Nn. Wiwi (sidoname) berusia 23 tahun tinggal di Sragen. Pendidikan terakhir
pasien adalah SMP. Pasien sudah berkali-kali masuk ke RSJ. Pasien di bawa ke RSJD Surakarta pada hari Minggu, 08 Desember 2019, karena menurut keterangan keluarga pasien kluyuran dan teriak-teriak.
Saat dilakukan pengkajian dibangsal pada tanggal Rabu, 11 Desember
2019 didapatkan data, pasien nampak mondar-mandir, berbicara sendiri dan suka teriak-teriak. Pasien suka tiba-tiba marah, tiba-tiba meluk dan menangis. Pasien juga sering ketawa-ketawa sendiri dan berbicara kasar. Saat diajak berdiskusi pasien nampak tidak kooperatif, berbicara ngelantur tidak sesuai pertanyaan dan tidak bisa diam. Pasien mengatakan bahwa dia mendengar bisikan-bisikan, telinga kiri membisiki hal-hal yang baik, seperti menyuruh sholat. Sedangkan telinga kanan menyuruhnya untuk bebuat jahat seperti, menyuruh marah. Pasien mengatakan seing mendengar ada yang memanggil dia. Pasien juga sering berbohong selama diajak berdiskusi.
Pasien masuk dengan diagnosa F31.2 atau halusinasi. Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan data, TD= 120/80 mmHg, Rr= 20x/menit, N= 88x/menit, S= 36,80 C. Pasien mendapatkan obat berupa Triheksilfenidine 2x2mg, Frimania 2x1 tab, Clozapine ½ tab. Pasien hari ini menjalani pemeriksaan jantung.
Bedasarkan kasus diatas diagnosa keperawatan yang muncul adalah 1)
Gangguan persepsi sensori 2) Resiko perilaku kekerasan 3) Hambatan komunikasi verbal. Dari hasil penilaian broset violent checklist didapatkan skor lebih dari 2, yang berarti pasien beresiko perilaku kekerasan tinggi. Intervensi yang perlu dilakukan yaitu lakukan pencegahan, observasi dan lakukan tindakan yang diperlukan.