Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RUTIN 1

MATA KULIAH DESAIN RAGAM HIAS


Dosen Pengampu: Nining Tristantie, S.Pd., M.Ds
Dita Dwi Nitami, S.Pd., M.Ds

DISUSUN OLEH:

Tessalonika Bona Uli Simanjuntak (5191143007)

Pend. Tata Busana B

PENDIDIKAN TATA BUSANA

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2019/2020
1. Apa yang dimaksud dengan Ragam Hias?

Yang dimaksud dengan ragam hias adalah susunan dari bentuk dasar hiasan yang biasa
digunakan, sebagai pembuatan pola yang diulang-ulang dalam pembuatan sebuah karya seni
atau kerajinan. Pembuatan ragam hias bisa berupa sebuah karya tenun, batik, ukiran, songket
atau bisa juga dibuat sebagai pola pembuatan kerajinan dari bahan keras seperti pahat kayu
dan batu.

Ragam hias dapat dibuat apa saja, biasanya di Indonesia digunakan sebagai kerajinan dan
karya seni, untuk melambangkan ciri khas dari setiap daerah masing-masing. Sehingga bisa
dipastikan, setiap daerah di Indonesia memiliki ragam hias yang berbeda-beda contohnya di
Bali, Kalimantan, Sumatra, Papua, Toraja, Jawa Tengah dan daerah nusantara yang lainnya,
pasti memiliki ragam hias daerah masing-masing.

https://infoana.com/ragam-hias-flora-dan-ragam-hias-fauna/amp/

2. Bentuk dasar Ragam Hias

Ragam hias merupakan sebuah obyek pembuatan pola sebuah karya seni atau kerajinan tangan,
yang dibuat berdasarkan bentuk-bentuknya. berupa flora, fauna, figura, geometris. Serta ragam hias
diatas bisa dibuat dan diterapkan menjadi media pembuatan ragam hias dua dimensi dan tiga dimensi,
ada 5 macam ragam hias beberapa contoh ragam hias yang mudah digambar, diantaranya sebagai
berikut.

 Ragam Hias Flora

Banyak objek motif ragam hias flora yang dapat kita jumpai di Indonesia, karena objek motif
flora biasa sering dijumpai dalam sehari-hari. Serta dalam pembuatan ragam hias flora biasa
menggunakan bentuk tumbuhan sebagai motif utama, dalam pembuatan pola ragam hias flora,
tergantung kepada selera, ide dan imajinasi pembuatnya.

Serta penggambaran ragam hias flora digunakan dalam seni ornamen, dibuat dengan berbagai bentuk
yang lebih natural dalam pembuatan visualnya. pengambilan contoh bentuk tumbuhan, terkadang
hanya diambil pada bagian tertentu tidak sepenuhnya digunakan, dan kemudian dikombinasikan
dengan kombinasi yang lainnya. sehingga terbentuklah hasil karya seperti batik, ukiran, sulaman,
anyaman, tenun, dan kain bordir yang selama ini bisa dengan mudah dijumpai.
Ragam hias flora menggunakan tumbuhan sebagai pencarian ide, untuk jenis flora atau tumbuhan
yang biasa digunakan sebagai dasar motif hias tidak terbatas. Dalam pembentukan biasa
menggunakan jenis tumbuhan tertentu. Bagian tumbuhan yang diambil sebagai dasar motif bisa
berupa akar, daun, batang, buah, bunga ataupun bijinya.

 Ragam Hias Fauna

Ragam hias fauna merupakan bentuk gambar motif ragam hias yang diambil dari bentuk hewan
tertentu, serta sudah mengalami perubahan gaya dan bentuk dari pola hewan tersebut. fauna atau
hewan sebagai sumber inspirasi ragam hias fauna, yang biasa digunakan sebagai objek ragam hias,
seperti kupu-kupu, angsa, burung, ikan dan hewan yang lainnya.

