DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I6
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2019
1
KATA PENGANTAR
Terima kasih buat Tuhan Yesus, karena berkat hikmat dan tuntunan-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makah singkat ini.
Adapun makalah ini kami buat sebagai tugas kelompok dari mata kuliah
Keperawatan Anak pada Fakultas Kedokteran, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Cenderawasih. Makalah ini membahas tentang penyebab dan gejala penyakit jantung
bawaan, secara khusus Ventrikular Septal Defec hingga cara penanganannya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak – pihak yang membantu kami
dalam menyelesaikan tulisan ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak lain yang ingin
mengetahui lebih jauh tentang kasus penyakit jantung bawaan.
Penulis,
(Kelompok 16)
2
Daftar isi
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.... ................................................................................................................... ii
BAB.I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Permasalahan ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ..................................................................................... 3
BAB .II . PEMBAHASAN
A. Pengertian ventricular septal devect .................................................................... 3
B. Etiologi .................................................................................................................. 4
C. Tanda dan gejala .................................................................................................. 4
D. Patofisiologi .......................................................................................................... 6
E. Klasifikasi ............................................................................................................ 8
F. Pemeriksaan Penunjang ....................................................................................... 9
G. Penatalaksanaan Medis ........................................................................................ 9
H. Diagnosis Keperawatan ....................................................................................... 9
I. Intervensi Keperawatan ....................................................................................... 10
BAB III . PENUTUP
A. SIMPULAN .......................................................................................................... 14
A. SARAN ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan adalah kelompok penyakit yang ditandai oleh adanya
kelainan struktural yang signifikan pada jantung yang terjadi semenjak seorang anak
lahir. Kasus penyakit jantung bawaan yang sudah ditemukan saat ini meliputi berbagai
jenis defek, seperti defek yang menyebabkan terbentuknya keterhubungan antara ruang
jantung kiri dan kanan, defek yang menyebabkan obstruksi sistem kardiovaskular, defek
kardiovaskular yang menyebabkan terjadinya sianosis pada bayi, dan kelainan lain yang
ditemukan pada jantung bayi yang baru lahir. Dalam perjalanannya, tidak seluruh
penyakit jantung bawaan akan menimbulkan manifestasi yang terlihat semenjak pasca
kelahiran. Ada beberapa penyakit jantung bawaan yang ditemukan pada pasien dewasa
atau tetap memungkinkan penderitanya tetap hidup hingga dewasa.
Penyakit jantung bawaan menjadi salah satu masalah kesehatan yang mengemuka
di dunia. Hal ini disebabkan prevalensi penyakit jantung bawaan saat ini mendominasi
masalah kesehatan kongenital lainnya, dengan 28% dari total kasus masalah kesehatan
kongenital mayor di dunia merupakan penyakit jantung bawaan. Sekitar delapan dari
seribu anak yang dilahirkan di seluruh dunia merupakan penderita penyakit jantung
bawaan, dengan beban yang lebih berat ditanggung oleh negara dengan angka kesuburan
yang tinggi. 1,4 Di antara berbagai jenis penyakit jantung bawaan, kasus defek septum
ventrikel paling banyak ditemukan, dengan setidaknya 1,5-3,5 dari seribu bayi menderita
defek septum ventrikel.
B. Rumusan Masalah
4
9. Apa saja intervensi prioritas untuk penanganan pada anak dengan kasus VSC?
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah singkat ini adalah :
5
BAB II
PEMBAHASAN
VSD adalah suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel
kiri dan ventrikel kanan. (Rita &Suriadi, 2001).
VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan
ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001).
VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding
pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan
sebaliknya. Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling
umum ditemukan (Junadi, 1982).
Jadi, Ventricular Septal Defect (VSD) adalah kelainan jantung bawaan
(kongenital) berupa terdapatnya lubang pada dinding pemisah (Septum interventrikuler)
antara bilik kiri dan bilik kanan jantung, yang menyebabkan adanya hubungan aliran
darah antara ventrikel kanan dan kiri. Sehingga darah bisa mengalir dari ventrikel kiri ke
6
kanan ataupun sebaliknya & mengalirkan darah yang kaya oksigen ke paru-paru. Pada
kebanyakan kasus, defek septum ventrikel muncul di bagian bawah katup aorta.
B. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :
1. Faktor prenatal (factor eksogen),
Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela,
Ibu alkoholisme,
Umur ibu lebih dari 40 tahun,
Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin,
Ibu meminum obat-obatan penenang.
2. Faktor genetic (faktor endogen)
Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
Ayah/ibu menderita PJB
Kelainan kromosom misalnya sindrom down
Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari seluruh
kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna.
Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD
ini sering bersama-sama dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi
Fallot.
Defek septum ventrikel seringkali tidak langsung terdeteksi pada saat lahir,
terutama apabila lubang defek berukuran kecil. Bahkan bisa saja kelainan ini tidak
menunjukkan gejala sampai memasuki usia kanak-kanak.
7
Gejala defek septum ventrikel berbeda-beda, tergantung dari ukuran lubang defek
dan dari ada atau tidaknya kecacatan jantung lain yang menyertai. Berikut adalah
beberapa gejala defek septum ventrikel yang sering ditemukan pada bayi atau anak-
anak:
8
D. Patofisiologi
9
PATHWAY/WOC
ETIOLOGI
Pemeriksaan penunjang:
Tanda dan gejala: 1. Rontgen dada.
Sesak napas dan mudah lelah. Pirau Ventrikel Kiri ke Ventrikel
2. Elektrokardiografi (EKG).
Kehilangan nafsu makan. Kanan
Pertambahan berat badan terhambat.
