HIPOTESIS
manufaktur, lini perakitan). OEE sederhana dan praktis. Dibutuhkan sumber yang
menjadi metrik yang memberikan sebuah pengukur yang sangat baik untuk
digunakan sebagai metrik kunci dalam TPM (Total Productive Maintenance) dan
program Lean Manufacturing dan memberi cara yang konsisten untuk mengukur
22
23
over, dalam kebanyakan kasus itu dapat dikurangi. Waktu yang tersedia
Saat genba ke lantai produksi, masalah umum yang sering dijumpai adalah
lainnya. OEE ini mengukur apakah peralatan produksi tersebut dapat bekerja dengan
normal atau tidak. OEE meng-highlights 6 kerugian utama (the six big losses)
6-7), yaitu:
1. Breakdown (Down Time Loss), masuk kategori ini bisa berupa tooling
dan sejenisnya.
2. Setup and Adjustment (Down Time Loss), yang termasuk kelompok ini di
major adjustment dan warm-up time. Intinya, masalah ini muncul karena
3. Small Stops (Speed Loss), yang termasuk dalam golongan ini di antaranya
mesin tidak lebih dari lima menit dan tidak membutuhkan personel
maintenance.
nameplate capacity.
25
5. Start-up Reject (Quality Loss), yang terdaftar dalam group ini di antaranya
assembly. Reject ini biasanya terjadi proses warm-up dan bisa juga karena
6. Production Rejects (Quality Loss), yakni reject yang terjadi selama proses
produksi.
Category Category
Tooling Failures
Unplanned Maintenance There is flexibility on where to set
Breakdown Downtime Loss General Breakdowns the threshold between a
Breakdown (Down Time Loss) and
Equipment Failure a Small Stop (Speed Loss).
Setup/Changeover
Setup and Downtime Loss Material Shortages
Adjustments This loss is often addressed
Operator Shortages through setup time reduction
Major Adjustments programs.
Warm-Up Time
Rough Running
Under Nameplate
Capacity Anything that keeps the process
Under Design Capacity from running at its theoretical
Equipment Wear maximum speed (a.k.a. Ideal Run
Reduced Speed Speed Loss
Rate or Nameplate Capacity).
Operator Inefficiency
Scrap
Startup Rejects Quality Loss Rework Rejects during warm-up, startup or
In-Process Damage other early production. May be
In-Process Expiration due to improper setup, warm-up
Incorrect Assembly period, etc.
Scrap
Rework
Production Quality Loss In-Process Damage Rejects during steady-state
Rejects production.
In-Process Expiration
Incorrect Assembly
sebagai berikut:
a. Availability
b. Performance
c. Quality
d. OEE
(waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk agar memberikan
nilai kepada pelanggan (customer value). Tujuan lean adalah untuk meningkatkan
Ratio
Suatu perusahaan dapat dianggap lean apabila the value-to-waste ratio telah
mencapai minimum 30%. Apabila perusahaan itu belum lean, perusahaan tersebut
tradisional.
informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari pelanggan internal dan
Manufacturing. Lean yang diterapkan dalam bidang jasa disebut sebagai Lean
peningkatan terus-menerus.
type one waste dan type two waste. Type one waste adalah aktivitas kerja yang
tidak menciptakan nilai tambah dalam proses transformasi input menjadi output
sepanjang value stream, namun aktivitas tersebut saat ini tidak bisa dihindarkan
29
karena berbagai alasan. Misalnya, aktivitas penyortiran dan inspeksi dari perspektif
lean merupakan aktivitas tidak bernilai tambah sehingga merupakan waste, namun
pada saat sekarang kita masih membutuhkan inspeksi dan penyortiran karena mesin
dan peralatan yang digunakan sudah tua sehingga tingkat keandalannya berkurang.
Dalam jangka panjang type one waste harus dapat dihilangkan atau dikurangi. Type
one waste ini sering disebut sebagai incidental activity atau incidental work yang
Type two waste merupakan aktivitas yang tidak menciptakan nilai tambah dan
dapat dihilangkan dengan segera. Misalnya, menghasilkan produk cacat (defect) atau
melakukan kesalahan (error) yang harus dapat dihilangkan dengan segera. Type two
waste ini sering disebut waste saja karena benar-benar merupakan pemborosan yang
Konsep value added activity, incidental (non value added) activity atau type
one waste, dan type two waste (waste) ditunjukkan dalam Gambar 3.1 di bawah ini.
Dari Gambar 3.1 di atas terlihat bahwa untuk Un-Lean (Traditional) Enterprise
berdasarkan formula: (value added activity)/(type one waste + type two waste).
(Gaspersz, 2007:8)
Tabel 3.3. Jenis-Jenis Pemborosan (type one waste dan type two waste)
No Akronim Keterangan
E Environmental, Health, and Safety (EHS), jenis pemborosan yang terjadi karena
1 kelalaian dalam memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip-prinsip
EHS.
2 D Defects, jenis pemborosan yang terjadi karena cacat atau kegagalan produk
3 O Over Production, jenis pemborosan yang terjadi karena produksi melebihi
kuantitas yang dipesan oleh pelanggan.
4 W Waiting, jenis pemborosan yang terjadi karena menunggu.
N Not utilizing employeees knowledge, skills, and abilities, jenis pemborosan sumber
5 daya manusia (SDM) yang terjadi karena tidak menggunakan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan karyawan secara optimum.
6 T Transportation, jenis pemborosan yang terjadi karena transportasi yang berlebihan
sepanjang proses value stream.
7 I Inventories, jenis pemborosan yang terjadi karena inventory yang berlebihan.
8 M Motions, jenis pemborosan yang terjadi karena pergerakan yang lebih banyak
daripada yang seharusnya sepanjang proses value stream.
9 E Excess processing, jenis pemborosan yang terjadi karena langkah-langkah proses
yang lebih panjang daripada yang seharusnya sepanjang proses value stream.
(sumber : Gaspersz, 2007:20-21)
Pareto Chart adalah salah satu jenis chart yang terdiri dari grafik balok dan
juga garis. Penamaannya sendiri diambil dari nama orang yang menemukannya yaitu
Vilfredo Pareto. Pada chart ini, value individu direpresentasikan oleh balok
31
dalam urutan yang menurun dan jumlah total kumulatif direpresentasikan oleh
Sumbu vertical yang ada di sebelah kiri adalah frecuency of occurrence, tetapi hal
ini dapat merepresentasikan cost atau unit pengukuran lainnya yang cukup
penting. Sedangkan sumbu vertical yang terdapat pada sebelah kanan adalah
persentase kumulatif dari jumlah total occurrences, total cost, atau jumlah total
dari suatu unit yang diukur. Karena alasan-alasan tersebut disusun dalam urutan
yang menurun, maka fungsi kumulatifnya adalah fungsi concave atau parabolik
cekung. Jika melihat contoh yang ada pada gambar, untuk mengurangi jumlah
dari kedatangan yang terlambat sebanyak 80%, maka kita cukup menyelesaikan
Tujuan dari pareto chart adalah untuk memperjelas faktor yang paling
penting (atau yang paling besar) dari beberapa faktor yang ada. Dalam quality
32
control, hal ini sering kali merepresentasikan sumber defect yang paling sering
ditemui, jenis defect yang paling sering muncul, ataupun alasan-alasan yang
paling sering muncul saat terdapat complain dari konsumen, dan banyak lagi hal
lain yang sejenis. Wilkinson pada tahun 2006 merancang sebuah algoritma untuk
ilmu statistik untuk masing-masing balok pada pareto chart. Hal ini memiliki
OpenOffice Calc, Microsoft Excel, dan software tool yang khusus untuk statistik
yang bekerja sebaik onile quality chart generator. Pareto chart juga termasuk ke
Ishikawa diagram atau yang biasa disebut juga dengan diagram tulang
ikan (fish bone diagram), herringbone diagram, cause and effect diagram,
maupun fishikawa ini adalah sebuah causal diagram yang menunjukan causes
dari suatu event atau kejadian tertentu. Ishikawa diagram yang ditemukan oleh Dr.
Kaoru Ishikawa pada tahun 1990 ini adalah salah satu tools yang digunakan
dalam melakukan Root Cause Analysis (RCA). (Goetsch dan Davis, 2000:459)
Materials, mencakup bahan baku, parts, pulpen, kertas, dan lain-lain yang
Langkah 1
Tuliskan effect yang akan diinvestigai dan gambarkan sebuah panah ‘tulang ikan’
Langkah 2
Langkah 3
Tuliskan segala detail kemungkinan untuk setiap area atau causes utama yang
telah Anda buat. Pastikan segala penyebab baik kecil maupun besar tercatat agar
sebuah ‘mind dump’ dari segala faktor yang terhubung dengan effect yang akan
dianalisis beserta hubungan antara causes dan effect. Selanjutnya akan lebih
mudah dalam mencari solusi dari masalah yang ada, salah satunya dengan
Kaizen berasal dari bahasa Jepang, terdiri atas Kai yang berarti berubah
dan Zen yang berarti baik. Kaizen diartikan membuat perubahan lebih baik secara
Filosofi kaizen berasumsi bahwa jalan hidup kita, baik itu kehidupan kerja
kita, kehidupan sosial kita, atau kehidupan rumah kita harus fokus pada usaha-
usaha perbaikan yang konstan. Konsep ini sangat natural dan jelas bagi bangsa
b. Menurut Binoy Boban dan Jenson Joseph dalam jurnal yang berjudul
peningkatan performancenya.
dan TPM) secara dramatis bisa meningkatkan defect per unit (DPU),
performance rate, dan quality rate) diukur dengan bobot yang sama,
padahal loss yang terjadi di tiap elemen sangat berbeda dan loss yang
(ANP) dengan OEE untuk meningkatkan kelemahan dari OEE lama dan
with Constant Process Time menemukan ada dua dimensi, yang pertama
bahwa utilisasi yang tinggi dari mesin tanpa melihat tingkat permintaan
pelanggan akan berhadapan dengan biaya inventory handling yang tinggi. Hal
ratio dan menggunakan definisi itu di dalam mengukur utilisasi mesin dari
takt time.
menyimpulkan meskipun nilai OEE tidak berada pada world class level,
memperlihatkan ada kenaikan nilai OEE di CNC Machine Shop dari 43%
menjadi 72% dan total cost saving sekitar Rs 453.600 per tahun.
yang berfungsi dengan baik dikarenakan target lean adalah response yang
keterlambatan waktu karena mesin rusak dan tidak berfungsi. Lean tidak