Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH FARMAKOLOGI

SISTEM SARAF ( STROKE )

DISUSUN :
O

KELOMPOK 7 :

1. AIDA ELIZA
2. INDAH PUTRIANA
3. RIKA YUNITA
4. BISMAR PERDAMAIAN
5. ROSI GUSNISA PUTRI
DOSEN PEMBIMBING : Linda Elfia.S.ST.M.si

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PIALA SAKTI PARIAMAN
S1 KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karna atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ SISTEM SARAF PADA MANUSIA” sesuai dengan
tenggang waktu yang di tentukan.

Makalah ini di susun dengan menggunakan berbagai sumber . walaupun demikian karna
terbatasnya kemampuan kami pasti masih banyak terdapat kekurangan.Oleh karna itu kami
mengharapkan kritik membangun demi penyempurnaannya.

Semoga tugas ini memberikan kontribusi positif tehadap kehidupan masyarakat dan dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Pariaman , 06 Desember 2019

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Sistem Saraf ............................................................ 3
2. Sel Saraf { Neuron } ................................................................. 3
3. Implus ........................................................................................ 5
4. Fungsi Sistem Saraf .................................................................. 6
5. Klarifikasi Sistem Saraf ............................................................ 6
6. Mekanisme Penghantar implus ................................................ 8
7. Contoh Penyakit pada Sistem Saraf yaitu Stroke ................... 10
a. Pengertian Stroke .............................................................. 10
b. Gejala & Penyebab Stroke ................................................ 11
c. Komplikasi Stroke ........................................................... 14
d. Diagnosa Stroke ................................................................ 15
e. Pemulihan Stroke .............................................................. 16
f. Pengobatan Stroke ............................................................ 21
g. Pencegahan Stroke ............................................................ 24
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 26
B. Saran ....................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bagaimana kita merasakan sakit bila di cubit ? bagaimana terjadi reflek ketika tangan
tersulut api?, bagaimana kita melihat , mendengar dan lain sebagainya ? kita dapat menahan
atau mengeluarkan zat sisa metabolisme melalui alat pengeluaran. Sistem kerja alat
pengeluaran ini tak lepas dari kontrol sostem saraf, hal tersebut disebabkan oleh adanya
rangsangan dari sistem saraf
Sistem koordinasi merupakan suatu sisstem yang mengatur kerja semua sistem orgam
agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan ,
mengelolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan . setiap
rangsangan – rangsangan yang kita terima melalui alat indera kita , dan akan diolah diotak .
kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.dari uraian
diatas maka pada makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai sistem saraf pada
manusi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2. Apa sajakah penyusun sel saraf ?
3. Apa saja fungsi dari sistem saraf ?
4. Apa saja klasifikasi sistem saraf ?
5. Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
6. Apa itu pengertian penyakit stroke ?
7. Apa itu gejala dan penyebab stroke ?
8. Bagaimana cara pengobatan pada penderita stroke ?
9. Bagaimana pemulihan stroke ?
10. Apa itu diagnosa stroke ?
11. Bagaimana cara pencegahan stroke ?
12. Apa itu komplikasi stroke ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, penyusun, fungsi , dan klasifikasi sistem saraf.
2. Untuk mengetahui mekanisme penghantar implus
3. Untuk mengetahui apa itu penyakit stroke
4. Untuk mengetahui bagaimana pemulihan nya
5. Untuk mengertahui bagaimana cara pengobatan nya
6. Untuk mengetahui apa komplikasi pada stroke
7. Untuk mengetahuiapa penyebab dari stroke
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sistem Saraf


sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk
berpariasi. Sistem in meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.sistem saraf
merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari
reseptor untuk di deteksi dan di resphon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan
makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungan luar maupun dalam.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (Neuron ).fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan ( implus ) yang berupa rangsang atau tanggapan
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus di miliki oleh
sistem saraf, yaitu :
· Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau implus.pada tubuh kita yang bertindak
sebagai reseptor adalah orgam indera.
· Penhantar implus, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung ( akson ).pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang
dan meluas . sel saraf disebut neuron.
· Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah di antarkan oleh
penhantar implus.efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar .
Rangsangan bisa berasal dari luar, misalnya cahaya , gelombang , suara panas,
dingin, rasa asing manis, pahit dan zat kimia (rangsang bau). Semua itu di sebut rangsang
luar .rangsang dalam yaitu rangsangan yang datang dari dalam tubuh misalnya rasa
lapar, haus dan lelah.
2. Sel Saraf (Neuron)
Satu sel saraf tesusun atas :
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada
badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi,
lisosom, dan badan sel.
b. Dendri
dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson
Akson disebut juga neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
penjuluran sitoplasma badan sel. Benang-benang halus yang terdapat di dalam neurit
disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang
banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.
Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan
sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk
selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut
neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari
akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat
penghantaran impuls
Berdasarkan struktur dan fungsinya , sel saraf dapat dibagi 3 macam, yaitu :
 Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari
reseptor yaitu alat indera.
 Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke
efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima
dari otak dan sumsum tulang belakang.
 Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf
satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum
tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel
saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan.
Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara
dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang
berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut
berperan dalam mentransfer implus
3. Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan
luar, kemudian dibawah oleh neuron.implus dapat juga dikatakan sebagai serangkaian
pulsa elektrik yang menjalari serabut sarafcontoh rangsangan adalah sebagai berikut :
a. Perubahan dari dingin menjadi panas.
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung
d. Suatu benda yang menarik perhatian.
e. Suara bising.
Impuls yang di terima oleh reseptor dandi sampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor .gerakan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Gerak sadar.
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karna di sengaja atau
disadari . impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjak.mekanismenya yaitu:
Ransangan => reseptor => saraf sensorik => saraf penhubung => otak => saraf
penghubung => saraf motorik => otot => gerak
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak di sadari . impuls yang
menyebabkan gerakan ini di sampaikan melalu jalan yang sangat singkat dan tidak
melalui otak.mekanismenya yaitu :
Rangsangan => reseptor=> saraf sensorik => saraf penghubung=> sum-sum tulang
belakang => saraf penghubung => saraf motorik => otot => gerak
Contoh dari gerak refleks adalah :
 Terangkatnya kaki jika terinjak sesustu.
 Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke
 Menutup hidung ketika mencium bau yang sangat busuk
 Gerakan tangan yang menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh
4. Fungsi Sistem Saraf
 Untuk mengetahui kejadian atau perubahan yang terjadi di sekitar kita. Yang di
lakukan melalui alat indera.
 Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsanganyang terjadi pada tubuh
kita.
 Mengendalikan kerja organ-organ tubuh.

5. Klasifikasi Sistem saraf


Susunan sistem sarf terdiri atas dua yaitu ;
A. Sistem saraf sadar
Saraf sadar di sebut demikian karna saraf ini terjadi karna disengaja dan bertindak
di bawah pengawasan atau kemauan suatu fungsi otak. Sistem saraf sadar terdiri atas
dua yaitu ;
a. Sistem saraf pusat
Sistem sarf pusat terdiri atas 2 komponen utama yang saling berhubungan , yaitu
otak dan sum-sum tulang belakang.
 Otak
Otak terdapat didalam rongga tulang tengkorak, di bungkus oleh selapu yang
disebut dengan meninges.
Otak terdiri atas empat bagian utama , yaitu :
- Otak besar
Permukaan otak besar melekuk – lekuk kedalam. Otak besar merupakan pusat
pendengaran , penglihatan , gerak, kecerdasan , ingatan, kesadaran , dan
kemauan.otak besar terdiri atas dua belahan kiri – kanan yang keduanya di
pisahkan oleh lekukan dalam .belahan kiri otak mengatur badan bagian kanan,
sedangkan belahan kanan mengatur bagian kiri badang. Misalnya jika terjadi
kerusakan pada pusat gerak yang ada di kiri otak, maka akan terjadi kelumpuhan
pada bagian tubuh sebelah kanan.
- Otak tengah
Otak tengah terdiri atas kelenjar hipofise, yang berfungsi menghasilkan
hormon.Talamus, berfungsi sebagai pusat informasi saraf sensorik dan di teruskan
ke bagian otak sebelah atas. Hipotalamus , merupakan pusat pengatur gerakan
otonom, untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh, suhu tubuh dan selera
makan.
- Otak kecil.
Otak kecil terletak di bagian bawah belakang yang merupakan pusat
keseimbangan gerak otot . otak kecil bukan merupakan pusat dari awal
pergerakan melainkan sebagai pusat pengoreksi atau pengontrol gerakan-gerakan
yang di picu oleh pusat otak yang lain
- Medula oblangata (sumsum lanjutan)
Medula oblangata adalah bagian yang menghubungkan otak dengan sum-sum
tulang belakang.medula oblangata merupakan pusat pernafasan, denyut jantung,
dan pelebaran dan penyempitan pembulu darah.
 Sumsum Tulang Belakang
Sum-sum tulang belakang di bentuk oleh jaringan saraf . bentuknya
berupa selinder panjang dan merupakan kelanjutan dari otak. Sumsum tulang
belakang berada didalam lubang ruas-ruas tulang belakang yang saling
sambung-menyambung sama halnya dengan otak , sumsum tulang belakang
dibungkus oleh selaput yang disebut dengan maninges.fungsi sumsum tulang
belakang adalah :
o Sebagai penghubung rangsangan dari dan ke otak (sebagai
penghantar impuls saraf dari dan ke otak
o Memberi kemungkinan jalan terpendek pada gerak refleks (sebagai
gerak refleks )
b. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi meliputi saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf
pusat .saraf tepi meliputi :
o Saraf otak.
Saraf otak terdiri atas 12 pasang yang berasal dari otak, 4 pasang pertama
dari otak besar, sisanya 8 pasang berasal dari otak belakang, saraf=saraf ini
mengatur daerah yang meliputi kepala,wajah dan bagian atas leher.
o Saraf tulang belakang
Terdiri atas 31 pasang yang berasal dari sumsum tulang belakang.nama-
nama saraf tulang belakang yaitu :
Leher (servikal) = 8 pasang
Dada (Toraks) = 12 pasang
Perut /pinggang = 5 pasang
Duduk (sakral) = 5 pasang
Ekor (koksigeal) = 1 pasang
B. Sistem Saraf Otonom (saraf tak sadar )
Sistem saraf otonom disebut juga saraf tak sadar, disebut demikian sebab saraf
otonom dapat bertindak sendiri dan tidak dibawah pengawasan atau kemauan suatu
fungsi otak.sistem saraf otonom dapat dibagi atas Sistem Saraf Simpatik dan Saraf
Parasimpatik.perbedaan struktur saraf simpatik dan parasimpatikterletak pada posisi
ganglion . saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak disepanjang tulang
belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra
ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglionyang
panjang karna ganglion menempel pada organ yang di bantu.sistem saraf simpatik
dan parasimpatik mempunyai efek yang berlawanan (antagonis) contohnya :
a. Saraf parasimpatik
 Mengecilkan pupil
 Menstimulasi aliran ludah
 Memperlambat denyut jantung
 Membesarkan bronkus
b. Saraf simpatik.
 Memperbesar pupil
 Menghambat aliran ludah
 Mempercepat denyut jantung
 Mengecilkan bronkus
6. Mekanisme penghantar implus
Impuls dapat dihantarkan melalui dua cara diantaranya melalui sel saraf dan
sinapsisberikut ini akan di bahas secara rinci kedua cara tersebut.
1. Penghantar impuls melalui sel saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui
serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian
luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di
bagian luar dan kutup negatif terdapat dibagian dalam sel saraf.diperkirakan bahwa
rangsangan (stimulus) pada indera menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan
potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi)terjadi berurutan sepanjang
serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1
sampai dengan 120 m per detik.tergantung pada diameter aksondan ada atau tidaknya
selubung mielin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat
dilalui oleh impuls, karena terjadi perbedaan potensial kembali seperti semulah. Energi
yang di gunakan berasal dari hasil pernafasan sel yang dilakukan oleh mitokondria
dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau dibawah anbang (theshold) tidak akan
menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik . tetapi bila kekuatannya di
atas ambang maka impuls akan di hantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat
dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada pariode waktu tertentu dari
pada impuls yang lemah.
2. Penghantar impuls melalui sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. setiap terminal akson menbenggkak membentuk tonjolan sinapsis . di dalam
sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter, yang disebut vesikula sinapsis .neuron yang berakhir pada tonjolan
sinapsis disebut pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang
membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron,maka
vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan
melepaskan neorotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat
kimia yang dapat menyebrangkan impuls dari neuron pra –sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada ber macam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di sluruh
tubuh , noratdenalin terdapat didalam saraf simpatik , dan dopamin serta seratonin yang
terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel
pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis . penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah
melaksanakan tugasnya maka akan di uraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang di
hasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari sel saraf motor ke otak ? antara saraf
dan otak terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran
post-sinapsisyang berbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya
sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.
7. Contoh penyakit pada saraf yaitu Stroke
A, Pengertian Stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau
berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke
hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga
sel-sel pada sebagian area otak akan mati.

Ketika sebagian area otak mati, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak
yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Stroke adalah keadaan darurat medis
karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Penanganan yang cepat dapat
meminimalkan kerusakan otak dan kemungkinan munculnya komplikasi.

Menurut riset kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan


RI pada tahun 2013, di Indonesia terdapat lebih dari 2 juta penduduk, atau 12 dari 1000
penduduk, menderita stroke dengan persentase terbesar berasal dari provinsi Sulawesi
Selatan.

Selain itu, stroke juga merupakan pembunuh nomor 1 di Indonesia, lebih dari
15% kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke. Stroke iskemik memiliki kejadian
yang lebih sering dibandingkan dengan stroke hemoragik, namun stroke hemoragik
membunuh lebih sering dibandingkan dengan stroke iskemik.

Hipertensi yang diikuti dengan diabetes dan kolesterol tinggi merupakan kondisi yang
paling sering meningkatkan risiko terjadinya stroke di Indonesia.
B. Gejala dan Penyebab Stroke

Gejala stroke dapat berbeda pada tiap penderitanya, tetapi gejala yang paling sering
dijumpai adalah:

 Tungkai mati rasa


 Bicara menjadi kacau
 Wajah terlihat menurun

Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari gumpalan darah pada pembuluh darah di
otak, tekanan darah tinggi, hingga pengaruh obat-obatan pengencer darah.

Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, berat
badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama juga dapat terjadi pada orang yang kurang
olahraga, serta memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok.

Setiap bagian tubuh dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda-beda, sehingga gejala
stroke tergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Gejala atau
tanda stroke bervariasi pada setiap orang, namun umumnya muncul secara tiba-tiba. Ada 3
gejala utama stroke yang mudah untuk diingat, yaitu:

 Face (wajah). Wajah akan terlihat menurun pada satu sisi dan tidak mampu
tersenyum karena mulut atau mata terkulai.
 Arms (lengan). Orang dengan gejala stroke tidak mampu mengangkat salah satu
lengannya karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang satu
sisi dengan lengan tersebut juga mengalami kelemahan.
 Speech (cara bicara). Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara
sama sekali meskipun penderita terlihat sadar.

Selain itu, ada beberapa gejala dan tanda stroke lain yang mungkin muncul, antara lain:

 Mual dan muntah.


 Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan
pusing berputar (vertigo).
 Penurunan kesadaran.
 Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak.
 Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.
 Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.

Penyebab Stroke

Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:

 Stroke iskemik. Sekitar 80% stroke adalah jenis stroke iskemik. Stroke iskemik
terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak
mengalami penyempitan atau terhambat, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak
sangat berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat
dibagi lagi ke dalam 2 jenis, di antaranya:
o Stroke trombotik, yaitu stroke yang terjadi ketika gumpalan darah terbentuk
di salah satu pembuluh darah arteri yang memasok darah ke otak.
Pembentukan gumpalan darah ini disebabkan oleh timbunan lemak atau plak
yang menumpuk di arteri (aterosklerosis) dan menyebabkan menurunnya
aliran darah.
o Stroke embolik, yaitu stroke yang terjadi ketika gumpalan darah atau
gumpalan yang terbentuk di bagian tubuh lain, umumnya jantung, terbawa
melalui aliran darah dan tersangkut di pembuluh darah otak, sehingga
menyebabkan arteri otak menyempit. Jenis gumpalan darah ini disebut
embolus. Salah satu gangguan irama jantung, yaitu fibrilasi atrium, sering
menyebabkan stroke embolik.

 Stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah
dan menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi
yang memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi:
o Hipertensi yang tidak terkendali.
o Melemahnya dinding pembuluh darah (aneurisma otak).
o Pengobatan dengan antikoagulan (pengencer darah).
Ada dua jenis stroke hemoragik, antara lain:

o Perdarahan intraserebral. Pada perdarahan intraserebral, pembuluh darah di


otak pecah dan menumpahkan isinya ke jaringan otak di sekitarnya, sehingga
merusak sel otak.
o Perdarahan subarachnoid. Pada perdarahan subarachnoid, pembuluh darah
arteri yang berada dekat permukaan otak, pecah dan menumpahkan isinya ke
rongga subarachnoid, yaitu ruang antara permukaan otak dan tulang
tengkorak.

Transient Ischemic Attack (TIA)

TIA memiliki gejala yang serupa dengan jenis stroke lainnya, namun TIA umumnya
hanya berlangsung selama lima menit. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan suplai
darah ke otak akibat gumpalan darah yang menghambat aliran darah ke otak. TIA tidak
mengakibatkan kerusakan jaringan otak secara permanen dan gejalanya pun tidak
berlangsung lama. Meskipun demikian, segera hubungi dokter untuk mencegah serangan
stroke dan mengendalikan faktor risikonya.

Faktor Risiko Stroke

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke. Selain stroke, faktor
risiko di bawah ini juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Faktor-faktor
tersebut meliputi:

 Faktor kesehatan, yang meliputi:


 Hipertensi.
 Diabetes.
 Kolesterol tinggi.
 Obesitas.
 Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi
jantung, atau aritmia.
 Sleep apnea.
 Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.
 Faktor gaya hidup, yang meliputi:
 Merokok.
 Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
 Konsumsi obat-obatan terlarang.
 Kecanduan alkohol.
 Faktor lain yang berhubungan dengan risiko stroke, antara lain:
 Faktor keturunan. Jika anggota keluarga pernah mengalami stroke, maka
risiko terkena stroke juga semakin tinggi.
 Usia. Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih
tinggi dibandingkan orang yang lebih muda.

C. Komplikasi Stroke

Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan lain atau komplikasi,
dan sebagian besar komplikasi tersebut dapat membahayakan nyawa. Beberapa jenis
komplikasi yang mungkin muncul, antara lain:

 Deep vein thrombosis. Sebagian orang akan mengalami penggumpalan darah di


tungkai yang mengalami kelumpuhan. Kondisi tersebut dikenal sebagai deep vein
thrombosis. Kondisi ini terjadi akibat terhentinya gerakan otot tungkai, sehingga
aliran di dalam pembuluh darah vena tungkai terganggu. Hal ini meningkatkan risiko
untuk terjadinya penggumpalan darah. Deep vein thrombosis dapat diobati dengan
obat antikoagulan.
 Hidrosefalus. Sebagian penderita stroke hemoragik dapat mengalami hidrosefalus.
Hidrosefalus adalah komplikasi yang terjadi akibat menumpuknya cairan otak di
dalam rongga otak (ventrikel). Dokter bedah saraf akan memasang sebuah selang ke
dalam otak untuk membuang cairan yang menumpuk tersebut.
 Disfagia. Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks
menelan, akibatnya makanan dan minuman berisiko masuk ke dalam saluran
pernapasan. Masalah dalam menelan tersebut dikenal sebagai disfagia. Disfagia dapat
menyebabkan pneumonia aspirasi.
Untuk membantu pasien stroke ketika makan dan minum, dokter akan memasukkan
selang ke dalam hidung, lalu diteruskan ke dalam lambung pasien. Terkadang, selang
juga bisa langsung dihubungkan langsung dari dinding perut ke dalam lambung.
Lamanya pasien membutuhkan selang makanan bervariasi, mulai dari beberapa minggu
hingga beberapa bulan. Namun, jarang ada pasien yang harus menggunakan selang
makanan selama lebih dari enam bulan.

D. Diagnosis Stroke

Bila menemui gejala seperti di atas, segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan.
Untuk menentukan jenis penanganan yang paling tepat bagi stroke, dokter akan
mengevaluasi jenis stroke dan area otak yang mengalami stroke. Sebagai langkah awal
diagnosis, dokter akan bertanya kepada pasien atau anggota keluarga pasien tentang beberapa
hal, yang meliputi:

 Gejala yang dialami, awal munculnya gejala, dan apa yang sedang pasien lakukan
ketika gejala tersebut muncul.
 Jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
 Apakah pasien pernah mengalami cedera di bagian kepala.
 Memeriksa riwayat kesehatan pasien dan keluarga pasien terkait penyakit jantung,
stroke ringan (TIA), dan stroke.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pasien secara keseluruhan, yang
biasanya diawali dengan memeriksa tekanan darah, detak jantung, dan bunyi bising
abnormal di pembuluh darah leher dengan menggunakan stetoskop.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, antara lain:

 Tes darah. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mendeteksi beberapa hal, seperti:
o Kadar gula darah dalam darah.
o Hitung jumlah sel darah untuk melihat kemungkinan adanya infeksi.
o Kecepatan pembekuan darah (hemostasis).
o Keseimbangan zat kimia dan elektrolit dalam darah untuk melihat fungsi
organ.
 CT scan. CT scan dapat menghasilkan gambar otak secara detail, sehingga dapat
mendeteksi tanda-tanda perdarahan, tumor, dan stroke.
 MRI. Pemeriksaan MRI menggunakan gelombang radio dan magnet untuk
menghasilkan gambaran detail dari otak pasien. MRI dapat mendeteksi jaringan
otak yang mengalami kerusakan akibat stroke iskemik dan perdarahan otak.
Dokter juga dapat menyuntikkan zat pewarna ke dalam pembuluh darah untuk
melihat kondisi aliran darah di pembuluh arteri dan vena.
 Elektrokardiografi. Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) dilakukan untuk
mengetahui aktivitas listrik jantung sehingga dapat mendeteksi adanya gangguan
irama jantung atau penyakit jantung koroner yang menyertai.
 USG doppler karotis. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk
menghasilkan gambar detail mengenai kondisi bagian dalam pembuluh arteri
karotis di leher. Gambar tersebut dapat mendeteksi timbunan lemak (plak) dan
kondisi aliran darah di dalam arteri karotis.
 Ekokardiografi. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk
menghasilkan gambar detail dari jantung. Ekokardiografi dilakukan untuk
mendeteksi sumber gumpalan di dalam jantung yang mungkin bergerak dari
jantung ke otak, sehingga menyebabkan stroke. Ekokardiografi juga dapat melihat
penurunan fungsi pompa jantung.

E. Pemulihan Stroke

Stroke berdampak pada seluruh aspek kehidupan. Proses rehabilitasi tergantung pada
gejala yang dialami dan seberapa parah gejala tersebut. Selama melalui masa rehabilitasi,
pasien akan didampingi dan dibantu oleh sejumlah ahli yang meliputi dokter, psikolog,
terapis bicara, fisioterapis, dan perawat.

Dampak stroke dapat bersifat meluas dan berlangsung lama. Untuk dapat benar-benar
pulih, penderita harus melakukan rehabilitasi dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Namun, sebagian besar penderita stroke sangat sulit untuk bisa pulih sepenuhnya. Beberapa
dampak yang ditimbulkan akibat stroke, antara lain:
 Dampak fisik serangan stroke. Ada beberapa dampak fisik yang dapat terjadi akibat
serangan stroke, antara lain:
o Kelumpuhan pada salah satu bagian tubuh.
o Terganggunya koordinasi dan keseimbangan tubuh.

Kelumpuhan pada bagian tubuh sebaiknya diperiksa oleh dokter spesialis rehabilitasi medik
yang nantinya akan menyusun rencana fisioterapi. Fisioterapi biasanya akan dimulai setelah
kondisi kesehatan pasien stabil. Postur tubuh dan keseimbangan adalah hal utama yang akan
diperbaiki. Pasien akan menjalani sesi fisioterapi secara rutin oleh fisioterapis dengan durasi
yang semakin meningkat seiring pulihnya kendali dan kekuatan otot pasien.

Umumnya, ada dua target dalam fisioterapi, yaitu target jangka pendek dan target jangka
panjang. Dalam target jangka pendek, pasien akan dilatih untuk melakukan gerakan
sederhana, seperti mengambil sebuah objek. Sementara, untuk target jangka panjang, pasien
dilatih untuk berdiri dan berjalan.

Dalam prosesnya, dokter rehabilitasi medik dan petugas fisioterapi tidak hanya bekerja
sendiri. Anggota keluarga pasien pun bisa dilibatkan. Hal ini dilakukan agar anggota
keluarga pasien tersebut mampu melatih pasien saat berada di rumah.

Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan fisik cenderung relatif. Fisioterapi bisa berlangsung
beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun, dan biasanya terapi dihentikan jika kondisi
pasien tidak lagi menunjukkan kemajuan.

 Dampak kognitif serangan stroke. Stroke juga dapat mengganggu fungsi kognitif
penderita. Fungsi kognitif sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kemampuan otak mengolah informasi. Fungsi kognitif meliputi:
o Daya ingat.
o Konsentrasi.
o Komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
o Kemampuan melakukan aktivitas fisik seperti mandi atau makan.
o Kemampuan melakukan fungsi pengambilan keputusan, seperti memecahkan
masalah, membuat rencana, dan mempertimbangkan situasi.
Sebelum rencana rehabilitasi dan pengobatan dibuat, seluruh fungsi kognitif pasien akan
diperiksa.

Selama rehabilitasi, pasien akan diajarkan berbagai teknik pemulihan fungsi kognitif, salah
satunya adalah terapi untuk memulihkan kemampuan berkomunikasi. Sebagian fungsi
kognitif akan pulih setelah rehabilitasi, meskipun tidak seratus persen.

Kerusakan otak akibat stroke juga bisa meningkatkan risiko terjadinya demensia vaskular.
Demensia vaskular bisa terjadi langsung atau beberapa waktu setelah serangan stroke.

 Dampak psikologis serangan stroke. Setelah orang mengalami stroke, mereka


mungkin akan mengalami gangguan psikologis, seperti depresi atau gangguan
kecemasan. Gangguan psikologis ini ditandai dengan rasa marah, cemas, bingung,
depresi, dan frustrasi.

Psikolog dapat memberikan nasihat dan motivasi agar stroke tidak terlalu berdampak pada
kehidupan pasien, terutama dalam kehidupan keluarga.

Salah satu terapi psikologis setelah stroke adalah terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi ini
bertujuan membantu pasien beradaptasi dengan keadaan yang terjadi. Selain terapi dari
psikolog, dukungan orang-orang terdekat juga sangat penting untuk mengembalikan kondisi
jiwa pasien seperti semula.

 Masalah pada kemampuan berkomunikasi. Salah satu masalah utama yang banyak
dihadapi penderita stroke adalah kemampuan berbicara, memahami, membaca, dan
menulis. Kondisi ini disebut afasia atau disfasia. Afasia terjadi akibat rusaknya bagian
otak yang mengatur kemampuan bicara atau rusaknya otot-otot yang mendukung
kemampuan tersebut. Untuk memulihkan kemampuan komunikasi, pasien akan
ditangani oleh ahli terapi terkait.

 Masalah pada daya penglihatan. Sebagian penderita stroke mengalami gangguan


penglihatan pascastroke, seperti hilangnya penglihatan (buta) pada salah satu mata.
Kondisi ini disebabkan oleh rusaknya bagian otak yang menerima, mengolah, dan
menerjemahkan informasi yang dikirim oleh mata.
 Masalah buang air kecil. Stroke dapat menyerang bagian otak yang mengendalikan
pembuangan urine. Karena itu orang yang pernah terserang stroke dapat
mengalami inkontinensia urine.

 Kehidupan seks pascastroke. Meski beberapa bagian tubuh orang yang pernah
terserang stroke mengalami kelumpuhan, namun mereka masih bisa menikmati saat-
saat intim bersama pasangan mereka. Mereka dapat mencoba sejumlah posisi yang
sesuai dengan keadaan mereka. Berhubungan intim tidak membuat penderita lebih
berisiko terkena stroke lagi, jadi penderita tidak dilarang untuk berhubungan intim.
Beberapa obat stroke dapat menurunkan libido, karena itu diharapkan pasien
berkonsultasi dengan dokter jika mengalami masalah tersebut

 Mengemudi kendaraan pascastroke. Biasanya setelah terserang stroke, orang tidak


dianjurkan untuk mengemudi selama satu bulan. Cepat atau lambatnya seseorang
boleh mengemudi kembali tergantung pada kerusakan jangka panjang yang mereka
alami dan kendaraan apa yang akan mereka kemudikan. Dokter bisa membantu
memutuskan apakah penderita boleh mengemudi kembali atau sebaiknya menjalani
pemeriksaan lanjutan terlebih dahulu.

Untuk anggota keluarga atau kerabat penderita stroke, ada banyak yang dapat dilakukan
untuk memberikan dukungan dan semangat agar penderita dapat melalui proses rehabilitasi
dengan cepat, antara lain:

 Membantu memotivasi penderita dalam mencapai target jangka panjang.


 Beradaptasi dengan kondisi penderita, seperti berbicara perlahan jika penderita
mengalami masalah komunikasi.
 Ikut terlibat dalam latihan fisioterapi.
 Memberikan dukungan moril dan keyakinan bahwa kondisi penderita akan pulih
seiring waktu.

Rasa frustrasi dan kesepian kerap dialami oleh mereka yang merawat penderita pascastroke.
Karena itu beberapa saran yang diuraikan di bawah ini diharapkan bisa membantu.
 Siapkan hati untuk menghadapi perubahan perilaku. Kepribadian orang yang
pernah terserang stroke kerap mengalami perubahan dan kadang-kadang perilakunya
bisa tidak rasional. Contohnya mereka bisa menjadi pemarah dan pembenci. Hal
tersebut disebabkan oleh dampak psikologis dan kognitif. Meski menjengkelkan,
cobalah untuk tidak diambil hati. Ingat bahwa kepribadian asli mereka akan kembali
setelah rehabilitasi mereka mengalami kemajuan.

 Berusaha untuk tetap sabar dan berpikiran positif. Sikap sabar dan pikiran positif
sangat dibutuhkan untuk mendukung pemulihan orang yang pernah terserang stroke.
Sering kali rehabilitasi berjalan lama dan membuat kita frustrasi. Namun percayalah,
akan ada periode di mana kemajuan tercapai. Berusahalah untuk menyemangati dan
memuji sekecil apa pun kemajuan yang ada. Karena dengan begitu, penderita akan
terus termotivasi untuk mencapai target jangka panjang mereka.

 Penting untuk sedikit meluangkan waktu untuk diri sendiri. Jangan abaikan
kesehatan fisik maupun psikologis Anda sendiri, meski Anda sedang merawat orang
yang pernah mengalami stroke. Bersosialisasi dengan teman-teman atau rekreasi
dapat menjernihkan pikiran dan membantu Anda mengatasi situasi dengan lebih baik.

 Peluang penderita stroke untuk dapat hidup normal kembali. Walaupun


penderita telah menjalani pengobatan, stroke tidak bisa pulih sepenuhnya. Berikut
adalah peluang yang dimiliki oleh penderita stroke secara umum:
o Sepertiga pasien stroke pulih sepenuhnya meski harus terus didukung agar
dapat menjalani hidup normal.
o Sepertiga pasien stroke pulih, namun mengalami kelumpuhan. Mulai dari
kelumpuhan ringan, seperti perlu dibantu saat mandi, hingga kelumpuhan
berat, seperti tidak bisa bangun sama sekali.
o Sepertiga pasien stroke tidak pulih sama sekali dan meninggal dalam kurun
waktu satu tahun, bahkan sebagian besar dari mereka meninggal di rumah
sakit pada beberapa minggu awal.
F. Pengobatan Stroke

Penanganan khusus terhadap pasien stroke dilakukan oleh dokter saraf tergantung pada
jenis stroke yang dialami pasien, apakah stroke disebabkan gumpalan darah yang
menghambat aliran darah ke otak (stroke iskemik) atau disebabkan perdarahan di dalam atau
di sekitar otak (stroke hemoragik).

 Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal stroke iskemik akan berfokus untuk
menjaga jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah.
Penanganan tersebut dapat dilakukan dengan cara:
o Penyuntikkan rtPA. Penyuntikan rtPA (recombinant tissue plasminogen
activator) melalui infus dilakukan untuk mengembalikan aliran darah. Namun,
tidak semua pasien dapat menerima pengobatan ini. Dokter akan menentukan
apakah pasien merupakan kandidat yang tepat untuk diberikan rtPA.
o Obat antiplatelet. Untuk mencegah pembekuan darah, digunakan obat
antiplatelet, seperti aspirin.
o Obat antikoagulan. Untuk mencegah pembekuan darah, pasien dapat
diberikan obat-obatan antikoagulan, seperti heparin, yang bekerja dengan cara
mengubah komposisi faktor pembekuan dalam darah. Obat antikoagulan
biasanya diberikan pada penderita stroke dengan gangguan irama jantung.
o Obat antihipertensi. Pada penderita stroke baru, biasanya tekanan darah
tidak diturunkan terlalu rendah untuk menjaga suplai darah ke otak. Namun,
setelah keadaan stabil tekanan darah akan diturunkan ke level optimal. Obat
hipertensi juga digunakan untuk mencegah stroke berulang, mengingat
hipertensi merupakan faktor risiko terbanyak penyebab stroke. Contoh obat
hipertensi adalah obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE
inhibitor), obat penghambat alfa dan beta (alpha- dan beta-blocker), diuretik
thiazide, dan obat antagonis kalsium (calcium channel blocker).
o Statin. Dokter akan memberikan obat kolesterol golongan statin,
seperti atorvastatin, untuk mengatasi kolesterol tinggi. Statin berguna untuk
menghambat enzim penghasil kolesterol di dalam organ hati.
o Endarterektomi karotis. Terkadang operasi diperlukan untuk mencegah
berulangnya stroke iskemik, salah satunya adalah endarterektomi karotis.
Melalui prosedur ini, tumpukan lemak yang menghambat arteri karotis
dibuang oleh dokter dengan sebuah pembedahan di leher pasien. Arteri katoris
merupakan arteri yang terdapat di setiap sisi leher yang menuju ke otak.
Meski efektivitas operasi endarterektomi karotis dalam mencegah stroke
iskemik cukup tinggi, namun prosedur ini tidak sepenuhnya aman dilakukan
pada pasien yang juga menderita kondisi lainnya, terutama penyakit jantung.
o Angioplasti. Selain endarterektomi karotis, arteri karotis juga dapat
dilebarkan dengan teknik angioplasti. Angioplasti dilakukan melalui kateter
yang dimasukkan melalui pembuluh darah di pangkal paha untuk selanjutnya
diarahkan ke arteri karotis. Kateter ini membawa sebuah balon khusus dan
stent. Setelah berada dalam arteri karotis, balon digelembungkan untuk
memperluas arteri yang tersumbat lalu disangga dengan ring atau stent.

 Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik, penanganan awal


bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada
beberapa bentuk pengobatan terhadap stroke hemoragik, antara lain:
o Obat-obatan. Dokter dapat memberikan obat untuk menurunkan tekanan di
otak, menurunkan tekanan darah, dan mencegah kejang. Jika pasien
mengonsumsi obat antikoagulan atau antiplatelet, dokter akan memberikan
transfusi faktor pembekuan atau obat-obatan untuk membalik efek obat
pengencer darah tersebut.
o Operasi. Selain dengan obat, stroke hemoragik juga bisa ditangani dengan
operasi. Operasi dilakukan untuk mengurangi tekanan dalam otak, dan bila
memungkinkan memperbaiki pembuluh darah yang pecah
 Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan TIA bertujuan untuk
mengendalikan faktor risiko yang dapat memicu timbulnya stroke, sehingga dapat
mencegah stroke. Dokter akan memberikan obat yang meliputi obat antiplatelet atau
obat antikoagulan, obat kolesterol, serta obat antihipertensi, tergantung dari faktor
risiko yang dimiliki pasien. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi endarterektomi
karotis diperlukan jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.

G. Pencegahan Stroke

Langkah utama untuk mencegah stroke adalah menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu,
kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran dokter. Beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk mencegah stroke, antara lain:

 Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak
dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko menimbulkan
hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Jenis makanan yang rendah lemak
dan tinggi serat sangat disarankan untuk kesehatan. Hindari konsumsi garam yang
berlebihan. Konsumsi garam yang baik adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh
per hari.

Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh,
protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah,
biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.

 Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem
peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar
kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.

Bagi orang yang berusia 19-64 tahun, pastikan melakukan aktivitas aerobik
setidaknya 150 menit seminggu yang dibagi dalam beberapa hari, ditambah dengan
latihan kekuatan otot setidaknya dua kali seminggu. Yang termasuk aktivitas aerobik
antara lain jalan cepat atau bersepeda. Sementara yang termasuk latihan kekuatan,
antara lain angkat beban, yoga, ataupun push-up dan sit-up

Namun bagi mereka yang baru sembuh dari stroke, sebaiknya berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dokter sebelum memulai kegiatan olahraga. Olahraga teratur biasanya
mustahil dilakukan di beberapa minggu atau beberapa bulan pertama setelah stroke.
Pasien bisa mulai berolahraga setelah rehabilitasi mengalami kemajuan.
 Berhenti merokok. Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika seseorang merokok,
karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah
menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai masalah
kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
 Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung kalori
tinggi. Jika minuman beralkohol dikonsumsi secara berlebihan, maka seseorang
rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi.
Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung
menjadi tidak teratur.
 Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA, seperti kokain
dan methamphetamine, dapat menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi
aliran darah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk di deteksi dan diresphon oleh tubuh. Sistem saraf terdiri dari
jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsangan atau tanggapan . sitem saraf di bagi menjadi dua, yaitu sistem saraf sadar yang terdiri
atas sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem saraf tepi (saraf otak dan
saraf tulang belakang ), dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom ) terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf para simpatik.
Impuls dapat dihantarkan melalui dua cara yaitu penghantara impuls melalui sel
saraf,impuls yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat
terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Dan
penghantaran impuls melalui sinapsis yaitu Titik temu antara terminal akson salah satu neuron
dengan neuron lain dinamakan sinapsis. setiap terminal akson menbenggkak membentuk
tonjolan sinapsis.
B. Saran
Kami dari penulis menyarangkan kepada para pembaca bahwa kami dari penulis
menerima dengan lapang dada segala kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya makalah ini.
Kami dari pemakalah juga menyarangkan kepada para pembaca hendaknya tidak hanya
menggambil suatu referensi dari makalah ini saja dikarenakan kami dari penulis menyadari
bahwa makalah ini hanya mengambil referensi dari beberapa sumber saja.
DAFTAR PUSTAKA

Dwijosaputro. 1990.Penhantar Anatomi dan Fisiologi Manusia, Jakarta: PT. Gramedia


Pustaka Utama.

Sabariah, Ike. 2003. Aktif Sains Biologi, Jakarta: Geneca Exact.

Carr JH., Shepherd RB, 1998., Neurological Rehabilitation: Optimizing Motor


Performance, Butterworth-Heinemann, Oxford

Manalu, W. 2006. Biologo untuk Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai