Nama :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
NIM :
Pemeriksaan
Sistem Pencernaan
Rongga Mulut
Pemeriksaan pada rongga mulut dilakukan untuk menilai adanya atau lesi yang
mempengaruhi ada fungsi ingesti dan digesti. Adanya ketidaknyamanan di dalam
rongga mulut dapat mempengaruhi status nutrisi seseorang. Perubahan dalam
rongga mulut dapat mempengaruhi tipe dan jumlah makanan yang dicerna. Untuk
mengkaji rongga oral, perawat menggunakan senter dan spatel lidah atau kasa segi
empat. Posisi pasien saat pengkajian rongga mulut adalah bisa dengan duduk dan
berbaring. Pemeriksaan bibir meliputi pengkajian warna, tekstur, hidrasi /
kelembapan, kontur serta tindakan lesi. Bibir yang normal berwarna merah muda,
lembab, simetris dan halus. Bibir yang berwarna pucat dapat disebabkan oleh
anemia, sedangkan sianosis biasanya berhubungan dengan gangguan pada
pernafasan dan kardiovaskuler. Bibir yang terkena lesi berhubungan dengan
infeksi, iritasi atau kanker kulit.
Abdomen
Saat pemeriksaan abdomen, ada garis batas yang membantu perawat untuk
memetakan region abdomen. Abdomen dibagi secara imajiner menjadi metode 4
kuadran dan 9 kuadran. Perawat bisa merujuk hasil pemeriksaan dan mencatatnya
berdasarkan dengan keterkaitan kuadran dengan organ yang berada dilokasi
kuadran tersebut. Sebagai contoh, perawat bisa menentukan nyeri tekan yang
dirasakan pasien kuadran kiri bawah berkaitan dengan lokasi kolon descenden dan
sigmoid.
Identifikasi Kuadran Abdomen dan Proyeksi Alat / Organ Dalam Abdomen
Bila kita memeriksa abdomen, beberapa struktur organ normal dalam abdomen
dapat diidentifikasi. Kolonsigmoid dapat diraba seperti tabung di kuadran kiri
bawah sedangkan caecum dan bagian dari kolon asenden seperti tabung yang lunak
dan lebih lebar pada kuadran kanan bawah. Kolon transversum dan kolon desenden
juga mungkin dapat diraba.
INSPEKSI ABDOMEN
Jenis Inspeksi Tekhnik Pengkajian Skor
1) Inspeksi Permukaan Beritahu pasien untuk
Abdomen mengosongkan kandung
kemih
Posisikan pasien supinasi
dengan kaki yang rileks
Inspeksi abdomen secara
keseluruhan
Dokumentasikan ukuran,
bentu, kesimetrisan,
pergerakan (respirasi,
peristaltic dan palpasi),
karakteristik permukaan
seperti seperti warna,
pertumbuhan rambut, lesi,
dan striae.
2) Inspeksi Umbilicus Lakukan inspeksi umbilicus
dari segi bentuk, warna,
dan perubahan.
Identifikasi letak normal
umbilicus masuk ke dalam
dan berada di midline
3) Inspeksi kesimetrisan Lihatlah kesimetrisan
abdomen abdomen dari semua sudut.
Abdomen yang normal :
simetris dengan letak
umbilicus dibagian tengah.
4) Inspeksi bentuk dan Inspeksi bentuk abdomen
adanya distensi apakah ada distensi
abdomen
Temuan yang abnormal :
Distensi abdomen
disebabkan karena adanya
lemak, udara, feces dan
tumor.
B. Aukultasi
Aukultasi berguna dalam menilai pergerakan usus dan adanya stenosis arteri atau
adanya obstruksi vascular lainnya. Aukultasi paling baik dialakukan sebelum palpasi
dan perkusi akan mempengaruhi frekuensi dari bising usus.
Tahap Kerja :
Letakan stetoskop secara baik. Dengarlah bunyi usus dan catatlah frekuensi dan
karakternya. Normal bunyi usus terdiri dari “Clicks” dan Gurgles” dengan
frekuensi 5-15 kali permenit. Kadang – kadang bisa didengar bunyi “Borborgymi”
yaitu bunyi usus gurgles yang memanjang dan lebih keras karena hypereristaltik.
Bunyi usus dapat berubah dalam keadaan seperti diare, obstruksi intestinal, ileus
paralitik, dan peritonitis.
Aukultasi Abdomen
C. Perkusi
Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, guna mengukur besarnya hepar dan
kadang limpa, mengetahui adanya cairan ascites, masa padat, masa yang berisi
cairan, dan adanya udara dalam gaster dan usus.
