I. Pendahuluan
Diabetes Melitus (DM) jika tidak dikelola dengan baik dan komprehensif dapat
menimbulkan terjadainya penyulit menahun akibat komplikasi mikro dan
makroangiopati : penyakit serebro-vaskular, penyakit jantung koroner, PAD, penyulit
pada mata, ginjal dan syaraf. Apabila kadar gula darah dapat selalu dikendalikan
dengan baik, diharapkan semua penyulit menahun tersebut dapat diperlambat terjadi.
1
IV. Rancangan Acara Pembelajaran
Waktu (menit) Aktivitas belajar mengajar Keterangan
10 menit Pendahuluan Narasumber
30 menit Demonstrasi konseling-edukasi dan motivasi gaya Narasumber
hidup sehat pada penyandang DM
40 menit Demonstrasi oleh instruktur, mahasiswa melakukan Instruktur
simulasi secara bergantian dengan topik yang mahasiswa
berbeda-beda dengan dibimbing oleh instruktur
70 menit Self practice, mahasiswa melakukan sendiri secara Instruktur
bergantian mahasiswa
V. Prosedur
NO Langkah / Prosedur Keterangan
A EDUKASI LATIHN JASMANI - OLAHRAGA
1 Latihan Jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengobatan DMT2
apabila tidak ada neuropati.
2 Tujuan latihan Jasmani : menjaga kebugaran, menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin sehingga dapat memperbaiki kendali
glukosa darah
3 Kegiatan ini dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama
30-60 menit dengan total 180 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak
lebih dari 2 hari berturut-turut.
4 Dianjurkan melakukan pemeriksaan gula darah sebelum latihan jsmani.
Apabila GDS < 100 mg/dl pasien harus mengkonsumsi krbohidrat
terlebih dahulu.
Apabila GDS >250 mg/dl dianjurkan untuk menunda latihan jasmani
5 Aktifitas sehari-hari (mencuci pakaian, menyapu, mengepel,berkebun, dll)
bukan termasuk dalam aktifitas jasmani.
6 Prinsip : F.I.T.T
Frekunsi : Jumlah olahraga perminggu, sebaiknya secara teratur 3-5 kali
perminggu
2
B PERHITUNGAN INTENSITAS LATIHAN JASMANI
1 Maksimum Heart Rate (MHR) yaitu : 220 - umur
2 Tentukan Target Heart Rate (THR)
Misal :
seorang penyandang diabetes (diabetisi) usia 50 th sebesar 60-70% maka
THR = 60% x (220-50) → 102
Sedengakan THR 70% = 70% (220-50) → 119
Dengan demikian bila diabetisi ini akan berolahraga, denyut nadi
sebaiknya berada diantara 102 -119 kali/menit
3
1 Terapi Farmakologi (Oral maupun Suntikan ) merupakan salah satu pilar
pengendalian Kadar Gula Darah pada penyandang diabetes
2 Terapi Farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makanan dan
latihan jasmani (gaya hidup sehat).
3 Penghambat Alfa Glukosidase (Acarbose, Glucobay, Acrios, Capribose,
Carbotrap, Ditrium, Glubose, )
Sediaan dalam bentuk Tablet 50 mg dan 100 mg
Dosis awal 50 mg per hari. Selanjutnya dosis dapat di tingkatkan menjadi
50 mg 3 kali sehari sampai 3 x 100 mg per hari bahkan sama 3 x 200 mg
per hari
4 Mekanisme Kerja obat : mengontrol kadar gula darah dengan cara
memperlambat proses pencernaan karbohidrat menjadi senyawa gula yang
lebih sederhana dan memperlambat absorbsi glukosa dalam usus halus
sehingga mampu menurunkan kadar gula darah setelah makan (Gula Dara
h Post Prandial)
5 Tujuan pengobatan : menurunkan kadar gula darah post prandial/setelah
makan
6 Cara pemberian Acarbosa: dikonsumsi saat makan, yaitu bersama suapan
makan pertama
7 Efek samping yang terjadi akibat dihambatnya kerja enzim alfa
glukosidase di saluran pencernaan akan menimbulkan hambatan absorbsi
glukosa di dalam usus halus. Pasien akan merasakan :
Perut terasa kembung/penuh, Sering buang angin, Nyeri lambung, mual-
muntah dan diare.
Apabila keluhan dirasakan sangat mengganggu segera konsul kembali ke
dokter
VI. Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : 27 Januari 2020
Waktu pelaksanaan : 150 menit
VII. Referensi
Penatalaksanaan Diabetes Terpadu, Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Cipto
Mangunkusumo FK UI bekerjasama dengan DepKes dan WHO, 2007
Konsensus Pengelolaa dan Pencegahan DMT 2 di Indonesia 2015, PERKENI