Anda di halaman 1dari 4

BLOK 12 - SKILL LAB

Edukasi dan Modifikasi Gaya Hidup pada Penyandang Diabetes


Ratna Maila Dewi A

I. Pendahuluan
Diabetes Melitus (DM) jika tidak dikelola dengan baik dan komprehensif dapat
menimbulkan terjadainya penyulit menahun akibat komplikasi mikro dan
makroangiopati : penyakit serebro-vaskular, penyakit jantung koroner, PAD, penyulit
pada mata, ginjal dan syaraf. Apabila kadar gula darah dapat selalu dikendalikan
dengan baik, diharapkan semua penyulit menahun tersebut dapat diperlambat terjadi.

Pengelolaan diabetes jangka pendek bertujuan menghilangkan keluhan/gejala DM


dan mempertahankan rasa nyaman dan sehat, sementara untuk jangka panjang
mencegah ataupun memperlambat progesivitas penyulit makro-mikro angiopati dan
neuropati dan pada akhirnya mmenurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat
penyakit DM.

Prinsip pengelolaan meliputi 5 pilar : edukasi, perencanaan makanan, olahraga,


farmakoterpi dan pemantauan.

II. Tujuan Umum


Mampu melaksanakan edukasi dan modifikasi gaya hidup merupakan bagin dari
pilar-pilar pengelolaan DM

III. Tujuan Pembelajaran


Setelah melakukan latihan keterampilan edukasi dan motivasi modifikasi gaya hidup
kepada penyandang DM, mahasiswa :
1. Mampu membina komunikasi terhadap penyandang diabetes dengn baik
2. Mampu memberikan penjelasan penyakit DM merupakan penyakit kronis
yang bersifat progresif.
3. Mampu mendiskusikan program pengobatan secara terbuka dan sederhana .
4. Mampu memberikan dukungan dan nasihat positif pada penyandang DM
5. Mampu memberikan penghargaan dan pujian atas keberhasilan suatu
pengelolaan yang dijalani penyandang DM

1
IV. Rancangan Acara Pembelajaran
Waktu (menit) Aktivitas belajar mengajar Keterangan
10 menit Pendahuluan Narasumber
30 menit Demonstrasi konseling-edukasi dan motivasi gaya Narasumber
hidup sehat pada penyandang DM
40 menit Demonstrasi oleh instruktur, mahasiswa melakukan Instruktur
simulasi secara bergantian dengan topik yang mahasiswa
berbeda-beda dengan dibimbing oleh instruktur
70 menit Self practice, mahasiswa melakukan sendiri secara Instruktur
bergantian mahasiswa

V. Prosedur
NO Langkah / Prosedur Keterangan
A EDUKASI LATIHN JASMANI - OLAHRAGA
1 Latihan Jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengobatan DMT2
apabila tidak ada neuropati.
2 Tujuan latihan Jasmani : menjaga kebugaran, menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin sehingga dapat memperbaiki kendali
glukosa darah
3 Kegiatan ini dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama
30-60 menit dengan total 180 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak
lebih dari 2 hari berturut-turut.
4 Dianjurkan melakukan pemeriksaan gula darah sebelum latihan jsmani.
Apabila GDS < 100 mg/dl pasien harus mengkonsumsi krbohidrat
terlebih dahulu.
Apabila GDS >250 mg/dl dianjurkan untuk menunda latihan jasmani
5 Aktifitas sehari-hari (mencuci pakaian, menyapu, mengepel,berkebun, dll)
bukan termasuk dalam aktifitas jasmani.
6 Prinsip : F.I.T.T
Frekunsi : Jumlah olahraga perminggu, sebaiknya secara teratur 3-5 kali
perminggu

Intensitas : Ringan dan sedang yaitu 60%-70% MHR

Time (Durasi) : 30 -60 menit

Tipe (Jenis) :jenis olahraga endurans (erobik) untuk meningkatkan


kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging berenang
dan bersepeda

2
B PERHITUNGAN INTENSITAS LATIHAN JASMANI
1 Maksimum Heart Rate (MHR) yaitu : 220 - umur
2 Tentukan Target Heart Rate (THR)
Misal :
seorang penyandang diabetes (diabetisi) usia 50 th sebesar 60-70% maka
THR = 60% x (220-50) → 102
Sedengakan THR 70% = 70% (220-50) → 119
Dengan demikian bila diabetisi ini akan berolahraga, denyut nadi
sebaiknya berada diantara 102 -119 kali/menit

C EDUKASI PERAWATAN KAKI


1 Perawatan kaki merupakan sebagian dari upaya pencegahan primer pada
pengelolaan kaki diabetik
2 Periksa kaki setiap hari, apakah ada kulit yang retak, melepuh,luka
ataupun perdarahan. Gunakan cermin untuk melihaat bagian bawah kaki
atau minta bantuan orang lain untuk memeriksa
3 Bersihkan kaki setiap hari waktu mandi dengan air bersih dan sabun
mandi.
4 Keringkan kaki dengan handuk bersih,lembut dan menghisap air.
Yakinkan daerah sela-sela jari kaki dalam keadaan kering, terutama sela
jari kaki ke-3 dan ke-4 serta jari kaki ke-4 dan ke-5.
5 Berikan pelembab/lotion/olive oil pada daerah kaki yang kering bertujuan
untuk menjaga agar kulit tetap lembab dan tidak kering - retak
6 Gunting kuku lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
pendek atau terlalu dekat dengan kulit kemudian kikir agar kuku tidak
tajam.
7 Selalu menggunakan alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki
agar tidak terjadi luka, juga di dalam rumah
8 Mengenakan kaos kaki yang pas dan bersih dan terbuat dari bahan katun
9 Syarat Sepatu yang baik untuk Kaki Diabetik :
Ukuran : Sepatu lebih dalam
Panjang sepatu ½ inchi lebih panjang dari jari-jari kaki
terpanjang saat berdiri (sesuai cetakan)
Bentuk : Ujung tidak runcing
Tinggi tumit tidak lebih dari 2 inchi
Insole : Bagian dalam bawah tidak kasar dan licin, terbuat dari bahan
busa karet, plastik dengan tebal 10-12 mm
Ruang dalam sepatu longgar, lebar sesuai dengan bentuk kaki
10 Periksa sepatu sebelum dipakai apakah ada kerikil, benda tajam
11 Lepas sepatu setiap 4-5 jam serta gerakan pergelangan dan jari-jari kaki
agar sirkulasi darah tetap baik
12 Segera ke dokter apabila kaki mengalami luka

D Edukasi Cara mengkonsumsi Obat Oral Diabetik

3
1 Terapi Farmakologi (Oral maupun Suntikan ) merupakan salah satu pilar
pengendalian Kadar Gula Darah pada penyandang diabetes
2 Terapi Farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makanan dan
latihan jasmani (gaya hidup sehat).
3 Penghambat Alfa Glukosidase (Acarbose, Glucobay, Acrios, Capribose,
Carbotrap, Ditrium, Glubose, )
Sediaan dalam bentuk Tablet 50 mg dan 100 mg
Dosis awal 50 mg per hari. Selanjutnya dosis dapat di tingkatkan menjadi
50 mg 3 kali sehari sampai 3 x 100 mg per hari bahkan sama 3 x 200 mg
per hari
4 Mekanisme Kerja obat : mengontrol kadar gula darah dengan cara
memperlambat proses pencernaan karbohidrat menjadi senyawa gula yang
lebih sederhana dan memperlambat absorbsi glukosa dalam usus halus
sehingga mampu menurunkan kadar gula darah setelah makan (Gula Dara
h Post Prandial)
5 Tujuan pengobatan : menurunkan kadar gula darah post prandial/setelah
makan
6 Cara pemberian Acarbosa: dikonsumsi saat makan, yaitu bersama suapan
makan pertama
7 Efek samping yang terjadi akibat dihambatnya kerja enzim alfa
glukosidase di saluran pencernaan akan menimbulkan hambatan absorbsi
glukosa di dalam usus halus. Pasien akan merasakan :
Perut terasa kembung/penuh, Sering buang angin, Nyeri lambung, mual-
muntah dan diare.
Apabila keluhan dirasakan sangat mengganggu segera konsul kembali ke
dokter

VI. Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : 27 Januari 2020
Waktu pelaksanaan : 150 menit

VII. Referensi
 Penatalaksanaan Diabetes Terpadu, Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Cipto
Mangunkusumo FK UI bekerjasama dengan DepKes dan WHO, 2007
 Konsensus Pengelolaa dan Pencegahan DMT 2 di Indonesia 2015, PERKENI

VIII. Sarana dan Alat yng diperlukan


Ruangan skill-lab FK Unsri Bukit Besar.

Anda mungkin juga menyukai