rp.500.000 Rp. 500.000
13 Doorprize Rp. 300.000 Rp. 50.000
14 Dekorasi Booth Rp. 150.000 Rp. 50.000
15 Buah Meja Rp. 100.000 Rp. 150.000
16 Permen 10 pcs x Rp. 7000 Rp. 70.000
17 Tissue 1 pcs x Rp. 32.000 Rp. 32.000
18 Air Mineral (Aqua 350ml) 1 dus Rp. 40.000 Rp. 40.000
19 ATK + Brosur Rp. 67.000 Rp. 67.000
20 Piagam Rp. 1.550.000 Rp. 1.550.000
21 Konsumsi Panitia Rp. 300.000 Rp. 300.000
22 Bensin Panitia Rp. 50.000 Rp. 50.000
Goodie bag (Handout, pena, 310 peserta x Rp. 9.000
Rp. 2.790.000
23 notebook, tas bingkis)
Total Rp. 31.849.000

ANGGARAN PESERTA UNDANGAN

No. Nama Jumlah x Harga Total


1 Kebutuhan Peserta
- Snack Rp.10.000
- Makan 200 peserta x Rp. 15.000
Rp.8.000.000
- Goodie bag Rp. 9.000
- Sertifikat Rp. 5.000
Lampiran 3
SKETSA RUANGAN
1. Panel Expert

Panggung

Meja operator Meja LCD Meja LCD

Meja operator

Kursi Kursi Kursi


mahasiswa peserta Kursi
peserta RS
undangan peserta PKM

2. Workshop

Workshop Unggulan

Group Group Group


miniworkshop 1 miniworkshop 2 miniworkshop 3

1 2 3

Group Group Group


miniworkshop 4 miniworkshop 5 miniworkshop 6

4 5 6
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
Jalan Indra Giri No.03 Padang Harapan Kota BengkuluTelp. (0736) 341212 Fax. (0736) 21514

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL


KEGIATAN PANEL EXPERT DAN WORKSHOP
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS 2019

Bengkulu, 24 Januari 2020


Ketua Panitia Ketua Prodi
Ners Keperawatan

Ns. Septiyanti, S.Kep, M.Kep


Dimas Dewa Darma,
NIP. 197409161997032001
S.Tr.Kep
NIM.P05120419012

Ketua Jurusan Keperawatan


Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Dahrizal, S.Kp.,MPH
NIP. 197109262001121002

Anda mungkin juga menyukai