AKUNTANSI FORENSIK
Oleh :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya. Kami bisa menyusun dan
menyajikan Makalah ini yang berisi tentang “Penyebab dan resiko fraud”
sebagai tugas kuliah. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu hingga makalah ini selesai dibuat.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami maksud penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah................................................................................. 5
3. Tujuan................................................................................................... 5
1. Kesimpulan .......................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua organisasi, apapun jenis (organisasi nirlaba, atas nama pemerintah
dan Negara, perusahaan) dan skala operasinya (besar, menengah atau kecil)
memiliki risiko mengalami fraud yang berdampak cukup fatal, seperti misalnya
hancurnya reputasi organisasi, kerugian organisisasi, kerugian keuangan Negara,
rusaknya moril karyawan serta dampak-dampak lainnya. Maraknya berita
mengenai investigasi terhadap indikasi penyimpangan (fraud di dalam perusahaan
dan juga pengelolaan keuangan negara menandakan bahwa fraud telah menjadi
masalah serius dalam masyarakat dan perlu segera dibenahi dan diatasi oleh
organisasi dengan didukung oleh regulasi pemerintah.Walaupun saat ini sorotan
utama sering terjadi pada manajemen puncak perusahaan, atau terlebih lagi
terhadap pejabat tinggi suatu instansi, namun sebenarnya penyimpangan perilaku
tersebut bisa juga terjadi di berbagai lapisan kerja organisasi.
Dari sisi pemerintah. pelaku bisnis, dan masyarakat awam sekalipun, fraud
telah dipahami dapat merugikan keuangan negara, keuangan perusahaan, dan
merusak sendi-sendi budaya masyarakat. Namun umumnya pimpinan suatu
instansi/organisasi seringkali merasa bahwa organisasinya termasuk di dalam
lingkungan yang terbebas dari risiko fraud Kenyataanya fraud terdapat di tiap lini
organisasi, mulai dari jajaran manajemen atau pimpinan puncak, sampai kepada
jajaran depan atau pelaksana. Fraud dapat dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh
seorang Pegawai yang tampak jujur sekalipun.
Bila disimak lebih dalam, terdapat fenomena spesifik terkait dengan pelaku
fraud. yaitu oleh pegawai pria, pegawai yang sudah menikah, berperndidikan
relatif tinggi, dan usia yang lebih tua. Pengamatan tersebut sejalan dengan Hall
(2001:139) yang mengklasifikasikan pelaku fraud berdasarkan posisi dalam
organisasi. pendidikan, gender, status perkawinan dan usia pernyataan mendasar
atas fenomena tersebut adalah apa penyebab terjadinya fraud, dan bagaimana
deskripsi yang menjelaskan keterkaitan faktor-faktor pemicu dengan risiko
terjadinya fraud. Bab membahas mengenai teori-teori penyebab fraud.
B. Rumusan masalah
1. Apa sajakah penyebab dan resiko fraud?
2. Apa sajakah faktor penyebab fraud?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa sajah yang menyebabkan fraud
2. Memahami faktor- faktor penyebab fraud
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep fraud triangle saat ini digunakan secara luas dalam praktik
akuntan publik pada Statement of Auditing Standard (SAS) No. 99,
Consideration Of Fraud In A Financial Statment Audit, yang menggantikan
SAS No.82. Konsep ini bertumpu pada riset Donald Cressey (1953) yang
menyimpulkan bahwa fraud triangle terdiri sari 3 sifat umum fraud triangle
terdiri dari tiga kondisi yang umumnya hadir pada saat fraud terjadi.
Sisi pertama dari segitiga diberi judul pressure yang merupakan percevied
non-shareable financial need. Pressure adalah dorongan orang untuk
melakukan fraud. Pada umumnya tekanan muncul karena kebutuhan atau
masalah finansial, tapi banyak juga yang hanya terdorong oleh keserakahan.
Penggelapan uang perusahaan oleh pelakunya bermula dari suatu tekanan
(pressure) kebutuhan keuangan yang mendesak yang menghimpitnya yang
tidak dapat diceritakan kepada orang lain. Konsep yang penting di sini adalah
tekanan yang menghimpit hidupnya (berupa kebutuhan akan uang). padahal ia
tidak bisa berbagi (sharing) dengan orang lain Setidak-tidaknya, itulah yang
dirasaknnya. Konsep ini disebut perceived non-shareable financial need. Dari
penelitiannya, Cressey juga menemukan bahwa non-shareable problems yang
dihadapi orang-orang yang diwawancarainya timbul dari situasi yang dapat
dibagi dalam enam kelompok:
Kegagalan pribadi juga merupakan situasi yang dipersepsikan oleh orang yang
mempunyai kedudukan yang dipercaya dalam bidang keuangan, sebagai
kesalahannya menggunakan akal sehatnya, dan karena itu menjadi
tanggungjawab pribadinya. la takut kehilangan statusnya sebagai orang yang
dipercaya (dalam bidang keuangan), karena itu ia takut mengakui
kegagalannya, sekalipun kepada orang-orang yang sesungguhnya dapat
membantunya, dan ia memilih untuk mencuri Kehormatan pada diri sendiri
menjadi awal kejatuhannya
Business reversals
Physical isolation
Status gaining
Situasi kelima ini tidak lain dari kebiasaan (buruk) untuk tidak mau kalah
dengan "tetangga". Orang lain punya harta tertentu, ia juga harus punya seperti
itu atau lebih dari itu. Orang lain Purya jabatan tertentu, ia juga harus punya
jabatan seperti itu atau lebih baik darı itu.
Employer-employee relations
b) Opportunity
Sistem pengendalian intern yang lemah, misal kurang atau tidak ada audit
trail (jejak audit) sehingga tak dapat dilakukan penelusuran, ketidakcukupan
dan ketidakefektifan aktivitas pengendalian pada area proses bisnis yang
berisiko, sistem dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) tidak
mengimbangi kompleksitas organisasi, kebijakan dan prosedur SDM yang
kurang kondusif. Termasuk ketidakefektifan pengendalian adalah adanya
kepercayaan berlebih yang diterima pelaku fraud dari atasan atau pemilik
perusahaan atau atasan tidak disiplin menjalankan pengawasan.
Tata kelola organisasi buruk seperti tidak ada komitmen yang tin8gi dan
suri tauladan yang baik dari lapisan manajemen, sikap manajemen yang lalai,
apatis, atau acuh tak acuh dan gagal mendisiplinkan atau memberikan sanksi
pada pelaku fraud atau pembiaran terhadap pelaku tidak etis atau fraud, tidak
mampu menilai kualitas kinerja karena tidak punya alat atau kriteria
pengukurannya, pengawasan dewan komisaris dan komite audit tidak berjalan
semestinya atau tidak independensi dan objektif, kode etik, regulasi, standar
prosedur internal ada namun hanya hiasan.
c) Rationalization
Menurut David T Wolfe dan Dana Hermanson, banyak fraud, terutama yang
bernilai milyaran tidak akan terjadi tanpa keberadaan orang yang tepat dengan
kemampuan yang tepat. Peluang membuka pintu untuk fraud, tekanan dan
rasionalisasi dapat menarik orang melakukan fraud Tapi orang tersebut harus
memiliki kemampuan untuk mengenali peluang sebagai sebuah kesempatan dan
mengambil keuntungan tersebut Menurut diamond theory terdapat 4 elemen
penyebab fraud sebagai berikut
GONE Theory
Teori lain tentang penyebab fraud dikenal dengan teori GONE oleh jack
Bologna . teori ini menggabarkan empat faktor pendorong seseorang melakukan
faud, yaitu:
a) Greed (kserakahan)
b) Opportunity (kesempatan)
c) Need (kebutuhan)
d) Exposure (pengungkapan)
Faktor Greed dan Need merupakan faktor yang brhubungan dengan individu
pelaku fraud (disebut juga faktor individual). Keserakahan dan kebutunga
merukan hal yang bersifat sangat personal sehingga sulit sekali dapat dihilangkan.
Sedangkan faktor opportunity dan exposure merupaka faktor yang berhubungan
dengan organisasi sebagai orban perbuatan fraud (disebut juga faktor
generik/umum)
1. Faktor generik
2. Faktor individu
Salah satu aspek adalh moral yang sangat rendah karena berhubungan
dengan kesrakahan (greed). Disebut moral ynag sangat rendah karena serakah
bertalikan dengan oerbuatan fraud ynag pasti dilakukan sesudah berulangkali
sehingga dianggap hal bisa dan bukan merupakan sustu pebuatan yang slah
sertasudah melampaui batas kebutuhan dasar manusia sesuai lapis pertama
kebutuuhan manusia teori Abraham Maslow.
Aspek yang lain adalah motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan (need)
yang mendorong pikran dan keperluan pegai / pejabat yang memiliki akses dan
otoritas terhadap aset yang dimiliki perusahaan/ instansi/ organsasi tempat ia
bekerja. Dalam hal orang tersebut merasa tertekan oleh kebutuhannya maka ia
dapat tertorong untuk melkukan fraud. Permaslahannya adalah smpsai lapid yang
mana kebutuhan harus dipenuhi pelaku fraud. Selain itu tekanan yag dihadapi
dalam bekerja dapat menyebabkan orang yang jujur mempunyai motif untuk
mrlalkukan fraud. Pabila pelaku dan sesusi dengan sifat manusia dan hukum
ekonomi bahwa needs adalah tidak terbatas dan apalagi faktor generik sangat
lemah maka aawalnya adlah alasan kebutuhan namun akan menjadi keserakahan.
Lionel Robbins mengatakan bhawa seperti contoh orang yang sudah meliliki
rumah tidak merasa cukup dengan sati rumah, misalnya rumah untuk investai atau
untuk anak-anaknya.
MCP Theory
Teori MCP merupakan singkata dari tiga faktor yang sangat dianggap dapat
mendukung atau memicu terjadinya frund dalam orgaisasi teory MCP terdiri dari:
Motives
1. Economic
2. Egocentric
3. Psychosis
4. Igeological
Capability
Possibility of Exposure
Albrecht terhadap sumber data untuk menusun daftar legkap variabel tekanan,
peluang dan intergiritas ke dalam dua kategori yakni karakteristik pelaku
dankarakteristik lingkungan organisasional. Sepuluh faktor yang paling tinggi dari
karakteristik personal adalah:
Menurut standar auditing tersebut, terdapat dua tipe fraud yang relevan
untuk pekerjaan Auditor Independen yang harus dipertimbangkan dalam
setiap penugasan audit, yaitu:
Dua tipe fraud tersebut juga dipakai oleh Standar Auditing Seksi 316 yang
menjadi rujukan Akuntan Publik di Indanesia dalam mengaudit laporan
keuangan. Berikut ini adalah faktor risiko yang harus diketahui Akuntan
Publik terkait dua jenis fraud tersebut sesuai SAS No.99 dan faktor risiko
tersebut mengacu pada segitiga fraud.
1. Faktor- faktor risiko yang berkaitan dengan penyajian secara salah laporan
keuangan dalam nilai material atau signifikan (fraudulent financial
reporting).
1.1.Insentif atau Tekanan (Pressures)
A. Stabilitas keuangan atau keuntungan (profitability) terancam oleh
situasi dan kondisi ekonomi, industri, politik dan lain-lain termasuk
terancam oleh situasi dan kondisi bisnis entitas yang bersangkutan
seperti atau yang diindikasikan oleh:
Tingkat kompetisi usaha yang sengit atau pasar berada pada
titik jenuh (market saturation:) yang diikuti oleh penurunan
marjin keuntungan.
Kerawanan yang tinggi terhadap perubahan yang sangat cepat
misalnyaperubahan teknologi, keusangan produk, suku bunga
dan kurs valuta asing.
Penurunan yang signifikan pada permintaan pasar (customer
demand) dan kenaikan tingkat kegagalan bisnis di lingkup
industri atau pereknomian.
Kerugian operasi yang dapat mengancam kebangkrutan,
penutupan usaha, atau pengambilalihan secara kasar (hostile
takeover) dalam waktu dekat.
Arus kas negatif yang berulang-ulang dari operasi dan
ketidakmampuan menghasilkan arus kas dari operasi sementara
entitas melaporkan keuntungan atau pertumbuhan laba.
Pertumbuhan usaha yang sangat cepat atau tingkat keuntungan
(profitability) yang tidak biasa, khususnya dibandingkan
dengan perusahaan lain dalam industri yang sama
Persyaratan akuntansi, peraturan, regulasi, atau kewajiban baru
B. Tekanan yang berlebihan terhadap manajemen untuk memenuhi
persyaratan dan harapan pihak ketiga dalam rangka
Ekspektasi tingkat kecenderungan (trend level) atau
keuntungan (profitability) dari analis investasi, investor
lembaga atau institusi, kreditur besar, atau pihak luar lainnya
(terutama ekspektasi yang tidak realistis atau terlalu agresif),
termasuk ekspektasi yang dibuat oleh manajemen di dalam,
misalnya, siaran pers atau pesan-pesan di dalam laporan
tahunan yang sangat optimistis
Kebutuhan mendapatkan tambahan pembiayaan dari utang atau
ekuitas (modal) untuk membiayai pengeluaran modal (capital
expenditures), riset dan pengembangan supaya entitas tetap
dapat mempertahankan keunggulannya
Kemampuan yang marjinal untuk memenuhi persyaratan
supaya tetap tercatat dalam papan bursa saham membayar
kembali utang atau persyaratan perjanjian utang lainnya
Dampak buruk yang nyata atau dirasakan akibat dari pelaporan
hasil keuangan yang jelek dari transaksi yang signifikan yang
belum selesai (pending) seperti penggabungan usaha atau
realisasi kontrak
C. Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa situasi finansial
pribadi dewan Pengarah (Board of Director) atau manajemen
terancam oleh kinerja keuangan entitas yang dikelolanya yang
berasal dari:
• Kepentingan yang signifikan atas keuangan entitas
• Porsi yang signifikan atas kompensasi yang akan didapat
(misalnya, bonus, opsi saham atau stock options, dan perjanjian
laba atau earn-out arrangements) yang menjadi tergantung atau
kontinjen terhadap pencapaian target yang agresif terhadap
harga saham, hasil operasi, posisi keuangan, atau arus kas
• Jaminan pribadi (Personal guarantee) atas utang-utang entitas.
D. Ada tekanan yang berlebihan kepada manajemen atau pegawai
operasional untuk menuhi target keuangan yang ditentukan oleh
Dewan Pengarah (Board of Director) atau manajemen, termasuk
sasaran penjualan dan insentif keuntungan (profitability)
1.2.Peluang atau kesempatan (Opportunities)
A. Sifat industri atau sifat operasionalnya entitas memberikan peluang
untuk terlibat dalam fraudulent financial reporting yang dapat
muncul atau berkembang dari:
• Transaksi dengan pihak afiliasi yang signifikan di luar usaha
yang lazim atau biasanya atau transaksi dengan pihak terafiliasi
yang tidak diaudit atau diaudit oleh kantor akuntan lain
• Kehadiran keuangan yang kuat atau kemampuan mendominasi
sektor industri tertentu yang memungkinkan entitas mengatur
persyaratan jual beli atau terms or conditions kepada langganan
atau pembeli dan pemasok yang menghasilkan transaksi
dengan harga yang tidak wajar atau tidak tepat atau non-arm's-
lengen transactions
• Nilai aset, kewajiban atau utang, penghasilan, atau beban-
beban berdasarkan pada estimasi yang signifikan yang
melibatkan pertimbangan yang subjektr atau ketidakpastian
yang sulit untuk dicari kebenarannya.
• Transaksi yang sangat signifikan, tidak biasa, atau kompleks,
khususnya yang mendekati akhir periode pembukuan yang
menghadapi pertanyaan yang sulit.
C. Pemantauan manajemen yang tidak efektif sebagai hasil dari:
• Dominasi manajermen oleh satu orang atau sekelompok kecil
(di dalam suatu bisnis yang dikelola oleh bukan pemilik) tanpa
kontrol yang memadal dan mengimbanginya
• Dewan Pengarah (Board of Directors) atau Komite Audit yang
tidak elextil memantau proses penyusunan, penyajian, dan
pelaporan laporan keuangan dan sistem pengendalian (kontrol)
intern.
D. Terdapat struktur organisasi yang tidak stabil atau kompleks,
dibuktikan oleh:
• Kesulitan dalam menentukan organisasi atau siapa individu
yang memiliki kekuasaan pengendalian dalam entitas
• struktur organisasi yang terlalu kompleks yang melibatkan
entitas legal atau garis otoritas manajerial yang tidak biasa
• Tingkat keluar atau berhenti dan masuk atau pergantian y ang
tingg di manajemen senior, anggola Dewan Pengarah (Board of
Directors) atau penasehat (asunas).
Menelaah SAS No.99 kita dapat melihat internalisasi salah satu teori
penyebab fraud yaitu segitiga fraud sebagai faktor risiko yang dapat
menyebabkan fraudulent finarcel reporting dan asset misappropriation atau
dengan kata lain risiko apa-apa saja yang dapatMmencetuskan atau
menyebabkan terjadinya kedua jenis fraud dalam perspektif segitiga fraud
yang harus diperhatikan Akuntan Fublik dalam mengaudit laporan keuangan.
Berdasarkan uraian di Bab I dapat disimpulkan bahwa fraud dapat terjadi
dimana saja baik di sektor publik maupun sektor swasta, baik di Negara
berkembang maupun di Negara maju. Fraud dapat mengambil berbagai rupa.
Profesi auditor, akuntan forensik, termasuk manajemen perlu mengenali jenis
-jenis dan klasifikasi fraud untuk mendeteksi, mencegah dan memerangi fraud
dari berbagai lembaga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua organisasi, apapun jenis (organisasi nirlaba, atas nama pemerintah dan
Negara, perusahaan) dan skala operasinya (besar, menengah atau kecil) memiliki
risiko mengalami fraud yang berdampak cukup fatal, seperti misalnya hancurnya
reputasi organisasi, kerugian organisisasi, kerugian keuangan Negara, rusaknya
moril karyawan serta dampak-dampak lainnya. Maraknya berita mengenai
investigasi terhadap indikasi penyimpangan (fraud di dalam perusahaan dan juga
pengelolaan keuangan negara menandakan bahwa fraud telah menjadi masalah
serius dalam masyarakat dan perlu segera dibenahi dan diatasi oleh organisasi
dengan didukung oleh regulasi pemerintah.Walaupun saat ini sorotan utama
sering terjadi pada manajemen puncak perusahaan, atau terlebih lagi terhadap
pejabat tinggi suatu instansi, namun sebenarnya penyimpangan perilaku tersebut
bisa juga terjadi di berbagai lapisan kerja organisasi.
DAFTAR PUSTAKA