PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
RESTU WITRIANI YULIAN
145060082
Oleh
RESTU WITRIANI YULIAN
145060082
Menyetujui
Penelaah I Penelaah II
Mengetahui
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, ucapan syukur kami
atas kekuatan dan kelancaran yang telah diberikan kepada kami selama melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas dan penyususnan laporan ini.
Harapan penulis semoga proposal UPAYA MENINGKATKAN SIKAP
SANTUN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUBTEMA ORGAN
GERAK HEWAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Proposal PTK ini diajukan untuk mengikuti sidang proposal dalam menempuh
penyusunan tugas akhir. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,
penulis yakin masih banyak kekurangan dalam proposal ini. Meskipun demikian,
penulis berharap semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membaca dan memerlukannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
A. JUDUL PENELITIAN
”UPAYA MENINGKATKAN SIKAP SANTUN DAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA SUBTEMA ORGAN GERAK HEWAN
MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING.” (Penilitian
Tindakan Kelas di SDN 184 Buahbatu Kota Bandung)
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar bagi kehidupan setiap
manusia, gambaran kehidupan manusia atau masyarakat didalam suatu bangsa akan
tercermin dari bagaimana kualitas pendidikan yang diperoleh oleh masing-masing
pribadi masyarakat tersebut. Suatu bangsa dikatakan sebagai bangsa yang maju dapat
terlihat dari bagaimana cara bangsa tersebut memanfaatkan potensi sumber daya
manusia yang ada didalamnya.
Berdasarkan Pasal 3 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. “ Fungsi Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kempampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.”(Wahyudin, D, dkk, 2008, hlm. 2.9). Adapun Tujuan Pendidikan
Nasional adalah “Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serat
bertanggung jawab.” (Wahyudin, D, dkk, 2008, hlm. 2.9).
Menurut pengertian diatas, jelas bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang
dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam berbagai hal, segi
maupun aspek kehidupan masyarakat. Hal tersebut harus sejalan dengan fungsi
pendidikan nasional yakni dalam hal pengembangan kemampuan dan potensi peserta
didik itu sendiri.
Wahyudin, D, dkk, (2008, hlm. 29) menjelaskan tentang pengertian pendidikan
berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional. Pasal 1 sebagai berikut :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
1
2
atau karakter yang baik, sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan pada jenjang
berikutnya.
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1
Ayat 19).
Pada tahun 2016 kegiatan pembelajaran dihampir seluruh sekolah dasar
menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan seperangkat pembelajaran
yang menekankan kepada pembelajara tematik terpadu, sehingga diharapkan peserta
didik mampu untuk berperan secara aktif dalam pembelajaran, dalam proses
pembelajaranyapun menggabungkan berbagai mata pelajaran sehingga menimbulkan
kesan yang bermakna bagi peserta didik tersebut.
Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran pada
kurikulum 2013. Problem based learning (selanjutnya disebut PBL) merupakan salah
satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013. PBL berakar
dari keyakinan John Dewey bahwa guru harus mengajar dengan menarik naluri alami
peserta didik untuk menyelidiki dan menciptakan. PBL berbasis masalah sebagai hal
yang muncul pertama kali pada saat proses pembelajaran. Masalah tersebut disajikan
sealamiah mungkin dan selanjutnya peserta didik bekerja dengan masalah yang
menuntut peserta didik mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuannya.
Kemendikbud (dalam Abidin, Y, 2014, hlm. 55) memandang bahwa, “Problem
Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik
untuk ‘belajar bagaimana belajar’, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi
dari permasalahan dunia nyata.”
Dengan PBL pembelajaran akan lebih bermakna. Peserta didik yang belajar
memecahkan suatu masalah akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna
dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi tempat konsep
5
diterapkan. Dengan demikian, hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung akan semakin tinggi sehingga prestasi belajar belajarpun akan
meningkat.
Ada beberapa kendala yang terjadi di lapangan berkaitan dengan implementasi
kurikulum 2013. Sebagian besar pendidik masih merasa kebingungan memahami dan
mempelajari seperti apa esensi dari kurikulum 2013 ini. Berbagai seminar dan
pelatihan sedang gencar dilakukan agar pelaksanaan kurikulum 2013 dapat berjalan
dengan optimal. Sehingga meskipun beberapa sekolah yang disebut-sebut sudah
menggunakan kurikulum 2013, kegiatan belajar mengajar yang terlihat masih seperti
kegiatan pembelajaran pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Aspek kognitif
masih memiliki bagian yang besar untuk dijadikan indikator pencapaian tujuan
pembelajaran. Peserta didik masih terlihat belum berpartisipasi dengan aktif selama
proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut juga berdampak terhadap prestasi
belajar peserta didik setelah melalui proses belajar mengajar yang cenderung masih
rendah.
Berdasarkan wawancara dan observasi yang saya lakukan pada guru di SDN 184
Buahbatu sebelumnya, hal tersebut di atas tampak pada kegiatan belajar mengajar
yang terlihat di kelas V SDN 184 Buahbatu yang sudah diberlakukannya kurikulum
2013, seringkali peserta didik banyak yang kurang mengikuti pembelajaran secara
baik. Hal tersebut terjadi karena penyampaian materi hanya dilakukan dengan
menggunakan metode ceramah dan rendahnya partisipasi peserta didik ketika
kegiatan belajar berlangsung.
Metode guru yang masih konvensional atau metode ceramah berlebihan
menyebabkan peserta didik menjadi pasif dan sering tidak mengerjakan pekerjaan
rumah, hal tersebut sangat mempengaruhi ketercapaian KKM didalam kelas. Oleh
karena itu salah satu usaha untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas yaitu
dengan memberikan pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).
Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran bergantung pada
beberapa aspek antara lain adalah peserta didik, guru, mata pelajaran, kurikulum,
metode pengajaran, sarana prasarana, salah satu aspek yang paling terlibat secara
6
C. IDENTIFIKSI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka diidentifikasikan adalah sebagai
berikut :
1. Rendahnya ketercapaian KKM peserta didik didalam kelas, dikarenakan guru
masih menggunakan metode yang konvensional (metode ceramah).
2. Kurangnya minat peserta didik untuk belajar aktiv di dalam kelas.
3. Kurangnya pemahaman guru mengenai bagaimana cara penerapan kurikulum
terbaru di dalam kelas.
4. Kurangnya motivasi peserta didik untuk belajar didalam kelas.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Rumusan Masalah Umum
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah secara umum yaitu :
“ Apakah penerapan model PBL dalam Subtema Organ gerak hewan dapat
meningkatkan sikap santun dan keaktifan peserta didik di SDN ?
b. Rumusan Masalah Khusus
Secara khusus penulis merinci rumusan masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBL dapat meningkatkan sikap santun dan keaktifan peserta didik
kelas V SDN 184 Buahbatu pada subtema organ gerak hewan?
2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
PBL dapat meningkatkan sikap santun dan keaktifan peserta didik kelas V SDN
184 Buahbatu pada subtema perubahan lingkungan ?
3) Bagaimana model pembelajaran PBL dapat meningkatkan sikap santun peserta
didik kelas V SDN Buahbatu pada subtema perubahan lingkungan ?
4) Bagaimana model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas V SDN Buahbatu pada subtema perubahan lingkungan ?
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang akan dicapai dari pelaksanaan peneltian ini yaitu untuk
mengetahui sikap santun dan keaktifan peserta didik pada subtema Organ gerak
hewan pada kelas V dengan menggunakan model PBL.
2. Tujuan Khusus
10
F. MANFAAT PENELITAN
Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan bagi
pembaca tentang peningkatan sikap santun dan keaktifan peserta didik SDN 184
Buahbatu dalam subtema Organ gerak hewan menggunakan model pembelajaran
PBL. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak antara
lain sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Dapat membantu meningkatkan rasa ingin tahu dan keaktifan siswa pada sub
tema manusia dan benda di lingkungannya di kelas V.
b. Dapat mengembangkan pola pikir siswa dalam pembelajaran.
c. Dapat mengeksplor kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif siswa.
