Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN AGAMA

Klasifikasi ajaran islam (syariah)

KELOMPOK 4 :

1. Feny meriani 19022080


2. Hafizah nisya 19022084
3. Jefriadi 19022092
4. Lany krisdayanti 19022094
5. Rahmat afdhol 19338039

DOSEN:

Dra. Zaimurni zein, M.ag

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah
serta hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama dengan judul
“klasifikasi ajaran islam syariah”
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi teman-teman. kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kami.

Padang, 25 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................

A. Latar Belakang ...........................................................................................................

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................

C. Tujuan ........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….

A. Konsep syariah (pengertian dan karakteristik syariah)………………………………...


B. Fungsi dan peranan syariah……………………………………………………………
C. Prinsip-prinsip syariah…………………………………………………………………
D. Klasifikasi syariah (ibadah mahdah dan ghairu mahdah)

BAB III PENUTUPAN……………………………………………………………………

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………..

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugrah dari Allah Swt. Dengan segala pemberian-
Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya. Tapi dengan
anugrah tersebut kadang kala manusia lupa akan dzat Allah Swt yang telah memberikanya.
Untuk hal tersebut manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupanya
dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah Swt. Hidup yang dibimbing syariah akan
melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah dan
rasulnya yang tergambar dalam hokum Allah yang normative dan deskriptif (quraniyah qauniya).

Sebagian dari syariah terdapat aturan tentang ibadah, baik ibadah khusus maupun ibadah
umum. Sumber syariah adalah Alqur’an dan as-sunnah, sedangkan hal-hal yang belum diatur
secara pasti di dalam sumber tersebut digunakan ra’yu (ijtihad). Syariah dapat dilaksanakan
apabila pada diri seseorang telah tertanam aqidah atau keimanan. Semoga dengan bimbingan
syariah hidup kita akan selamat dunia dan akhirat.

1.2 Rumusan masalah


a. Pengertian dan karakteristik syari’ah
b. Fungsi dan peranan syari’ah
c. Prinsip-prinsip syariah
d. Klasifikasi syari’ah (ibadah mahdah dan ghairu mahdah)
1.3 Tujuan penulisan
a. Mengetahui Pengertian dan karakteristik syari’ah
b. Mengetahui Fungsi dan peranan syari’ah
c. Mengetahui Prinsip-prinsip syariah
d. Mengetahui Klasifikasi syari’ah (ibadah mahdah dan ghairu mahdah)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan karakteristik syari’ah


Syariah adalah ketentuan-ketentuan agama yang merupakan pegangan bagi manusia di
dalam hidupnya untuk meningkatkan kualitas hidupnya dalam rangka mencapai
kebahagiaan duni dan akhirat. Syariah islam adalah tata cara pengaturan tentang perilaku
hidup manusia untuk mencapai keridhoan allah swt yang dirumuskan dalam al-qur’an ,
yaitu:
1. Surah asy-syura ayat 13
Artinya: “ Dia telah mensyariahkan bagi kamu tentang agama yang telah diwasiatkan-
nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah
kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan
janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik
agama itu orang yang dikehendaki-nya dan memberi petunjuk kepada (agama) –nya
orang yang kembali (kepada-nya) “(qur’an surah asy-syura ayat 13).
2. Surah asy-syura ayat 21
Artinya : Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain allah yang
mensyariahkan untuk mereka agama yang tidak di ijinkan allah? Sekiranya taka da
ketetapan yang menentukan (dari allah tentukanlah mereka dibinasakan dan
sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memeproleh azab yang pedih .(qur’an
surah asy-syurah ayat 21)
3. Surah Al-jatsiyah ayat 18
Artinya : Kemudian kami jadikan kamu berada di atas syariah (peraturan) dari urusan
(agama) itu, maka ikutilah syariah itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tidak mengetahui (qur’an surah al-jatsiyah ayat :18)

Syariah menurut bahasa berarti jalan, sedangkan menurut istilah adalah sistem norma yang
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan manusia
dengan alam. Sedangkan secara etimologis kata syari’ah yang berarti a “sesuatu yang dibuka
secara lebar kepadanya”. Dari sinilah terbentuk kata syari’ah yang berarti “ sumber air minum” .
kata ini kemudian dikonotasikan oleh bangsa arab dengan jalan yang lurus yang harus diikuti,
secara terminologis, Muhammad Ali al-Sayis mengartikan syariah dengan jalan “yang lurus”.
Kemudian pengertian ini dijabarkan menjadi : “hukum syara’ mengenai perbuatan manusia yang
dihasilkan dari dalil-dalil terperinci”. Syekh Mahmud Syaltut mengartikan syariah sebagai
hukum-hukum dan tata aturan yang disyariahkan oleh allah bagi hamba-nya untuk diikuti.

Syariah merupakan aspek norma atau hukum dalam ajaran Islam yang ke beradaannya tidak
lepas dari aqidah Islam. Oleh karena itu, isi syariah meliputi aturan – aturan sebagai
implementasi dari kandungan Al – Qur’an dan Sunnah.

B. fungsi dan peranan syari’ah

Syariat Islam diturunkan Allah kepada manusia sebagai pedoman yang memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada manusia agar mereka dapat melaksanakan tugas hidupnya di
dunia dengan benar sesuai dengan akhlak Allah. Karena itu syariah berfungsi sebagai berikut :

1. Menunjukan dan mengarahkan kepada pencapaian tujuan manusia sebagai hamba Allah.

Syariah adalah aturan-aturan Allah yang berisi perintah Allah untuk mentaati dan dilaksanakan,
serta aturan-aturan tentang larangan Allah untuk dijauhi dan dihindarkan. Ketaatan terhadap
aturan tersebut menunjukan ketundukan manusia terhadap Allah dan perhambaan manusia
kepada-Nya. Perhambaan secara total dan utuh merupakan tujuan dari penciptaan manusia di
muka bumi, sebagai firman-Nya :

“Tidaklah kami ciptakan manusia dan jin melaikan agar mereka menyembah-Ku” (QS.Az-
Zariat,51:56)

2. Menunjukan dan mengarahkan manusia pada pencapaian tujuan manusia sebagai khalifah
Allah.

Penyembahan dan penghambaan secara utuh dan total hanya kepada Allah membebaskan
diri manusia dari ketertarikan dan ketundukan kepada makhluk. Manusia akan bebas bertindak
dalam berkaitan dengan makhluk lainnya, tidak memperbudak atau diperbudak oleh makhluk
lainnya. Hal ini menunjukan bahwa manusia dapat berperan sebagai khalifah Allah di muka
bumi yang melaksanakan dan membumikan sifat-sifat Allah dalam batas-batas kemanusiaan.
Aturan-aturan syariah akan memberikan batasan yang jelas dari kebebasan yang dimiliki
manusia. Dengan demikian, kekhalifahan manusia diatur dalam tatanan pencapaian
kesehjateraan lahir batin manusia dan terhindar dari kesesatan. Firman Allah:

“Hai Daud sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah(penguasa)di muka bumi, maka
berilah keputusan (perkara)di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu,karena ia akan menyasatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang yang sesat dari
jalan Allah akan mandapatkan azab yang berat,karena mereka melupakan hari
perhitungan”.(QS.shaad,38:26)

3. Membawa manusia pada kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat.

Syariah islam mengarahkan manusia pada jalan yang harus ditempuhnya atau di
hindarkanya. Manusia dapat mencapai tujuannya yang hakiki. Dengan syariat, manusia dapat
memilah dan memilih jalan yang akan ditempuhnya sesuai dengan kebebasanya sehingga apapun
akibatnya akan dipertanggungjawabkanya sendiri di hadapan Allah.

Dengan demikian, syariah menunjukan jalan menuju tercapainya kebahagiaan yang abadi,
yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat sebagai hakekat tujuan manusia. Hal ini tampak dalam doa
yang diucapkan setiap muslim dalam firman Allah:

…… Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah
kami dari siksa neraka. (QS.Al-Baqoroh 2:201)

Peranan syariah ialah untuk menjadikan kita sebagai seorang Muslim yang baik dari segi diri
(penampilan/kerakteristik) dan juga akhlaknya.Peranan syariah dapat membentuk masyarakat
yang baik dan mulia.. Kesimpulannya, syariah Islam memberikan tuntutan hidup khususnya
kepada umat Islam dan umumnya kepada seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat. Dengan demikian, syariah Islam dapat terus-menerus memberikan dasar
spiritual bagi seseorang Muslim dalam menyongsong setiap perubahan yang terjadi pada
masyarakat dalam semua aspek kehidupan.
C. Prinsip-prinsip syariah

Tujuan utama syari’ah adalah mengajak manusia kepada kebaikan dan melarang dari berbuat
salah agar mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat. Untuk itu dalam pelaksanaanya
syari’ah mempunyai lima prinsip umum yang dikemukakan oleh Kusumamiharja, (1978) antara
lain:

 Sesuai dengan fitrah manusia

Allah menegaskan tentang kesesuaian syari’ah dengan potensi manusia diantaranya dalam
surat ar-Rum ayat 30 dan al-Baqarah ayat 185. Dua ayat tersebut menjelaskan bahwa seluruh
aturan yang ada dalam syari’ah tidak bisa dilakukan oleh manusia sesuai dengan situasi dan
kondisinya masing-masing. Bahkan Allah menghendaki kemudahan bagi manusia, bukan
kesukaran.

 Luwes dalam pelaksanaanya

Allah menjelaskan tentang keluwesan syari’ah tersebut dalam surat al-Baqarah ayat 173,
bahwa hal-hal yang diharamkan dalam suatu keadaan dan kondisi tertentu, dapat menjadi
halal dalam keadaan dan kondisi lain, yaitu dalam keadaan terpaksa. Contoh lain seperti yang
dijelaskan dalam hadis rasul riwayat bukhari, (Al-Asqalany, tth: 99) bahwa bagi orang yang
tidak mampu mengerjakan sholat dalam keadaan berdiri, maka ia boleh melakukannya
sambil duduk, dan selanjutnya boleh sambil berbaring.

 Tidak memberatkan

Semua syari’at Allah tidak ada yang berat sehingga manusia tidak mampu melaksanakannya.
Contoh ibadah sholat yang diwajibkan lima kali dalam 24 jam, yang hanya membutuhkan
waktu minimal kira-kira 5x7 menit = 35 menit, zakat harta hanya berkisar 2,5%, 5% dan
10%, ibadah haji cukup sekali seumur hidup, begitu juga dengan benda-benda yang
diharamkan hanya sebahagian kecil apabila dibandingkan dengan yang dihalalkan.

 Penetapan hukum secara bertahap

Allah mengharamkan suatu hal tidak secara langsung, melainkan melalui tahapan. Contoh
pengharaman minuman keras, tidak langsung sekkaligus dilarang tetapi berangsur-angsur
setahap demi setahap sampai akhirnya diharamkan. Allah SWT menurunkan ayat larangan
minuman keras dengan larangan secara bertahap. Prosesnya diawali dengan turunnya surat
al-Baqarah ayat 219 yang menyatakan bahwa pada khamar dan judi terdapat dosa besar dan
ada manfaatnya bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari pada manfaatnya.
Setelah itu Allah turunkan surat An-Nisa’ ayat 43 berupa larangan mendekati sholat bagi-
orang-orang yang sedang mabuk.

Kemudian Allah turunkan surat al-maidah ayat 90 yang menyatakan secara tegas tentang
haramnya minuman keras dan ditegaskan oleh hadis rasul walaupun sedikit diminum maka
statusnya sama, yaitu hukumnya haram.

 Tujuan syari’ah adalah keadilan

Pencapaian keadilan di dalam syari’ah secara ekplisit tampak pada adanya penjelasan tentang
pokok-pokok akhlak yang baik yang terdapat didalam syariat tersebut. Allah menjelaskan hal
itu di dalam surat an-nahl ayat 90.

D. Klasifikasi syari’ah (ibadah mahdah dan ghairu mahdah)

Kata ibadah berasal dari bahasa arab artinya patuh dan tunduk, menurut istilah ibadah adalah
sebutan ynag mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT, baik berupa ucapan
atau perbuatan yang tampak maupun yang tidak tampak yayng dilakukan oleh manusia. Dalam
istilah lain ibadah adalah ketundukan manusia kepada Allah yang dilaksanakan atas dasar iman
yang kuat dengan melaksanakan semua perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya dengan
tujuan mengharapkan ridha dan ampunan-Nya, termasuk tujuannya ingin masuk surga.

Selain itu, ibadah juga diartikan sebagai suatu sikap pasrah dan tunduk total kepada semua
aturan Allah dan Rasul-Nya. Lebih dari itu, ibadah dalam pandangan Islam merupakan refleksi
syukur pada Allah swt atas segala nikmatnya yang timbul dari dalam lubuk hati yang dalam dan
didasari kepahaman yang benar. Pada gilirannya, ibadah tidak lagi dipandang semata-mata
sebagai kewajiban yang memberatkan, melainkan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan.

Manusia dalam hidupnya mengemban ibadah baik dalam hubungan kepada Allah, maupun
hubungan sesame manusia dalam hubungan linkungan, dan hubungan dengan alam.
Secara umum, bentuk perintah beribadah kepada Allah dibagi menjadi dua, yaitu sebagai
berikut:
1. Ibadah mahdah (ibadah khusus)
Ibadah mahdah adalah adalah hubungan manusia dengan Tuhannya, yaitu hubungan yang
akrab dan suci antara seoarng muslim dengan Allah SWT yang bersifat ritual (peribadatan),
ibadah mahdah merupakan manifestasi dari rukun islam. Atau juga sering disebut ibadah yang
langsung. Selain itu ibadah mahdah adalah ibadah yang perintah dan larangannya sudah jelas
secara zahir dan tidak memerlukan penambahan atau pengurangan.
Jenis ibadah yang termasuk ibadah mahdah adalah:
 Sholat
 Zakat
 Puasa
 Ibadah haji
 Umroh
 Bersuci dari hadas besar dan kecil

2. Ibadah ghairuh mahdah


Yang dimaksud ibadah ghairu mahdhah berarti mencakup semua perilaku manusia yang
hubungannya dengan sesama manusia, yaitu dalam semua aspek kehidupan yang sesuai dengan
ketentuan Allah swt, yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapat ridho Allah swt. Atau sering
disebut sebagai ibadah umum atau muamalah, yaitu segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi
oleh Allah baik berupa perkataan atau perbuatan, lahir maupun batin yang mencakup seluruh
aspek kehidupan seperti aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, seni dan pendidikan. Seperti
qurban, pernikahan, jual beli, aqiqah, sadaqah, wakaf, warisan dan lain sebagainya. Selain itu
ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang cara pelaksanaannya dapat direkayasa oleh manusia,
artinya bentuknya dapat beragam dan mengikuti situasi dan kondisi, tetapi substansi ibadahnya
tetap terjaga. Seperti perintah melaksanakan perdagangan dengan cara yang halal dan bersih.

Ibadah yang termasuk Ibadah Ghairu Mahdhah, adalah:


 I’tikaf
Berdiam di masjid untuk berdzikir kepada Allah.
 Wakaf
Wakaf menurut bahasa berarti menahan sedang menurut istilah wakaf ialah memberikan
suatu benda atau harta yang kekal zatnya kepada suatu badan yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan masyarakat.
 Qurban
Qurban secara bahasa berarti dekat, sedang secara istilah adalah menyembelih hewan yang
telah memenuhi syarat tertentu di dalam waktu tertentu yaitu bulan Dzulhijjah dengan niat
ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah.
 Shadaqah
Shadaqah adalah memberikan sesuatu tanpa ada tukarannya karena mengharapkan pahala di
akhirat.
 Aqiqah
Aqiqah dalam bahasa arab berarti rambut yang tumbuh di kepala anak/bayi. Istilah aqiqah
kemudian dipergunakan untuk pengertian penyembelihan hewan sehubungan kelahiran bayi.
 Dzikir dan Do’a

Rumusan Ibadah Ghairu Mahdhah “BB + KA”


(Berbuat baik + Karena Allah )
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugrah dari Allah Swt. Dengan segala pemberian-
Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya. Tapi dengan
anugrah tersebut kadang kala manusia lupa akan dzat Allah Swt yang telah memberikanya.
Untuk hal tersebut manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupanya
dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah Swt. Hidup yang dibimbing syariah akan
melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah dan
rasulnya yang tergambar dalam hokum Allah yang normative dan deskriptif (quraniyah qauniya).

Sebagian dari syariah terdapat aturan tentang ibadah, baik ibadah khusus maupun ibadah
umum. Sumber syariah adalah Alqur’an dan as-sunnah, sedangkan hal-hal yang belum diatur
secara pasti di dalam sumber tersebut digunakan ra’yu (ijtihad). Syariah dapat dilaksanakan
apabila pada diri seseorang telah tertanam aqidah atau keimanan. Semoga dengan bimbingan
syariah hidup kita akan selamat dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Abdul Aziz. 1996. Ensikplodia Hukum Islam. Jakarta: PT.Ichtiar baru van hoeve.
Haroen, Nasrun. 1997. Ushul fiqih. Jakarta : Logos.
Kusumamiharja, Supan. 1978. Studia islamical. Bogor : Team pendidikan Agama Islam IPB.
Sabiq, Sayyid. 1987. Fikh as-sunnah (terjemahan). Cet. Ke III. Bandung Indonesia: PT. Al
Ma’rif.
Shihab, M. Quraish. 1999. Wawasan al-qur’an. Bandung: Mizan.
Syarifuddin, Amir. 1997. Ushul Fiqih. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai