Di
dalam batasan tentang evaluasi pendidikan yang telah dikemukakan tersirat bahwa tujuan
evaluasi pendidikan ialah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan
sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian-pencapaian
tujuan kurikuler. Di samping itu, juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas
pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai dimana keefektifan pengalaman-
pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode mengajar yang digunakan.
Pengertian Evaluasi
Eureka Pendidikan. Dalam dunia pendidikan kita sering mendengar kata evaluasi. Tidak
banyak orang yang mengetahui bahwa hakikat dari dari evaluasi dan bahkan apa itu itu
evaluasi terkdang disalah artikan oleh seroang guru. Padahal seorang guru memiliki salah
satu kewajiban yakni melakukan evaluasi kepada program pembeleajaran yang telah
dilakukan.
Evaluasi sering disalah artikan oleh seorang guru dengan kata ujian, padahal ujian hanya
salah satu bentuk evaluasi. Jika ujian tidak dilaksanakan dengan baik dari segi penyusunan
Intsrumennya, bahkan ujian pun yang dibuat asal-asal tidak dapat dikategorikan sebagai
bentuk evaluasi.
Tujuan evaluasi bisa berbeda dengan tujuan dari ujian. Secara sederhana evalusi digunakan
untuk memeperbaiki sistem dengan cara memberi penilaian berdasarkan data yang diambil
dari suatu atau sekelompok objek. Sedangkan ujian dapat dilakukan tanpa ada tujuan untuk
memeperbaiki nilai. Ujian juga dapat dilakukan hanya untuk menyaring dan menentukan
kelas dari kumpulan objek.
Memuaskan,- Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan hal itu menyenangkan,
tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan yang lain.
Tidak memuaskan,- Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan berusaha
agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi.
b. Makna bagi guru
1. Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa-siswa
mana yang sudah berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui siswa-siswa yang
belum berhasil menguasai bahan.
2. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa
sehingga untuk memberikan pengajaran di waktu yang akan datang tidak perlu
diakan perubahan.
Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Secara garis besar ruang lingkup evaluasi pembejaran
terdiri dari beberapa hal: 1. Dalam perspektif domain hasil belajar tediri dari: kognitif, afektif
dan psikomotor. Dalam melakukan tindakan evaluasi dan penilaian, harus diperhatikan tiga
ranah seperti yang dikemukakan Bloom dengan teorinya, taksonomi Bloom. Mengapa?
Karena untuk menilai hal-hal ataupun materi yang telah diajarkan dan untuk mengetahui
sejauh mana siswa mengetahui/mengerti, memahami, melakukan bahkan menciptakan
sesuatu maka pertanyaan-pertanyaan dapat disesuaikan dengan ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Misal, kita hendak menilai apakah siswa sudah mengetahui tentang definisi
“keselamatan” ataukah belum maka tidak mungkin kita bertanya, apakah yang Anda pahami
atau rasakan tentang keselamatan.
Karena itu, ranah kognitif, afektif dan psokomotorik sangat penting dalam melakukan
evaluasi dan penilaian (Cognitive: mental skills-knowledge; Affective: growth in feelings or
emotional areas -attitude or self; and Psychomotor: manual or physical skills -skills. 1)
Domein Kognitif Domain kognitif melibatkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan
intelektual (Bloom, 1956). Ini termasuk penarikan kembali (recall) atau mengenali fakta-
fakta khusus (recognition of specific facts), pola prosedural, dan konsep yang melayani
dalam pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan. Ada enam kategori utama
kognitif proses, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Ada enam
tingkatan dalam domein kognitif, yakni: Pengetahuan (knowledge), Pemahaman
(understanding), Aplikasi (application), menyeluruh (comprehension), Analisa (analysis),
Perpaduan (synthesis), Evaluasi (evaluation). Lorin Anderson, mantan mahasiswa Bloom,
dan David Krathwohl ditinjau domain kognitif pada pertengahan tahun sembilan puluhan
dan membuat beberapa perubahan, dengan mungkin tiga yang paling menonjol (Anderson,
Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich, Raths, Wittrock 2000). Perubahan tersebut
adalah:
(1) Mengubah nama dalam enam kategori dari kata benda menjadi bentuk kata kerja
(2) Menciptakan Menata ulang mereka seperti yang ditunjukkan pada bagan di bawah ini
Revisi Taksonomi Bloom tidak hanya meningkatkan kegunaan dari itu dengan menggunakan
kata-kata tindakan, tetapi menambahkan matriks kognitif dan pengetahuan. Sementara
taksonomi asli kognitif Bloom itu menyebutkan tiga tingkat pengetahuan atau produk yang
bisa diproses, namun tetap satu dimensi: (1) Faktual - Elemen dasar di mana siswa harus
tahu untuk berkenalan dengan disiplin atau memecahkan masalah. (2) Konseptual -
hubungan timbal balik antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar yang
memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama. (3) Prosedural - Bagaimana
melakukan sesuatu, metode penyelidikan, dan kriteria untuk menggunakan keterampilan,
algoritma, teknik, dan metode. Dalam versi revisi Krathwohl dan Anderson, penulis
menggabungkan proses kognitif dengan di atas tiga tingkat pengetahuan untuk membentuk
matriks. Selain itu, mereka menambahkan tingkat lain pengetahuan - metakognisi:
Metakognitif3
Pengetahuan tentang kognisi secara umum, serta kesadaran dan pengetahuan seseorang
kognisi sendiri. Ketika kognitif dan pengetahuan dimensi disusun dalam matriks, seperti
yang ditunjukkan di bawah ini, itu memberi bantuan yang bagus untuk membuat tujuan
kinerja:
Dimensi Kognitif
(2) Konsep - Sebuah kelas barang, kata, atau ide-ide yang dikenal dengan nama umum,
termasuk beberapa contoh spesifik, saham fitur-fitur umum. Ada dua jenis konsep: beton
dan abstrak.
(3) Proses - Aliran kejadian atau kegiatan yang menggambarkan bagaimana sesuatu bekerja
bukan bagaimana melakukan sesuatu. Biasanya ada dua jenis: proses bisnis yang
menggambarkan alur kerja dan proses teknis yang menggambarkan bagaimana segala
sesuatu bekerja di peralatan atau alam. Mereka mungkin dianggap sebagai gambaran besar,
bagaimana sesuatu bekerja.
(5) Prinsip - Pedoman, aturan, dan parameter yang mengatur. Ini meliputi tidak hanya apa
yang harus dilakukan, tetapi juga apa yang tidak harus dilakukan. Prinsip memungkinkan
seseorang untuk membuat prediksi dan menarik implikasi. Mengingat efek, seseorang dapat
menyimpulkan penyebab fenomena a. Prinsip adalah blok bangunan dasar dari model
kausal atau model teoritis (teori).
Dengan demikian, matriks baru akan terlihat seperti ini:
Dimensi Kognitif
2) Domein Afektif Domain afektif adalah salah satu dari tiga domain dalam Taksonomi
Bloom, dengan dua lainnya adalah kognitf dan psikomotorik (Bloom, et al., 1956). Afektif
domain (Krathwohl, Bloom, Masia, 1973) meliputi cara di mana kita berurusan dengan hal-
hal emosional, seperti perasaan, nilai-nilai, apresiasi, antusiasme, motivasi, dan sikap. Lima
kategori utama terdaftar dari perilaku sederhana sampai yang paling kompleks:
1. Evaluasi diagnostik
Evaluasi
diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah
kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi selektif
Evaluasi
selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling
tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. Evaluasi penempatan
Eva;uasi
penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam
program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4. Evaluasi formatif
5. Evaluasi formatif
Evaluasi
sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan bekajra siswa.
Evaluasi
yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional
tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul
dalam perencanaan
2. Evaluasi input
Evaluasi
yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi
yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi proses
Evaluasi
yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi hasil atau produk
Evaluasi
yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar
untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan
atau dihentikan.
Evaluasi
yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni
evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
Evaluais
yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran,
strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi
yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis
besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Evaluasi
terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
2. Evaluasi tnsformasi
Evaluasi
terhadao unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain
materi, media, metode dan lain-lain.
3. Evaluasi output
Evaluasi
terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
Berdasarkan
subjek :
1. Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah
sebagai evaluator, misalnya guru.
2. Evaluasi eksternal