Anamnesis
Anamnesis yang baik merupakan tiang utama diagnosis. Anamnesis dimulai dengan
mencari keterangan mengenai nama, alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan status
perkawinan. Keterangan yang didapat ini kadang sudah memberi petunjuk permulaan
kepada kita. [2]
Pemeriksaan penderita
Pemeriksaan penderita ditempat terang. Ruam pada kulit penderita dapat primer atau
sekunder. [2]
Ruam primer
Makula : kelainan kulit yang sama tinggi dengan permukaan kulit, warnanya berubah
dan berbatas jelas.
Papula : kelainan kulit yang lebih tinggi dari permukaan kulit, padat, berbatas tegas,
dan ukurannya tidak lebih dari 1 cm.
Nodula : sama dengan papula tetapi ukurannya lebih dari 1 cm.
Vesikula : kelainan kulit yang lebih tinggi dari permukaan kulit, berisi cairan dan
ukurannya tidak lebih dari 1 cm.
Bulla : sama dengan vesikula tetapi ukurannya lebih dari 1 cm.
Pustula : sama dengan vesikula, tetapi berisi nanah.
Urtika : kelainan kulit yang lebih tinggi dari permukaan kulit, edemateus, berisi warna
merah jambu, dan bentuknya bermacam – macam.
Tumor : kelainan kulit yang menonjol dan ukurannya lebih besar dari 2,5 cm. [2]
Ruam sekunder
Skuama : jaringan mati dari lapisan tanduk yang terlepas. Sebagian kulit menyerupai
sisik.
Krusta : kumpulan eksudat atau sekret diatas kulit.
Visura : epidermis yang retak, hingga dermis terlihat. Biasanya nyeri.
Erosio : kulit yang epidermis bagian atasnya terkelupas.
Ekskoriasio : kulit yang epidermisnya terkelupas. Lebih dalam dari erosio.
Ulkus : kulit (epidermis dan dermis) terlepas karena destruksi penyakit. Pelepasan ini
dapat sampai jaringan subkutan atau lebih dalam.
Parut : jaringan ikat yang kemudian terbentuk menggantikan jaringan dermis atau
jaringan yang lebih dalam yang telah hilang. [2]
Pemeriksaan laboratorium
Untuk memastikan diagnosis, adakalanya diperlukan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan yang sering dilakukan :
1. Pemeriksaan rutin urin, darah tepi, dan kimia darah.
2. Pemeriksaan mikologi
3. Percobaan tempel (patch tes) untuk alergi
4. Pemeriksaan bakteriologi
5. Tes serologi (untuk sifilis, frambusia, dsb.)
6. Pemeriksaan dengan sinar wood
7. Biopsi untuk pemeriksaan histopatologi.