Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELUARGA LANSIA

Disusun oleh :

Abram Asihe Gust (201711002)

Adelia Hema Laksita (201711003)

Adinda Ainunnisa (201711004)

Agata Della Fatma Wat (201711005)

Aloysia Akita F (201711006)

Ayu Putri Hermawat (201711008)

Azhar Rizqi H (201711009)

PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH

YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan atas limpahan rahmat-Nya yang
telah penulis terima selama mengerjakan makalah ini, sehingga pada akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini juga tdak dapat terwujud tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah
berperan sehingga dapat terselesaikannya makalah ini, antara lain :
1. Emmelia Ratnawat, M.Kep., Ns.Sp.Kep.Kom selaku Koordinator mata kuliah
Keperawatan Komunitas;
2. Ign. Gonggo Prihatmono SKM, MPH selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Keperawatan Komunitas;
3. Teman-teman yang telah membantu; dan
4. Semua pihak yang telah memberi dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala petunjuk, kritk dan saran yang
membangun dari pembaca, agar dapat menunjang pengembangan dan perbaikan
penulisan selanjutnya.
Akhir kata penulis mohon maaf atas kekurangan dalam makalah ini dan penulis
dengan senang hat menerima saran dan kritk yang membangun dari pembaca. Semoga
makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan wacana bagi rekan-rekan
sekalian.

Yogyakarta, 20 Februari 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
BAB II KONSEP DASAR KELUARGA DAN TUGAS PADA TUMBUH KEMBANGNYA............ 2
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA: PENGKAJIAN - PERENCANAAN....... 10
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................... 27
BAB V KESIMPULAN...................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan bukan hanya sekedar di hilir, bukan hanya sekedar mengobat tetapi
juga membentuk masyarakat yang mengert tentang kesehatan dan mau menjadi
manusia sehat dan menjaga kesehatan. Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari sekumpulan orang-orang yang tnggal dalam satu
rumah yang masih mempunyai hubungan darah karena perkawinan, kelahiran,
adopsi dan lainnya (DINKES ACEH, 2020).
Dalam keluarga memiliki 8 tahapan tugas tumbuh kembang yang didalamnya
termasuk tugas pada tahapan keluarga lanjut usia. Lanjut usia merupakan sesorang
yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Keluarga lanjut usia dimulai ketka salah
satu pasangan sudah pensiun, adanya kematan dari salah satu pasangan dan
berakhir hingga kematan pasangan yang lain (KEMENKES RI, 2012). Proses penuaan
menyebabkan lansia sulit untuk melakukan Activity Daily Life (ADL) secara mandiri
dan menjadi tergantung pada orang lain. Banyak lansia yang sulit beradaptasi
dengan proses penuaan, merasa sendirian, frustasi, depresi dan kehilangan
kepercayaan diri sehingga mempengaruhi kualitas hidup mereka (Prabasari, Juwita,
& Maryut, 2017).
Maka dari itu perlu dilakukan asuhan keperawatan keluarga yang bersifat
komprehensif, mencakup seluruh anggota keluarga untuk membantu dalam
menyelesaikan permasalah keluarga dimulai dari permasalahan fisik hingga
masalah dalam tahap perkembangan keluarga terutama tahapan keluarga
lansia (Padila, 2012).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan keluarga terutama pada tahapan keluarga lanjut usia
dalam memelihara kesehatan keluarga sehingga dapat meningkatkan status
kesehatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Mengenal masalah kesehatan setap anggota keluarga lansia

1
b. Memutuskan tndakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarga lansia
c. Melakukan tndakan keluarga dalam masalah tndakan keluarga lansia
d. Memelihara lingkungan pada tahapan keluarga lansia
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertan Lanjut Usia


Lanjut Usia adalah apabila usianya 65 tahun ke atas, lansia bukan sebagai
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan.
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan sesorang untuk
mempertahankan keseimbangan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara
individu (Efendi & Makhfudli, 2013).

B. Batas Umur Lanjut Usia


Berikut ini adalah batasan – batasan umur yang mencakup batasan umur lansia:
1. Usia Pertengahan (Middle Age) :45-59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) : 60-74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) :75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) :di atas 90 tahun
Usia biologis adalah usia yang menunjukkan pada jangka waktu seseorang sejak
lahirnya, berada dalam keadaan hidup, tdak mat. Usia psikologis adalah usia yang
menunjukkan pada kemampuan seseorang untuk mengandalkan penyesuaian –
penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya. Sedangkan usia sosial adalah usia yang
menunjukkan kepada peran – peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat
kepada seseorang sehubungan dengan usianya (Efendi & Makhfudli, 2013).

C. Perubahan Sistem Tubuh Lansia


Menurut Efendi & Makhfudli (2013) perubahan sistem tubuh yang dialami para lansia
yaitu:
1. Perubahan Fisik
a. Sel
Pada lansia, jumlah selnya akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih besar.
Cairan tubuh dan cairan intraseluler akan berkurang, proporsi protein di otak,
otot, ginjal, darah, dan hat juga ikut berkurang. Jumlah sel otak akan
menurun, mekanisme perbaikan sel akan terganggu, dan otak menjadi atrofi.
b. Sistem persarafan
Rata – rata berkurangnya saraf neocotcal sebesar 1 per detk, hubungan
persarafan cepat menurun, lambat dalam merespon baik dari gerakan

3
maupun jarak waktu, khusunya dengans tress, mengecilnya saraf pancaindra,
serta menjadi kurang sesitf terhadap sentuhan.
c. Sistem pendengaran
Gangguan pada pendengaran (presblakusis), membran tmpani mengalami
atrofi, terjadi pengumpulan dan pengerasan serumen karena peningkatan
kreatn, pendengaran menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan
jiwa atau strees.
d. Sistem pengelihatan
Timbul sklerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respon terhadap sinar.
Kornea lebih berbentuk sepert bola (sferis), lensa lebih suram (keruh) dapat
meyebabkan katarak, meningkatnya ambang, pengamatan sinar dan daya
adaptasi terhadap kegelapan mejadi lebih lambat dan sulit untuk melihat
dalam keadaan gelap, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang
pandang, dan menurunnya daya untuk membedakan antara warna biru
dengan hijau pada skala pemeriksaan.
e. Sistem kardiovaskuler
Elastsitas dinding aorta menurun, katup jantungmenebal dan mejadi kaku,
kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setap tahun sesudah
berumur 20 tahun hal ini meyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastsitas pembuluh darah, kurangnya efektvitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi, sering terjadi postural hipotensi, tekanan darah
meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah
perifer.
f. Sistem pernafasan
Otot – otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunya
aktvitas dari silia, paru – paru kehilangan elastsitas sehingga kapasitas residu
meningkat bernafas menurun. Ukuran alveoli melebar dari normal dan
jumlahnya berkurang, oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mm Hg,
kemampuan untuk batuk berkurang, dan penurunan kekuatan otot
pernafasan.
g. Sistem gastrointesinal
Kehilangan gigi, indara pengecap mengalami penurunan, esofagus melebar,
sesitvitas akan rasa lapar menurun, produksi asam lambung dan waktu
pengosongan lambung menurun, peristaltk lemah dan hanya biasanya tmbul

4
konstpasi, fungsi absorsi menurun, hat (liver) semakin mengecil dan
menurunnya tempat penyimpanan, serta berkurang suplai aliran darah.
h. Sistem genitourinaria
Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran ke ginjal menurun 50 %,
fungsi tubulus berkurang (berakibat pada penurunan kemampuan ginjal
untuk mengonsetrasikan urine, berat jenis urine menurun, proteinuria
biasanya +1), blood urea nitrogen (BUN)meningkat hingga 21 mg%, nilai
ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. Otot – otot kandung kemih
(vesica urinaria)melemah, kapsitas menurun hingga 200 ml dan
menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat, kandung kemih sulit
dikosongkan sehingga retensi urine. Pria dengan usia 65 tahun ke atas
sebagian besar mengalami pembesaran prostat hingga + 75 dari besarnya
normalnya.
i. Sistem endokrin
Menurunnya produksi ACTH, TSH, dan LH, aktvitas teroid, basal metabolic
rate (BMR), daya pertukaran gas produksi aldosteron, serat seksresi hormon
kelainan sepert progesteron, estrigen dan testosteron.
j. Sistem integumen
Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit kasar
dan bersisik, menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit
menurun, kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu, rambut
dalam hidung dan telinga menebal, berkuarangnya elastsitas akibat
menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku
jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan sepert
tanduk, kelenjar berkurang jumlahnya dan fungsinya kuku menjadi pudar dan
kurang bercahaya.
k. Sistem muskuloskeletal
Tulang kehilangan kepadatannya dan semakin rapuh, kifosis persendian
membesar dan menjadi kaku, tendon menurun mengalami sklerosis, atrofi
serabut otot sehingga gerak sesorang menjadi lambat, otot – otot keram dan
menjadi tremor.
2. Perubahan Mental
Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah fisik, kesehatan
umum, tngkat pendidikan, keturunan (hereditas), lingkungan kecerdasan, dan
kenangan, kenangan dibagi menjadi dua, yaitu kenangan jangka panjang ( berjam

5
jam sampai berhari – hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan dan
kenangan jangka pendek atau seketka (0-10 menit) biasanya dapat berupa
kenangan buruk.
3. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial terjadi terutama setelah seseorang mengalami pensiun.
Berikut adalah hal – hal yang akan terjadi pada masa pensiun:
a. Kehilangan sumber finasial atau pemasukan berkurang.
b. Kehilangan status karena dahulu mempunyai jabatan posisi cukup tnggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya.
c. Kehilangan teman atau relasi.
d. Kehilangan pekerjaan atau kegiatan.
e. Merasakan atau kesadaran akan kematan.

D. Peran Perawat Bagi Lansia


Adapun asuhan keperawatan dasar yang di berikan, disesuaikan pada kelompok
lanjut usia, apakah lanjut usia aktf atau pasif, antara lain :
1. Untuk lanjut usia yang masih aktf, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan
tentang personal hygine, kebersihan lingkungan serta makanan yang sesuai dan
kesegaran jasmani.
2. Untuk lanjut usia yang telah mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal
yang perlu diperhatkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia
pasif pada dasarnya sama sepert pada lanjut usia aktf, dengan bantuan penuh
oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah
agar tdak terjadi dekubitus (Efendi & Makhfudli, 2013).

E. Pendekatan Keperawatan Lanjut Usia


Menurut Efendi & Makhfudli (2013) pendekatan keperawatan pada lanjut usia yaitu:
1. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatkan kesehatan obyektf, kebutuhan, kejadian-kejadian
yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh,
tngkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang
dapat dicegah atau ditekan progresivitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi
klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yakni :
a. Klien lanjut usia yang masih aktf, yang keadaan fisiknya masih mampu
bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih
mampu melakukan sendiri.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tdak dapat bangun, yang keadaan fisiknya
mengalami kelumpuhan atau sakit. perawat harus mengetahui dasar

6
perawatan klien lanjut usia ini terutama tentang hal-hal yang berhubunga
dengan keberhasilan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya.
kebersihan perorangan (personal hygiene) sanga pentng dalam usaha
mencegah tmbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat tmbul bila
keberihan kurang mendapat perhatan.
2. Pendekatan psikis
Di sini perawat mempunyai peranan pentng untuk mengadakan pendekatan
adukatf pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter,
interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penamung rahasia yang
pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknnya memiliki kesabaran
dan ketelitan dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak
untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas.
Perawat harus selalu memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar, simpatk, dan
service.
Bila perawat ingin mengubah tngkah laku dan pandangan mereka terhadap
kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap, perawat
harus dapat mendukung mental mereka kea rah pemuasan pribadi sehingga
seluruh pengalaman yang dilaluinya tdak menambah beban, bila perlu diusahakan
agar dimasa lanjut usia ini mereka dapat merasa puas dan bahagia.
3. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah satu upaya
perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul
bersama dengan sesame klien lanjut usia berart menciptakan sosialisasi mereka.
Pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang
dihadapinya adalh mahluk social yang membutuhkan orang lain. Dalam
pelaksanaannya perawat dapat menciptakan hubungan social antara lanjut usia
dan lanjut usia maupun lanjut usia dan perawat sendiri.
Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lajut usia
untuk mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi,
menonton film, atau hiburan-hiburan lain.
Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, sepert
menonton tv, mendengar radio, atau membaca majalah dan surat kabar. Dapat
disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tdak kalah pentngnya

7
dengan upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan
para klien lanjut usia.
4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batn dalam
hubungannya dengan Tuhan atau agama yang di anutnya, terutamabila klien lanjut
usia dalam keadaan sakit atau mendekat kematan.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi
kematan. Rasa takut semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, sepert
tdakpastan akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit / penderitaan yang
sering menyertainya, kegelisahan untuk tdak kumpul lagi dengan keluarga /
lingkungan sekitarnya.

F. Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia


1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri dengan :
a. Peningkatan kesehatan (Health Promoton).
b. Pencegahan penyakit
c. Pemeliharaan kesehatan.
Sehingga memiliki ketenengan hidup dan produktf sapai akhir hidup.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah
lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.
3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangathidup
klien lanjut usia (Life Support ).
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit / mengalami
gangguan tertentu ( kronis maupun akut ).
5. Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat )untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan
tertent.
6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita
suatu penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang
maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (Memelihara kemandirian secara
maksimal) (Efendi & Makhfudli, 2013).

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA: PENGKAJIAN – PERENCANAAN

9
B. Analisa Masalah

No Data Diagnosis Keperawatan


1 Data Subyektf: Hambatan pemeliharaan
 Keluarga mengatakan masih terdapat rumah pada keluarga Bapak
tempat-tempat yang berantakan karena alat R
pertanian, pupuk dan hasil tani.
Data Obyektf
 Di depan rumah terdapat kandang ayam
yang cukup berantakan karena banyak ayam.
 Pengaturan rumah berantakan karena
dimana-mana terdapat alat pertanian pupuk
dan hasil panen perabotan rumah tangga
terlalu banyak
 Menyapu hanya setap pagi dan mengepel
lantai setap rumah kotor saja dan ketka
rumah mau ketempatan untuk acara.
 Tempat penampungan air dengan ember
jarang dibersihkan, jarang mengecek jentk
nyamuk ditempat bak air tempat mandi.
 Pencahayaan rumah kurang, tampak gelap
saat siang hari.
 Ventlasi pada bagian depan ukurannya 3 m x
1 m sebanyak 2 buah terkadang tdak pernah
dibuka. Terdapat jendela berukuran 1,5 m x 1
m di setap kamar tdur hanya satu jendela
kamar bapak R dan ibu T tdak pernah
dibuka.
2 Data Subyektf Hambatan mobilitas fisik

10
 Bapak R mengeluh punggung dan kaki terasa pada keluarga Bapak R
pegal-pegal dan tulang terasa ngilu, riwayat terutama pada Bapak R
penyakit ada penyakit hipertensi, asam urat,
dan HNP.
 Bapak R mengatakan jika beraktvitas
menggunakan korset.
Data Obyektf
 Tampak menggunakan alat bantu korset.
3 Data Subyektf Ketdakefektfan
 Keluarga mengatakan tdak melakukan upaya pemeiliharaan kesehatan
peningkatan kesehatan yang dialami oleh hipertensi, HNP dan asam
bapak R karena bapak R sudah tdak kontrol urat pada keluarga Bapak R
ke dokter keluarga atau puskesmas tentang terutama pada Bapak R
hipertensinya serta sudah 1 bulan tdak
minumobat ant hipertensi berupa captropil
2,5 mg.
 Keluarga mengatakan dulu pernah diajari 6
langkah cuci tangan tapi lupa dan cuci
tangan hanya asalkan bersih saja.
Data Obyektf
 Hasil data pengkajian individu yang sakit
kepada BP R :
TD : 130/85 mmhg
 Diet khusus : garam, makanan berminyak
yang makanan pemicu asam urat.
 Pasien mengatakan nyeri

C. Diagnosa Keperawatan Keluarga

1. Hambatan pemeliharaan rumah pada keluarga Bapak R.


2. Hambatan mobilitas fisik pada keluarga Bapak R terutama pada Bapak R.
3. Ketdakefektfan pemeiliharaan kesehatan hipertensi, HNP dan asam urat pada
keluarga Bapak R terutama pada Bapak R.

11
D. Prioritas Masalah

1. Hambatan pemeliharaan rumah pada keluarga Bapak R.


No Kriteria Nilai Bobot Jumlah
1 Sifat masalah:
 Kurang sehat 3
 Risiko 2 1 3/3 = 1 x 1 = 1
 Potensial 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
 Mudah 2
 Sebagian 1 2 ½ = 0,5 x 2 = 1
 Tidak dapat 0
3 Potensial masalah dapat dicegah
 Tinggi 3
 Cukup 2 1 2/3 x 1 = 2/3
 Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
 Berat, segera ditangani 2
 Ada masalah, tdak perlu segera 1 1 2/2 = 1 x 1 = 1
ditangani
 Tidak dirasakan ada masalah 0
3 2/3

2. Hambatan mobilitas fisik pada keluarga Bapak R terutama pada Bapak R.


No Kriteria Nilai Bobot Jumlah
1 Sifat masalah:
 Kurang sehat 3
 Risiko 2 1 3/3 = 1 x 1 = 1
 Potensial 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
 Mudah 2
 Sebagian 1 2 ½ = 0,5 x 2 = 1
 Tidak dapat 0

12
3 Potensial masalah dapat dicegah
 Tinggi 3
 Cukup 2 1 2/3 x 1 = 2/3
 Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
 Berat, segera ditangani 2
 Ada masalah, tdak perlu segera 1 1 2/2 = 1 x 1 = 1
ditangani
 Tidak dirasakan ada masalah 0
3 2/3

3. Ketdakefektfan pemeiliharaan kesehatan hipertensi, HNP dan asam urat pada


keluarga Bapak R terutama pada Bapak R.
No Kriteria Nilai Bobot Jumlah
1 Sifat masalah:
 Kurang sehat 3
 Risiko 2 1 2/3 x 1 = 2/3
 Potensial 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
 Mudah 2
 Sebagian 1 2 2/2= 1 x 2 = 1
 Tidak dapat 0
3 Potensial masalah dapat dicegah
 Tinggi 3
 Cukup 2 1 3/3 x 1 = 1
 Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
 Berat, segera ditangani 2
 Ada masalah, tdak perlu segera 1 1 0X1=0
ditangani
 Tidak dirasakan ada masalah 0
3 2/3

E. Perencanaan

13
1. Hambatan pemeliharaan rumah pada keluarga Bapak R.
Diagnosa Tujuan Tindakan Intervensi
Keperawatan Keperawatan
Hambatan TUM :
pemeliharaan Keluarga Bp R dapat
rumah pada meningkatkan
keluarga Bapak R pemeliharaan rumah
setelah 5 x 30 menit
TUK :
1. 1 x 30 menit keluarga 1. 1 x 30 menit
dapat mengenal tentang  Jelaskan mengenai cara
pemeliharaan rumah membuat lingkungan
rumah aman dan bersih
 Jelaskan dampak dari
kurangnya pemeliharaan
rumah pada keluarga Bp
R
2. 2 x 30 menit keluarga 2. 2 x 30 menit
dapat memutuskan  1 x 30 menit pertama:
penyelesaian yang perlu Libatkan keluarga dalam
dilakukan dan merawat perencanaan dan
lingkungan untuk pelaksanaan cara
meningkatkan pemeliharaan rumah
pemeliharaan rumah sepert membersihkan
rumah secara teratur,
tdak meletakkan
barang-barang di
sembarang tempat
 1 x 30 menit kedua
tawarkan solusi dan
bantuan untuk kesulitan
dalam memperbaiki dan

14
merawat lingkungan
rumah demi terciptanya
kondisi lingkungan
rumah yang sehat
sepert menyarankan
untuk pemindahan
kandang ayam di
belakang rumah.
3. 1 x 30 menit keluarga 3. 1 x 30 menit
mampu memodifikasi  Koordinasi penggunaan
lingkungan lingkungan ruang pada
sekitar dan dalam rumah
dalam memanfaatkan
sebagai tempat menaruh
barang dan memelihara
ayam.
4. 1 x 30 menit keluarga 4. 1 x 30 menit
mampu memanfaatkan  Tawarkan solusi dan
fasilitas kesehatan bantuan untuk kesulitan
dalam memperbaiki dan
merawat lingkungan
rumah demi terciptanya
kondisi lingkungan rumah
yang sehat sepert
menyarankan untuk
pemindahan kandang
ayam di belakang rumah.

2. Hambatan mobilitas fisik pada keluarga Bapak R terutama pada Bapak R.


Diagnosa Tujuan Tindakan Intervensi
Keperawatan Keperawatan
Hambatan TUM :

15
mobilitas fisik Hambatan mobilitas fisik
pada keluarga Bp.R mengalami perubahan
Bapak R terutama setelah 5x30 menit.
1.1x30 menit
Bapak R.
 Jelaskan mengenai HNP dan
TUK :
pilihan cara untuk menangani
1. 1x30 menit keluarga
HNP pada Bp.R.
mampu mengenal dan
2.2x30 menit
memutuskan tndakan
 1x30 menit pertama :
yang tepat untuk
kolaborasi dengan anggota
menangani HNP.
keluarga dalam perencanaan
2. 2x30 menit keluarga
dan pelaksanaan terapi klien
mampu merawat anggota
dan perubahan gaya hidup.
keluarga yang mengalami
Ajarkan pemberian
HNP.
perawatan dirumah
mengenai terapi klien.
 1x30 menit kedua :
demonstrasikan cara
mengangkat benda dan
berjalan dengan benar.
3.1x30 menit
3. 1x30 menit keluarga  Berikan tempat tdur yang

mampu memodifikasikan datar dan keras agar tdak

lingkungan. memperberat kondisi HNP


pasien.
 Berikan lingkungan yang
aman sepert ; lantai yang
tdak licin, penerangan
cukup, dan selalu merapikan
perkakas-perkakas yang ada
di rumah.
 Observasi lingkungan sekitar
baik dalam rumah dan luar

4. 1x30 menit keluarga rumah mengenai kondisi

16
mampu memanfaatkan yang beresiko memperberat
fasilitas kesehatan. kondisi Bp.R.
4.1x30 menit
 Bantu anggota keluarga
untuk mengidentfikasi
layanan kesehatan dan
sumber daya masyarakat
yang dapat digunakan untuk
meningkatkan status
kesehatan klien.

3. Ketdakefektfan pemeiliharaan kesehatan hipertensi, HNP dan asam urat pada


keluarga Bapak R terutama pada Bapak R.
Diagnosa Tujuan Tindakan Intervensi
Keperawatan Keperawatan
Ketdakefektfan TUM:
pemeliharaan Ketdakefektfan
kesehatan : pemeliharaan kesehatan
Hipertensi, HNP, Bp.R membaik setelah 5x30
dan asam urat menit.
1.1x30 menit
kepada keluarga
 Jelaskan kembali mengenai
Bapak R terutama TUK :
hipertensi, HNP, dan asam
Bapak R. 1.1x30 menit keluarga
urat dan bahaya tdak
mampu mengenal dan
melakukan pengecekan
memutuskan tndakan
secara rutn.
yang tepat untuk 2.2x30 menit
 Kolaborasi dengan keluarga
meningkatkan
untuk selalu mengingatkan
pemeliharaan kesehatan.
2.2x30 menit keluarga Bp. R untuk kontrol rutn.
 Atur pola makan Bp. R sesuai

17
mampu merawat anggota dengan diet yang pernah
keluarga yang mengalami diberikan oleh tenaga
masalah kesehatan. kesehatan sepert
mengurangi garam,
mengurangi kacang-
kacangan, dan lain-lain.
 Lakukan pemeriksaan fisik
dan pengecekan kadar asam
urat, serta pengecekan
tanda-tanda vital.
3.1x30 menit
3.1x30 menit keluarga  Ciptakan suasana lingkungan
mampu memodifikasikan yang nyaman dan aman bagi
lingkungan. seluruh anggota keluarga
terutama Bp. R agar tdak
menimbulkan kondisi yang
lebih berat atau penyakit
4.1x30 menit keluargayang baru.
4.1x30 menit
mampu memanfaatkan
 Bantu anggota keluarga
fasilitas kesehatan.
untuk mengidentfikasi
layanan kesehatan dan
sumber daya masyarakat
yang dapat digunakan untuk
meningkatkan status
kesehatan klien.
 Lakukan kontrol rutn ke
pelayanan kesehatan
terdekat.

18
BAB IV

PEMBAHASAN

Melalui kasus diatas mengenai asuhan keperawatan keluarga dalam komunitas


terlebih pada kasus ini merupakan keluarga dengan tumbuh kembang lanjut usia. Jika
dibandingkan dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat beberapa hal
yang sesuai dan yang kurang sesuai dengan konsep materi. Keluarga yang terdapat di
kasus tergolong dalam keluarga dengan lanjut usia dengan usia antara 60-74 tahun.
Dalam konsep teori dijelaskan bahwa semakin seseorang menua juga akan berpengaruh
pada fisik, psikologis atau mental, sosial, spiritual. Pengaruh yang dapat terlihat secara
jelas dapat di lihat dari segi fisik atau kesehatan dari keluarga dengan lanjut usia. Pada
kasus disebutkan bahwa pada salah satu anggota keluarga mengalami sakit HNP, asam
urat, dan ada riwayat hipertensi. Dilihat dari segi kesehatanpun mulai ada penurunan
pada salah satu anggota keluarga dari Bp. R. Selain itu, semakin menua juga akan
berpengaruh pada aktvitas yang biasa dilakukan. Melalui kasus ini juga dapat dilihat
bahwa dari segi kebersihan rumah dan aktvitas-aktvitas sehari-hari mulai terdapat
penurunan, sepert halnya mulai terlihat rumah berantakan, kurangnya penataan
tempat-tempat yang memadahi. Sehingga pada kasus ini didapatkan tga diagnosa
keperawatan yang paling menonjol dan merupakan masalah yang dapat mempengaruhi
kondisi yang lain semakin menjadi memburuk. Tiga diagnosa tersebut adalah hambatan
pemeliharaan rumah pada keluarga Bapak R, hambatan mobilitas fisik pada keluarga
Bapak R terutama pada Bapak R, dan ketdakefektfan pemeiliharaan kesehatan
hipertensi, HNP dan asam urat pada keluarga Bapak R terutama pada Bapak R.
Diambilnya tga diagnosa keperawatan ini juga disesuaikan dengan konsep teori yang
telah dipaparkan dengan tujuan perawatan pada lanjut usia yaitu peran sebagai promosi
kesehatan, pencegahan, dan pemeliharaan. Dalam intervensi/perencanaanpun juga

19
dilakukan beberapa treatment untuk mewujudkan tujuan dalam asuhan keperawatan ini
agar keluarga Bp.R mampu menyadari pentngnya kebersamaan untuk menjaga dan
merawat lingkungan dan saling menyadari akan pentngnya kesehatan terlebih jika sudah
terjadi suatu masalah dan harus dalam pemantauan yang rutn itupun juga harus
dilakukan. Sehingga dengan ini tugas-tugas dalam keluargapun dapat terwujud dan
terlaksana dengan baik.

20
BAB V

KESIMPULAN

Dari konsep teori, asuhan keperawatan, dan pembahasan di atas dapat di simpulkan
bahwa terdapat perbedaan pada setap tugas tumbuh kembang keluarga terutama pada
keluarga dengan lanjut usia. Keluarga dengan lanjut usia adalah keluarga yang di
dalamnya terdapat salah satu atau lebih anggota keluarga yang usianya 60 tahun ke atas.
Pada keluarga inipun juga akan mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis, sosial,
spiritual, dan kultural. Selain itu, adapun masalah-masalah yang kemungkinan besar
dapat terjadi pada rentang usia ini. Sehingga, untuk asuhan keperawatanpun akan sedikit
berbeda dimana masalah yang dikaji adalah masalah secara kompleks baik masalah yang
sudah aktual, potensial, maupun resiko dan masalah tersebut adalah masalah-masalah
dalam rentang sehat sampai dengan sakit.
Pada kasus juga ditemukan masalah-masalah baik itu aktual, potensial, maupun
resiko dan masalah dalam rentang sehat sampai dengan sakit. Masalah yang
diangkatpun tdak hanya terpaku pada satu individu tetapi mencakup keseluruhan dalam
keluarga. Masalah yang didapatkan dari hasil studi pengkajian adalah hambatan
pemeliharaan rumah pada keluarga Bapak R, hambatan mobilitas fisik pada keluarga
Bapak R terutama pada Bapak R, dan ketdakefektfan pemeiliharaan kesehatan
hipertensi, HNP dan asam urat pada keluarga Bapak R terutama pada Bapak R. Sehingga
jika dibandingkan dengan konsep teori yang ada maka akan tdak jauh berbeda karena
pendekatan dan tujuan yang digunakan adalah untuk mempromosikan kesehatan, lalu
melakukan pencegahan, dan mampu untuk memelihara atau menjaga kesehatan di usia
yang sudah semakin menua dan mampu menjadi indikator terlaksananya seluruh tugas-
tugas dalam keluarga.

21
DAFTAR PUSTAKA
DINKES ACEH. (2020). Program Keluarga Sehat (KS). Retrieved from
https://dinkes.acehprov.go.id/news/read/2017/04/18/150/informasi-terkait-
keluarga-sehat.html

Efendi & Makhfudli. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika .

Padila. (2012). Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.

Prabasari, N, A., Juwita, L & Maryut, I, A. (2017). Pengalaman keluarga dalam merawat
lansia di rumah. Jurnal Ners LENTERA, 5(1), 56-68.

KEMENKES RI. (2012). Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Jakarta: InfoDATIN .

22

Anda mungkin juga menyukai