Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas
berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya


Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan Wajib
merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di
Indonesia. Upaya ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM), serta merupakan kesepakatan global maupun nasional.

Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan,


Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan
Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta
Pengobatan. Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat setempat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.

Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui
perwakilan masyarakat dalam bentuk Badan Penyantun Puskesmas/Konsil
Kesehatan Kecamatan (bagi yang sudah terbentuk). Apabila Puskesmas belum
mampu menyelenggarakannya, tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota wajib menyelenggarakannya. Upaya Kesehatan
Pengembangan, antara lain : Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Olah
Raga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya
Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Kesehatan Usia Lanjut, Pembinaan
Pengobatan Tradisional, Perawatan Kesehatan Masyarakat, dan sebagainya.

Upaya laboratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan upaya pencatatan-


pelaporan tidak termasuk pilihan karena merupakan pelayanan penunjang dari
setiap Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas.
Adapun perawatan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari berbagai
upaya pelayanan yang ada, sehingga diharapkan pelayanan Puskesmas bersifat
menyeluruh.

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,


yakni upaya lain di luar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan
kebutuhan.

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan


pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara
terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat,
keterpaduan dan rujukan.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus


melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran
Puskesmas secara efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan
pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan di atas merupakan satu kesatuan yang
saling terkait dan berkesinambungan.
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang
ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan
pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun
untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara
efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Diharapkan buku ini dapat
digunakan sebagai salah satu pedoman dalam penyusunan perencanaan di
Puskesmas.

B. TUJUAN DAN MANFAAT


1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan manajemen di Puskesmas dalam
menyusun perencanaan kegiatan tahunan berdasarkan
penyelenggaraannya.

b. Tujuan Khusus
1) Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk
berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah
kesehatan masyarakat.
2) Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah
diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan
dari berbagai sumber.

2. MANFAAT
a. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
c. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan
potensi yang ada.
C. PENGERTIAN
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan
berdaya guna.

Perencanaan Tingkat Puskesmas diartikan sebagal proses penyusunan rencana


kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang yang dilakukan secara
sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat
dl wilayah kerjanya.

D. RUANG LINGKUP
Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam
Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan dan upaya kesehatan
penunjang. Perencanaan Ini disusun oleh Puskesmas sebagal Rencana Tahunan
Puskesmas yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber
dana lainnya.

Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu:


1. Tahap persiapan
2. Tahap Analisa Situasi
3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
4. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
BAB II
MEKANISME
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah


dengan menyusun Rencana Usulan Kegiatan yang meliputi Usulan Kegiatan
Wajib dan Usulan Kegiatan Pengembangan.

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas harus memperhatikan berbagai


kebijakan yang berlaku baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan
hasil kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas perlu
mempertimbangkkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan
Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas. Rencana Usulan Kegiatan harus
dilengkapi pula dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana,
prasarana dan operasional Puskesmas. RUK yang disusun merupakan RUK tahun
mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut disusun pada bulan Januari tahun
berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-
1), dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di
Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (H).

Rencana Usulan Kegiatan yang telah disusun dibahas di dinas kesehatan


kabupaten/kota, diajukan ke Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui dinas
kesehatan kabupaten/kota.

Selanjutnya RUK Puskesmas yang terangkum dalam usulan dinas kesehatan


kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan
pembiayaan dan dukungan politis.

Setelah mendapat persetujuan dari DPRD, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas


melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang telah
disetujui tersebut, Puskesmas menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Sumber
pembiayaan Puskesmas selain dari anggaran Daerah (DAU) adalah dari Pusat dan
pinjaman/bantuan luar negeri yang dialokasikan melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota. RPK disusun dengan melakukan penyesuaian dan tetap
mempertimbangkan masukan dari masyarakat. Penyesuaian ini dilakukan,
olehkarena RPK yang disusun adalah persetujuan atas RUK tahun yang lalu (H-
1), alokasi yang diterima tidak selalu sesuai dengan yang diusulkan, adanya
perubahan sasaran kegiatan, tambahan anggaran (selain DAU) dan lain-lainnya.
Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan, dalam forum
Lokakarya Mini yang pertama.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap mekanisme Perencanaan Tingkat


Puskesmas, dapat dilihat pada alur berikut ini:
Pedoman Kabupaten/ Kota
Penyandang dan Lain

Dinas Kesehatan
Upaya
Kesehatan
Wajib Rencana Usulan Rencana Rencana
Usulan Kegiatan Pelaksanaan Tahunan
Kegiatan yang telah Kegiatan Puskesmas
Upaya H+1 disetujui
Kesehatan
Pengembangan Januari H Januari H+1

Masyarakat
Konsil Kesehatan Kecamatan/ Bidan Penyantun Puskesmas
BAB III
TAHAP PENYUSUNAN
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dilakukan melalui 4 empat) tahap


sebagai berikut:

A. TAHAP PERSIAPAN
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan
dengan cara :
1. Kepala Puskesmas membentuk Tim Penyusun Perencanaan Tingkat
Puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas menjelaskan tentang pedoman Perencanaan Tingkat
Puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi
keberhasilan penyusunan Perencanaaan Tingkat Puskesmas.
3. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen
Kesehatan.

