Anda di halaman 1dari 3

A.

Skenario
Jika seorang wanita umur 56 tahun datang dengan fibrilasi arterial non rematik disertai
kegagalan ventrikel kiri dengan derajat sedang. Pemberian digoxin dan diuretik
memberikan hasil yang cukup baik. Penderita mempunyai riwayat hipertensi yang
terkendali. EKG menunjukkan deteriorisasi fungsi ventrikel kiri derajat sedang.
Penderita termasuk wanita aktif dan hidup sendiri sejak suaminya meninggal 4 tahun
yang lalu. Pada masalah ini dibicarakan dibangsal rumah sakit, muncul usulan untuk
memberikan warfarin jangka panjang.

B. Pertnyaan klinis
Bagaimanakah resiko terjadinya stroke embolik pada penderita tersebut jika tidak
diberkan antikoagulan?

C. Kompenen PICO
Patient/Population/Problem : Wanita umur 56 tahun dengan fibrilasi non rematik
disertai kegagalan ventrikel kiri derajat sedang

Intervention/Indicator : Pemberian antikoagulan warfarin jangka panjang

Comparison/Control : Tidak ada pembanding atau intervensi lainnya

Objective/Outcome : Resiko terjadinya stroke embolik pada penderita


tersebut jika tidak diberkan antikoagulan

D. Kata kunci
Atrial Fibrillation; anticoagulants, stroke, prevention

E. Pemilihan situs
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3556861/
“Stroke Prevention in Atrial Fibrillation: Latest Clinical Trials and Guidelines”

F. Kesimpulan
Atrial fibrilasi (AF) merupakan gangguan irama yang banyak menyerang pria
dewasa, AF ditemukan pada 1-1,5% populasi di negara-negara barat dan merupakan
salah satu faktor risiko independen stroke. Prevalensi AF meningkat seiring
per¬tambahan umur, ditemukan 1% pada usia <60 tahun tetapi kurang lebih 10% pada
usia >80 tahun.
Atrial fibrilasi apapun penyebabnya dapat menyebabkan terjadinya
emboli/jendalan darah yang memicu terjadinya suatu stroke Atrial fibrilasi non valvuler
sebagai penyebab sumber emboli mempunyai variasi yang luas yaitu mulai dari lone
atrial fibrillation sampai ventrikel dengan gagal jantung kongestif.
Dengan atau tanpa adanya atrial fibrilasi, semua pasien dengan katup jantung
mekanik memerlukan antikoagulan, dengan target level anti koagulan bervariasi
tergantung tipe dan posisi katup serta adanya faktor risiko lainnya.
Rata-rata kejadian trombo¬emboli pada pasien dengan katup jantung mekanik
adalah 4.4 per 100 pasien per tahun tanpa terapi anti trombotik, 2.2 per 100 pasien per
tahun dengan pengobatan anti platelet, dan 1 per 100 pasien per tahun dengan terapi
warfarin. Pasien dengan atrial fibrilasi paroksismal maupun persisten dan penyakit
jantung katup seperti stenosis mitral memiliki risiko tertinggi untuk terjadinya emboli
pada masa yang akan datang dan membutuhkan antikoagulan .
Berdasarkan jurnal “Stroke Prevention in Atrial Fibrillation: Latest Clinical Trials
and Guidelines “
Atrial Fibrillation (AF) adalah aritmia berkelanjutan yang paling umum dan 1/6
stroke berkaitan dengan AF. Terapi Antikoagulasi oral (OAC) dengan antagonis vitamin
K (VKA) telah menjadi standar terapi untuk hampir 50 tahun dan terjadi penurunan yang
signifikan dalam risiko stroke pada pasien dengan AF.
AF dikaitkan dengan peningkatan risiko lima kali lipat emboli sistemik atau
stroke dengan risiko absolut mulai dari kurang dari 1% hingga 20% per tahun, tergantung
pada usia pasien dan adanya faktor resiko tambahan.
Pedoman ACCF / AHA / HRS merekomendasikan terapi OAC untuk mencapai
INR 2,0-3,0 pada pasien yang berisiko tinggi terkena stroke, kecuali dikontraindikasikan.
Target INR yang lebih rendah dari 2,0 (kisaran 1,6 hingga 2,5) dipertimbangkan pada
pasien berusia di atas 75 tahun yang dianggap berisiko tinggi mengalami komplikasi
perdarahan tetapi, tanpa kontraindikasi dengan terapi antikoagulan oral.
Antagonis vitamin K (VKAs; mis., Warfarin, acenocuomarol) tetap menjadi
standar perawatan untuk OAC dalam pencegahan stroke pada AF. Aspirin juga
merupakan alternatif tetapi terkait dengan risiko relatif lebih rendah pengurangan stroke
atau emboli sistemik. Dosis yang disesuaikan warfarin dan aspirin mengurangi kejadian
stroke masing-masing 64% dan 22%; dengan warfarin secara signifikan lebih unggul dari
ASA.
Kesimpulan dari Jurnal : Manajemen AF telah berubah secara signifikan dalam
dekade terakhir dan pencegahan stroke masih menjadi tantangan. Meskipun terbukti
kemanjuran VKA, keterbatasannya telah merangsang pengembangan antikoagulan oral
baru dan diharapkan dapat mengatasi sebagian besar kerugian warfarin. Agen yang
berbeda seperti dabigatran dan apixaban telah menunjukkan keamanan yang lebih baik
dan juga ditingkatkan hasil, kemampuan untuk menyesuaikan pengobatan berdasarkan
pada karakteristik yang berbeda dari OAC baru akan secara signifikan mengurangi stroke
dan meningkatkan hasil keseluruhan dalam pencegahan stroke pada pasien dengan AF.

Anda mungkin juga menyukai