NIM : A031181345
THE ETHICS, FRAUD, AND INTERNAL CONTROL (ETIKA, PENIPUAN, DAN PENGENDALIAN
INTERNAL)
ETIKA
Etika adalah serangkaian prinsip atau nilai moral. Etika (ethics) berkaitan dengan berbagai standar
yang digunakan seseorang dalam membuat pilihan dan dalam mengarahkan perilakunya di berbagai situasi
yang memperlihatkan konsep mengenai benar dan salah. Secara lebih spesifik, etika bisnis melibatkan
penemuan jawaban atas dua pertanyaan berikut: (1) Bagaimana para manajer merumuskan mengenai apa
yang benar dalam menjalankan bisnis mereka?, dan (2) Ketika para manajer telah mengetahui apa yang
benar, bagaimana mereka dapat mencapainya?
Isu Etika dalam Bisnis dapat dibedakan dalam empat bagian yaitu Kesetaraan, Hak, Kejujuran, dan
Penggunaan Kekuasaan Perusahaan.
Berbagai hal yang dilakukan perusahaan dalam menangani isu mengenai etika, diantaranya: (1) Memiliki komitmen
yang besar dari pihak manajemen puncak atau memperbaiki standar etika, (2) Memiliki berbagai kode etik tertulis
yang dengan jelas menyampaikan harapan pihak manajemen, (3) Membuat program untuk mengimplementasikan
petunjuk etika, dan (4) memiliki berbagai teknik untuk memonitor ketaatan.
2. Etika Komputer
Etika komputer (computer ethics) adalah analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi komputer
serta berbagai formulasi dan justifikasi kebijakan yang terkait untuk penggunaan teknologi semacam itu secara
beretika.
1) Privasi. Pembuatan dan basis data yang besar dan dapat digunakan bersama dalam membuat perlindungan atas
orang dari potensi penyalahgunaan data.
2) Keamanan (akurasi dan kerahasiaan). Ini merupakan suatu usaha untuk menghindari peristiwa atau hal-hal yang
tidak diinginkan seperti tidak adanya kerahasiaan dan integritas data pada komputer.
3) Kepemilikan properti. Penjagaan hak cipta fisik yang meliputi hak cipta intelektual, yaitu peranti lunak pada
komputer. Contohnya: file yang dimiliki seseorang ataupun perusahaan yang berisikan ide-ide dan lainnya.
4) Tanggung jawab pengendalian internal. Untuk mencapai tujuan dan dapat memenuhi kewajiban keuangannya
maka perusahaan harus memiliki informasi yang andal.
PENIPUAN DAN AKUNTANSI
Penipuan (fraud) merupakan penyajian yang salah atas suatu fakta yang dilakukan oleh suatu pihak ke
pihak lain dengan tujuan membohongi dan membuat pihak lain meyakini fakta tersebut walaupun merugikannya.
Berdasarkan hukum perdata, tindakan penipuan harus memenuhi lima kondisi yaitu Penyajian yang salah, Fakta
yang material, niat, keyakinan yang daoat dijustifikasi, dan kerusakan atau kerugian.
1. Employe fraud, yaitu penipuan yang dilakukan oleh karyawan non manajemen yang didesain secara langsung
mengonversi kas atau aktiva lainnya dengan mengondisikan sistem pengendalian internal untuk keuntungan
pribadi.
2. Manajemen Fraud, merupakan penipuan kinerja yang sering kali melibatkan pendapatan dan
atau untuk menghindari diakuinya kebangkrutan atau penurunan pendapatan agar investor
tetap menanamkan sahamnya.
Faktor yang membentuk penipuan: 1) tekanan keadaan, 2) adanya peluang, dan 3) karakteristik pribadi.
Penyebab terjadinya penipuan (peluang) yang mengakibatkan kerugian terbagi atas gender, posisi, umur,
pendidikan, dan kolusi.
Beberapa katagori umum cara penipuan yang dinyatakan oleh ACFE yaitu :
1. Laporan Tipuan. Yang didasari oleh masalah-masalah seperti kurangnya independensi auditor, kurangnya
independensi direktur, skema kompensasi eksekutif yang meragukan, dan praktik akuntansi yang tidak
tepat.
2. Korupsi. ACFE mengidentifikasikan empat jenis umum korupsi yaitu penyuapan (bribery), hadiah ilegal
(illegal gratuity), konflik kepentingan (conflict of interest), dan pemerasan secara ekonomi (economic
extortion).
3. Penyalahgunaan Aktiva. Meliputi pembebanan ke akun beban, gali lubang tutup lubang (lapping), penipuan
transaksi (transaction fraud), dan penipuan komputer (computer fraud).
a. Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan aktiva dengan mengubah record atau file yang dapat dibaca oleh
komputer.
b. Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan aktiva dengan mengubah logika peranti lunak komputer.
c. Pencurian atau penggunaan secara tidak sah informasi yang dapat dibaca oleh komputer.
d. Pencurian, korupsi, penyalinan secara ilegal, atau penghancuran yang disengaja atas peranti lunak komputer.
e. Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan peranti keras komputer.
1. Input. Cara yang paling umum dan paling sederhana untuk melakukan penipuan adalah dengan mengubah
input komputer.
2. Pemroses (processor). Penipuan computer dapat dilakukan melalui penggunaan sistem tanpa diotorisasi,
yang meliputi pencurian waktu dan jasa komputer.
3. Perintah komputer. Penipuan komputer dapat dilakukan dengan cara merusak software yang memproses
data perusahaan.
4. Data. Penipuan komputer dapat diawali dengan mengubah atau merusak file data perusahaan atau menyalin,
menggunakan mencari file-file data tersebut tanpa otorisasi.
PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian internal adalah suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga antara bagian yang
satu secara otomatis akan mengawasi bagian lainnya, dan merupakan suatu pengujian kebenaran data yang
dilakukan dengan mencocokkan berbagai angka dan transaksi yang dilaksanakan oleh petugas berbeda.
Seperti yang telah diketahui bahwa banyaknya sistem pengendalian internal yang langsung berhubungan
dengan pemrosesan transaksi, maka para akuntan adalah partisipan utama dalam memastikan kecukupan
pengendalian.
2. Memodifikasi Asumsi, terdiri atas tanggung jawab pihak manajemen, jaminan yang wajar, dan metode pemrosesan
data.
3. Eksposur Dan Risiko. Eksposur dapat mengekspos perusahaan ke satu atau lebih jenis risiko berikut ini: 1)
penghancuran aktiva, 2) pencurian aktiva, 3) kerugian informasi atau sistem informasi, dan 4) gangguan sistem
informasi.
• pengendalian pencegahan (preventive control), adalah teknik pasif yang desain untuk mengurangi frekuensi
terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
• pengendalian pemeriksaan (detective control), mengungkap berbagai jenis kesalahan tertentu memalui
perbandingan kejadian sesungguhnya dengan standar yang ditetapkan.
• pengendalian perbaikan (corrective control), adalah tindakan yang diambil untuk membalik berbagai pengaruh
kesalahan yang terdeteksi dalam tahap sebelumnya.
Standar audit dibagi menjadi tiga bagian : standar klasifikasi umum, standar kegiatan lapangan, dan standar
laporan.
Pengendalian internal yang dijelaskan dalam SAS 78 terdiri atas lima komponen:
Struktur organisasi
Perusahaan harus melakukan penilaian risiko (risk assesment) untuk mengidentifikasi menganalisis, dan mengelola
berbagai risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan.
Sistem informasi akuntansi (SIA) terdiri atas berbagai record dan metode yang digunakan untuk melakukan,
mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi, dan mencatat berbagai transaksi perusahaan serta untuk
menghitung berbagai aktiva dan kewajiban yang terkait di dalamnya.
4. Pengawasan
Pengawasan (monitoring) adalah proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian internal
serta operasinya berjalan. Hal ini dapat diwujudkan melalui beberapa prosedur terpisah atau melalui aktivitas
berjalan.
5. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian (control activities) adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk
memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasi.
Pengendalian komputer adalah pengendalian hal yang penting. Pengendalian ini secara khusus berhubungan
dengan lingkungan TI dan audit TI, terbagi ke dalam dua kelompok umum yaitu pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi.
Pengendalian Fisik, jenis pengendalian ini terutama berhubungan dengan aktivitas manusia yang digunakan dalam
sistem akuntansi. Aktivitas ini dapat benar-benar manual, seperti penjagaan aktiva secara fisik, atau dapat
melibatkan penggunaan komputer untuk mencatat berbagai transaksi atau pembaruan akun.
Lima komponen pengendalian internal : lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan
komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian – menyediakan auditor informasi yang penting mengenai
risiko penyalahsajian yang penting dalam laporan keuangan dan penipuan. Para auditor karenanya diharuskan
untuk mendapat pengetahuan yang memadai atas pengendalian internal untuk merencanakan audit mereka.
Contohnya, pengendalian internal di perusahaan mempengaruhi cara auditor akan menilai apakah perusahaan
telah melaporkan semua kewajibannya. Auditor harus memahami bagaimana pembelian dilakukan, diproses, dan
dicatat. Pengendalian internal menyediakan informasi ini dan membimbing auditor dalam perencanaan berbagai
pengujian tertentu untuk menetapkan kecenderungan dan keluasan penyalahsajian laporan keuangan.