B. TAHAP ANALISIS SITUASI


Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap data
yang dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh Kepala Puskesmas melakukan
pengumpulan data. Ada 2 (dua) kelompok data yang perlu dikumpulkan yaitu data
umum dan data khusus.
1. Data Umum :
a) Peta Wilayah Kerja serta Fasilitas Pelayanan (Format-1) Data wilayah
mencakup luas wilayah, jumlah desa/ dusun/ RT/ RW, jarak desa dengan
Puskesmas, waktu tempuh ke Puskesmas. Data ini dapat diperoleh di kantor
Kelurahan/ Desa atau Kantor Kecamatan.
b) Data Sumber Daya
Data sumber daya Puskesmas (termasuk Puskesmas Pembantu dan
Bidan di Desa, mencakup :
1) Ketenagaan (Format - 2a)
2) Obat dan bahan habis pakai (Format - 2b)
3) Peralatan (Format-2c)
4) Sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah (Pusat dan
Daerah), masyarakat, dan sumber lainnya (Format - 2d)
5) Sarana dan prasarana, antara lain gedung, rumah dinas, komputer,
mesin tik, meubelair, kendaraan (Format - 2e)

c) Data Peran Serta Masyarakat (Format - 3)


Data ini mencakup jumlah Posyandu, kader, dukun bayi dan tokoh
masyarakat.
d) Data Penduduk dan Sasaran Program ( Format - 4)
Data penduduk dan sasaran program mencakup : jumlah penduduk
seluruhnya berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur (sesuai sasaran
program), sosio ekonomi pekerjaan, pendidikan, keluarga miskin
(persentase di tiap desa/ kelurahan). Data ini dapat diperoleh di kantor
Kelurahan/ Desa, Kantor Kecamatan, dan data estimasi sasaran di Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota.
e) Data sekolah ( Format - 5)
Data sekolah dapat diperoleh dari dinas pendidikan setempat, mencakup
jenis sekolah yang ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah UKS, jumlah
dokter kecil, jumlah guru UKS , dll.
f) Data Kesehatan Lingkungan wilayah kerja Puskesmas (Format- 6)
Data kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat, tempat pembuatan
makanan/ minuman, tempat-tempat umum , tempat pembuangan
sampah, sarana air bersih, jamban keluarga dan sistem pembuangan air
limbah.

2. Data Khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas)

a) Status Kesehatan terdiri dari :


 data kematian (Format -7),
 Kunjungan Kesakitan (Format - 8),
 Pola Penyakit yaitu 10 penyakit terbesar yang ditemukan (Format-9).
b) Kejadian Luar Biasa (Format - 10), dapat dilihat pada Laporan W1
(Simpus).
c) Cakupan Program Pelayanan Kesehatan 1 (satu) tahun terakhir di tiap
desa/ kelurahan, dapat dilihat dari Laporan Penilaian Kinerja
Puskesmas (Format -11).
d) Hasil survey (bila ada), dapat dilakukan sendiri oleh Puskesmas atau
pihak lain (Format -12).

C. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)


Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dilaksanakan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki
program yang masih bermasalah.
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi
kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan Puskesmas.

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yaitu
Analisa Masalah dan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan.
1. Analisa Masalah
Analisa masalah dapat dilakukan melalui kesepakatan kelompok Tim
Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas
dan Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas melalui
tahapan :
a) Identifikasi masalah,
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi
masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis program, cakupan, mutu, ketersediaan
sumber daya.

Identifikasi masalah
NO PROGRAM TAR PENCA MASALAH
GET PAIAN
2016 2016
KIA/KB
1 Persentase persalinan fasyankes 70 25,2 Kurangnya kesadaran
BUMIL untuk melahirkan
difasyankes
2 Persentase K1 Ibu Hamil 98 93,2 Tercapai
3 Persentase K4 Ibu Hamil 96 90,8 Tercapai
4 Persentase deteksi ibu hamil 95 89,9 Tercapai
resiko tinggi
5 Persentase penanganan 80 19,3 Karena tidak semua ibu
komplikasi komplikasi maternal hamil memiliki
komplikasi maternal
6 Persentase pelaksanaan kelas ibu 81 81 Tercapai
hamil
7 Perentase pelaksanaan orientasi 83 83 Tercapai
P4K
8 Persentase kunjungan nifas 98 98 Tercapai
(KF1)
9 Persentase kunjungan nifas 98 98 Tercapai
(KF3)
10 Cakupan pelayanan nifas 98 98 Tercapai
11 Persentase Persalinan Oleh 90 90 Tercapai
Tenaga Kesehatan
12 Persentase KB aktif 100 54,9 Kurangnya pengetahuan
ibu tentang KB
13 Persentase posyandu lansia aktif 90 80 Tercapai
14 Persentasi kunjungan lansia 100 25,2 Kurangya keseadaran
lansia datang ke Posyandu
15 Persentase kunjungan neonatal 98 98,7 Tercapai
(KN1)
16 Persentase kunjungan neonatal 94 98 Tercapai
lengkap
17 Pesentase kunjungan bayi 90 69,5 Kurangnya kesadaran ibu
membawa bayinya ke
posyandu
18 Cakupan penanganan komplikasi 80 8,3 Karena tidak semua
neonatal Neonatal memiliki
komplikasi maternal
GIZI
1 Persentase bayi baru lahir yang 41 34 Tercapai
mendapat IMD
2 pesentase bayi usia < 6 bulan 80 67,6 Kurang kesadaran ibu dan
yang mendapat asi eklusif keluarga tentang ASI
Exlusif
3 Persentase bayi mendapat kapsul 100 94,6 Tercapai
vitamin A biru
4 Persentase kunjungan balita 85 71,9 Kurangnya kesadaran
masyarakat membawa
balita ke posyandu
5 Cakupan pemberian vitami A 85 90 Tercapai
bufas
6 Persentase rumah tangga dengan 90 90,7 Tercapai
garam ber yodium
7 Persentase balita kurus yang 80 80 Tercapai
mendapat makanan tambahan
8 Persentase balita yang naik BB 86 78,4 balita yang datang ke
nya (N) posyandu tidak rutin
9 Persentase balita bawah garis 5 0,8 Jumlah Balita BGM yang
merah ditemukan sedikit
10 Prevalensi gizi kurang pada 8,6 0,83 Jumlah Gizi kurang yang
balita ditemukan sedikit
11 Persentase balita mendapat 100 96,1 Tercapai
kapsul vitamin A merah
12 Perentase balita ditimbang(D/S) 85 71,9 Kurangnya kesedaran ibu
tentang penimbangan
13 Persentase balita mempunyai 100 86,7 Tercapai
buku KIA/KMS ( K/S)
14 Persentase ibu hamil KEK yang 50 3,1 Bumil KEK yang
mendapatkan makanan tambahan ditemukan sedikit
15 Presentase BGM/D 5 0,85 jumlah BGM yang
ditemukan sedikit
16 Persentase ibu hamil mendapat 85 91,3 Tercapai
90 tablet fe
KESLING
1 Persentase sarana air minum 40 45 Tercapai
yang dilakukan pengawasan
2 Jumlah desa/ kelurahan yang 20 4,2 Kurangnya pengetahuan
melksanakan STBM masyarakat tentang
STBM
3 Persentase kualitas air minum 50 50 Tercapai
yang memenuhi syarat kesehatan
4 Persentase tempat-tempat yang 60 60 Tercapai
memenuhi syarat kesehatan
5 Persentase tempat pengelolaan 40 40 Tercapai
makanan (TPM) yang memenuhi
syarat kesehatan
PROMKES
1 Persentase desa siaga aktif 75 75 Tercapai
2 Persentase posyandu aktif 65 65 Tercapai
3 Persentase rumah tangga ber 65 25 kurang nya kesadaran
PHBS masyarakat tentang Hidup
Ber PHBS
4 Persentase sekolah menengah 80 80 Tercapai
pertama dan menengah atas/
sederajat yang mempromosikan
kesehatan
5 Jumlah penyuluhan anak sekolah 100 100 Tercapai
dari SD s/d SMA/ sederajat
6 Jumlah penyuluhan individu, 70 70 Tercapai
kelompok masyarakat
7 Cakupan penjarinagn kesehatan 100 100 Tercapai
siswa SD setingkat
8 Persentase sd yang 50 50 Tercapai
mempromosikan kesehatan
9 Jumlah kebijakan public yang 3 3 Tercapai
berwawasan kesehatan

10 Persentase kab/kota yang 35 35 Tercapai


memiliki kebijakan PHBS
11 Pesentase desa yang 10 10 Tercapai
memanfaatkan dana desa
10persen untuk UKBM
12 Penyaringan kesehtan anak 100 100 Tercapai
sekolah SMP s/d SMA dan
sederajat
SURVAILENS DAN
IMUNISASI
1 Cakupan imunisasi lengkap 80 88,7 Tercapai
(IDL)
2 Cakupan imunisasi bostar 45 41,4 Tercapai
(DPT/HIB )
3 Cakupan imunisasi boster 45 38,2 Tercapai
campak
4 Cakupan bias DT/TD 100 80 Tercapai
5 Cakupan bias campak 100 98 Tercapai
6 Cakupan desa/kelurahan 100 99,7 Tercapai
mengalami KLB yang dilakukan
PE dan penanggulangan 24 jam
7 Cakupan kelengkapan dan 100 100 Tercapai
ketepatan pengiriman laporan
SKDR mingguan
8 Cakupansurvailens penyakit 100 0 nihil
berpotensi KLB pasa bencana
9 Cakupan desa/ kelurahan 85 0 nihil
mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < dari
24 jam
PENCEGAHA DAN
PENGADILAN PENYAKIT
MENULAR
1 Penemuan pasien baru TB BTA 70 8,3 Kurangnya pengetahuan
positif Masyarakat tentang
penyakit TB
2 Cakupan pengobatan penderita 100 100 Tercapai
TB
3 Penderita DBD yang ditangani 100 100 Tercapai
b) Menetapkan urutan prioritas masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi masalah secara
sekaligus, ketidak tersediaan teknologi atau adanya keterkaitan satu
masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas
dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat
ditempuh dengan menggunakan kriteria lain. Dalam penetapan urutan
prioritas masalah dapat mempergunakan berbagai macam metode
seperti kriteria matriks, MCUA, Hanlon, CARL dsb. Penetapan
penggunaan metode tersebut diserahkan kepada masing-masing
Puskesmas.

Contoh Kriteria matriks.


Masing-masing kriteria ditetapkan dengan nilai 1 - 5. Nilai semakin
besar jika tingkat urgensinya sangat mendesak, atau tingkat
perkembangan dan tingkat keseriusan semakin memprihatinkan apabila
tidak diatasi. Kemudian kalikan tingkat urgensi (U) dengan tingkat
perkembangan (G) dan tingkat keseriusan (S). Prioritas masalah
diurutkan berdasarkan hasil perkalian yang paling besar dari ketiga hal
tersebut dan disusun dalam bentuk matriks.

Tingkat Tingkat Tingkat UXSXG


Kriteria Urgensi Keseriusan Perkembangan
Masalah (U) (S) (G)
1 Kurangnya kesadaran 5 5 5 125
BUMIL untuk melahirkan
difasyankes
2 Kurangnya pengetahuan 4 5 5 100
masyarakat tentang Stob
BABS
3 kurang nya kesadaran 5 4 5 100
masyarakat tentang Hidup
Ber PHBS
4 Kurangnya pengetahuan 80
Masyarakat tentang
penyakit TB 5 4 4
5 Kurang kesadaran ibu dan 5 5 3 75
keluarga tentang ASI
Exlusif

6 Kurangya keseadaran 4 4 4 64
lansia datang ke Posyandu
7 Kurangnya kesadaran 4 5 3 60
masyarakat membawa
balita ke posyandu
8 Karena tidak semua ibu 5 3 4 60
hamil memiliki komplikasi
maternal
9 Kurangnya pengetahuan 5 3 3 45
ibu tentang KB
10 Kurangnya kesadaran ibu 5 4 2 40
membawa bayinya ke
posyandu

11 Karena tidak semua 4 3 3 36


Neonatal memiliki
komplikasi maternal
12 balita yang datang ke 3 3 3 27
posyandu tidak rutin
13 Jumlah Gizi kurang yang 4 3 2 24
ditemukan sedikit
14 Kurangnya kesedaran ibu 3 3 2 18
tentang penimbangan
15 Jumlah Balita BGM yang 4 2 2 16
ditemukan sedikit
16 Bumil KEK yang 3 2 2 12
ditemukan sedikit
17 jumlah BGM yang 2 2 2 8
ditemukan sedikit

Penggunaan kriteria penilaian tidak harus terpaku pada contoh di atas,


akan tetapi dapat disesuaikan dengan tingkat pemahaman petugas,
situasi dan kondisi setempat.
c) Merumuskan masalah
Hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya,
berapa besar masalahnya, dimana
masalah itu terjadi dan bila mana masalah Itu terjadi (what, who, when,
where and how).
d) Mencari akar penyebab masalah
Mencari akar masalah dapat dilakukan antara lain dengan
menggunakan metode:
1) diagram sebab akibat dari Ishikawa (disebut juga diagram tulang Ikan karena
digambarkan membentuk tulang Ikan),
2) pohon masalah (problem trees)
Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari :
1) Input (sumber daya) : jenis dan jumlah alat, obat, tenaga serta
prosedur kerja manajemen alat, obat dan dana.
2) Proses (Pelaksana kegiatan) : frekwensl, kepatuhan pelayanan
medis dan non medis.
3) Lingkungan.

Kategori yang dapat digunakan antara lain adalah ;


1) man, money, material, methode
2) apa, bagaimana, mengapa, dlmana

Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan sumber data primer


(survey) dan data sekunder yaitu SP2TP (kartu pasien, buku register,
LPLPO, dsb) ataupun data lainnya.
Contoh :
1. Mencari penyebab masalah dengan menggunakan diagram
sebab akibat dari Ishikawa ( fishbone).
Masalah:
Cakupan persalinan tenaga kesehatan rendah.
Langkah-langkah :
 Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
 Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk ke arah
kepala ikan.
 Tetapkan kategori utama dari penyebab.
 Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
 Lakukan “brainstorming” (curah pendapat) dan fokuskan pada
masing-masing kategori.
 Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk
kategori utama yang lain.
 Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat
daftar sub penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih
kecil.
 Setelah semua ide/ pendapat dicatat, lakukan klarifikasi (data)
untuk menghilangkan duplikasi, ketidaksesuaian dengan
masalah, dll.

Yang perlu diperhatikan :


• Fishbone diagram hanya menggambarkan tentang
kemungkinan suatu penyebab, bukan fakta/ penyebab yang
sesungguhnya, untuk itu diperlukan pengumpulan data untuk
memastikannya.
• Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas
sehingga tidak terjadi kerancuan dalam mencari kemungkinan
penyebabnya.
• Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi
kemungkinan penyebab secara terfokus sehingga dapat
dihindari kemungkinan terlewatnya penyebab yang penting
yang mungkin terjadi.
• Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat secara penuh
dalam proses penyusunan fishbone diagram tersebut.
Diagram sebab akibat dari ishikawa (Fishbone)

Manusia Metode

Peran Kader Kurang


Penyuluhan kurang
Pendidikan Rendah Percaya Dukun

Kurangnya
kesadaran BUMIL
untuk melahirkan
Sarana Penyuluhan Kurang difasyankes
Kurangnya dukungan keluarga
Transportasi Kurang Budaya Percaya dukun
Ekonomi Rendah
Medan Sulit
Belum Memiliki BPJS

Sarana Dana Lingkungan


Diagram sebab akibat dari ishikawa (Fishbone)

Manusia Metode
Pemicuan dan penyuluhan belum
Kurangnya monitoring pasca pemicuan mampu menciptakan solusi nyata
mewujudkan program stob BABS
Pendidikan Rendah Prilaku masyarakat acuh tak acuh
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
Sarana Penyuluhan Kurang Stob BABS
Masyarakat masih menginginkan
bantuan dari pemerintah Kurang Peduli dengan kesehatan
Tidak adanya dana masyarakat lingkungan
Terdapatnya sungai yang dekat dengan
rumah penduduk
Perumahan penduduk yang berjauhan

Sarana Dana Lingkungan


Diagram sebab akibat dari ishikawa (Fishbone)

Manusia Metode

Peran Kader Kurang


Penyuluhan kurang
Tenaga promkes kurang
Metode penyuluhan tidak menarik
kurang nya
kesadaran
masyarakat tentang
Budaya Setempat Hidup Ber PHBS

Cuaca (musim)
Sarana Penyuluhan Kurang Air bersih kurang
Ekonomi Rendah
Sanitasi buruk
Media Imformasi (-)

Sarana Dana Lingkungan


Diagram sebab akibat dari ishikawa (Fishbone)

Manusia Metode

Kurangnya petugas pelaksana


Kurang terjaringnya pasien baru
Pendidikan Rendah TB Sarana penyuluhan kurang

Kurangnya
pengetahuan
Masyarakat tentang
Sarana Penyuluhan Kurang penyakit TB
Kebersihan lingkungan buruk
Transportasi Kurang Percaya Kenak Racun

Bepikir Obat TB Masih Mahal


PMO Belum mengerti tugasnya
Belum Memiliki BPJS

Sarana Dana Lingkungan


Diagram sebab akibat dari ishikawa (Fishbone)

Manusia Metode

Peran Kader Kurang


Penyuluhan kurang
Pendidikan Rendah Percaya Dukun

Kurang kesadaran
ibu dan keluarga
Sarana Penyuluhan Kurang tentang ASI
Kurangnya dukungan keluarga Exlusif

Transportasi Kurang Budaya Percaya dukun


Ekonomi Rendah
Medan Sulit
Belum Memiliki BPJS

Sarana Dana Lingkungan


Diagram sebab akibat dari ishikawa (Fishbone)

Manusia Metode

Peran Kader Kurang


Penyuluhan kurang
Pendidikan Rendah Belum banyak mengerti tentang fungsi posyandu lansia

Kurangya
keseadaran lansia
Sarana Pembinaan kurang datang ke
Posyandu

Pospelayanan lansia masih kurang Tidak ada pendamping yang membawa lansia
Ekonomi Rendah
Lansia masih ada yang berkerja

Sarana Dana Lingkungan


Diagram sebab akibat dari ishikawa (Fishbone)

Manusia Metode

Ibu tidak perlu datang ke posyandu


karna imunisasi selesai Penyuluhan kurang
Kader kurang kreatif
Ibu sibuk bekerja
Kurangnya kesadaran
masyarakat membawa
balita ke posyandu
Kurangnya dukungan keluarga
Sarana Penyuluhan Kurang
Ekonomi Rendah
Transportasi Kurang Medan Sulit

Sarana Dana Lingkungan


2. Mencari penyebab masalah dengan menggunakan “pohon
masalah (problem trees)”
Langkah-langkah :
 Tuliskan masalah pada kotak di puncak pohon masalah.
 Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.
 Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada
kotak di bawahnya dengan arah panah menuju ke kotak
masalah.
 Lakukan “bralnstorming” (curah pendapat) dan fokuskan
pada masing-masing kategori.
 Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk
ketegori utama yang lain.
 Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat
daftar sub penyebab dan letakkan pada kotak yang ada di
bawahnya .
 Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi, tidak sesuai dengan masalah, dll.
e) Menetapkan cara-cara pemecahan masalah Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan dengan kesepakatan dl
antara anggota tim. Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan kriteria matriks. Untuk Itu harus dicari alternatif pemecahan
masalahnya.