Serta dalam pembuatan motif hias fauna biasa digunakan sebagai pembuatan hasil karya batik,
ukiran, anyaman, dan tenun. Serta kerajinan-kerajinan seperti diatas akan dikombinasikan dengan
motif hewan sebagai objek utama, untuk pembuatan motif dasar ragam hias fauna.

Dalam penggunaan motif hias dengan bentuk dasar fauna atau binatang, sebagian besar berupa
deformasi dan hanya mengambil pada bagian tertentu saja. Jarang sekali dalam pembuatannya
menampilkan bentuk asli secara langsung dan utuh, sehingga pada hasil deformasi tersebut tidak
meninggalkan ciri fisik pada bentuk aslinya.
 Ragam Hias Figuratif

Bentuk ragam hias figuratif biasanya terbentuk berupa manusia, yang di gambar dengan
menggunakan gaya arsitektur warna berdasarkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif dalam
pembuatan karya seni pada kerajinan tangan yang satu ini, biasa terdapat pada bahan keras, seperti
bahan kayu, batu dan juga sering terdapat pada bahan tekstil.

Cara pembuatan bisa dilakukan menggunakan cara melukis dan cara menggambar, pada pola
dasarnya, pada dasarnya, dikatakan ragam hias figuratif. Karena pembuatan pola dan bentuk dasar
motif mengacu pada bentuk figur manusia, sebagai pola kreasinya.

 Ragam Hias Geometris

Ragam hias geomatris adalah sebuah motif hias yang dikembangkan melalui bentuk dari garis-
garis geometris, kemudian digabungkan dan disesuaikan dari pada ide sebuah karya seni, yang ingin
dibuat. Sesuai dengan selera pembuatnya, menginginkan membuat seperti apa.

Dalam pembuatan ragam gaya hias geometris, dapat sering kita jumpai di wilayah Indonesia,
seperti jawa, kalimantan, sumatra, sulawesi dan papua. Ragam bentuk hias geomatris, mempunyai
bentuk dasar seperti lingkaran, segi tiga, segi empat, layang-layang dan bentuk garis yang lainya,
yang mempunyai garis geometris.

https://infoana.com/ragam-hias-flora-dan-ragam-hias-fauna/amp/
3. Peletakan Pola Ragam Hias Pada Busana

A. Pola serak atau pola tabur


Pola serak adalah bentuk pola hias yang diperoleh dengan cara mengulang-ulang suatu
motif hias yang ditempatkan secara teratur pada jarak–jarak tertentu. Pola serak biasanya
motifnya kecil, penempatan motif dapat menghadap ke satu arah, dua arah atau ke semua
arah.

B. Pola berangkai
Pola berangkai bentuknya hampir sama seperti pola serak, hanya pada pola berangkai
motif hiasnya antara motif satu motif dengan motif lainnya saling berhubungan (ada garis
penghubung). Garis yang menghubungkan motifnya dapat berupa garis vertikal, garis
horizontal atau garis diagonal. Motif pada pola berangkai dapat diulang ke bagian atas,
bagian bawah, bagian kiri atau kanan.

C. Pola pinggiran
Pola pinggiran adalah bentuk pola hias yang diperoleh dengan cara menjajarkan motif
hias yang dibuat secara berulang-ulang. Pengulangan motif hias dapat dilakukan mengarah
ke sebelah kiri, ke kanan, ke atas atau bawah.
Ada enam macam pola pinggiran, yaitu pinggiran simetris, berjalan, tegak, bergantung,
memanjat, dan menurun.
1. Pinggiran simetris, motif pinggiran simetris, jika dibelah tengah, akan terdapat dua bagian
yang sama. Motif bentuk simetris dapat diulang ke bagian atas, ke bawah, ke kanan atau ke
kiri dengan motif yang sama.
2. Pinggiran berjalan, motif hiasnya disusun agak condong ke kiri atau ke kanan sehingga
motifnya tampak berjalan atau saling berkejaran. Bentuk motif dapat diulang ke sebelah
kanan atau ke kiri.

