Anda di halaman 1dari 9

SIMSI Sebagai Makanan Tambahan Ibu Hamil Untuk Mencegah

Diagnosis KEK (Kurang Energi Kronik) Pada Saat ANC (Antenatal Care)
Terpadu di Puskesmas

Linthang Cahya Wijaya

Adelia Kusuma Ningrum

Abstrak

Ibu Hamil merupakan sosok yang membutuhkan perhatian khusus dibandingkan dengan
manusia sehat pada umumnya. Kerentanan Ibu Hamil terjadi karena dalam proses
mengandung banyak sekali terjadi perubahan hormon, fisik serta kebutuhan gizi dan energy
yang berubah drastis daripada sebelumnya. SIMSI merupakan makanan olahan dari bahan
alami kekayaan nusantara yang membantu pemenuhan gizi ibu hamil agar tidak terjadi
diagnosis Kurang Energi Kronis. SIMSI didesain dalam bentuk sosis nikmat kaya gizi yang
memudahkan dan praktis untuk dikonsumsi ibu hamil yang biasanya sulit makan makanan
berat di trimester pertama kehamilan karena muntah.

Keyword: SIMSI, Hamil, KEK, ANC, Makanan


A. Pendahuluan
Angka kematian ibu hamil di Indonesia masih cukup tinggi. Angka kematian
ibu yang dimaksud oleh peneliti disini adalah MMR atau Maternal Mortality Rate,
dimana jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan , persalinan, dan
masa nifas yang dicatat selama satu tahun per 1000 hari hidup pada tahun yang sama.1
KEK atau Kurang Energi Kronis dapat diketahui dengan pengukuran LILA.
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK Ibu hamil, wanita
usia subur termasuk remaja puteri. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm (di bagian
merah pita LILA) artinya memiliki resiko KEK.2
Pelayanan Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
professional untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dilakukan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan.3 Disinilah nanti Ibu akan di cek di
beberapa poli di puskesmas. Yaitu poli Umum, Gigi, Sanitasi, Psikologi dan KB &
KIA. Di poli Gizi inilah akan di ketahui seorang Ibu masuk KEK atau tidak.
KEK dapat menyebabkan tumbuh kembang janin mengalami gangguan karena
kurangnya asupan gizi yang diperoleh. KEK pada ibu hamil juga mengakibatkan ibu
menjadi lemas dan tidak kuat menopang kehamilan karena juga kurangnya nutrisi yang
dibutuhkan. Nutrisi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam
pembentukan janin. Pola makan yang baik akan cukup menyediakan gizi yang
dibutuhkan untuk kesehatan selama kehamilan dan mengurangi resiko lahirnya bayi
cacat.4
Tetapi biasanya pada awal kehamilan atau trimester I, Ibu akan kesulitan untuk
makan karena terjadi muntah. Penyebab mual muntah awal kehamilan ini karena
adanya peningkatan hormonal dan penyesuaian tubuh terhadap perubahan hormonal
tubuh.5 Disinilah peneliti sebagai peneliti junior mencoba menjembatani masalah ini,
dimana peneliti mencoba mendiversivikasi makanan yang ada dengan membuat contoh
makanan yang lebih praktis dimakan oleh Ibu Hamil dengan rasa yang enak dan
memiliki nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu hamil.

1
Eko Budiarto. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. hal.74
2
Betty Yosephin dkk. 2019. Buku Pegangan Petugas KUA: Sebagai Konselor 1000 HPK Dalam Mengedukasi
Calon Pengantin Menuju Bengkulu Bebas Stunting. Yogyakarta: Deeppublish. Hal 26.
3
Syafrudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 144
4
Demsa Simbolon dkk. 2018. Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) dan Anemia Pada
Ibu Hamil. Jogja: CV Deeppublish. Hal 2.
5
Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan & Persalinan: Panduan Bagi Calon Ibu. Jakarta: Gramedia. Hal 79.

2
B. Metode

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Research and Development, dimana kita membuat sebuah
produk berdasarkan masalah-masalah yang ada disekitar kita, dengan menganalisis kebutuhan
disekitar kita tersebut maka diharapkan produk ini pada nantinya dapat menjadi solusi bagi
permasalahan yang ada.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data penelitian maka peneliti menggunakan metode


observasi, wawancara, dan studi pustaka.

1. Metode Analisis Data

Pada penelitian R n D harus dipastikan setiap perpindahan langkah adalah hasil dari riset
tertentu. Langkah-langkah tersebut secara ringkas dijelaskan sebagai berikut:6

1. Potensi dan Masalah

Penelitian berawal dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu
yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah juga bisa dijadikan sebagai
potensi, apabila dapat mendayagunakannya. Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan
antara yang diharapkan dengan yang terjadi.

6
Yanti Herlanti. 2014. Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Universitas Syarif
Hidayatullah. Hal 15

3
2. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date,
selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoretis yang
memperkuat.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dari penelitian R n D ada banyak macamnya. Dalam kajian
penelitian ini adalah makanan didesain menjadi sosis.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk,
dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan
pemikiran rasional, belum fakta lapangan.

5. Perbaikan Desain

Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya,
maka akan dapat diketahui kelemahannya.

6. Uji Coba Produk

Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus
dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba. Pengujian
dapat dilakukan dengan ekperimen, yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi sistem
kerja lama dengan yang baru.

7. Revisi Produk

Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja
sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan,
sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan.

8. Ujicoba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu
penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam
4
kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus
dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat
kekurangan dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu
mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.

C. Hasil dan Pembahasan


a. Bahan-bahan SIMSI (Sosis Multinutrisi) adalah:
1. Kuning Telur. (Mengandung asam folat)
Penelitian telah membuktikan bahwa hampir 75% dari semua kasus spina bifida
dapat dicegah apabila ibu mengkonsumsi asam folat 0,4 mg sehari. Asam folat ini
dibutuhkan hanya sampai 13 minggu pertama kehamilan.7
2. Daging Sapi (Mengandung protein, lemak, zinc)
Daging mengandung vitamin B kompleks, tiamin, vitamin B6 dan B12 dalam
jumlah yang relative tinggi8. Bahan ini digunakan untuk memberikan rasa daging
alami yang nikmat. Selain itu, daging sapi diperlukan sebagai salah satu sumber
Zinc yang bagus untuk kecerdasan otak anak.
Tepung Tapioka atau Sagu (Mengandung karbohidrat )
3. Bayam Bubuk (Mengandung Zat Besi, Serat dan Vitamin)
Sayur bayam mengandung besi bervalensi dua (besi ferro).9
4. Kedelai Bubuk (Mengandung Kalsium)
Kedelai juga mengandung protein dalam konsentrasi yang relatif tinggi, kira-kira
40% dengan nilai gizi tertinggi diantara protein nabati dari komoditas pertanian
lainnya.10
5. Air
6. Bumbu-bumbu:
a. Merica

7
Glade B Curtis and Judith Schuler. Terj. Yasmin Asih. 2000. Kehamilan Diatas Usia 30 (Your Pregnancy After
30). Jakarta: Penerbit Arcan. hal 149.
8
Soeparno RA dkk. 2011. Dasar Teknologi Hasil Ternak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal 19
9
Redaksi Health Secret. 2013. Awet Muda ala Jepang: Mengupas Rahasia Super Food dan Kebiasaan Hidup
yang membuat Panjang Umur Orang Jepang. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Hal 82.
10
M. Lies Suprapti. 2005. Kembang Tahu dan Susu Kedelai. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hal 7.

5
Merica mengandung zat piperin (penenang), saponin, flavonoid, minyak atsiri,
asam piperat, pati, protein dan lemak.11
b. Garam dan Gula
c. Bawang Putih
d. Ketumbar

b. Proses Pembuatan:
1. Pastikan tempat memasak bersih, cuci tangan sebelum mengambil bahan. Dan
juga jangan lupa mencuci semua bahan sampai bersih dengan cairan antiseptic
foodgrade.
2. Daging dihaluskan.
3. Dicampur dengan kedelai bubuk, tepung tapioka, bayam bubuk, kedelai bubuk
dan bumbu bumbu yang lain.
4. Semua bahan dimasukkan ke cetakan atau selongsong sosis
5. Bahan yang sudah dicetak, dimasak dengan cara dikukus sampai matang.
6. Pastikan semua bahan telah matang dengan sempurna
7. SIMSI siap disajikan dengan kecap atau saos, bisa juga dengan cara dipanaskan
lagi dengan cara dipanggang.
8. SIMSI dapat disimpan di frezzer selama 1 minggu, dan 3 hari di dalam cool
case. Akan lebih baik apabila SIMSI langsung dikonsumsi.

c. Tanggapan Responden
1. Bukan ibu hamil
Responden adalah terdiri dari 3 rentan usia. Yaitu usia >7 tahun atau kategori
anak-anak, kemudian usia 17-25 tahun atau kategori remaja dan usia >30 tahun
atau dewasa. Masing-masing kategori tersebut terdiri dari 10 orang. Dan tiap
orang mencoba 4 sampel SIMSI. Dari hasil tersbut didapatkan data sebagai
berikut:

11
Sri Haryanto S Nugroho. Sehat & Bugar Secara Alami. Hal 65

6
TABEL TINGKAT KEPUASAN SIMSI
9

0
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4

Usia >7th Usia 17-25th Usia >30th

Pembahasan:
Sampel 1 apabila dilihat berdasarkan diagram diatas kurang diminati.
Kebanyakan responden mengatakan kalau sampel pertama memiliki rasa yang
terlalu tawar atau kurang bumbu. Kemudian dari sampel ke-2 dilihat hanya
golongan usia >30 tahun ke atas yang menyukai, tetapi tidak dengan golongan
yang lain. Sampel ke dua ini tidak disukai golongan lainnya karena terlalu
lembek. Untuk sampel SIMSI yang ke-3 didapatkan hasil yang relative tinggi
yaitu 7 sampai 8 orang menyukai sampel ini. Sedangkan untuk sampel 4
cenderung tidak disukai usia 17-25 tahun karena warnanya yang tidak menarik.

2. Ibu hamil
Responden terdiri dari 5 Ibu Hamil, dimana setiap ibu hamil diberikan 4 sampel
SIMSI.

Diagram Kepuasan SIMSI Terhadap Ibu


Hamil

2 2

3
4

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4

7
Pembahasan: Bisa dilihat dari diagram diatas, bahwasanya 4 dari 5 orang ibu hamil
menyukai model SIMSI sampel ke-3. Sama dengan tipe yang diujikan kepada
responden yang tidak hamil

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan: Makanan model SIMSI yaitu Sosis Multi Gizi dan Nutrisi terbukti
disukai oleh responden terutama ibu hamil. Selain karena rasanya enak, SIMSI
juga bisa dijadikan Makanan Tambahan untuk ibu hamil karena terbuat dari
berbagai bahan alami yang mengandung nutrisi yang baik bagi tubuh.

2. Saran: Perlu dilakukan pengolahan SIMSI lagi dengan berbagai macam varian
yang baru dan tidak kalah menyehatkan.

8
E. Daftar Pustaka

Eko Budiarto. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Betty Yosephin dkk. 2019. Buku Pegangan Petugas KUA: Sebagai Konselor 1000 HPK Dalam
Mengedukasi Calon Pengantin Menuju Bengkulu Bebas Stunting. Yogyakarta: Deeppublish.

Syafrudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Demsa Simbolon dkk. 2018. Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) dan
Anemia Pada Ibu Hamil. Jogja: CV Deeppublish.

Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan & Persalinan: Panduan Bagi Calon Ibu. Jakarta:
Gramedia

Yanti Herlanti. 2014. Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:
Universitas Syarif Hidayatullah

Glade B Curtis and Judith Schuler. Terj. Yasmin Asih. 2000. Kehamilan Diatas Usia 30 (Your
Pregnancy After 30). Jakarta: Penerbit Arcan

Soeparno RA dkk. 2011. Dasar Teknologi Hasil Ternak. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press

Redaksi Health Secret. 2013. Awet Muda ala Jepang: Mengupas Rahasia Super Food dan
Kebiasaan Hidup yang membuat Panjang Umur Orang Jepang. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo

M. Lies Suprapti. 2005. Kembang Tahu dan Susu Kedelai. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Anda mungkin juga menyukai