Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

RSUD SAPTOSARI
Karang, Jetis, Saptosari, Gunungkidul 55871
Sekretariat: Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
Jl. Kolonel Sugiyono No 17 Wonosari

Nomor : Gunungkidul, 2 Maret 2020


Perihal : kenaikan Pangkat dan Jabatan

Kepada Yth.
Kepala Kantor Regional I
Badan Kepegawaian Negara (BKN) Yogyakarta
Di
Tempat

Dengan hormat,
Dalam rangka meningkatkan pelayanan Kesehatan bagi masyarakat di
Kecamatan Saptosari, Purwosari dan sekitarnya, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
Daerah Istimewa Yogyakarta baru saja mendirikan Rumah Sakit Umum Daerah
Saptosari. RSUD ini rencananya akan difungsikan pada tanggal 27 Mei 2020. Selain
melengkapi sarana dan prasarana serta alat kesehatan, juga dilakukan pemenuhan
kebutuhan SDM. Untuk pemenuhan SDM inti dilakukan dengan mutasi ASN dari
Dinkes, Puskesmas dan RSUD Wonosari, Sedangkan. sisanya melalui usulan CPNS dan
penambahan tenaga kontrak tahun 2020. Salah satu SDM yang harus disediakan adalah
Apoteker. Sebagai Rumah Sakit kelas D jumlah minimal Apoteker yang dibutuhkan
adalah 4 orang.
Saat ini RSUD Saptosari sebenarnya telah memiliki 1 Apoteker yang berasal
dari alih tugas Puskesmas Paliyan Gunung Kidul. Apoteker yang berasal dari
Puskesmas tersebut merupakan Asisten Apoteker yang telah menyelesaikan pendidikan
Apoteker lewat jalur Tugas Belajar Kementerian Kesehatan RI lulus Februari 2019.
Namun pada saat ini yang bersangkutan masih terkendala dalam hal pengangkatan ke
Jabatan Apoteker. Padahal kami sangat membutuhkan jabatan Apoteker yang
bersangkutan.
Berikut data Apoteker yang bersangkutan :
Nama : apt. Risnanto, S.Farm.
NIP : 19830910 201001 1 010
Pangkat/gol : Pengatur Tk.1, II/d
Jabatan : Asisten Apoteker
Unit Kerja : RSUD Saptosari

Dalam pandangan kami, merujuk pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan


Aparatur Negara Nomor:Per/07/M.Pan/4/2008 ditindaklanjuti dengan Peraturan
Bersama antara Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
1113/MENKES/PB/XII/2008 dan Nomor 26 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Apoteker dan Angka Kreditnya Pasal 26 yang berbunyi :
1. Asisten Apoteker apabila memperoleh ijazah/gelar Apoteker dapat diangkat
dalam jabatan Apoteker apabila :
a. Tersedia formasi untuk jabatan Apoteker;
b. Paling kurang telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir;
c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) paling kurang bernilai
baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan
d. Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan untuk jabatan/pangkat
yang didudukinya.
2. Asisten Apoteker yang akan beralih menjadi Apoteker diberikan angka kredit
65% (enam puluh lima persen) dari angka kredit kumulatif Diklat, tugas
pokok, dan pengembangan profesi ditambah angka kredit Apoteker, dengan
tidak memperhitungkan angka kredit dari unsur penunjang.

Yang bersangkutan seharusnya sudah memenuhi syarat dan bisa diangkat dalam

jabatan Apoteker. Saat ini yang bersangkutan memiliki angka kredit sebanyak 96,215

sebagai Asisten Apoteker (kumulatif Diklat, tugas pokok, dan pengembangan profesi),

ditambah angka kredit apoteker sebesar 150 (ijazah) sehingga totalnya 246,215.

Setelah dikalikan 65 % diperoleh angka kredit akhir 160,039 ( 65 % x 247 ) atau

sudah melebihi angka kredit untuk diangkat dalam jabatan Apoteker.


Namun Dinas Kesehatan Gunungkidul dan Badan Kepegawaian Pendidikan dan

Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Gunungkidul selaku OPD yang berwenang

dalam administrasi kepegawaian memiliki pandangan yang berbeda. Menurut Dinkes

dan BKPPD yang bersangkutan harus naik terlebih dulu ke golongan III/a kemudian

baru dilakukan penyesuaian. Hal ini tentu membutuhkan waktu yang lebih lama dan

tidak sesuai dengan harapan RSUD Saptosari karena kebutuhan Apoteker sangat

diperlukan segera.

Yang bersangkutan pada saat melaksanakan Tugas Belajar tahun 2015-2019 telah

diputuskan sementara dari Jabatan Fungsionalnya sebagai Asisten Apoteker.

Merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2002

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan

Pangkat Pegawai Negeri Sipil,

Pasal 9 huruf g, yang berbunyi:

Kenaikan pangkat pilihan diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan

tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional

tertentu.

Pasal 20 ayat 1 huruf d yang berbunyi:

Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan Tugas Belajar apabila telah lulus dan

memperoleh Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah Magister (S2) atau ijazah lain

yang setara, dan masih berpangkat Penata Muda, golongan ruang III/a ke bawah,

dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat 1, golongan ruang III/b.

Namun hingga saat ini yang bersangkutan belum dinaikkan pangkatnya padahal

merujuk pada peraturan tersebut di atas menurut kami yang bersangkutan sudah

memenuhi unsur untuk diusulkan kenaikan pangkatnya dari golongan II/d ke III/b dan

dapat diusulkan menduduki jabatan dari Asisten Apoteker menjadi Apoteker.


Terkait perbedaan pandangan tersebut kami mohon petunjuk dan arahan dari

Bapak/Ibu agar perbedaan pandangan ini dapat disamakan. Juga terkait dengan unsur

penilaian Asisten Apoteker yang ingin beralih menjadi Apoteker karena pada Format

Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit Asisten Apoteker bagian Lampiran Peraturan

Bersama antara Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor

1113/MENKES/PB/XII/2008 pada penjelasan unsur Utama/Pendidikan hanya memuat

perolehan Ijazah atau gelar Diploma III (DIII Farmasi) dan Sekolah Asisten Apoteker

(SAA)/Sekolah Menengah Farmasi tanpa adanya kolom penilaian angka kredit

perolehan Ijazah atau gelar Apoteker.

Demikian surat ini kami buat. Atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.

Gunungkidul, 2 Maret 2020


Direktur RSUD Saptosari

Eko Darmawan, M.Sc., Sp.PD


Penata Tk.1, III/d
NIP. 19690614 200212 1 006

Anda mungkin juga menyukai