Anda di halaman 1dari 6

Trauma Healing untuk Anak-anak Korban Angin

Kencang di Tegal
Gatra.com | 23 Oct 2019 06:44

Anak-anak korban bencana angin kencang di Desa Sigedong mendapat trauma


healing oleh petugas Layanan Psikososial Support Program (PSP) PMI Kabupaten
Tegal, Selasa (22/10). (GATRA/Farid Firdaus/ft)
Anak-anak korban bencana angin kencang di Desa Sigedong mendapat trauma
healing oleh petugas Layanan Psikososial Support Program (PSP) PMI Kabupaten
Tegal, Selasa (22/10). (GATRA/Farid Firdaus)/ft)

Anak-anak korban bencana angin kencang di Desa Sigedong mendapat trauma


healing oleh petugas Layanan Psikososial Support Program (PSP) PMI Kabupaten
Tegal, Selasa (22/10). (GATRA/Farid Firdaus/ft)

Anak-anak korban bencana angin kencang di Desa Sigedong mendapat trauma


healing oleh petugas Layanan Psikososial Support Program (PSP) PMI Kabupaten
Tegal, Selasa (22/10). (GATRA/Farid Firdaus)/ft)

Slawi, Gatra.com - Puluhan anak di Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa,


Kabupaten Tegal mendapat trauma healing atau pemulihan dari trauma
setelah desa mereka diterjang angin kencang, Selasa (22/10). Trauma
healing dilakukan Layanan Psikososial Support Program (PSP) Palang
Merah Indonesia (PMI) di salah satu ruang kelas madrasah di Dukuh
Sawangan, Desa Sigedong. Desa ini merupakan wilayah yang paling parah
terdampak angin kencang.
Ada sekitar 50 anak yang mendapat trauma healing untuk memulihkan
kondisi psikologis mereka pasca bencana angin kencang yang terjadi pada
Minggu (20/10) malam hingga Senin (21/10) pagi. Tampak raut
kegembiraan di wajah anak-anak berusia sekitar lima sampai 10 tahun itu
ketika diajak bernyanyi dan bertepuk tangan oleh sejumlah petugas PSP
PMI. Selain bernyanyi bersama, mereka juga diajak mengikuti sejumlah
permainan.

Koordinator Relawan PMI Kabupaten Tegal, Abdul Khalik mengatakan,?


trauma healing diberikan kepada anak-anak karena mereka merupakan
kelompok rentan sesuai dengan hasil kaji cepat yang sebelumnya
dilakukan PMI. "Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial
masyarakat Dukuh Sawangan yang tertimpa bencana angin kencang," ujar
Khalik kepada Gatra.com, Selasa (22/10).

Menurutnya, 50 anak menjalani trauma healing. Kegiatan itu diharapkan


bisa mengembalikan kegembiraan dan keceriaan mereka. Hal ini secara
tidak langsung juga akan berpengaruh kepada orangtua mereka. "Kami
ajak anak-anak bermain agar mereka yang tadinya sedih bisa gembira lagi
dan melupakan bencana angin kencang yang baru dialami," ujar Khalik.

Sebelumnya, bencana angin kencang di Desa Sigedong menyebabkan 537


rumah rusak. Terdiri dari rumah rusak ringan 300 unit, rusak sedang 212
unit, dan rusak berat 25 unit. Selain kerusakan rumah, angin kencang juga
mengakibatkan bangunan sejumlah sekolah dan fasilitas umum rusak
serta 23 warga mengalami luka ringan.

Reporter: Farid Firdaus


Editor: Rohmat Haryadi
Psikoedukasi
“Puluhan anak di Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal
mendapat trauma healing atau pemulihan dari trauma setelah desa
mereka diterjang angin kencang, Selasa (22/10). Trauma healing
dilakukan Layanan Psikososial Support Program (PSP) Palang Merah
Indonesia (PMI) di salah satu ruang kelas madrasah di Dukuh Sawangan,
Desa Sigedong. Desa ini merupakan wilayah yang paling parah terdampak
angin kencang.
Ada sekitar 50 anak yang mendapat trauma healing untuk memulihkan
kondisi psikologis mereka pasca bencana angin kencang yang terjadi pada
Minggu (20/10) malam hingga Senin (21/10) pagi.”

“Tampak raut kegembiraan di wajah anak-anak berusia sekitar lima


sampai 10 tahun itu ketika diajak bernyanyi dan bertepuk tangan oleh
sejumlah petugas PSP PMI. Selain bernyanyi bersama, mereka juga diajak
mengikuti sejumlah permainan.”

Tujuan Psikoedukasi
Dari berita yang di tulis oleh Farid Firdaus dalam berita dengan judul “Trauma Healing
untuk Anak-anak korban Angin kencang di Tegal”, dari berita tersebut tujuan dilakukannya
psikedukasi bagi anak-anak adalah:

“Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial masyarakat Dukuh Sawangan


yang tertimpa bencana angin kencang," ujar Khalik kepada Gatra.com, Selasa (22/10).”

“Menurutnya, 50 anak menjalani trauma healing. Kegiatan itu diharapkan bisa


mengembalikan kegembiraan dan keceriaan mereka. Hal ini secara tidak langsung juga akan
berpengaruh kepada orangtua mereka. "Kami ajak anak-anak bermain agar mereka yang
tadinya sedih bisa gembira lagi dan melupakan bencana angin kencang yang baru dialami,"
ujar Khalik.”

Hasil Psikoedukasi

“Tampak raut kegembiraan di wajah anak-anak berusia sekitar lima sampai 10 tahun itu
ketika diajak bernyanyi dan bertepuk tangan oleh sejumlah petugas PSP PMI.”
Hari ke-5 Tanggap Darurat, Trauma
Healing untuk Kelompok Rentan
Senin, 12 Desember 2016 19:30 WIB

SERAMBI/M ANSHAR/M.ANSHAR
Warga korban gempa Aceh mengantri untuk pengobatan, di posko induk gempa yang ditangani oleh para TNI, di
Kompleks Perkantoran Bupati Pidie Jaya, Jumat (9/12/2016). SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Memasuki hari ke-5 masa tanggap darurat


gempa di Aceh, Kementerian Sosial RI melakukan trauma healing untuk
kelompok rentan sesuai dengan hasil kaji cepat (rapid assesment) yang
sebelumnya telah dilakukan Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP).
"Dengan mengacu pada hasil rapid assement maka setiap penanganan yang
kita lakukan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan kelompok rentan yakni
lansia, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita," kata Menteri Sosial Khofifah Indar
Parawansa usai meresmikan e-Warung Gotong Royong KUBE-PKH di
Pekanbaru, Riau.

