Anda di halaman 1dari 5

Penanganan keperawatan terhadap anak untuk mengurangi hipertermi adalah

1. Observasi tanda-tanda vital,


2. Kompres dengan air hangat ketika suhu tinggi,
Kompres hangat merupakan tindakan keperawatan untuk menurunkan demam
dengan menggunakan cairan yang hangat menggunakan handuk atau kain atau
sesuatu yang dapat digunakan untuk media yang diberikan terhadap tubuh
yang memerlukan (Asmadi, 2008). Menurut penelitian tentang kompres
hangat yang dilakukan oleh Mohamad (2012), pada penanganan hipertermi
anak diusahakan agar tidak menggunakan obat-obatan terlebih dahulu kecuali
suhu tubuh anak diatas 38oC karena berdampak buruk efek toksi pada si anak.
Pada pemberian kompres hangat terdapat mekanisme tubuh terhadap
kompreshangat tersebut, dengan pemberian kompres hangat maka tubuh akan
memberikan sinyal kepada hipotalamus melalui sumsum tulang belakang dan
akan merangsang pusat pengaturan panas. Sistem efektor mengeluarkan sinyal
yang di mengakibatkan vasodilatasi perifer, sehingga menyebabkan
pembuangan energi panas melalui kulit meningkat (berkeringat) kemudian
akan terjadi penurunan suhu tubuh, sehingga diharapkan dapat menjadikan
suhu tubuh seseornag kembali normal
3. Atur suhu ruangan yang nyaman,
Tindakan pengondisian lingkungan berupa pengaturan suhu ruangan dan
kebersihan lingkungan dapat dilakukan untuk mendukung penanganan
hipertermi yang terjadi. Pengaturan suhu untuk menghindari pasien terjadi
menggigil yang akan menyebabkan terhambatnya proses pengeluaran panas
oleh tubuh.
4. Anjurkan untuk bed rest,
dapat menghindari kondisi pasien yang lebih parah, kondisi pasien dapat pulih
dengan segera dan proses penyembuhan dapat berjalan dengan sempurna.
Sehingga diharapkan dapat mempercepat kesembuhan (Padila, 2013).
5. Anjurkan memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat,
Dalam penanganan demam anak menurut Sodikin (2012), pakaian yang
digunakan sebaiknya pakaian yang tipis misal kaos oblong atau singlet. Agar
panas tubuh dapat keluar dengan mudah. Beliau mengatakan bahwa jika anak
tidak menggigil baiknya anak tidak dibungkus dengan selimut tebal, namun
jika anak menggigil barulah ia diselimuti dengan selimut yang tebal.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik dan antibiotik.
Pada penggunaaan antipiretik baiknya digunakan saat subu tubuh pasien lebih
dari 38,5oC. Pada saat ini kebanyakan antipiretik digunakan secara berlebihan.
Terdapat beberapa bukti bahwa penggunaan berlebih obat antipiretik dapat
merugikan (Purwanti & Ambarwati, 2008). Indikasi dalam memberikan
antipiretik antara lain; demam lebih dari 39oC yang berhubungan dengan
gejala nyeri atau tidak nyaman, demam lebih dari 40,5oC, demam
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme, anak dengan
riwayat kejang yang disebabkan demam. Paracetamol merupakan antipiretik
dan analgesik untuk pengobatan demam anak yang saat ini banyak digunakan.
Paracetamol dapat menurunkan suhu tubuh setelah 30 menit maksimal 3 jam
setelah pemberian, demam akan timbul kembali 3-4 jam dan tergantung
penyebab demam (Sodikin, 2012).

Heri Prasetyo. 2017. Upaya Penanganan Hipertermi Pada Anak Dengan


Typoid Abdominalis. Surakarta : Universitas Muhammadiyah.
eprints.ums.ac.id pukul 23.20 Tanggal 11 Desember 2019
Penanganan keperawatan terhadap diagnosa kekurangan volume cairan :

1. Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan.


Mengkaji pemasukan cairan dan pengeluaran cairan. Asupan bukan hanya
terdapat pada minuman melainkan bisa terdapat dari makanan berkuah dan
sari buahbuahan. Sedangkan pengeluaran cairan dapat melalui urine, keringat,
feses. asupan (intake) cairan dalam kondisi normal pada orang dewasa adalah
± 2.500 cc per hari dan pengeluaran (output) cairan sebagai bagian untuk
menyeimbangi asupan cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal
±2.300cc per hari (Hidayat, 2015: 32)
2. Kaji tanda-tanda vital
Mengkaji tanda-tanda vital digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis
data kardiovaskuler, pernafasan dan suhu tubuh guna menemukan dan
mencegah komplikasi. Pada pengkajian tanda-tanda vital ini dititik beratkan
pada peningkatan suhu yang terjadi sehingga memerlukan pemantauan yang
lebih. Peningkatan suhu tubuh juga dapat memperbesar kemungkinan untuk
terjadi kekurangan volume cairan karena banyaknya keingat yang keluar
3. Kaji tanda-tanda dehidrasi
Pengkajian tanda-tanda dehidrasi dilakukan untuk mencegah terjadinya syok
hipovolemik. Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akaibat
berkurangnya volume plasma di intravaskuler akibat kekurangan volume
cairan ubuh. (Hardisman, 2013: 177).
4. Dorong masukan oral sesuai kebutuhan tubuh
Dorong masukan oral sesuai kebutuhan tubuh keadaan normal sebaiknya
minum antara 8–10 gelas air perhari. Namun air tersebut bisa saja terkandung
didalam makanan dan buah yang kita makan. Jadi kalau dihitung-hitung,
setidaknya air putih yang kita minum selain dari makanan adalah 8 gelas
sehari. Berbeda dengan orang yang sedang dalam keadaan sakit, mereka
memerlukan air putih lebih banyak dari ukuran normal, karena pada waku
sakit lebih banyak cairan yang digunakan untuk kegiatan metabolisme dalam
tubuh. Dua belas gelas per hari adalah ukuran minimal yang harus diminum
dalam kondisi pemulihan kesehatan (Hafiduddin dkk, 2016: 39). Sehingga
untuk memenuhi kebutuhan setiap hari seseorang membutuhkan dukungan
dan motivasi agar memiliki semangat dalam memenuhi kebutuhan minum 8
gelas sehari.
5. Beri terapi cairan sesuai advis dokter (Judith, 2013:513)
Mengganti cairan yang hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit,
sehingga keseimbangan hemodinamik kembali tercapai. Selain pertimbangan
derajat dehidrasi, penanganan juga ditujukan untuk mengoreksi status
osmolaritas dan mencegah terjadinya syok hipovolemik ( Leksana, 2015:71).

Mutya, Eka and , Arina Maliya, S.Kep., Ns., M.Si.Med. 2017. Upaya
Peningkatan Volume Cairan Pada Pasien Dengan Demam Tifoid. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah http://eprints.ums.ac.id. Pukul 07.00 Tanggal 12
Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai