Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

NUTRISI

Stase keperawatan dasar primer

Disusun Oleh :
VEVI HERLIANI
J.230.195.142

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
I. DEFINISI
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk
menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri. Nutrisi
bisa didefinisikan sebagai proses pengambilan zat-zat makanan penting dengan kata
lain nutrient adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakan.
Gangguan nutrisi terjadi kalau diet mengandung satu atau lebih nutrient dalam jumlah
yang tidak tepat.
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung,
aksi, reaksi, keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit
(Tarwoto & Wartonah. 2015). Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk
proses dan fungsi tubuh.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana individu yang
mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic
(Wilkinso Judith M, 20015)
II. ANATOMI FISIOLOGI
System pencernaan atau system gastrointestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah system organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan tersiri dari mulut, tenggorokkan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus. System pencernaan juga meliputi
organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pancreas, hati dan kandung
empedu.
A. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk system pencernaan. Bagian dalam daari
mulut dilapisi oleh selaput lender. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relative sederhana, terdiri dari manis, asam,
asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit,
terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjarludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut
dengan enzim-enzim pencernaan dan mulain mencernanya. Ludah juga mengandung
antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang
bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.
B. Tenggorokkan (Faring)
Tenggorokkan (faring) adalah penghubung antara mulut dan kerongkongan.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
C. Kerongkongan (Esofagus)
Esophagus adalah sebuah tube Panjang. Sepertiga bagian atas adalah terdiri
dari otot uyang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya meliputi
selaput mukosa yang mengeluarkan secret mucoid yang berguna untuk perlindung.
D. Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti
kacang kedelai. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal,
sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai Gudang makanan, yang berkontraksi secara
ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting:
1. Lender
Lender melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada llapisan lender ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
2. Asam klorida (HCI)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh bebagai bakteri.
3. Precursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
E. Usus Halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ilcum yang panjangnya kira-
kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. usus besar terdiri dari rectum, colon dan rectum
yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dengan
diameter kira-kira 6 cm. usus menerima makanan yang sudah berbentuk chime
(setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium,
bikarbonat dan enzim.
Chyme bergerak karaene adanya peristaltic usus dan akan berkumpul menjadi feses
diusus besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12
jam. Gerakkan colon dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral shuffing adalah
gerakkan mencampur chyme untuk membantu mengabsorpsi air, kedua kontraksi
haustrl yaitu Gerakan untuk mendorong materi air dan semi padat sepanjang colon,
ketiga Gerakan peristaltic yaitu Gerakan maju ke anus yang berupa gelombang.
Makanan yang sudah melewati usus halus: chyme, akan tiba di rectum 4 hari setelah
ditelan, jumlah chime yang direabsorbsi kurang lebih 350 ml.
F. Usus besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus atara usus buntu dan
rectum. Funsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari:
1. Kolon asendens (kanan)
2. Kolon transversum
3. Kolon desendens (kiri)
4. Kolon sigmoid (berhubunga dengan rectum)
Banyakna bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungdi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri didalam usus
besar juga berfungsi membuat zat-zat penting seperti vitamin K. bakteri ini
penting untuk berfungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotic bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya
terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadi
diare.
G. Rectum dan Anus
Rectum adalah sebuah ruangan yang beraawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
Proses mencerna nutrisi:
A. Ingesti: masuknya makanan kedalam rongga mulut
B. Digesti: masuknya makanan dari mulut menuju lambung lalu ke usus halus lalu
menuju usus besar
C. Absorbs
D. Metabolism
E. Ekskresi: defekasi, miksi, diaphoresis, ekspirasi

III. NILAI-NILAI NORMAL


Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) da
n Ideal Body Image Weight (IBW).
A. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran b
erat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak da
lam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight)
dan obesitas.
BB (kg)
Indeks Masa Tubuh = TB × TB (m)

Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia


Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0


Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 ─ 18,5
Normal 18,5 ─ 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
B. Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat ba
dan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah ting
gi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumla
h itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –


[10% (Tinggi badan – 100)]

(Sumber: Repository USU)

IV. JENIS KELAINAN/ GANGGUAN


A. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan
asupan nutrisi kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis:
1. Berat badan 10 – 20 % dibawah normal
2. Tinggi badan dibawah ideal
3. Adanya kelemahan otot dan nyeri tekan pada otot
4. Adanya penurunan albumin serum.
Kemungkinan penyebab:
1. Meningkatnya kebutuhan kalori san kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker.
2. Penurunan absorbs nutrisi
3. Nafsu makan menurun
B. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yag
mempunyai resiko penngkatan berat badan akibat asupan kebutuhan nutrisi secara
berlebihan.
Tanda klinis:
1. Berat badan lebih dari 10 % berat badan ideal
2. Adanya jumlah asupan yang berlebihan
3. Aktivitas menurun atau monoton
Kemungkinan penyebab:
1. Perubahna pola makan
2. Penuruna fungsi pengecapan dan penciuman
C. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20 % berat badan normal.
D. Kurang nutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
zat gizi pada tingkat sel. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan yang kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot, dan penurunan energi pucat pada kulit, membrane mukosa,
konjungtiza, dll.
F. Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaankarbihidrat secara berlebihan.
G. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta
asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
H. Penyakit jantng coroner
Penyakit jantng coroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh adanya
peningkatan kolestrol darah dan merokok.
I. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan pengkonsumsian lemak
secara berlebihan.
J. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi dan keleb
V. PATHWAYS

Penyakit saluran Status kesehatan Gaya hidup dan Kebutuhan


pencernaan menurun kebiasaan metabolism untuk
pertumbuhan

Erosi mukosa lambung Kelemahan otot Kebiasaan Peningkatan intake


menelan mengkonsumsi nutrisi
makanan yang tidak
sehat
Menurunnya tonus
dan peristaltic usus Gangguan menelan
Kebutuhan energi
makanan
meningkat
Kelebuhan zat dalam
tubuh yang tidak
Refluksi duodenum ke
dibutuhkan
lambung Asupan nutrisi tidak
Mudah lapar
terpenuhi

mual Penyerapan didalam


tubuh tidak sempurna Nafsu makan
Penurunan berat meningkat
badan

Muntah
Resiko ketidak seimbangan nutrisi:
Sering makan
lebih dari kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang


dari kebutuhan nutrisi Peningkatan berat
badan

Ketidakseimbangan nutrisi:
lebih dari kebutuhan tubuh
VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboraturium
dengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
1. Albumin (N:4-5,5 mg/100 ml)
2. Ransferin (N: 170-25)
3. Hb (N: 12 mg %)
4. BUN (N: 10-20 mg / 100 ml)
5. Ekskresi kreatini untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita: 0,5 – 1,0
mg/100 ml)
VII. PENATALAKSANAAN KOLABORATIF
Kolaborasi dengan ahli gis terkait nuatrisi yang dibutuhkan.
VIII. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Metode pengkajian ABCD
1. A (Antropometri)
a. Berat badan
b. Tinggi badan
c. Berat badan ideal: (TB ̶ 100) ± 10%
BB (kg)
d. BMI (Body Mass Index): TB × TB (m)

e. Lingkar pergelangan tangan


f. Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
g. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
2. B (Biokimia)
a. Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
b. Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
c. Hb (N: 12 mg %)
d. BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml, wanita: 0
,5 ─ 1,0 mg/100 ml)
3. C (Clinical)
a. Keadaan fisik: apatis, lesu
b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c. Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
d. Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
e. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver.
f. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah/tinggi.
g. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
h. Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
i. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa
pucat.
j. Gusi: perdarahan, peradangan.
k. Lidah: edema, hiperemasis.
l. Gigi: karies, nyeri, kotor.
m. Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
n. Kuku: mudah patah.
4. D (Diet)
a. Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar
dan demam?
e. Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan Karakteristik:
a. Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
b. Bising usus hiperaktif
c. Cepat kenyang setelah makan
d. Diare
e. Gangguan sensasi rasa
f. Kehilangan rambut berlebihan
g. Kelemahan otot pengunyah
h. Kelemahan otot untuk menelan
i. Kerapuhan kapiler
j. Kesalahan informasi
k. Kesalahan persepsi
l. Ketidakmampuan memakan makanan
m. Kram abdomen
n. Kurang informasi
o. Kurang minat pada makanan
p. Membran mukosa pucat
q. Nyeri abdomen
r. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
s. Sariawan rongga mulut
t. Tonus otot menurun
Faktor yang berhubungan:
a. Faktor biologis
b. Faktor ekonomi
c. Gangguan psikososial
d. Ketidakmampuan makan
e. Ketidakmampuan mencerna makanan
f. Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
g. Kurang asupan makanan
(NANDA International, 2015)
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Intake nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan Karakterisitik:
a. Lipatan kulit tricep lebih dari 25 mm untuk wanita dan 15 mm untuk pria
b. BB diatas 20 % diatas tubuh ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh ideal
c. Makan dengan respon eksternal (misalnya: situasi sosial, sepanjang hari)
d. Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan (misalnya: memasa
ngkan makanan dengan aktivitas yang lain)
e. Tingkat aktivitas yang menetap
f. Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam
Faktor yang berhubungan:
Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan metabolism tu
ubuh.
3. Resiko ketidak seimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
Definisi: intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolism tubuh.
Batasan karakteristik:
a. BB 20 % lebuh atau kurang dari ideal
b. Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA
c. Membrane mukosa dan konjungtiza pucat
d. Kelemahan otot untuk mengunyah dan menelan
e. Luka, inflamasi pada rongga mulut
Faktor yang berhubungan:
Ketidakmampuan pemasukkan atau mencerna atau mengabsorpsi zat-zat g
izi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis dan ekonomi.
(NANDA International, 2010)
C. Intervensi keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan yang diharapkan:
a. Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
b. Peningkatan status nutrisi
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2006):
Intervensi Rasional
1. Kaji status nutrisi pasien m 1. Membantu mengkaji kead
eliputi ABCD, tanda-tanda aan pasien
vital, sensori, dan bising us
us.
2. Sajikan makanan yang mud 2. Meningkatkan selera mak
ah dicerna, dalam keadaan an dan intake makan
hangat, tertutup, dan berika
n sedikit-sedikit tapi sering
3. Bantu pasien makan jika tid 3. Membantu pasien makan
ak mampu
4. Ukur intake makanan dan ti 4. Observasi kebutuhan nutri
mbang berat badan si
5. Anjurkan pasien untuk mak 5. Meningkatkan nafsu mak
an sedikit-sedikit tapi serin an
g
6. Anjurkan pasien untuk men 6. Mengurangi rasa nyaman
ghindari makanan yang ban
yak mengandung gas
7. Kolaborasi dengan ahli gizi 7. Diet sesuai dengan kebutu
untuk menentukan diet yan han nutrisi pasien
g tepat bagi pasien
8. Monitor hasil lab, seperti gl 8. Monitor status nutrisi
ukosa, elektrolit, albumin,
hemoglobin, kolaborasi den
gan dokter

2. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh


Kriteria Hasil:
a. Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol
b. Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
c. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2006):

Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian kem 1. Informasi dasar untuk pere
bali pola makan pasien ncanaan awal dan validasi
data
2. Ukur intake makanan dala 2. Mengetahui jumlah kalori y
m 24 jam ang masuk
3. Buat program latihan untu 3. Meningkatkan kebutuhan e
k olahraga nergi

4. Anjurkan pasien untuk me 4. Makanan berlemak banyak


nghindari makanan yang menghasilkan energi
banyak mengandung lema
k
5. Berikan pengetahuan kese 5. Memberikan informasi dan
hatan tentang: mengurangi komplikasi
a. Program diet yang ben
ar
b. Akibat yang mungkin
timbul akibat kelebiha
n berat badan
6. Kolaborasi dengan ahli di 6. Menentukan makanan yang
et yang tepat sesuai dengan pasien

3. Resiko ketidak seimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh


Kriteria hasil:
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai tujuan
b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
d. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
e. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi Rasional
2. Lakukan pengkajian kem 3. Informasi dasar untuk pere
bali pola makan pasien ncanaan awal dan validasi
data
4. Ukur intake makanan dala 4. Mengetahui jumlah kalori y
m 24 jam ang masuk
5. Buat program latihan untu 5. Meningkatkan kebutuhan e
k olahraga nergi

6. Anjurkan pasien untuk me 6. Makanan berlemak banyak


nghindari makanan yang menghasilkan energi
banyak mengandung lema
k
7. Berikan pengetahuan kese 7. Memberikan informasi dan
hatan tentang: mengurangi komplikasi
c. Program diet yang ben
ar
d. Akibat yang mungkin
timbul akibat kelebiha
n berat badan
8. Kolaborasi dengan ahli di 7. Menentukan makanan yang
et yang tepat sesuai dengan pasien
Daftar pustaka

Carpenito, Linda Jual. 2012. Buku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC


Hiyadat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.
Jakarta: Selemba Merdeka
Herdman, T. Heather. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klarifikasi. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai