Farmakodinamik
Ketoconazol adalah obat azole oral pertama yang digunakan oleh klinisi untuk
mengobati infeksi fungal. Ketoconazol bekerja dengan memblok sintesis dari
ergosterol (salah satu komponen dari membran sel fungal) melalui inhibisi pada
sitokrom P-450 pada enzim lanosterol 14α – demetilase. Karena enzim tersebut
diinhibisi, maka lanosterol tidak dapat melakukan konversi menjadi ergosterol pada
sel membran fungal. Ergosterol yang tidak dapat terbentuk dan semakin tipis pada
dinding membran sel akan menyebabkan struktur dan fungsi pada membran sel
menjadi lemah.
Farmakokinetik
Absorpsi : Ketoconazol memiliki kemampuan rendah untuk larut dalam air.
Penyerapan ke dalam darah sangat bervariasi bergantung pada kadar keasaman
(semakin asam semakin baik penyerapannya dalam darah) sehingga penyerapan
akan lebih baik bersamaan dengan makan. Rata-rata konsentrasi ketoconazole
dalam darah 3.5 ug/mL dalam waktu 1 hingga 2 jam. Rasio konsentrasi antara CSF
(Cerebro Spinal Fluid)dibanding serum kurang dari 0.1.
Distribusi dan biotransformasi : Ketoconazole dapat didistribusikan ke seluruh
jaringan tubuh melalui ikatan albumin, namun rendah dalam CSF. Setelah diabsorsi,
ketoconazole tablet dikonversi menjadi metabolit inaktif. Beberapa penelitian
mengemukakan adanya keterlibatan pada sitokrom isoenzim P450 dan beberapa
trasporter seperti CYP3A4, CYP2C9, CYP2C19, P-gp, UGT1A1, dan UGT2B7.
Ketoconazole adalah salah satu zat yang menghambat kerja CYP3A4.
Resistensi
Terdapat penelitian yang membandingkan efektifitas pemberian ketoconazole pada
infeksi beberapa jamur. Studi mengatakan penggunaan ketoconazole pada infeksi
jamur ditemukan sekitar 2.7% dari 3628 kasus. Sekitar 1.5% dari kasus resistensi
tersebut adalah infeksi terhadap Candida sp.
Referensi:
1. Katzung B G. et al. Basic and Clinical Pharmacology 14th edition. Lange, 2018.
2. Mikonazol (2016). Available from URL : https://www.drugs.com/