2. Bagi Guru
a. Dapat memberikan gambaran mengenai penyusunan RPP yang baik serta
penggunaan model yang sesuai dengan kurikulum 2013
b. Dapat memberikan wawasan baru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
yang sesuai dengan model dalam kurikulum 2013
c. Dapat mengetahui hasil pembelajaran dikelas yang ingin dicapai sebelumnya.
11
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan suatu referensi yang bermanfaat bagi perkembangan proses
pembelajaran terutama pendidikan di sekolah dasar.
b. Sebagai nilai tambah dan perbaikan materi pelajaran.
4. Bagi Penulis
a. Untuk menambah pengetahuan tentang fakta-fakta yang terjadi di dunia
pendidikan serta sebagai bekal dalam dunia pendidikan terutama sekolah
dasar.
b. Untuk membantu peneliti dalam mengatasi sikap pasif siswa di dalam kelas.
c. Untuk membantu peneliti dalam memilih berbagai aspek yang tepat dan
menarik dalam pembelajaran sehigga kegiatan belajar mengajar dapat terjadi
secara efektif dan efisien.
G. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap istilah-istilah yang
terdapat dalam variable penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut kemudian
didefinisikan sebagai berikut :
2. Hasil Belajar.
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.Sudjana, N (2009
hlm.3) mendefinisikan “Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
3. Sikap santun
Sikap santun senantiasa akan memotivasi diri untuk terus mencari dan
mengetahui hal-hal yang baru sehingga akan memperbanyak ilmu pengetahuan dan
pengalaman dalam kegiatan belajar. Hal ini di dukung juga menurut Samani, dkk
(2012, hlm. 104) “sikap santun (curiosity) merupakan “keinginan untuk menyelidiki
dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam”. Sedangkan menurut Mustari (2011,
hlm.103)“sikap santun yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat dan
didengar”. Hal ini berkaitan dengan kewajiban terhadap diri sendiri dan alam
lingkungan.
H. KAJIAN TEORI
1. Belajar dan Pembelajaran.
a. Belajar.
1) Definisi belajar.
Belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju
ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan meteri ilmu pengetahuan yang merupakan
sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman, 2011 hlm.
22).
13
Dari definisi diatas, belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku seseorang
yang dipengaruhi dan terbentuk oleh pengalaman maupun ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh seseorang yang dihasilkan oleh pengalaman interkasinya.
2) Jenis-jenis Belajar
Menurut Rusman (2012, hlm. 97-99), jenis-jenis aktivitas belajar siswa
diantaranya adalah :
a) Belajar Arti Kata.
Yaitu menangkap arti terkandung dalam kata –kata yang digunakan. Seorang anak
mengenal suku kata, belum tentu mengetahui arti kata tersebut.
b) Belajar Kogntif
Yaitu proses bagaimana mengahayati, mengorganisasi, dan mengulangi informasi
tentang suatu masalah, peristiwa, obyek serta upaya yang menghadirkan kembali
hal tersebut melalui tanggapan, gagasan, atau lambang dalam bentuk kata-kata
atau kalimat.
c) Belajar Menghafal.
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal melalui proses
mental dan menyimpannya dalam ingatan, sehingga dapat diproduksi kembali
kealam sadar ketika diperlukan.
d) Belajar Teoritis
Adalah menyusun kerangka fikiran yang menjelaskan fenomena alam atau
fenomena sosial tertentu.
e) Belajar Konsep.
Adalah merumuskan melalui proses mental tentang lambang, benda, serta
peristiwa yang mengamati ciri-cirinya.
f) Belajar Kaidah.
Adalah menghubungkan dua konsep atau lebih sehingga terbentuk suatu
ketentuan yang mempresentasikan suatu keteraturan.
g) Belajar Berfikir.
Adalah aktivitas kognitif yang dilakukan secara mental untuk memecahkan suatu
masalah melalui proses yang abstrak.
14
memberi informasi kepada siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh
guru dapat membantu peserta didik dalam menghadapi tujuan”.