Dalam siaran pers kepada Tribunnews.com, Senin (12/12/2016) Mensos


menjelaskan berdasarkan asesmen terhadap anak-anak di pengungsian,
menunjukkan hasil bahwa seluruh anak yang ada di lokasi pengungsian hidup
dalam keadaan “tidak normal” karena situasi kedaruratan yang terjadi.
Menghadapi situasi tersebut, Tim Layanan Dukungan Psikososial telah
melakukan kegiatan Play Theraphy dengan berbagai bentuk kegiatan seperti
bernyanyi bersama, menggambar, mengucapkan shalawat bersama, dan lain-
lain, dengan tujuan utama agar anak-anak menemukan kembali keceriaan.
Koordinator Tim Layanan Dukungan Psikososial Kemensos, Milly Mildawati
mengatakan timnya telah melakukan asesmen anak melalui kegiatan
rekreasional kepada sekitar 250 anak di Meunasah Juroeng, Kabupaten Pidie
Jaya. Kegiatan diisi dengan permainan boneka dan menyanyi.
"Namun ketika di tengah kegiatan ada goncangan gempa, terlihat anak-anak
panik dan ketakutan. Mereka saling berpelukan dengan teman yang ada di
dekatnya, menangis dan menjerit-jerit. Setelah ditenangkan oleh Tim LDP dan
orang-orang dewasa lainnya, barulah mereka tenang kembali dan bisa
melanjutkan kegiatan," ujar Milly.
Dikatakan dari reaksi anak-anak terhadap guncangan gempa susulan
tersebut, tim akan memberikan pengetahuan tentang gempa dan petunjuk
bagaimama bertindak ketika terjadi gempa.
Tim juga merekomendasikan ada pendamping orang dewasa yang dipercaya
oleh anak yang senantiasa ada pada saat dibutuhkan.
Sementara kepada para lansia Tim LDP memberikan dukungan dengan
teknik pertemanan, menjadi pendengar yang baik dan memberikan motivasi
bahwa peristiwa ini bukan akhir dari kehidupannya.
Sebagian besar mengalami luka fisik akibat tertimpa bangunan dan secara
psikologis masih ketakutan berada dalam ruangan.
"Melalui metode life review theraphy para lansia diajak mengenang kembali
kehidupan masa lalu yang menyenangkan sebagai salah satu cara untuk
mengajak lansia menemukan keceriaan selama tinggal di pengungsian dan
membangun kepercayaan diri," kata Milly.
Selain terapi psikososial, berdasarkan hasil asesmen juga mulai digelontorkan
bantuan logistik sesuai kebutuhan. Misalnya di Meunasah Juroeng,
Kabupaten Pidie Jaya terdapat 150 balita dan 60 lansia maka di wilayah
tersebut bantuan logistik yang disalurkan utamanya berupa susu, makanan
tambahan untuk balita, popok sekali pakai untuk bayi dan popok sekali pakai
untuk lansia.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Harry
Hikmat mengatakan unit-unit teknis di Kemensos akan melakukan upaya
dampingan psikososial secara terpadu. Karena itu ia telah berkoordinasi
dengan direktorat teknis terkait yakni anak, lansia, disabiitas dan fakir miskin
baik di tingkat pusat dan daerah dapat bersama sama melakukan
penanganan selanjutnya.
Seperti diketahui pada 10 Desember lalu Tim LDP telah melakukan Rapid
Assesment atau Kaji Cepat korban gempa Aceh di lokasi pengungsian
Kabupaten Pidie Jaya yakni Meunasah Jurong, Meunasah Balek, Meuraksa
Barat, dan Paru Keude.
Hasil kaji cepat ini menjadi dasar pemberian layanan kepada pengungsi
terutama berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan data
ini, tim juga akan menentukan intervensi atau aktivitas lanjutan untuk
mengurangi dampak negatif dari gempa.
"Selain bantuan dalam bentuk layanan psikososial dan konseling, per hari ini
juga telah diserahkan bantuan mendesak untuk shelter berupa 50 tangki air
kapasitas 1.000 liter, 100 tong air kapasitas 120 liter, 500 tong air bertutup
kapasitas 60 liter, 500 gayung, 500 baskom jumbo, 500 ember bertutup
kapasitas 6 galon, 15 genser bensin, 200 set perlengkapn penerangan
(lampu, kabel, stop kontak, saklar, dll). Semua disegerakan distribusinya
untuk kepentingam para pengungsi," demikian Harry.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hari ke-5 Tanggap Darurat, Trauma Healing
untuk Kelompok Rentan, https://www.tribunnews.com/regional/2016/12/12/hari-ke-5-tanggap-darurat-
trauma-healing-untuk-kelompok-rentan.

Editor: Yudie Thirzano

Psikoedukasi

“Tim Layanan Dukungan Psikososial telah melakukan kegiatan Play Theraphy


dengan berbagai bentuk kegiatan seperti bernyanyi bersama, menggambar,
mengucapkan shalawat bersama, dan lain-lain”

“Melalui metode life review theraphy para lansia diajak mengenang kembali
kehidupan masa lalu yang menyenangkan sebagai salah satu cara untuk
mengajak lansia menemukan keceriaan selama tinggal di pengungsian dan
membangun kepercayaan diri," kata Milly.”

Tujuan Psikoedukasi
1. Tujuan dilakukannya psikoedukasi yang dipaparkan oleh berita tersebut adalah
tujuan utama agar anak-anak menemukan kembali keceriaan
2. mengajak lansia menemukan keceriaan selama tinggal di pengungsian dan
membangun kepercayaan diri

Hasil Psikoedukasi
1. Anak-anak merasa lebih tenang dan mau melakukan dan melanjutkan kegiatan
kembali dengan bimbingan orang dewasa

Anda mungkin juga menyukai