Anda di halaman 1dari 3

1.

Definisi Koperasi
Koperasi bercirikan suatu sistem sosio-ekonomi (Socio-Economic System), yang
para anggota/pemilik dan para pelanggannya adalah sama orangnya :

DEFINISI KOPERASI  ANGGOTA – ANGGOTA = PELANGGAN

Definisi ini dapat dengan mudah membedakan antara sistem sosioekonomi yang
sering dinamakan “Koperasi” (tetapi menurut definisi Koperativist murni mungkin belum
tentu disebut Koperasi)

Berdasarkan prinsip – prinsip apa suatu “koperasi” diorganisasikan, apa saja yang
menjadi tujuan para anggota, macam partisipasi apa yang dibutuhkan, dan lain
sebagainya, adalah merupakan pertanyaan – pertanyaan dan, bukannya harus dijadikan
paket definisi itu sendiri. Akhirnya dengan demikian tidak terjerumus ke dalam cara
berpikir essensialist dan dogmatis yang mempercayai bahwa suatu definisi harus dapat
“menerangkan” realitas kepada kita atau harus berisikan sejumlah “kebenaran” elementer
mengenai Koperasi.

2. Koperasi Sebagai Ilmu


Salah satu pengetahuan pengetahuan dasar yang harus digunakan didalam
pembentukan model kelembagaan adalah pengetahuan yang “teoritis”, yakni semacam
informasi yang diperlukan untuk “menerangkan” realitas-empiris.
Berdasarkan pengetahuan teoritis inilah, maka pengetahuan dari para ahlipun
menjadi sangat bermanfaat karena tanpa bekal informasi teori mereka akan terjerumus ke
dalam dogmatis yang hanya meniru pengalaman – pengalaman yang berasal dari keadaan
– keadaan yang kini tidak relevan dengan lingkungan yang berkembang sehingga dipikir
perlunya suatu konsep teoritis dalam kebijakan Koperasi.
Dalam kehidupan berkoperasi kita sangat menaruh perhatian pada apa yang
disebut sebagai pengaruh/efek Koperasi (Cooperative Effect), artinya semua hasil,
konsekuensi, dan prestasi dari suatu badan usaha koperasi; koperasi ini dimiliki atau
beranggotakan orang – orang, yang juga merupakan langganan – langganan utama
koperasi. Ada dua pendekatan dalam mempelajari pengaruh/effect koperasi yakni dengan
pendekatan :

Pendekatan Instrumental (Instrumental Approach) :

Koperasi dilihat sebagai instrument/alat guna mencapai tujuan – tujuan ekonomi,


politik, sosial atau kultural, maka pada pendekatan ini terlepas dari hasil – hasil kongkrit
yang dibuat koperasi.

Pendekatan Idiologis (Idiologi Approach) :

Pendekatan idiologi berhubungan dengancara berpikir essensialist yang telah di


jelasksan di muka.

Dalam pokok bahasan koperasi sebagai ilmu, kita perlu mengemukakan tentang
suatu analasis dua langkah (a two step analysis) atau dua langkah teoritis yang pada
umumnya dapat dikatakan sebagai kerangka berpikir secara teoritis yang pada umumnya
dapat dikatakan sebagai kerangka berpikir secara teoritis hirarkis (hirrarachial theorical
thinking) seperti tampak pada skema berikut :

AKIBAT/PENGARUH
(PENGARUH)

TEORI – TEORI LANGKAH


“A” TEORITIS
PERTAMA

KONDISI – KONDISI
SEMULA “A”

LANGKAH TEORI – TEORI


TEORITIS “B”
KEDUA

KONDISI – KONDISI
SEMULA “B”
Keterangan :

Langkah Pertama :

Mencakup hubungan akibat/pengaruh/effect dengan teori umum dan hubungan


teori ini dengan kondisi – kondisi empiris semula (sekarang dan masa lalu/historis).

Langkah Kedua :

Adalah perlunya menghubungkan kondisi – kondisi semua tersebut pada tingkat


pertama dengan aktifitas – aktifitas seperti : bagaimanakah koperasi dapat mempengaruhi
“faktor – faktor penyebab” tersebut.

Atas dasar cara berfikir teoritis – teoritis semacam itu, maka secara konsepsional
dapat “menerangkan” adanya penciptaan pendapatan sebagai konsekuensi – konsekuensi
dari aktifitas Koperasi.

3. Pengertian Koperasi
Pengertian secara umum, Koperasi berasal dari kata : Co dan operation, Co
berarti bersama dan operation berarti kegiatan/pekerjaan.

Sedangkan pengertian menurut UU Koperasi No. 12 Tahun 1967, Koperasi adalah


badan ekonomi yang sosial beranggotakan orang – orang atau badan – badan hukum
koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. (Pasal 3)

Anda mungkin juga menyukai