Anda di halaman 1dari 6

MENENTUKAN DAN MENGGUNAKAN MATERIALITAS

Penentuan dan penggunaan materialitas dalam proses audit digambar dalam


gambar 20-1

Gambar 20-1

Kegiatan Tujuan Dokumentasi

Putuskan terima/tolak
Laksanakan Catatn faktor risiko
penugasan Indenpendensi
kegiatan
Menilai Risiko

Surat perikatan
pra penugasan

Buat strategi audit Matrialitas Diskusi tim


Rencanakan
menyeluruh audit Strategi audit
Auditnya Dan rencana audit2 menyeluruh

Seperti dibahas pada bab 8, konsep matrialitas diterapkan pada tingkat laporan
keuangan dan tingkat (jenis) transaksi, saldo akun, dan disclosures. Pada tingkat
laporan keuangan (financial statement level), matrialitas bersifat menyeluruh
(overall). Sedangkan pada tingkat jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan,
matrialitas yang bersifat khusus (specific).

ISA 320 alinea 8:


Tujuan auditor adalah menerapkan secarab tepat konsep materialitas dalam
perencanaan dan pelaksanaan audit.

ISA 450 alinea 3:


Tujuan auditor ialah mengevaluasi:
a. Dampak salah siji yang ditemukan, terhadap audit; dan
b. Dampak salah siji yang dikoreksi, jika ada terhadap laporan keuangan.
Berikut ini terjemahan dari beberapa alinea dari ISA 320 yang relevan dengan
pembahasan dalam bab ini.
Alinea 9
Untuk tujuan ISAs, performance materiality (materialitas pelaksanaan) berarti
jumlah yang ditetapkan oleh auditor di bawah angka materialitas laporan keuangan
secara keseluruhan. Tujuannya ialah untuk menurunkan probabilitas salah saji
melebihi “materialitas menyeluruh”, ke tingkat rendah yang tepat. [catatan: a) salah
siji disini adalah jumlah seluruh salah siji yang tidak dikoreksi dan tidak terdeteksi;
b)”materialitas menyeluruh” adalah materialitas untuk laporan keuangan secara
keseluruhan;b)”ketingkat rendah yang tepat “ adalah terjemahan dari
“appropriately low level:.] performance materiality juga digunakan untuk jumlah
yang ditetapkan oleh auditor dibawah angka materialitas dalam jenis transaksi,
saldo akun, atau pengungkapan.
Alinea 10
Dalam merumuskan strategi audit secara keseluruhan, auditor wajib menentukan
angka materialitas laporan keuangansecara keseluruhan. Jika dalam situasi tertentu
pada entitas itu, ada satu atau lebih jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan
dimana jumlah yang lebih rendah dari angka materialitas laporan keuanagan secara
keseluruhan dapat mempengaruhi keputusan ekonomis pemakai laporan keuangan
(yang menggunakan laporan keuangan sebagai dasar untuk membuat
keputusannya), auditor juga wajib menentukan tingkat materialitas yang harus
diterapkan pada jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan tersebut.
Alinea 11
Auditor wajib menetapkan (besarnya) performance materiality untuk tujuan menilai
risiko salah saji yang material dan menentukan sifat (nature), waktu (timming), dan
luasnya (extent) prosedur audit selanjutnya (further audit procedures).
Alinea 12
Auditor wajib merevisi materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan
(dan, dimana perlu, tingkat materialitas untuk jenis transaksi, saldo akun atau
disclosures tertentu ketika memperoleh informasi selama auditnya yang
menyebabkan ia menentukan angka materialitas yang ditetapkannya semula.
Alenia 13
Jika auditor menyimpulkan bahwa angka materialitas yang lebih rendah untuk
laporan keuangan secara keseluruhan (dan, dimana perlu, tingkat materialaitas
untuk jenis transaksi, saldo akun atau disclosures tertentu) dari yang ditetapkannya
semula, memang lebih tepat, auditor wajib menetukan apakah ia perlu merevisi
performance materiality, dan apakah sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit
selanjutnya (seperti direncanakan semula) masih tepat.
Alenia 14
Auditor wajib memasukkan dalam dokumentasi audit angka/jumlah yang berikut
beserta faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan:
a) Overall materiality (materialitas menyeluruh);
b) jika perlu, tingkat materialitas untuk jenis transaksi, saldo akun atau
disclosures;
c) performance materiality (materialitas pelaksanaan); dan
d) refisi angka yang disebutkan pada huruf (a) sampai dengan (c), selama audit
berlangsung
Selayang Pandang
Materialitas adalah dasar untuk penilaian risiko (riskassessments) dan penentu
luasnya prosedur audit.
Menentukan materialitas merupakan latihan dalam keariafan profesional.
Materialitas didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi
keuangan secara umum dari pemakai laporan keuangan sebagai satu kelompok.
Istgilah maerialitas secara menyeluruh (overall materiality) digunakan dalam buku
ini merujuk pada materialitas yang diterapkan pada laporan keuangan secara
keseluruhan. Jika salah saji dalam laporan keuangan melebihi jumlah yanag secara
umum diperkirakan wajar dan dapat memengaruhi keputusan ekonomis pemaki
laporan, maka jumlah tersebut (secara menyeluruh) adalah material.
Overall materiality dan specific materiality
Seperti ditunjukkan diatas, materialitas diterpkan pada tingkat laporan keuangan
dan pada tingkat jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan, (disclosures).
Materialaitas untuk laporan keuanagan secara keseluruhan (overall
materiality) di dasarkan pada kearifan profesional auditor mengenai jumlah terbesar
salah saji dalam laporan keuangan tanpa mempengaruhi keputusan ekonomis
pemakai laporan keuangan. Jika jumlah salah saji yang tidak dikoreksi (amount
ofuncorrected misstatementes), terpisah atau digabungkan lebih besar dari overall
materiality yang ditetapkan untuk penugsan tersebut, maka laporan keuangan di
salah sajikan secara material.
Overall materiality didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan
informasi keuangan secara umum dari pemakai laporan keuangan berbagai pemakai
sebagai satu kelompok oleh karena itu, dampak salah saji untuk seorang pemakai
tertentu (specific individual users), yang kebutuhannya bisa berbeda, tidak menjadi
pertimbanagan auditor dalam menetapkan materialitas secara menyeluruh (overall
materiality).
Spesific materiality merupakan materialitas pada tingkat jenis transaksi
tertentu, atau saldo akun tertentu, atau pengungkapan tertentu.
Dalam hal tertentu, ada kebutuhan untuk mengidentifikasi salah saji dalam
jumlah yang lebih kecil dari overall materiality yang dapat berdampak pada
keputusan ekonomis pemakai laporan keuangan. Hal atau situasi ini berhubungan
dengan area sensitif, misalnya disclosure mengenai hal tertentu (seperti imbalan
direksi dan komisaris, data tertentu yang khas untuk industri tersebut), kepatuhan
terhadap tertentu perundang-undangan atau persyaratan dalam kontrak, atau
transaksi yang menjadi perhitungan bonus.

Sifat salah saji


Disamping ukuran atau besarnya suatu salah saji, auditor juga
mempertimbangkan sifat dari potensi salah saji dan situasi khusus mengenai
terjadinya salah saji itu, ketika ia mengevaluasi dampak salah saji itu terhadap
laporan keuangan.
Situasi yang terkait dengan salah saji, dapat menyebabkan aditor mengevaluasi
salah saji itu sebagai material sekalipun besarnya (atau angka salah saji) dibawah
materialitas.
Performance material
Performance materiality ( materialitas yang digunakan dalam pelaksanaan
audit, atau disingkat “materialitas pelaksanaan”) digunakan auditor untuk menekan
risiko sampai ketitik rendah yang dapat diterima (appropriately low level). Yang
ditekan adalah risiko besarnya salah saji melampaui angka materialitas. Dalam hal
ini slah saji yang dimaksud adalah akumulasi salah saji yang tidak dikoreksi entitas
dan salah saji yang tidak teridentivikasi oleh auditor (accumulation of uncorrected
and unidentified misstatements).
Bagaimana Menentukan materialitas
Overall Materiality
Overall materiality didasarkan atas persepsi auditor mengenai kebutuhan pemakai
laporan keuangan. Auditor dapat mengasumsikan hal-hal berikut mengenai pemakai
laporan keuangan.
 Mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bisnis, kegiatan ekonomis,
dan akuntansi.
 Mempunyai keinginan untuk mempelajari informasi dalam laporan
keuangan dengan cukup cermat.
 Memahami bahwa laporan keuangan dibuat dan diaudit pada tingkat
materialitas (dan mengabaikan yang tidak material).
 Menrima ketidakpastian yang inheren dalam penggunaan estinasi,
judgement, dan pertimbangan mengenai peristiwa dikemudian hari.
 Membuat keputusan ekonomis yang wajar (reasonable economic decisions)
atas dasar informasi laporan keuangan.
Performance materiality
Overall materiality dan specific materiality ditetapkan dalam hubungan dengan
kebutuhan pemakai laporan keuangan performance materiality ditetapkan dalam
jumlah yang lebih rendah. Akibatnya, auditor melaksanakan lebih banyak pekerjaan
audit (salah saji yang lebih kecil akan teridentifikasi) dan risiko audit ditekan
ketingkat rendah yang dapat diterima.
Jika audit direncanakan hanya untuk mendeteksi salah saji yang material, yang atau
berdiri sendiri, tidak akan ada peluang membuat kesalahan (nomargin of error).
Padahal peluang ini diperlukan untuk mengidentifikasi dan memperhitungkan salah
saji yang imaterial yang mungkin ada. Dan jika dijumlahkan, salah saji yang
masing-masingnya imaterial secara tergabung dapat menyebabkan laporan keungan
disalah sajikan secara material.
Performance materiality dirancang untuk:
 Memastikan kesalah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau
specific materiality dapat dideteksi; dan
 Menyediakan suatu margin atau pemyangga (buffer) uintuk salah saji
yang tidak terdeteksi.
Penyangga ini adalah selisih antara gabungan seluruh salah saji yang
terdeteksi tapi tidak dikoreksi (detected but uncorrected misstatements
in the aggregate) dan overall materility atau specific materiality

Anda mungkin juga menyukai