Lakukan perkusi yang benar di atas keempat kuadran untuk menilai distribusi dari
tympani dan pekak (dullness). Tympani biasanya menonjol bila adanya gas dalam
traktus digestivus, sedangkan cairan normal dan feces menyebabkan bunyi pekak
(dullness). Catat dimana tympani berubah menjadi pekak pada masing-masing sisi.
Cek area supra pubik, adakah pekak karena vesika urinaria yang penuh atau karena
uterus yang membesar.
PERKUSI ABDOMEN
No Jenis Perkusi Teknik Pengkajian Skor
1 Perkusi Abdomen Lakukan perkusi pada
semua kuadran
abdomen
Catat bunyi perkusi
dullnes dan tympani
Bunyi tympany dan
dullnes tergantung
kontur dari abdomen
2 Perkusi Hepar Lakukan perkusi pada linea
mid klavikularis kanan,
mulailah setinggi bawah
umbilikus (area tympani)
bergerak kearah atas ke
hepar (area pekak, pinggir
bawah hepar). selanjutnya
lakukan perkusi dari arah
paru pada linea
midklavikularis kanan ke
arah bawah ke hepar
(pekak) sekarang ukurlah
dalam sentimeter “vertical
span” / tingginya dari
pekak hepar. Biasanya
ukurannya lebih besar pada
laki-laki daripada wanita,
orang yang tinggi dari
orang pendek. Hepar dinilai
membesar, bila pinggir atas
hepar diatas dari ruang
costalik, atau panjang
pekak hepar lebih dari 6-12
cm, dan lobus kiri hepar 2
cm di bawah processus
xyphoideus.
3 Perkusi limpa/spleen Normal limpa terletak pada
lengkung difragma
posterior dari linea mid
aksilaris kiri. Perkussi
limpa penting bila limpa
membesar (Splenomegali).
Limpa dapat membesar ke
arah anterior, ke bawah
dan ke medial yang
menutupi daerah gaster
dan kolon, yang biasanya
adalam timpani dengan
pekak karena organ padat.
Membesar (Splenomegali).
Limpa dapat membesar ke
arah anterior, kebawah,
dan ke medial yang
menutupi daerah gaster
dan kolon, yang biasanya
adalah timpani dengan
pekak karena organ padat.
Bila kita mencurigai
splenomegali maka
lakukanlah manuver ini :
1. Lakukanlah perkusi
pada ruang intercostalis
terakhir pada linea
aksilaris anerior kiri.
Ruangan ini biasanya
timpani. Sekarang suruh
pasien menarik nafas
dalam dan perkusi lagi.
Bila limpa normal maka
suaranya tetap timpani
ke pekak pada saat
inspirasi menyokong
untuk pembesaran
limpa. Kadang-kadang
mungkin saja terdengar
pekak dalam inspirasi
tapi limpa masih
normal. Hal ini
memberikan tanda
positif palsu.
2. Lakukan perkusi dari
beberapa arah timpani
kearah area pekak dari
limpa. Cobalah untuk
membayangkan ukuran
limpa. Jika area pekak
besar maka menyokong
untuk spenomegali.
Perkusi dari limpa akan
dipengaruhi oleh gaster
dan kolon, tetapi
menyokong suatu
splenomegali sebelum
organ terebut teraba.
D. Palpasi
Palpasi superficial berguna untuk mengidentifikasi adanya tahanan otot (muscular
resitence), nyeri tekan dinding abdomen, dan bebarapa organ dan masa yang
superficial. Dengan tangan dan lengan dalam posisi horizontal, mempergunakan
ujung-ujung jari cobalah gerakan yang enteng dan gentle. Secara pelan gerakan dan
rasakan seluruh kuadran. Identifikasi setiap organ ata masa, area yang nyeri tekan,
atau tahanan otot yang meningkat (spasme). Gunakanlah kedua telapak tangan, satu
diatas yang lain pada tempat yang susah dipalpasi. Palpasi dalam dibutuhkan untuk
mencari massa dalam abdomen. Dengan menggunakan permukaan palmaris dari
jari-jari anda, lakukanlah palpasi diseluruh kuadran untuk mengetahui adanya
massa, lokasi, ukuran, bentuk, mobilitas terhadap jaringan sekitarnya dan nyeri
tekan. Massa dalam abdomen dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara : Fisiologis
seperti uterus yang hamil : inflamasi seperti di vertikulitis kolon, pseudokista
pancreas; vascular seperti aneurysma aorta; neo plastik seperti mioma uteri, kanker
kolon atau kanker ovarium atau karena obstruksi seperti pembesaran vesika urinaria
karena retensiurin.
PALPASI
40
Cirebon,
(Evaluator: )