Jadi, setelah melihat dan mengetahui pengertian pembelajaran menurut ahli
tersebut, maka penulis menyimpulkan pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan
oleh seorang guru atau interaksi yang dilakukan antara pendidik dengan peserta didik
pada suatu lingkungan belajar.
2. Kurikulum 2013
a. Pengertian Kurikulum 2013
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
biasanya dibedakan antara kurikulum sebagai rencana dengan kurikulum yang
fungsional. Rencana tertulis merupakan dokumen kurikulum, sedangkan kurikulum
yang dioperasikan di dalam kelas merupakan kurikulum fungsional (Nana, S, 2009
hlm. 5).
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang untuk
mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21. Kurikulum 2013 mempunyai tujuan
untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik melakukan observasi,
bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka
peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pelajaran.
b. Tujuan pengembangan kurikulum
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam kurikulum. Alasan
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap
upaya pendidikan.
2) Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang kurikulum
dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan, bahkan akan
membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran.
3) Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai control dalam menentukan
batas-batas dan kualitas pembelajaran.
16
c. Klasifikasi Tujuan
Menurut Bloom (dalam Dimyati & Mudjiono, 2009 hlm 298 )bentuk perilaku
sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi
atau tiga domain (bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
1) Domain Kognitif
Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti kemampuan mengingat dan
kemampuan memecahkan masalah.
2) Domain Afektif
Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan aspresiasi. Domain ini
merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Artinya
seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap sesuatu objek manakala telah
memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi.
3) Domain Psikomotor
Domain Psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan
keterampilan seseorang. Ada enam tingkatan yang termasuk ke dalam domain ini:
a) Gerak refleks;
b) Keterampilan dasar;
c) Keterampilan perseptual;
d) Keterampilan fisik;
e) Gerakan keterampilan;
f) Komunikasi nondiskursif;
Dengan bahasa lain, ketiga domain itu (kognitif,afektif dan psikomotor) dapat
digambarkan dala “3H”, yaitu “Head” (kelapa) atau pengembangan bidang intelektual
(kognitif), “Heart” (hati), yaitu pengembangan sikap (afektif) dan "Hand” (tangan)
atau pengembangan keterampilan (pisikomotor). Pencapaian ketiga dominan secara
seimbang harus menjadi acuan dan target setiap guru dalam proses pembelajaran.
17
Berdasarkan uraian diatas, sama halnya dengan model pembelajaran yang lain
model PBL juga memiliki kelemahan dalam penerapannya, yaitu jika peserta didik
kurang memahami materi maka peserta didik akan sulit untuk memecahkan masalah,
jika peserta didik tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang diberikann itu
sulit maka peserta didik akan merasa enggan dalam memecahkan masalah tersebut,
dan model PBL ini membutuhkan waktu cukup lama untuk mempersiapkannya.
d. Langkah-Langkah Pembelajaran model Discovery Learning.
Sintak atau langkah-langkah model PBL telah dirumuskan secara beragam oleh
bebrapa ahli pembelajaran. Sintak model PBL berikut merupakan sintak hasil
pengembangan yang dilakukan atas sintak terdahulu. Abidin, Y (2014, hlm. 163-165)
menyajikan hasil perkembangan tersebut dalam sebuah gambar yaitu sebagai berikut:
1) Prapembelajaran
Tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru di sebelum kegiatan
pembelajaran iti dimulai. Pada tahap ini guru merancang mempersiapkan media dan
sumber belajar, mengorganisasikan siswa. Dan menjelaskan prosedur pembelajaran.
2) Fase 1: menemukan masalah
Pada tahap ini peserta didik membaca masalah yang disajikan guru secara
individu. Berdasarkan hasil membaca peserta didik menuliskan berbagai informasi
penting , menemukan hal yang dianggap sebagai masalah, dan menentukan
pentingnya masalah tersebut bagi dirinya secara individu. Tugas guru pada tahap ini
adalah memotivasi peserta didik untuk mampu menemukan masalah.
3) Fase 2: membangun struktur kerja
Pada tahap ini peserta didik secara individu membangun struktur kerja yang akan
dilakukan dalam menyelesaikan masalah. Upaya membangun struktur kerja ini
diawali dengan aktivitas peserta didik mengungkapkan apa yang mereka ketahui
tentang masalah, apa yang ingin diketahui dari masalah, dan ide apa yang bisa
digunakan untuk memecahkan masalah. Hal terakhir yang harus peserta didik lakukan
pada tahap ini adalah merumuskan rencana aksi yang akan dilakukan dalam
menyelesaikan masalah. Tugas guru pada tahap ini adalah memberikan kesadaran
akan pentingnya rencana aksi untuk memecahkan masalah.
20
4. Sikap santun
a. Pengertian Sikap santun
Menurut Suryani (2017, hlm. 115) Perilaku sopan-santun adalah peraturan hidup
yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok manusia di dalam masyarakat dan
21
5. Hasil Belajar.
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana
(2009 hlm.3) mendefinisikan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dimyati & Mudjiono (2006 hlm.3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa
pengertian hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah mereka menerima pengalaman dari pembelajaran yang mereka lakukan,
kemampuan tersebut mencakup tiga aspek, yakni aspek kognitif, aspek afektif dan
aspek psikomotor. Selanjutnya data hasil belajar peserta didik dapat diperoleh dari
23
kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukan tingkat keberhasil belajar siswa.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono,
dkk. (2007 hlm.76- 77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar,
sebagai berikut:
1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
I. PENELITIAN TERDAHULU
a. Nama Peneliti : Fetty Rosalina Pratiwi
Tahun Penelitian : 2016
Judul :Penerapan Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Siswa
Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku.
Latar Belakang
Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan diantaranya: (1) Sebagian
besar siswa belum mencapai Ktiteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan;
(2) Pembelajaran tidak interaktif; (3) Kurangnya tanggung jawab siswa; (4) Guru
masih mendominasi pembelajaran sementara siswa pasif.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan peningkatan sikap tanggung jawab dan
hasil belajar pada setiap siklusnya. Hasil penelitian pada siklus I rata-rata sikap
tanggung jawab yaitu sebesar 68% (cukup) sedangkan nilai rata-rata hasil belajar
siswa yaitu sebesar 68 (54% skor siswa mencapai KKM), pada siklus II diperoleh
rata-rata sikap tanggung jawab sebesar 87% (baik) sedangkan nilai rata-rata hasil
belajar siswa yaitu sebesar 80,4 (92% skor siswa mencapai KKM). Berdasarkan
24
analisis data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning pada pembelajaran
tematik meningkatkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar siswa kelas IV SDN
Asmi Kecamatan Regol Kota Bandung.
Latar Belakang
Penelitian ini dilaksanakan berawal dari pengamatan dan diskusi dengan guru yang
menyatakan bahwa siswa kelas IV-B masih banyak yang merasa kurang semangat
dan cenderung diam ketika pembelajaran tematik dalam tema indahnya kebersamaan
sub tema keberagaman budaya bangsaku. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk
memperoleh data tentang cara mengefektifkan penggunaan model Problem Based
Learning untuk menumbuhkan sikap rasa percaya diri dan hasil belajar siswa di kelas
IV-B SD Negeri Asmi Bandung.
Hasil Penelitian
Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I memperoleh skor
rata-rata 2,2 sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II memperoleh skor rata-rata
2,9. Nilai aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I memperoleh skor
rata-rata 2,5. Sedangkan pada siklus II memperoleh skor rata-rata 3,56. Sementara
pada hasil penilaian terhadap rasa sikap percaya siswa pada siklus I memperoleh skor
rata-rata 1,96 sedangkan pada siklus II memperoleh skor rata-rata 3,27. Lalu
pencapaian hasil nilai rata-rata hasil belajar siswa setiap siklusnya meningkat. Data
yang diperoleh mulai dari siklus I yakni 66,67 sedangkan pada siklus II memperoleh
85,83. Berdasarkan hasil yang telah dicapai oleh siswa maka dapat disimpulkan
25
bahwa dengan penerapan model Problem Based Learning, sikap percaya diri dan
hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dalam tema indahnya kebersamaan sub
tema keberagaman budaya bangsaku dapat meningkat.
J. KERANGKA PEMIKIRAN
Pada zaman seperti sekarang ini, kurikulum di sekolah sudah menggunakan
Kurikulum 2013, kurikulum ini menggunakan pendekatan scientific yang tidak
mudah untuk diaplikasikan oleh guru pada saat pembelajaran. Dewasa ini guru belum
cakap dalam menyusun RPP dengan baik, dan juga siswanya kurang aktif dan hasil
belajarnyapun kurang.
Dari beberapa model pembelajaran yang ada pada sekarang ini yang sesuai
dengan kurikulum 2013, penulis memilih model PBL untuk meningkatkan hasil
belajar dan keaktifan peserta didik begitu pula dengan kemampuan guru untuk
membuat dan menyusun RPP dengan menggunakan Model PBL.
Dalam model PBL terdapat kelebihan dari model ini berdasarkan pemeparan
diatas, pada esensinya pembalajaran berbasis pemecahan masalah adalah model
pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran
yang dilakukan.
26
Instrument yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data untuk menjawab
permasalahan dan pertanyaan penelitian dengan metode tes dan non tes dengan teknik
angket dan observasi.
b. Alur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam tiga siklus, ketiga siklus
tersebut merupakan langkah tindakan yang merupakan pelaksanaan dari rencana
pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh penulis untuk mengetahui tingkat
kemampuan peserta didik dalam sikap cinta lingkungan dan hasil belajar siswa.
Setiap tindakan menggunakan model PBL dalam setiap pembelajarannya, setiap
siklus dilakukan 2 tindakan. Pada setiap siklusnya dilakukan 2 tindakan. Pada setiap
siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindakan/observasi dan refleksi.
30
membahas materi organ gerak hewan dan mencari ide pokok paragraf dalam
bacaan. Sedangkan pada pembelajaran 2 memadukan pelajaran Bahasa Indonesia,
IPA dan SBdP yang membahas materi menyebutkan organ gerak hewan serta
fungsinya, menyusun gambar cerita dan menemukan ide pokok dari bacaan.
b) Melakukan observasi terhadap aktivitas peneliti selama proses pembelajaran yang
dilakukan oleh observer.
c) Pelaksanaan observasi speserta didik yang dilakukan oleh peneliti.
d) Membagikan lembar tes kepada peserta didik.
e) Menganalisis dan melakukan refleksi dari hasil pembelajaran, jika hasil
pembelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan maka dilanjut ke siklus III.
2) Siklus II
a) Pada siklus II pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terdiri dari 2 kegiatan
pembelajaran setiap pembelajaran yaitu pembelajaran 3 dan pembelajaran 4,
setiap pembelajaran dilakukan selama 6 x 35 menit, setiap langkah pembelajaran
disusun sesuai dengan langkah-langkah model PBL. Apabila siklus I belum
berhasil maka dilakukan perbaikan-perbaikan dari hasil refleksi dari siklus II
tersebut yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan siklus III. Pada
pembelajaran 3 memadukan antara mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPS dan
PKn yang membahas materi tentang sikap yang terkandung dalam nilai-nilai
pancasila, mengenal peta Indonesia. Pada pembelajaran 4 memadukan mata
pelajaran Bahasa Indonesia, IPS dan PKn yang membahas materi
mengidentifikasi perilaku yang sesuai dengan nilai yang terkandung dalam
pancasila, mengidentifikasi letak geografi Indonesia, dan menemukan ide pokok
bacaan dengan tepat.
b) Melakukan observasi terhadap aktivitas peneliti selama proses pembelajaran yang
dilakukan oleh observer.
c) Pelaksanaan observasi speserta didik yang dilakukan oleh peneliti.
d) Membagikan lembar tes kepada peserta didik.
a) Menganalisis dan melakukan refleksi dari hasil pembelajaran, jika hasil
pembelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan maka dilanjut ke siklus III.
32
3) Siklus III
a) Pada siklus II pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terdiri dari 2 kegiatan
pembelajaran setiap pembelajaran yaitu pembelajaran 5 dan pembelajaran 6,
setiap pembelajaran dilakukan selama 6 x 35 menit, setiap langkah pembelajaran
disusun sesuai dengan langkah-langkah model PBL. Pada pembelajaran 5
memadukan mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA dan SBdP yang membahas
mengenai ciri-ciri hewan vertebrata dan avertebrata, membuat gambar cerita, dan
menemukan ide pokok bacaan. Sedangkan pada pembelajaran 6 memadukan mata
pelajaran Bahasa Indonesia, IPA dan SBdP yang membahas materi tentang organ
gerak hewan vertebrata dan avertebrata, mengamati gambar dan dapat menyusun
menjadi cerita dan menemukan ide pokok bacaan.
b) Melakukan observasi terhadap aktivitas peneliti selama proses pembelajaran yang
dilakukan oleh observer.
c) Pelaksanaan observasi speserta didik yang dilakukan oleh peneliti.
d) Membagikan lembar tes kepada peserta didik.
e) Menganalisis dan melakukan refleksi dari hasil pembelajaran.
e. Observasi.
Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan semua rencana yang telah
dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan-penyimpangan yang dapat memberikan
hasil yang kurang maksimal dan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Kegiatan observasi dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, lembar
wawancara, angket dan tes atau dengan yang lain sesuai dengan data yang
dibutuhkan.
f. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan atau evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas
data yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang
sebelumnya. Berdasarkan langkah ini dapat diketahui perubahan terjadi dan
33
N. OPERASIONAL VARIABEL
Variabel-variabel penelitian yang menjadi titik incar untuk menjawab
permasalahan yang dihadapi diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Variabel input penelitian ini adalah kemampuan awal pendidik dan peserta didik
pada sub tema Organ gerak hewan dengan model PBL dilakukan penelitian
tindakan kelas.
2. Variabel proses yang terkait dengan penelitian ini yaitu kinerja pendidik dalam
mengelola pembelajaran sub tema Organ gerak hewan dengan model PBL
3. Variabel Output yang terkait dengan penelitian ini yaitu peningkatan sikap santun
dan hasil belajar peserta didik pada sub tema Organ gerak hewan dengan model
PBL.
34
3) Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau
wawancara dan kuesioner selalu beromunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.
Menurut Sutrisno dalam Sugiyono (2015 hlm.145) mengemukakan bahwa,
“Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan”.
4) Studi Dokumenter
Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan focus masalah.
Menurut Sugiyono (2015 hlm.83) ”Studi documenter merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan
kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi, jika melibatkan atau
menggunakan studi dokumen dalam metode penelitian kualitatifnya”.
4. Pengembangan Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2010 hlm. 265) instrument pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilh dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
data agar kegaiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.tr
Instrument tes dan non tes, instrument tes dikembangkan untuk menjawab pertanyaan
input dan output yakni penyiapan perangkst tes sebelum dan sesudah peserta didik
mengikuti pembelajaran (pretes dan postes). Perangkat tes yang di kembangkan bisa
lisan atau tulisan, tulisan bisa objektif maupu subjektif (essay).
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes dan nontes,
perangkat tes yang digunakan adalah evaluasi hasil belajar berupa tes tulisan pilihan
ganda dan essay (pretes dan postes). Perangkat nontes yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dan studi documenter.
37
Setelah mendapat hasil dengan skala 100 kemudian di kenfersi ke skala 4 seperti
pada table berikut.
71 – 75 3,00
66 – 70 2,66
61 – 65 2,33
56 – 60 2
51 – 55 1,66
46 – 50 1,33
0 – 45 1
(Buku Materi pelatihan guru implementasi Kurikulum 2013, 2014:107)
Tabel 1.1 Konversi nilai Akhir indeks nilai Kuantitatif
b. Menghitung rata-rata tes
Rumus untuk menghitung rata-rata
∑𝑥
x=
∑𝑛
Keterangan :
x = Rata- rata
∑ 𝑛 = Jumlah siswa.
39
c. Ketercapaian pembelajaran.
Untuk menghitung presentase hasil siklus, dilakukan dengan perhitungan
presentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P P = Ketuntasan belajar
∑𝑝 ∑ 𝑃 = jumlah peserta didik
= 𝑥 100% yang tuntas belajar
∑𝑛 ∑ 𝑛 = jumlah seluruh siswa
100% = bilangan tetap
Persentase RPP =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑥 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 (5) = ⋯
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan :
BS : Baik Sekali (Skor 5)
B : Baik (Skor 4)
C : Cukup (Skor 3)
K : Kurang (Skor 2)
KS : Kurang Sekali (Skor 1)
M : Membudaya (Skor 4)
MB : Mulai Berkembang (Skor 3)
MT : Mulai Terlihat (Skor 2)
BT : Belum Terlihat (Skor 1)
Data mentah diperoleh dari berbagai instrument penelitian ini yang meliputi
wawancara, observasi, hasil belajar dan studi documenter. Analisis data dilakukan
sepanjang penelitian secara terus menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan
tindakan.
Q. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1. Perencanaan
Perencanaan mengacu kepada tindakan yang dilakukan, dengan
mempertimbangkan keadaan dan suasana objektif dan subjektif. Perencanaan
tindakan pembelajaran dengan model PBL dengan langkah sebagai berikut :
a. Permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada pihak fakultas, BPKBPM
Kota Bandung, Dinas Pendidikan, dan Kepala Sekolah 184 Buahbatu
b. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah.
c. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan.
d. Merumuskan masalah, menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan
jawaban, berupa hipotesis tindakan.
e. Berdiskusi dengan observer tentang waktu pelaksanaan untuk pembelajaran sub
tema Manusia dan Lingkungan dengan menggunakan model PBL.
f. Pengkajian silabus dan penyusunan RPP.
g. Menyusun alat pengumpul data.
h. Melaksanakan tindakan.
41
2. Pelaksanaan Tindakan.
Tahapan pelaksanaan tindakan yaitu tahap mengimplementasikan rencana
pelaksanaan yang telah disusun. Menurut Kunandar (2008 hlm. 72) berpendapat
bahwa “Tindakan yang dimaksud dalam tindakan kelas adalah tindakan yang
dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktik yang cermat
dan bijaksana”.
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
f) Siklus I
Pada siklus I pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terdiri dari 2 kegiatan
pembelajaran setiap pembelajaran yaitu pembelajaran 1 dan pembelajaran 2, setiap
pembelajaran dilakukan selama 6 x 35 menit, setiap langkah pembelajaran disusun
sesuai dengan langkah-langkah model PBL. Apabila siklus I belum berhasil maka
dilakukan perbaikan-perbaikan dari hasil refleksi dari siklus I tersebut yang akan
digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan siklus II.
g) Siklus II
Pada siklus II pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terdiri dari 2 kegiatan
pembelajaran setiap pembelajaran yaitu pembelajaran 3 dan pembelajaran 4, setiap
pembelajaran dilakukan selama 6 x 35 menit, setiap langkah pembelajaran disusun
sesuai dengan langkah-langkah model PBL. Apabila siklus I belum berhasil maka
dilakukan perbaikan-perbaikan dari hasil refleksi dari siklus II tersebut yang akan
digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan siklus III.
h) Siklus III
Pada siklus II pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terdiri dari 2 kegiatan
pembelajaran setiap pembelajaran yaitu pembelajaran 5 dan pembelajaran 6, setiap
pembelajaran dilakukan selama 6 x 35 menit, setiap langkah pembelajaran disusun
sesuai dengan langkah-langkah model PBL.
42
R. JADWAL PENELITIAN
waktu
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Persetujuan
Judul
3 Penyusunan
proposal
4 Ujian Proposal
5 Perbaikan
proposal
6 Pengajuan
SK
pembimbing
7 Menyusun
Bab I-Bab III
8 Menyusun
instrument
penelitian
9 Melakukan
penelitian
10 Melakukan
penulisan
laporan
penelitian
11 Penggandaan
laporan
penelitian
12 Melakukan
ujian sidang
DAFTAR PUSTAKA
38
39