Disusun Oleh :
Muh.Rizqi Fachriansyah
201710160311176
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan ini semakin ketat,
sehingga menuntut manajer perusahaan untuk lebih cermat dalam menentukan strategi
bersaingnya, agar dapat memenangkan persaingan yang dihadapinya.Diera modern ini
masyarakat mempunyai aktivitas yang beragam dan untuk memenuhi aktivitas tersebut
masyarakat memerlukan adanya transportasi sebagai alat penunjang / alat bantu melakukan
aktivitasnya. (Nafisa Choirul Mar’ati). Pengembangan kendaraan bermotor di Indonesia
mengalami peningkatan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan
penggunaan kendaraan bermotor pribadi secara signifikan akan meningkatkan jumlah
kendaraan bermotor di jalan dan akan berdampak kemacetan lalu lintas. Beberapa kota besar
di Indonesia mengalami kemacetan lalu lintas yang parah di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta,
dan Semarang. Jadi, diharapkan bahwa dengan meningkatnya penggunaan transportasi umum
dapat mengurangi masalah kemacetan.(Swoboda,2015). Pertumbuhan kepemilikan
kendaraanbermotor di Jakarta mencapai 9,93% per tahun (BPS, 2015). Tingginya kepemilikan
kendaraanbermotor di Jakarta turut menyumbang terjadinya risiko kemacetan. Survey
Castrol’s Magnatec Stop-Start Index menunjukkan bahwa Jakarta adalah kota paling macet
sedunia dengan rata-rata 33.240 kali kendaraan berhenti di jalan dalam setahun (Thrillist,
2015). Kemacetan lalulintas ini berdampak yang sembarangan dan membahayakan
keselamatan (Tamin et al, 1999). Tantangan lalu muncul bagi pengguna transportasi di Jakarta
untuk mencari moda transportasi yang dapat menjawab kemacetan.(Fania Darma Amajida).
Transportasi online muncul di tengah kondisi sistem transportasi di Indonesia yang belum
tertata dengan baik. Beberapa perusahaan besar berlomba untuk membentuk perusahaan
transportasi berbasis aplikasi online, beberapa di antaranya adalah Gojek, Grab maupun Uber.
Bagi sebagian orang transportasi online merupakan solusi atas sistem transportasi yang masih
buruk, namun di sisi lain merupakan masalah bagi orang-orang yang menggantungkan hidup
dari jasa transportasi yang tidak mengandalkan teknologi. Transportasi online menawarkan
kemudahan, biaya yang lebih murah, kenyamanan dan keamanan yang lebih terjamin, maka
tidak mengherankan jika banyak orang yang beralih dari moda transportasi konvensional ke
moda transportasi online. Seiring dengan waktu, kehadiran transportasi online ini
menimbulkan kecemburuan sosial bagi transportasi konvensional yang sudah ada sebelumnya,
baik ojek, taksi, bus dan lain sebagainya. (Ayu Aziah, Popon Rabia Adawia) (Shafaria Ghea
Natyani). industri transportasi di Indonesia mulai tertarik mengembangkan jasa transportasi
secara online melalui aplikasi mobile di smartphone, yang akan membuat lebih mudah bagi
pelanggan untuk memesan. Peningkatan kepercayaan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas
kualitas e-service (Siau & Shen, 2003). Perusahaan yang menyediakan transportasi berbasis
online tersebut memberikan pelayanan utama yaitu GO-Ride melayani pengantaran
penumpang, selain pengantaran penumpang, Gojek juga memberikan pelayanan seperti GO-
Send melayani pengiriman barang, GO-Food melayani pemesanan makanan, GO-Mart
melayani pemesanan di outlet seperti Indomaret, AlfaMart dan sejenisnya, GO-Busway, GO-
Tix melayani pemesanan tiket konser, dan sejenisnya, GO-Box melayani pengiriman barang
dengan skala yang besar, GO-Clean melayani pembersihan rumah atau kantor, GO-Glam, serta
GO-Massage melayani pemijatan. Pada saat ini, Gojek sudah beroperasi di Jakara, Bali,
Bandung, dan Surabaya dengan 10.000 pengendara ojek. Pelanggan dapat menentukan tempat
penjemputan dan tempat pengantaran, kemudian tampil tarif yang perlu dibayar untuk layanan
ini. Tarif yang ditetapkan juga tidak terlalu berbeda dengan tarif ojek pada umumnya. Dengan
ditampilkannya tarif langsung saat memesan, maka pelanggan akan lebih mudah dan tahu
berapa biaya yang harus disiapkan. Berbeda dengan tukang ojek pangkalan, dimana tukang
ojek pangkalan sering memasang tarif yang terlalu tinggi dan harus ditawar beberapa lama
baru dapat turun, yang jelas memakan waktu dan biaya.(Rifaldi). Jika konsumen' s penilaian
positif untuk produk atau jasa, maka konsumen akan memiliki kemungkinan untuk
menggunakan layanan ini di masa depan. Setiap perilaku dalam masa depan akan menjadi oleh
pengalaman sebelumnya dirasakan oleh Cronin dan lain-lain (2000). Sebuah perusahaan harus
terus meningkatkan kepercayaan kepada pelanggan karena akan mengakibatkan niat perilaku
positif pada pelanggan. Karena jika konsumen sudah percaya produk, maka konsumen
langsung memiliki pandangan positif dari produk, dari pandangan positif bahwa konsumen
secara otomatis akan membeli dan merekomendasikan produk kepada orang lain (Alalwan et
al., Sebuah perusahaan harus terus meningkatkan kepercayaan kepada pelanggan karena akan
mengakibatkan niat perilaku positif pada pelanggan. Karena jika konsumen sudah percaya
produk, maka konsumen langsung memiliki pandangan positif dari produk, dari pandangan
positif bahwa konsumen secara otomatis akan membeli dan merekomendasikan produk kepada
orang lain (Alalwan et al., Sebuah perusahaan harus terus meningkatkan kepercayaan
kepada pelanggan , 2015)
B. PERUMUSAH MASALAH
Apa saja yang menajadi variabel kepuasaan pelanggan sehingga lebih memilih
menggunakan transportasi online dariapada transportasi konvensional (taxi dan ojek
pangkalan)?
C. TUJUAN PENELITIAN