Contoh tabel Cara Pemecahan Masalah


No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Pemecahan Masalah Ket
Masalah terpilih
1 Persentase persalinan Kurangnya kesadaran 1 Melakukan 1 Melakukan
fasyankes BUMIL untuk melahirkan pendataan ibu hamil pendataan ibu hamil
difasyankes 2 Melakukan 2 Melakukan
kunjungan rumah kunjungan rumah
ibu hamil reiko ibu hamil reiko
tinggi tinggi
3 Mengaktifkan 3 Mengaktifkan
Rumah Tunggu Rumah Tunggu
Kelahiran (RTK) Kelahiran (RTK)
4 Penyuluhan tentang 4 Penyuluhan tentang
resiko persalinan resiko persalinan
dirumah dirumah
2 Jumlah desa/ kelurahan Kurangnya pengetahuan 1 Pembinaan PHBS 1 Pembinaan PHBS
yang melksanakan STBM masyarakat tentang STBM dirumah tangga dirumah tangga
2 Membentuk arisan 2 Membentuk arisan
jamban jamban
3 Pembelian media 3 Pembelian media
bahan pemicuan bahan pemicuan
4 Kegiatan pemicuan 4 Kegiatan pemicuan
STOP BABS STOP BABS
5 IMAS 5 IMAS
6 Monitoring paska 6 Monitoring paska
pemicuan pemicuan
3 Persentase rumah tangga kurang nya kesadaran 1 Pembinaan PHBS 1 Pembinaan PHBS
ber PHBS masyarakat tentang Hidup dirumah tangga dirumah tangga
Ber PHBS 2 Menyediakan pojok 2 Menyediakan pojok
rokok dirumah rokok dirumah
tangga tangga
3 peraturan 3 peraturan
pemerintah setempat pemerintah setempat
tentang larangan tentang larangan
merokok di dalam merokok di dalam
rumah rumah
4 Penemuan pasien baru TB Kurangnya pengetahuan 1 Melakukan 1 Melakukan
BTA positif Masyarakat tentang penjaringan suspek penjaringan suspek
penyakit TB TB TB
2 Melakukan 2 Melakukan
kunjungan rumah kunjungan rumah
pada penderita TB pada penderita TB
3 Melakukan 3 Melakukan
penyuluhan TB penyuluhan TB
4 Pemeriksaan kontak 4 Pemeriksaan kontak
serumah serumah
5 pesentase bayi usia < 6 Kurang kesadaran ibu dan 1 Melakukan 1 Melakukan
bulan yang mendapat asi keluarga tentang ASI pendekatan kepada pendekatan kepada
eklusif Exlusif ibu dan keluarga ibu dan keluarga
2 Penyuluhan tentang 2 Penyuluhan tentang
ASI Eklusif ASI Eklusif
3 Pembentukan KP 3 Pembentukan KP
ASI ASI
6 Persentasi kunjungan Kurangya keseadaran 1 Penyuluhan tentang 1 Penyuluhan tentang
lansia lansia datang ke Posyandu pentingnya peran pentingnya peran
lansia di masyarakat lansia di masyarakat
7 Persentase kunjungan Kurangnya kesadaran 1 Pembinaan 1 Pembinaan
balita masyarakat membawa posyandu posyandu
balita ke posyandu 2 Pemberian PMT 2 Pemberian PMT
balita balita
3 Arisan Posyandu 3 Arisan Posyandu
balita balita
Brain storming (curah pendapat)
Adalah suatu metode untuk dapat membangkitkan Ide/ gagasan/ pendapat tentang
suatu topik atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam periode waktu
yang singkat dan bebas dari
kritik.
a. Manfaat dari brain storming adalah untuk :
1. Mendapatkan Ide/pendapat/gagasan sebanyak-banyaknya
2. Pengembangan kreatlfltas berpikir dari anggota tim
3. Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim)

b. Tipe :
1) Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/ gagasan bergiliran.
2) Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai ide/ gagasan dapat
langsung menyampaikannya.

c. Langkah-langkah :
1) Tetapkan suatu topik/ masalah sejelas mungkin .
2) Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan
memikirkannya.
3) Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat, misalnya 30-
45 menit.
4) Anggota tim menyampaikan ide/gagasan/pendapat (secara terstruktur atau
tidak terstruktur).
5) Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan curah
pendapat terstruktur sehingga seluruh anggota mempunyai kesempatan
yang sama. Bila yang dipilih secara terstruktur, anggota yang tidak
menyampaikan pendapat pada gilirannya harus mengucapkan “Pass”, dan
kesempatan diberikan pada anggota berikutnya.
6) Beri dorongan/rangsangan agar anggota berani memberikan/mengajukan
pendapat.
7) Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan menanggapi pendapat
anggota yang sedang berbicara. Bila ini terjadi, pimpinan sidang harus
segera menegur dengan kata-kata : “ no comment please”
8) Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart/papan tulis sehingga
dapat dilihat oleh seluruh anggota.
9) Teruskan brainstorming sampai waktu yang telah ditetapkan habis.
10) Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang dari topik atau
duplikasi yang terjadi.
11) Buat list pendek yang sangat dekat /berhubungan dengan topik yang
dibahas.
2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan meliputi upaya kesehatan wajib,
upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang, yang
meliputi :
a) Kegiatan tahun yang akan datang (meliputi kegiatan rutin,
sarana/prasarana, operasional dan program hasil analisis masalah).
b) Kebutuhan Sumber Daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang
ada pada tahun sekarang.
c) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang
dibutuhkan ke dalam format RUK Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan disusun dalam bentuk matriks dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global,
nasional, maupun daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil
dari kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas.

2.1. Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib


a) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib ke
dalam matriks
Matriks Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib

No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Kebutuhan sumberdaya Indikator Sumber


Kesehatan Dana Alat Tenaga keberha pembia
silan yaan
1 Prom. Kes.