3. Ekokardiografi, untuk menentukan posisi
Napas terengah-engah dan berkeringat banyak dan ukuran defek.
saat makan atau menangis. 4. Kateterisasi jantung, menunjukkan
Kulit pucat, dan mungkin membiru di sekitar Volume Ke paru2 meningkat hubungan abnormal antar ventrikel.
bibir dan kuku. 5. Angiografi jantung.
Sering mengalami infeksi pernapasan.
Detak jantung cepat dan tidak beraturan
1. Darah lengkap; uji pra bedah rutin
Meskipun klasifikasi dari VSD ditemukan sangat banyak, yang dipakai adalah
klasifikasi dari Jacobs et al., 2000. Klasifikasi ini berdasarkan lokasi VSD di septum
interventricularis pada permukaan ventriculus dextra:
1) Tipe 1: disebut juga subarterial, supracristal, conal septal defect dan
infundibular. Tipe ini banyak ditemukan pada orang Asia berkisari 5-7%
berkaitan dengan valvula aorta
2) Tipe 2: disebut juga perimembranosus, paramembranosus,
conoventricularis, defek septal membranosus, dan sub aortic. Paling sering
ditemukan berkisar 70%
3) Tipe 3: disebut juga tipe inlet dan tipe AV canal. Ditemukan berkisar5%,
umumnya berkaitan dengan kejadian defek septum atrioventricularis
4) Tipe 4: dikenal juga dengan nama tipe muskular. Lokasi defek terletak dipars
muscularis. Ditemukan berkisar 20% dan dibagi lagi berdasarkan lokasinya
menjadi anterior, apical, posterior dan mid 7
5) Tipe gerbode: dikenal dengan nama adanya shunting dari venticulus dextra
menuju ke atrium dextra karena tidak adanya septum atrioventricularis.
11
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto thoraks
2. Elektrokardiografi (EKG): untuk merekam dan memeriksa aktivitas listrik jantung.
3. Ekokardiografi, untuk menentukan posisi dan ukuran defek.
4. Kateterisasi jantung, menunjukkan hubungan abnormal antar ventrikel.
5. Angiografi jantung, untuk mendeteksi gangguan medis yang terjadi pada pembuluh
darah jantung.
6. Darah lengkap; uji prabedah rutin.
Pada pirau kecil hasil foto rontgen memperlihatkan ukuran jantung normal
demikian juga pada hasil EKG. Pada defek sedang foto rontgen memperlihatkan
pembesaran jantung ringan dan peningkatan aliran darah pulmonal, dan hasil EKG
bervariasi. Defek besar tampak kardiomegali jelas dan peningkatan vaskular paru, EKG
tampak hipertrofi ventrikel kanan (RVH), hipertrofi ventrikel kiri (LVH), atau
keduanya.
G. Penatalaksanan Medis
H. Diagnosis Keperawatan
12
I. Intervensi Keperawatan;
13
pH darah arteri
abnormal
2. Penurunan curah Seletah dilakukan 1) Observasi kualitas
jantung berhubungan asuhan keperawatan, dan kekuatan
denyut jantung,
dengan malformasi diharapkan curah nadi perifer,
jantung. jantung normal dengan warna dan
kehangatan kulit
Definisi : kriteria hasil : 2) Tegakkan derajat
Ketidak adekuatan a. Tanda vital dalam cyanosis (misal :
warna membran
darah yang di pompa rentang normal
mukosa derajat
oleh jantung untuk (tekanan darah, nadi, finger)
memenuhi metabolic respirasi). 3) Observasi tanda-
tanda vital
tubuh. b. Dapat mentoleransi 4) Pantau keluaran
aktivitas, tidak ada urine, catat
penurunan
Batasan Karakteristik : kelelahan.
keluaran dan
Perubahan c. Tidak ada edema kepekaan atau
frekuensi/irama paru, perifer, dan konsentrasi urine
5) Kolaborasi dengan
jantung : tidak ada asites. dokter untuk terapi
Aritmia oksigen, obat
jantung, obat
Palpitasi jantung diuretic dan cairan
Perubahan EKG
Perubahan preload :
Penurunan tekanan
arteri paru.
Mumur jantung
Oliguria
Keletihan
Edema
Perubahan afterload :
Perubahan warna
kulit
14
Perubahan tekanan
darah
Perubahan
kontraktilitas :
Batuk
Penurunan indeks
jantung
ortopnea
Perilaku /emosi :
Batuk
Penurunan indeks
jantung
15
Batasan karakteristik : Tidak terjadi mencegah
penurunan berat badan kekurangan
Nyeri abdomen kalium, natrium
yang berarti.
Berat badan 20% dan memberikan
zat gizi.
atau lebih dibawah
berat badan ideal.
Kurang minat pada
makanan.
Kerapuhan kapiler.
Menghindari
makanan.
Ketidakmampuan
memakan
makanan.
Kelemahan otot
untuk menelan.
16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Agar dapat mencegah resiko terjadinya VSD, penerapan pola hidup yang baik
untuk menjaga kesehatan kandungan dan janin selama masa kehamilan tetap harus
dilakukan. Di antaranya adalah:
17
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Ariesti. 2011. Asuhan Keperawatan Ventricular Septal Devect. Learn together-
aries.Blogspot.com. (19 september 2019).
Gunawan. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kelainan Jantung Bawaan Ventrikel Septal
Defek (VSD). https://copyaskep.wordpress.com. (19 september 2019).
likaAprilia, Sumiadi. 2014. Ventricular Septal Devect (kebocoran bilik jantung). Hallosehat-
com.cdn.ampproject.org. (12 september 2019).
Siti Marfungah, dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Ventricular Septal Devect. Makalah.
18
19