3. Pinggiran tegak, penyusunan motif hias untuk pinggiran tegak, motifnya pada bagian
bawah lebih berat (besar) dan bagian atas lebih ringan. Motif dibuat tegak dan dapat diulang
ke bagian kiri atau ke bagian kanan.

4. Pinggiran bergantung, kebalikan dari motif tegak, yaitu motif bagian atas berat (besar)
dan motif bagian bawahnya ringan. Motif ini tampak seperti menggantung.

5. Pinggiran memanjat, motif dari bentuk pinggiran ini tersusun seperti memanjat ke atas.
Motif pada bagian bawah lebih berat dari motif pada bagian puncak lebih ringan. Pinggiran
menurun, merupakan kebalikan dari pinggiran memanjat, bentuk motif seperti meluncur ke
bawah. Motif bagian atas lebih berat dan makin bawah makin ringan.

D. Pola bentuk bebas


Pola bentuk bebas disusun menurut kebutuhan atau bidang yang akan dihias. Pola bentuk
bebas rangkaian motifnya dapat dibentuk dan diletakkan sesuai dengan bentuk bidang yang
akan dihias.

E. Pola Hiasan Bidang


Berbagai benda lenan rumah tangga maupun busana, mempunyai bidang yang berbeda–beda
bentuknya. Untuk mendapatkan hiasan yang serasi, dalam arti sesuai dengan bidang atau
bentuk bendanya, maka pola hias yang didesain perlu memperhatikan bentuk bidang
maupun penempatannya.
Penempatan hiasan untuk bidang segi empat berbeda dengan penempatan untuk bidang
berbentuk bundar atau oval. Di samping itu ukuran suatu motif hias harus disesuaikan pula
dengan bidang yang akan dihias.
Pola hiasan untuk suatu bidang dapat dikelompokkan menjadi : pola hiasan batas, hiasan
sudut, hiasan pusat, tengah sisi, hubungan pusat dengan tengah sisi, hubungan pusat dengan
sudut, hubungan sudut dengan batas, hiasan kitiran, hiasan istimewa.
1. Hiasan batas merupakan pola hiasan yang membentuk batas pada suatu bidang.Hiasan
batas pada umumnya ditempatkan pada sekeliling tepi bidang, baik bidang berbentuk
bundar, oval, segi empat dan sebagainya

2. Hiasan sudut merupakan motif hias yang ditempatkan pada sudut suatu bidang. Bentuk
motif hiasan sudut hendaknya serasi dengan bentuk sudut bidang tersebut.

4. Hiasan pusat merupakan pola hiasan yang ditempatkan pada tengah–tengah suatu
bidang. Motif hias hendaknya menyebar atau menutup semua latar belakang bidangnya.

4. Hiasan tengah sisi dapat ditempatkan pada kedua sisi bagian tengah suatu bidang atau
ke empat sisinya. Motif pada kedua sisi yang berhadapan sebaiknya sama.

5. Hubungan pusat dengan tengah sisi merupakan bentuk pola hias yang ditempatkan di
bagian pusat dan tengah sisi. Motif tidak harus sama, tetapi merupakan satu kesatuan
yang serasi.
6. Hubungan pusat dengan sudut, merupakan kombinasi bentuk motif hias yang
ditempatkan pada bagian pusat dan sudut suatu bidang. Motif ini misalnya dirancang
untuk hiasan bantal kursi. Kedua rangkaian motif tentunya masih satu bentuk rangkaian
motif yang saling terkait.

7. Hubungan sudut dengan batas, merupakan pola hias yang ditempatkan bersama–
sama dan saling mengisi pada bidang suatu sudut. Motif ini merupakan satu rangkaian
motif yang terdiri dari motif untuk hiasan batas dan satu rangkaian motif untuk
ditempatkan di bagian sudut berdekatan dengan hiasan batas.

8. Hiasan kitiran, merupakan motif hias yang membentuk putaran (seperti


kincir), motifnya seperti berkejaran.

9. Hiasan arah istimewa ialah pola hiasan yang dirancang sesuai dengan bentuk atau
bidang yang akan dihias, misalnya motif hias mengikuti bentuk kerah.

http://busana74.blogspot.com/2011/03/pola-hiasan-busana_15.html?m=1
4. Menganalisis motif Ragam Hias dari Sumatera Utara

Di daerah Sumatera Utara terdapat suku, Batak Toba yang dikenal dengan keaneka
ragaman keterampilan sebagai suatu media ungkapan makna yang diwujudkan dakam bentuk
visual. Bentuk visual inilah yang berperan dalam pengembangan kebudayaan serta
mengkomunikasikan nilai-nilai budaya. Salah satu media ungkapan nya adalah ornamen atau
ragam hias. Ornamen atau ragam hias Batak Toba sering disebut dengan istilah gorga.

Analisis Motif
o Terdapat pola huruf S atau pola yang menyerupai angka 8 sehingga menghasilkan gerak
yang memberi irama dan garis melengkung kedalam dan meliuk keluar.
o Terdapat gerakan tumbuhan lumut yang melenggak-lenggok yang memiliki bentuk yang
hampir simetris dengan setiap lekukkannya.
o Terdapat bentuk tumbuhan merambat. Struktur bentuknya dibuat berulang-ulang
sehingga tampak satu kesatuan.
o Terdapat bentuk spiral dan memusat . Ini merupakan visualisasi dari tiruan putaran air
dalam suatu wadah, gorga ini tergantung pada pusaran air yang terjadi yang
menggambarkan motif gorga terbentuk.

Analisis Warna
Penggunaan warna pada gorga Batak Toba yaitu tiga warna yang disebut Tolu Bolit,
yaitu warna hitam, merah dan putih. Tolu bolit mengandung arti simbolik sesuai dengan
kepercayaan Batak Toba yang ada disekitar daerah tersebut. Namun pengertian yang
mengandung unsur kemistisan tidak lagi diilhami dan diyakini pada penerapan warna gorga
tersebut. Melainkan lebih mengarahkan pemahaman akan aspek relegius, sebagai mana diuraikan
sebagai berikut :
o Warna Hitam, upaya inkulturasi memahami warna hitam melambangkan kebijaksanaan
dalam pekerjaan, terutama dalam peribadahan liturgi. Contoh penggunaan warna hitam
pada jubah dalam acara liturgi oleh rohaniawan Kristen. Ini mencerminkan pekerja Tuhan
yang bijaksana. Warna ini sering muncul pada setiap motif Gorga yang diterapkan pada
gereja dengan warna hitam selalu dikontur dengan garis berwarna putih.

o Warna Merah, upaya inkulturasi merepresentasikan warna merah pada gorga Batak Toba
yang diterapkan pada bangunan gereja melambangkan kekuatan iman yang lahir dari
Darah Kristus (Anggur). Sehingga warna merah sama dengan darah sebagai simbol
pembebasan Tuhan dari dosa manusia. Dalam penerapannya warna merah mencolok
muncul pada bagian ture-ture sampai tomboman adop-adop. Selain itu warna merah
dibuat pada latar belakang gorga yaitu pada sela- sela andor, di antara andor (bidang yang
tidak diukir/ menonjol) dengan daun gorga, dan di antara andor dengan batas bidang
gorga.

o Warna Putih, upaya inkulturasi merepresentasikan warna putih sebagai simbol kesucian
iman Kristen yang senantiasa hidup selalu dalam perjalanan iman kepercayaan umat
Kristen. Penerapan warna putih selalu dibuat sesuai garis gorga (Lili) yaitu sebagai
kontur dan garis tengah yang selalu mengikuti andor/ garis warna hitam. Dimana warna
putih selalu tampak menonjol sebagai garis kontur diantara garis andor (warna hitam) dan
latar gorga (warna merah).

https://www.google.com/amp/s/jurnalgorga.wordpress.com2012/05/06/analisis-
semiotika-ornamen-batak/amp/

Anda mungkin juga menyukai