2 Kes. Lingk

3 KIA & KB

4 Gizi Masy.

5 P2M

6 Pengobatan

Catatan :
• Kegiatan diisi dengan kegiatan dari paket program yang diusulkan dalam upaya mencapai tujuan program.
• Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan program
• Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang akan dicakup dalam kegiatan
• Target adalah jumlah bagian dari sasaran/ area yang akan diberikan pelayanan oleh Puskesmas dihitung berdasarkan faktor
koreksi kondisi geografis, jumlah sumber daya dan target pasar serta pencapaian tahun lalu
• Besar biaya mengacu pada peraturan daerah yang ada
• Sumber pembiayaan dapat berasal dari pemerintah, swasta, masyarakat atau pendapatan fungsional Puskesmas
b) Mengajukan Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib
Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib diajukan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mendapat pembahasan
pembiayaannya. Apabila sumber pembiayaan berasal dari non
pemerintah maka diusulkan kepada institusi yang bersangkutan.

c) Waktu Pen uyusunan Rencana Usulan Kegiatan


Jadwal penyusunan Rencana Usulan Kegiatan dilaksanakan
dengan memperhatikan siklus perencanaan kabupaten/ kota, yaitu
jadwal pembahasan yang dilakukan kabupaten/ kota sehingga
RUK tersebut harus sudah selesai atau sudah diterima oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum dilakukan pembahasan,
demikian pula dengan Rencana Usulan Kegiatan untuk mitra kerja
Puskesmas.

2.2 Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan


a) Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan
Telah disebutkan bahwa Upaya Kesehatan Pengembangan
dapat dipilih dari daftar upaya kesehatan Puskesmas yang
telah ada atau dapat berupa inovasi yang dikembangkan sesuai
dengan permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayah kerja
Puskesmas.

Apabila Puskesmas mempunyai kemampuan, identifikasi


masalah dapat dilakukan bersama masyarakat (Konsil
Kesehatan Kecamatan / Badan Penyantun Puskesmas) melalui
pengumpulan data secara langsung di lapangan (Survey
Mawas Diri). Tetapi apabila kemampuan tersebut tidak
dimiliki oleh Puskesmas, maka identifikasi dilakukan melalui
kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas
Puskesmas dengan melibatkan Konsil Kesehatan Kecamatan/
Badan Penyantun Puskesmas (lihat langkah analisis masalah).

34
Dari hasil identifikasi ini kemungkinan akan muncul usulan
Puskesmas yang sangat beragam. Dengan pertimbangan
kondisi sumber daya yang ada, baik tenaga, sarana maupun
biaya, maka perlu dibuat penyusunan prioritas.

Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya


kesehatan pengembangan tersebut tetapi telah menjadi
kebutuhan masyarakat setempat maka dinas kesehatan
kabupaten/ kota yang wajib menyelenggarakannya.

Catatan :
Survey Mawas Diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali
keadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk
mengatasi masalah tersebut. Tahapannya dimulai dari pengumpulan data
primer dan data sekunder, pengolahan dan penyajian data masalah dan
potensi yang ada.
Delbecq Technique adalah perumusan dan identifikasi potensi melalui
sekelompok orang yang memahami masalah tersebut. Tahapan
pelaksanaannya dimulai dengan pembentukan tim, menyusun daftar masalah,
menetapkan kriteria penilaian masalah dan menetapkan urutan prioritas
masalah berdasarkan kriteria penilaian .

35
b) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan ke dalam matriks

Matriks Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan


Kebutuhan
Upaya indikator Sumber
No Kegiatan Tujuan Sasaran Target sumberdaya
Kesehatan keberhasilan pembiayaan
dana alat Tenaga
1

36
c) Mengajukan Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan
Pengembangan.
Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan
diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota bersama-sama
dengan Upaya Kesehatan Wajib untuk pembahasan lebih
lanjut. Rencana Usulan Kegiatan ini dapat juga diajukan
pembiayaannya kepada pihak non pemerintah.
Puskesmas dapat melibatkan potensi yang ada di wilayahnya
untuk ikut serta dalam pembiayaan tersebut. Penggalangan
dana dapat dilakukan kepada masyarakat, perusahaan, swasta,
atau LSM melalui advokasi dan sosialisasi rencana kegiatan
yang telah disusun dengan didukung oleh data yang telah di
olah, sehingga dapat dipahami oleh masyarakat dan mitra
kerja Puskesmas.
Potensi lainnya dapat pula berasal dari pendapatan fungsional
Puskesmas atau sumber pembiayaan lainnya.

D. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


(RPK)
Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik untuk upaya
kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, upaya kesehatan penunjang
maupun upaya inovasi dilaksanakan secara bersama, terpadu dan terintegrasi.
Hal ini sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu keterpaduan.
Langkah-langkah penyusunan RPK adalah :
a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) yang diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK.
c. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan
dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi
pelaksanaan.
d. Mengadakan Lokakarya Mini Tahunan untuk membahas kesepakatan RPK
e. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.

37
Contoh Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas .............................. Tahun ..............

No Upaya Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Lokasi Tenaga Jadwal Biaya
Kesehatan Kegiatan Pelaksanaan pelaksanaan pelaksana
PromKes
1

2 KesLing

3 KIA/KB

4 Perb.Gizi

5 P3M

6 Pengobatan

38
Tahap-tahap Perencanaan Tingkat Puskesmas :
L
O
K
DATA UMUM A
K
A
Penyusunan RUK Penyusunan RPK R
PROSES - Upaya Kesehatan Wajib - Upaya Kesehatan Wajib Y
PERSIAPAN - Upaya Kes. Pengembangan A
- Upaya Kes. Pengembangan
M
I
DATA KHUSUS N
(Penilaian Kinerja I
Puskesmas)

TAHAP TAHAP ANALISIS DATA TAHAP PENYUSUNAN RUK TAHAP PENYUNAN RPK
PERSIAPAN

39
BAB IV
DUKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DALAM
PROSES PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

Di tingkat kabupaten/kota, dinas kesehatan bertanggung jawab atas kelancaran


dan keberhasilan proses dan kegiatan perencanaan kesehatan di kabupaten/ kota,
dalam hal ini termasuk Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP). Perencanaan
tingkat Puskesmas juga rarus dapat mengakomodasikan hasil diskusi
pembangunan tingkat desa dan tingkat kecamatan.

Dukungan dinas kesehatan kabupaten/ kota dalam proses perencanaan tingkat


Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Mengajukan ke Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota agar diterbitkan Surat
Edaran Bupati/ Walikota tentang Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas
dan diinformasikan ke seluruh Puskesmas serta semua instansi kesehatan
maupun non kesehatan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
2. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah agar proses perencanaan,
pembahasan dan persetujuan terhadap rencana usulan kegiatan dapat
diselenggarakan tepat waktu. Sehingga realisasi anggaran dapat tepat waktu,
dan selanjutnya Puskesmas dapat melaksanakan kegiatan sesuai jadwal.
3. Pemberian tanda penghargaan kepada Puskesmas yang telah melaksanakan
Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan baik dan kepada instansi non
kesehatan yang telah memberikan peran aktif dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dasar.
4. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam proses Perencanaan Tingkat
Puskesmas melalui forum resmi, seperti rapat tim perencanaan kesehatan
kabupaten/ kota maupun kegiatan lainnya dalam rangkaian proses
Perencanaan Tingkat Puskesmas. Dalam hal ini dapat ditempuh dengan
membentuk Tim Perencanaan Kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota yang
beranggotakan lintas program dan lintas sektor.

40
5. Menyusun petunjuk teknis tata cara penyusunan Perencanaan Tingkat
Puskesmas yang memuat:
a. Kebijakan pelaksanaan pembangunan kesehatan tahunan kabupaten/ kota,
termasuk ketentuan prioritas upaya kesehatan untuk wilayah
kabupaten/ kota yang bersangkutan.
b. Perkiraan target cakupan tahunan masing-masing program dan Puskesmas,
termasuk ketentuan-ketentuan pokok untuk pelayanan kesehatan swadaya
masyarakat.
c. Ketentuan-ketentuan tentang sumber daya (tenaga, peralatan dan
pembiayaan).

6. Supervisi dan bimbingan teknis.


a. Melakukan pelatihan bagi staf Puskesmas dalam pengenalan dan
penguasaan Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas serta berbagai
kebijakan pelaksanaan pembangunan kesehatan di kabupaten/ kota.
b. Melakukan bimbingan teknis dalam proses penyusunan Perencanaan
Tingkat Puskesmas, untuk :
1) Memberi penjelasan atas petunjuk teknis penyusunan Perencanaan
Tingkat Puskesmas sebagai masukan terhadap rencana usulan
kegiatan puskesmas yang sedang disusun dan saran-saran
perbaikan/umpan balik yang diperlukan.
2) Membantu kemajuan kegiatan penyusunan Perencanaan Tingkat
Puskesmas, agar setiap Puskesmas dapat menyelesaikan penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan secara tepat waktu.
c. Supervisi dan bimbingan teknis dilakukan terpadu dengan melibatkan
sektor non kesehatan yang terkait.

7. Menyusun rencana tahunan kesehatan kabupaten/ kota, dengan proses sebagai


berikut:
a. Menyusun Pra-Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota
berdasarkan hasil supervisi dan bimbingan teknis penyusunan Rencana
Usulan Kegiatan Puskesmas.

41
b. Melaksanakan pertemuan /pembahasan perencanaan kesehatan
Kabupaten/Kota dengan membahas Rencana Usulan Kegiatan
Puskesmas.
c. Menyusun rancangan Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota
berdasarkan Pra Rencana Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota dan hasil
konsultasi Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas. Rancangan Rencana
Tahunan ini dibahas dalam Pra-Rakorbang Kabupaten/Kota yang
melibatkan sektor non kesehatan yang terkait.
d. Menyusun dan menyampaikan Rencana Tahunan Kesehatan
Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk
dibahas dalam Rakorbang Tingkat Kabupaten/Kota.

8. Menyusun Rencana Operasional :


a. Rencana Operasional disusun secara terpadu dengan memperhatikan
secara seksama semua kegiatan yang dibiayai dari berbagai sumber
(DAU, DAK, APBD).
b. Rencana operasional disusun dengan memperhatikan Rencana Usulan
Kegiatan Puskesmas yang sudah diakomodasikan dalam Rencana
Tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mengikut sertakan
Puskesmas dalam proses penyusunannya. Dengan demikian, alokasi
kegiatan dan sumber pembiayaan untuk setiap Puskesmas telah termuat
dalam Rencana Operasional ini.

42
BAB V
PENUTUP

Buku Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas ini diharapkan rapat digunakan


sebagai salah satu pegangan dalam penyusunan ran pembinaan Perencanaan
Tingkat Puskesmas di daerah.

Dengan demikian Puskesmas diharapkan mampu menyusun 'encana kegiatan


tahunannya secara optimal berdasarkan sesarnya masalah yang dihadapi dan
kemampuan sumber daya ang ada, dengan tetap mengembangkan dan membina
peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan "~asyarakat di
wilayah kerjanya.

43

Anda mungkin juga menyukai